You are on page 1of 17

HAKEKAT KARYA TULIS Berdasarkan sifat fakta yang disajikan dan cara penulisannya, karangan ilmu pengetahuan dapat

t dibagi menjadi: 1. Karangan Ilmiah menyajikan fakta umumyang dapat dibuktikan kebenarannya, dan ditulis dengan bahasa standar (baku). 2. Karangan Non-Ilmiah menyajikan fakta pribadi, berdasarkan dari penulisya, dan ditulis dengan penulisan yang (mungkin) tidak standar 3. Karangan ilmiah populer karangan yang menyajikan fakta umumfakta yang dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi bahasa yang digunakan dan cara penulisannya mungkin tidak baku.

Bentuk-Bentuk: 1. Karangan Ilmiah a. Makalah, karangan ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya didasarkan pada data yang bersifat empiris-objektif atau karya tulis ilmiah berkaitan dengan satu topik tertentu. Makalah sering pula disebut paper (kertas kerja) adalah jenis karya tulis yang memerlukan studi baik secara langsung (melalui penelitian, observasi lapangan) maupun secara tidak langsung melalui studi kepustakaan. b. Laporan, Laporan penelitian (skripsi, tugas akhir), laporan kegiatan, dll. c. Artikel Ilmiah

2. bentuk Karangan/tulisan non-ilmiah, Cerpen, Cerbung, Novel, Drama, Naskah Film, dsb. 3. Karangan Ilmiah Populer, Bentuk tulisan yang berada diantara tulisan ilmiah dan tulisan sastra. Contoh: Artikel populer, feature, essay.

SUMBER MENULIS Di dalam menulis sebuah karangan, ada empat sumber yang mendukung terciptanya sebuah karangan: 1. Pengamatan 2. Gagasan/ide 3. Pengalaman 4. Penelitian 5. Imajinasi

Ide adalah sesuatu yang melintas dalam pikiran kita. Sifatnya umum dan bisa apa saja (kata, kalimat, gambar, simbol, warna, isyarat, tanda; bisa juga nama orang, binatang, tumbuhan). Dari sini muncul gagasan. Gagasan adalah cikal-bakal suatu kegiatan atau pekerjaan yang akan kita lakukan. Dalam bahasa psikologi, gagasan adalah sesuatu hal yang memotivasi kita untuk melakukan suatu pernyataan, sikap, atau tindakan tertentu.

Secara umum komponen yang terkandung dalam tulisan ilmiah, yaitu isi (substansi) dan masalah teknis penulisan - Masalah isi (substansi), menyangkut isi karya ilmiah, yaitu meliputi: permasalahan, teori, metode, dan pembahasaannya. - Masalah teknis (komponen tata tulis), menyangkut bahasa yang digunakan, sistematika penulisan, ejaan, penulisan kutipan, penulisan daftar pustaka, penulisan lampiran, penulisan tabel dan skema, dan lain-lain.

Ciri Karya ilmiah, dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi substansi (isi) dan teknik penulisannya: Dari segi isi (substansi): 1. Menyajikan fakta objektif secara sistematis 2. Didukung oleh teori yang ada 3. Tidak bersifat emotif Dari segi teknik penulisan dan bahasa yang digunakan: 1. Menggunakan ragam bahasa Indonesia ilmiah 2. Menggunakan sistematika yang sudah ditentukan 3. Bersifat proporsional 4. Memiliki acuan yang jelas 5. Bersifat konsisten

Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah adalah bahasa Indonesia ragam ilmiah. Ragam ilmiah disebut juga ragam baku. Ragam ini ditandai adanya ketentuan-ketentuan baku, seperti: Aturan ejaan, kalimat, dan penggunaannya. Pemakaian bahasa dalam tulisan ilmiah, juga berkaitan dengan permasalahan: 1. Diksi (ketepatan dan kesesuaian kosa kata), memenuhi syarat ketepatan dan kesesuaian. a. ketepatan: kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca, seperti yang dirasakan/dipikirkan oleh penulis. b. kesesuaian/kecocokan: mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang digunakan tidak merusak suasana atau sesuai dengan situasi .

Gorys Keraf (1985:35) menjelaskan untuk mencapai ketepatan diksi diperlukan kemampuan: a. Membedakan secara cermat makna denotasi dan konotasi b. Membedakan secara cermat kata-kata yang bersinonim c. Membedakan secara cermat kata umum dan kata khusus d. Menggunakan secara cermat kata baku dan tidak baku e. Membedakan secara tepat kata-kata yang mirip ejaannya f. Memperhatikan perubahan makna

2. Kalimat Tulisan ilmiah harus dikembangkan dengan menggunakan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis. Kalimat efektif memiliki ciri : (a) kepaduan dan kesatuan (b) penekanan (pemusatan perhatian) (c) hemat dalam mempergunakan kata (d) kesejajaran

Ciri pertama kalimat efektif adalah memiliki

kepaduan dan kesatuan. Sebuah kalimat dikatakan memiliki kepaduan apabila terdapat hubungan yang padu antara unsur-unsur yang membentuk kalimat (S-P-OPelengkap-Ket). Sebuah kalimat dikatakan memiliki kesatuan apabila hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam kalimat mendukung satu ide pokok

Ciri kedua kalimat efektif adalah adanya kesejajaran. Kesejajaran (paralelisme) adalah penggunaan bentukbentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Apabila dalam sebuah kalimat gagasan kalimatnya dinyatakan dalam bentuk frasa atau kata kerja berimbuhan tertentu maka gagasan lain yang sederajat juga harus dinyatakan dalam bentuk frasa dan kata kerja dengan imbuhan tertentu. Contoh : (1) Penyakit Lupus merupakan penyakit yang ditakuti karena cara mencegah dan pengobatannya belum diketahui secara pasti.

Ciri ketiga kalimat efektif adalah adanya penekanan dalam kalimat. Untuk memberikan penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat penulis dapat menempuh beberapa cara yaitu (1) mengemukakan bagian yang ditekankan pada bagian depan kalimat; (2) mengulang kata yang dianggap penting. Contoh : (2) Dr.Sujono membuka seminar penanggulangan Aids yang diselenggarakan di auditorium UNS pagi ini (yang ditekankan Dr.Sujono).

(35) Seminar penanggulangan Aids yang diselenggarakan di auditorium UNS pagi ini dibuka oleh Dr.Sujono (yang ditekankan seminar penanggulangan Aids). (36) Kemiskinan merupakan faktor utama kemunduruan suatu bangsa karena kemiskinan dapat menjadi pemicu tindak kriminal. (penekanan pada kata kemiskinan

Ciri keempat kalimat efektif adalah kehematan. Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila tidak mengandung kata mubazir (kata yang tidak diperlukan. Contoh : (37) Gadis itu segera mengubah pendapatnya setelah dia berdiskusi dengan gurunya itu. Kalimat (4) tidak efektif karena tidak hemat. Kalimat tersebut akan menjadi efektif bila diubah menjadi (5) Gadis itu segera mengubah pendapatnya setelah berdiskusi dengan gurunya. Kata dia dan itu dihilangkan.

3. Paragraf Paragraf adalah inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Gorys Keraf (2001:62) membatasi paragraf sebagai himpunan kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Syarat pembentukan paragraf yang baik: a). Memiliki kesatuan b). Memiliki kepaduan c). Memiliki kelengkapan (isi yang memadai)

Ragam atau Jenis tulisan ilmiah: 1. Makalah 2. Laporan Penelitian 3. Paper (Karya Tulis) 4. Jurnal/Artikel Ilmiah 6. Skripsi 5. Thesis 6. Disertasi

You might also like