You are on page 1of 20

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA KUCING MELALUI PENDEKATAN INFERENSI FORWARD CHAINING BERBASIS PLATFORM ANDROID Muhammad

Yusuf Khadafi Email : dhafidrim@gmail.com Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma

ABSTRAK
Jumlah peminat kucing di Indonesia sangatlah besar namun hal ini tidak di imbangi dengan ketersediaan dokter hewan. Banyak para pecinta kucing yang kesulitan untuk mendiagnosa dan merawat kucing kesayangannya ketika sakit. Dengan perkembangan teknologi komputer dewasa ini terutama di bidang kecerdasan buatan, keterbatasan dokter hewan ini dapat di atasi dengan kehadiran sistem pakar. Sistem pakar (Expert System) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli/pakar. Dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli/pakar. Metode inferensi forward chaining adalah metode penalaran yang terdapat pada sistem pakar, cara kerja forward chaining adalah dengan melakukan penalaran secara maju sehingga sistem pakar akan melakukan diagnosa penyakit dari hasil input gejala yang dimasukkan oleh user. Sistem pakar yang dibuat pada tugas akhir ini berbasis platform Android dengan alasan mobilitas. Kata Kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Android

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi pada saat ini yang berkembang dengan sangat pesat, khususnya dalam bidang Komputer dan Teknologi Informasi membuat komputer bukan merupakan hal yang asing lagi bagi manusia melainkan sudah dijadikan suatu fasilitas yang dapat membantu atau mempermudah segala bentuk kebutuhan manusia akan informasi dan teknologi. Statistik membuktikan bahwa peningkatan pemanfaatan teknologi dalam kurun waktu 12 tahun terakhir (2000 - 2012) naik sekitar 70% [Kompas 2012], Kemampuan komputer untuk mengolah informasi dan pengetahuan pada saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi, hal ini terlihat dengan banyak munculnya program kecerdasankecerdasan buatan atau disebut Artificial Intelligence yang merupakan salah satu bentuk dari kecanggihan komputer yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia.

Artificial Intelegence atau Kecerdasan Buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia [Anita Desiami & Muhammad Arhami, Konsep Kecerdasan Buatan, 2003]. Salah satu bentuk dari kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence yang banyak digunakan pada saat ini antara lain adalah Sistem Pakar, Robotic dan lain-lain. Pada tugas akhir ini implementasi kecerdasan buatan yang dipakai adalah sistem pakar, konsep dasar sistem pakar terletak pada konsep dimana pengetahuan seorang pakar akan disimpan di dalam komputer dan kemudian diterapkan pada orang lain yang membutuhkan [Anita Desiami & Muhammad Arhami, Konsep Kecerdasan Buatan, 2003]. Sistem pakar merupakan sebuah cabang dari kecerdasan buatan yang memiliki pengetahuan dalam masalah tertentu, Sistem Pakar banyak digunakan dalam bidang kedokteran baik manusia maupun hewan yang erat kaitannya dengan kemampuan suatu komputer untuk mendiagnosa suatu penyakit dari data yang dimasukkan oleh user yang kemudian pada akhirnya memberikan jalan pemecahannya. Sistem Pakar yang akan dibuat dalam tugas akhir ini adalah sistem pakar yang dirancang dari adaptasi kecerdasan bidang kedokteran hewan yaitu untuk mendiagnosis penyakit pada kucing, mengingat kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang sangat banyak peminatnya, bentuk fisik yang lucu dan tingkah yang menggemaskan merupakan salah satu alasan yang membuat banyak orang sangat menyukai hewan peliharaan yang satu ini. Statistik membuktikan ada lebih dari 4000 penggemar kucing di Indonesia yang tergabung dalam forum-forum pecinta kucing di internet [Jakarta Pos, 2011]. Jumlah tersebut belum lagi di tambah dengan para penggemar kucing yang tidak tergabung di dalam forum internet. Angka rillnya pasti jauh lebih dari 4000 dan bisa jadi angka 4000 hanyalah sekitar setengah atau bahkan sepertiga dari jumlah keseluruhan penggemar kucing di Indonesia. Seiring dengan semakin meningkatnya penggemar kucing tidak sedikit pula para pemelihara kucing yang kecewa ketika kucing kesayangannya tiba-tiba jatuh sakit atau bahkan mati tanpa diketahui dengan jelas sebabnya. hal ini sering terjadi terhadap pada pemelihara kucing yang terbilang baru dan belum banyak mengetahui dengan benar mengenai panyakit-penyakit pada kucing dan juga cara menanggulanginya. ditambah lagi masih minimnya fasilitas perawatan dan kesehatan terhadap hewan peliharaan semakin membuat para pemelihara kucing kesulitan untuk memberikan tindakan yang tepat ketika kucing kesayangannya terserang penyakit. Oleh karena itu dengan adanya sistem pakar ini, diharapkan agar para pemelihara kucing dapat mengetahui penyakitpenyakit yang menyerang kucing kesayangannya, dan sekaligus dapat pula mengetahui pemecahan masalah atau solusi yang tepat untuk menangani penyakit tersebut. Platform dari sistem pakar yang akan dikembangkan ini adalah android, pemilihan android sebagai platform sistem pakar ini adalah karena keunggulannya dibanding platform yang lain yaitu berbasis mobile, sifatnya yang Open Source, serta kemudahan akses aplikasi di Android Market, dan perkembangan teknologinya yang sangat cepat dan sangat diminati saat ini baik oleh pengguna maupun para vendor pengembang teknologi.

Rumusan Masalah Pada penelitian tugas akhir ini cakupan permasalahan yang ada secara garis besar meliputi : a. Bagaimana mendesain suatu sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit pada kucing. b. Bagaimana cara kerja algoritma forward chaining yang menjadi inference engine dari sistem pakar ini. c. Bagaimana cara pembuatan sistem pakar dengan pendekatan inferensi forward chaining ini untuk menghasilkan suatu kesimpulan dari diagnosa penyakit kucing. d. Bagaimana sistem pakar tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan penyakit yang diderita pada kucing dan penanggulangan penyakit yang disarankan. Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penerapan metode Inferensi Forward chaining untuk membangun sistem pakar diagnosa penyakit pada kucing yang berbasis platform Android. Batasan masalah meliputi penggunaan metode inferensi forward chaining yang digunakan sebagai mesin inferensi dari sistem pakar yang akan dibuat, teknis pemrograman sistem pakar dengan bahasa java dan xml, perancangan database menggunakan SQLite, lalu testing dan implementasi dari sistem pakar yang telah dibuat. Alat bantu desain yang digunakan pada perancangan sistem pakar ini adalah UML. Pada sistem pakar ini penyakit kucing yang dapat didiagnosa dibatasi hanya 10 penyakit yaitu Diabetes, Diarrhea, Ear Mites, Flea Infestation, Gingivitis, Feline Influenza, Panleucopenia, Chlamydiosis, Infectious Peritonis dan Rabies. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah membuat sebuah sistem pakar dengan metode inferensi forward chaining yang dapat melakukan diagnosa penyakit pada kucing berdasarkan gejala-gejala penyakit yang di masukkan dan memberikan informasi penyakit tersebut beserta cara pengobatannya. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada tugas akhir ini dibagi menjadi dua yaitu metode dalam pengumpulan data dan metode dalam perancangan sistem, pada metode pengumpulan data metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dan pada metode perancangan sistem metode yang digunakan adalah metode SDLC (System Development Life Cycle), Pada metode studi pustaka semua data dan referensi diambil dari buku, majalah, surat kabar ataupun jurnal ilmiah yang mendukung seluruh materi yang dibahas. Baik materi mengenai teknis pemrograman sistem pakar, desain sistem dan juga materi mengenai penyakit-penyakit pada kucing. Selain buku metode studi pustaka mencakup pula pada media internet. Metode Pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) a. Perencanaan Sistem Pada tahap perencanaan sistem ini dicari tahu apakah ada permasalahan pada suatu sistem yang sudah ada. Apabila ada maka solusi dari masalah tersebut harus dipikirkan serta tujuan apa yang akan dicapai, setelah itu mulai menyusun strategi yang akan

digunakan. Jika strategi tersebut bermanfaat maka dapat dilanjutkan dengan menganalisisnya.. b. Analisis Sistem Pada tahapan ini mulai di identifikasi penyebab masalah yang ada, dalam pengembangan sistem pakar ini yang menjadi penyebab masalahnya adalah keterbatasan jumlah dokter hewan di Indonesia yang tidak sebanding dengan jumlah penggemar hewan peliharaan, penggemar kucing khususnya. setelah mengetahui masalah yang ada maka mulai di analisis solusi. solusi yang diambil adalah dengan pengembangan sistem pakar karena dengan sistem pakar peran dokter hewan yang dengan jumlah sangat terbatas dapat digantikan secara komputerisasi. pemilihan platform untuk pengembangan sistem pakar ini adalah android karena alasan mobilitas. c. Perancangan Sistem Pada tahap perancangan sistem ini akan digambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk, dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa. Alat yang digunakan dalam membuat perancangan sistem adalah UML (Unified Modelling Language). d. Implementasi Sistem Pada tahapan ini dilakukan proses konversi dari disain logika pemrograman menjadi kode-kode intruksi menggunakan berbagai bahasa pemrograman, kemudian dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan. Analisis Masalah Identifikasi Masalah Kucing menjadi salah satu hewan yang akrab dan familiar dengan manusia. Tampilannya yang manis dan lucu dapat membuat banyak orang jatuh hati pada hewan ini, tidak sekadar menjadi teman yang manis, tetapi sebagian orang sudah menempatkan kucing peliharaannya sebagai hiburan yang menyenangkan. Statistik membuktikan ada lebih dari 4000 penggemar kucing di Indonesia yang tergabung dalam forum-forum pecinta kucing di internet [Jakarta Pos, 2011]. Jumlah tersebut belum lagi di tambah dengan para penggemar kucing yang tidak tergabung di dalam forum internet. Angka rillnya pasti jauh lebih dari 4000 dan bisa jadi angka 4000 hanyalah sekitar setengah atau bahkan sepertiga dari jumlah keseluruhan penggemar kucing di Indonesia. Jumlah keseluruhan penggemar kucing di Indonesia ataupun di dunia sampai saat ini memang belum memiliki angka yang jelas karena memang belum ada survei resmi dari badan manapun yang dapat mencatat angka pastinya, menurut Dr. H. Neno Waluyo Sukelan, seorang dokter hewan, mengatakan hal itu disebabkan antara lain karena memang di antara pecinta kucing ada yang hanya sekadar suka kucing, biasa-biasa saja dan ada juga yang memang sangat menyukai kucing, sampai rela berburu kucing untuk menambah koleksi dan merogoh kocek sampai jutaan rupiah perbulan demi perawatan kucing kesayangannya [Jakarta Pos, 2011]. Namun sayangnya jumlah pecinta kucing yang sangat banyak tersebut tidak berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah dokter hewan yang ada di lapangan. Forum kucingkita.com mencatat tidak kurang dari 10 ekor kucing yang mati setiap harinya. Ada sekitar 6-7 dari 10 kucing yang mati disebabkan karena sakit dan tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai penyakit-penyakit yang meyerang kucing kesayangannya dan juga cara penanganannya serta kurangnya ketersediaan dokter hewan yang menjadi pakar kunci dalam penanganan kucing-kucing yang sakit. Prof Dr Bambang Sumiarto, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa Indonesia masih kekurangan sekitar 9.000 dokter hewan. Dari 20.000 dokter hewan yang dibutuhkan hingga 2020 nanti, sampai saat ini baru terealisasi sekitar 11.000 dokter hewan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia [Tempo, 2010]. Fakta lainnya datang dari M Dahlan Abubakar, Kepala Hubungan Masyarakat untuk program studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin mengatakan bahwa Jumlah dokter hewan di Indonesia masih sangat kurang. Saat ini jumlahnya hanya 14.000 orang, sementara jumlah populasi hewan khususnya mamalia dan ternak adalah sekitar 28 juta. Artinya, setiap dokter harus melayani 2.000 ekor hewan, padahal idealnya satu dokter hanya menangani 70 ekor hewan [Kompas, 2010]. Dari fakta-fakta yang dikemukakan di atas dapat dilihat bahwa begitu kurangnya tenaga pakar dokter hewan di Indonesia, hal tersebut tentunya sangat menjadi masalah untuk para penghobi kucing yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia. Analisis Solusi Kemajuan teknologi pada saat ini yang berkembang dengan sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer dan teknologi informasi membuat komputer bukan merupakan hal yang asing lagi bagi manusia melainkan sudah dijadikan suatu fasilitas yang dapat membantu dan mempermudah segala bentuk kebutuhan manusia akan informasi dan teknologi. dengan perkembangan yang amat pesat tersebut teknologi telah merambah ke berbagai bidang tidak terkecuali pada bidang medis. Penerapan teknologi informasi dan komputer yang cukup banyak digunakan pada bidang medis saat ini adalah Artificial Intelegence atau Kecerdasan Buatan. Artificial Intelegence atau Kecerdasan Buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia [Anita Desiami & Muhammad Arhami, Konsep Kecerdasan Buatan, 2003]. Contoh aplikasi kecerdasan buatan yang di terapkan dalam bidang medis adalah MYCIN, MYCIN adalah sebuah sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit. Sistem pakar itu sendiri merupakan Sub dari Kecerdasan buatan yang secara spesifik bekerja dengan cara mengadaptasi kecerdasan para pakar dan di implementasikan pada sebuah sistem yang terkomputerisasi. Keuntungan dari menggunakan sistem pakar adalah pemecahan masalah yang perlu adanya penangan dari seorang pakar dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan komputer. komputer dapat menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar sehingga pengetahuan dan keahlian tersebut nantinya dapat diolah dengan suatu penalaran di dalam sistem untuk menghasilkan solusi yang diharapkan tanpa perlu menghadirkan seorang pakar. Sistem pakar merupakan sebuah solusi cerdas untuk mengatasi permasalahan yang terjadi karena keterbatasan pakar yang tersedia di suatu bidang, seperti bidang kedokteran hewan. Dengan adanya sistem pakar keterbatasan jumlah dokter hewan yang ada dapat digantikan secara komputerisasi.

Mobilitas dari masyarakat yang tinggi merupakan sebuah pertimbangan tersendiri dalam perancangan sistem pakar yang efektif. Tidak hanya bagaimana sebuah sistem pakar dapat menyelesaikan masalah tapi juga bagaimana caranya agar sistem pakar yang dibuat dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Dengan dukungan teknologi mobile yang sudah canggih, baik dari segi hardware maupun software, lalu dengan hadirnya sistem operasi untuk mobile device yang sangat powerfull yaitu Android, membuat sistem pakar ini sangat ideal untuk dikembangan dengan basis mobile di platform Android. Dewasa ini Android berkembang dengan sangat pesat karena sistem operasi ini bersifat open source yang mana dapat memberikan kebebasan user untuk mengembangkan sendiri aplikasinya dan android juga di dukung oleh komunitas yang sangat besar di dunia. Sistem pakar yang nantinya akan digunakan untuk melakukan diagnosa penyakit pada kucing ini diharapkan dapat membantu para penghobi kucing untuk melakukan diagnosa penyakit pada kucing kesayangannya tanpa harus menghadirkan seorang dokter hewan selaku pakar yang terkait, meskipun begitu namun sistem pakar ini tetap hanyalah merupakan suatu alat bantu dan tidak dapat benar-benar menggantikan peran seorang dokter hewan. Seorang pakar, dalam hal ini adalah dokter hewan adalah orang yang benar-benar dapat menentukan dengan pasti penyakit yang diderita oleh kucing setelah melakukan pemeriksaan dan diagnosa secara seksama. Sistem pakar ini dirancang bukan untuk menggantikan posisi seorang pakar, tetapi hanyalah sebagai alat bantu dalam pengambilan suatu keputusan yang membutuhkan pemikiran seorang pakar. Sistem pakar ini akan dikembangkan dengan berbasis platform android dengan alasan mobilitas dan juga kehandalan. Perancangan sistem pakar ini melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah pengumpulan berbagai informasi dan gejala penyakit yang dialami oleh kucing kedalam suatu basis pengetahuan. Informasi didapatkan melalui buku-buku, majalah atau surat kabar, ataupun jurnal ilmiah yang berhubungan dengan penyakit pada kucing. Setelah diperoleh informasi yang dibutuhkan, maka pada tahap kedua informasi tersebut akan ditransformasikan menjadi sebuah sistem pakar dengan menggunakan mesin inferensi forward chaining. Untuk permodelan sistem dari rancangan sistem pakar ini menggunakan UML dan bahasa pemrogramannya menggunakan bahasa java. Perancangan Basis Pengetahuan Dalam sistem pakar basis pengetahuan merupakan intinya, yang pada dasarnya basis pengetahuan ini sendiri merupakan representasi dari suatu pengetahuan (knowledge representation). Di dalam perancangan basis pengetahuan itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah menentukan mesin inferensi sedangkan tahap kedua adalah menentukan pembentukan basis aturan sebagai representasi dari basis pengetahuan. Basis pengetahuan ini tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang objek, dan kaidah (rule) yang merupakan informasi tentang cara bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

Penentuan Mesin Inferensi Forward Chaining Berdasarkan hasil analisa permasalahan yang dihadapi maka mesin Inferensi yang paling tepat untuk digunakan adalah mesin Inferensi Forward Chaining, karena dengan mesin Inferensi Forward Chaining penelusuran akan dimulai berdasarkan gejala yang ada, sehingga dari informasiinformasi gejala tersebut dapat diketahui apakah kucing tersebut benar menderita penyakit atau tidak. Apabila benar, maka dapat diketahui penyakit apa yang diderita serta solusi pengobatannya. Mesin Inferensi Forward Chaining akan bekerja dengan teknik Depth-First Search, yaitu melakukan suatu penelusuran kaidah ke arah yang lebih mendalam, yang berawal dari simpul input gejala lalu bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan yaitu sampai ke simpul hasil diagnosa. Penentuan Basis Kaidah Sebagai Representasi Dari Basis Pengetahuan Untuk dapat menentukan tanda - tanda dari gejala suatu penyakit dengan pasti dapat menggunakan beberapa pertanyaan yang harus dipilih serta dijawab oleh user yang akhirnya dapat mengarah pada suatu kesimpulan yang berupa hasil diagnosis. Model pertanyaan yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah dengan menanyakan gejala perbagian tubuh pada kucing yang menderita sakit. Seperti menanyakan gejala pada mata, gejala pada hidung, gejala pada mulut, gejala pada feses dan gejala lainnya seperti perilaku dan gejala pada bagian tubuh yang tidak disebut. Desain Sistem Proses desain sistem pakar ini dibuat dengan 2 cara, yang pertama adalah melalui struktur navigasi untuk mendesain alur arah berjalannya sistem pakar dan yang kedua melalui UML untuk modelling sistem dengan melibatkan objek-objek yang terkait. Struktur Navigasi Struktur navigasi memuat semua arah yang ada didalam aplikasi, misalnya apa yang akan terjadi bila kita menekan sebuah tombol. Struktur navigasi akan sangat memudahkan pemakai karena akan mengetahui secara detail arah mana yang akan dituju untuk melakukan penelusuran. Pada gambar 1 menggambarkan struktur navigasi yang digunakan pada sistem pakar ini. Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa struktur navigasi yang digunakan adalah struktur navigasi campuran karena menggambungkan struktur navigasi hirarki dan juga linear. Permodelan Sistem Pakar Dengan UML (Unified Modeling Language) Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa modeling yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menjadi sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Dalam pembuatan sistem pakar ini diagram UML yang digunakan adalah diagram use case, diagram activity dan diagram class

Gambar 1. Struktur Navigasi Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Use case diagram menekankan apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case dilambangkan dengan bentuk elips yang merupakan gambaran dari pekerjaan tertentu. Seorang/sebuah aktor dilambangkan dengan gambar manusia adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pada gambar 2 dapat dilihat sebuah aktor dalam hal ini adalah user dapat melakukan 5 buah pekerjaan di dalam sistem pakar. Pertama user dapat melakukan diagnosa penyakit lalu user dapat mencari informasi penyakit, user dapat melihat halaman tentang aplikasi, lalu user dapat melihat help menu dan juga user dapat melakukan proses update database. Use case Diagnosa Penyakit adalah use case include dari use case Melakukan Diagnosa Penyakit. Pada gambar 3 dapat dilihat use case Diagnosa Penyakit. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Jika Use case diagram menekankan pada apa yang diperbuat sistem maka activity diagram menekankan bagaimana sistem berjalan. Pada desain sistem pakar ini activity diagram yang dibuat merupakan hasil dari interpretasi dari setiap use case. Pada gambar 4 merupakan activity diagram saat user masuk pada menu diagnosa penyakit dan pada gambar 5 merupakan activity diagram pada saat user masuk menu informasi penyakit.

Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Pada gambar 6 memperlihatkan class diagram dari aplikasi sistem pakar ini. kelas Menu Utama adalah main class/kelas utama. kelas Menu Utama berhubungan dengan menu diagnosa penyakit, menu informasi penyakit, Menu Help, Menu update database dan menu tentang aplikasi. Kelas menu diagnosa penyakit akan berhubungan dengan 10 kelas penyakit. yaitu kelas Diabetes, kelas Diarrhea, kelas Ear Mites, kelas Flea Infestation, kelas Gingivitis, kelas Feline Influenza, kelas Panleucopenia, kelas Chlamydiosis, kelas Infectious Peritonitis dan kelas Rabies. Kelas penyakit tersebut nantinya akan dipanggil tergantung dari hasil diagnosa pada kelas menu diagnosa penyakit.

Gambar 2. Use Case Diagram

Gambar 3. Use Case Diagram Diagnosa Penyakit

10

Gambar 4. Activity Diagram Diagnosa Penyakit

11

Gambar 5. Activity Diagram Informasi Penyakit

12

Gambar 6. Class Diagram

13

Testing Aplikasi Pada tabel 1 dapat dilihat hasil dari keseluruhan testing secara fungsional pada aplikasi sistem pakar ini. Tabel 1 Hasil Testing Fungsional Nama Menu Aplikasi Splash Screen Menu Utama Menu Input Penyakit Menu Hasil Diagnosa Menu Keterangan Penyakit Fungsi Memberikan tampilan Loading Bar saat aplikasi Start Up Menu awal untuk menuju menu lainnya Menu dimana user memasukkan gejala dari penyakit yang ingin di diagnosa Menu dimana user dapat melihat hasil diagnosa penyakit Menu dimana user dapat melihatketerangan dari penyakit yang telah didiagnosa Menu untuk melihat informasi dari penyakit tanpa melalui diagnosa Menu untuk menambah, merubah dan menghapus database penyakit Menu untuk melihat informasi mengenai aplikasi, seperti Author, tahun pembuatan, dll. Menu mengenai petunjuk penggunaan aplikasi Menu yang digunakan untuk keluar dari aplikasi Keterangan Berjalan Baik Berjalan Baik Berjalan Baik Berjalan Baik Berjalan Baik

Menu Informasi Penyakit Menu Update Database Menu Tentang Aplikasi

Berjalan Baik Berjalan Baik Berjalan Baik

Menu Help Menu Keluar

Berjalan Baik Berjalan Baik

Aplikasi sistem pakar ini selain diuji secara fungsional pada Android virtual device diuji pula di 4 perangkat android, yaitu Samsung Galaxy Mini, Samsung Galaxy S2, Motorola Fire XT530 dan Sony Ericsson Xperia Arc. Hasil uji coba di keempat perangkat android tersebut adalah aplikasi dapat berjalan baik dari segi fungsional dan juga tampilan. secara tampilan walaupun keempat perangkat tersebut memiliki resolusi dan ukuran layar yang berbeda tetapi aplkasi ini tetap dapat ditampilkan secara sempurna menyesuaikan dengan ukuran dan resolusi layar masingmasing perangkat.

14

Pada Gambar 7. Dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Samsung Galaxy Mini.

Gambar 7. Uji Coba Pada Samsung Galaxy Mini Pada Gambar 8. Dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Samsung Galaxy S2.

Gambar 8. Uji Coba Pada Samsung Galaxy S2

15

Pada Gambar 9. Dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Motorola XT530.

Gambar 9. Uji Coba Pada Motorola Fire XT530 Pada Gambar 10. dapat dilihat ketika aplikasi di uji di Sony Ericsson Xperia Arc.

Gambar 10. Uji Coba Pada Sony Ericsson Xperia Arc

16

Kuisioner Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kucing ini telah di uji coba kepada 20 orang mahasiswa Gunadarma. Mereka mencoba aplikasi sistem pakar ini pada perangkat Android dengan klasifikasi yang sesuai dengan target dari aplikasi tersebut. Setelah mencoba, mereka menjawab pertanyaan pada lembar kuisioner untuk mengetahui persentase keberhasilan dari sistem pakar ini. Pertanyaan dibagi tiga tipe yaitu berdasarkan tampilan, alur dan kegunaan. Pada tabel 2 dapat dilihat daftar pertanyaan yang telah dibuat Keterangan : SS S B TS STS : Sangat Setuju : Setuju : Biasa-biasa : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Tabel 2. Lembar Kuisioner Pertanyaan SS S Tampilan : 1 2 Tampilan aplikasi ini menarik. Penempatan konten aplikasi ini sudah pas.

No

TS

STS

Alur : 1 2 3 Aplikasi ini mudah digunakan. Keterangan atau petunjuk dalam aplikasi ini sudah jelas bagi pengguna. Integrasi dari halaman ke halaman lain mudah dilakukan.

Kegunaan : 1 2 Aplikasi ini dapat membantu dalam melakukan diagnosa penyakit pada kucing. Aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat umum yang tidak tahu-menahu tentang ilmu medis pada hewan khususnya.

17

Hasil Kuisioner Setelah proses pengujian aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kucing pada 20 mahasiswa Universitas Gunadarma, maka dapat diketahui hasil evaluasi dari aplikasi ini. Pada tabel 3. dapat dilihat hasil kuisioner yang telah diisi oleh 20 responden Tabel 3. Hasil Kuisioner .No Pertanyaan SS S B TS STS Tampilan : 1 2 Tampilan aplikasi ini menarik. Penempatan konten aplikasi ini sudah pas. 0 4 1 8 8 8 10 0 1 0

Alur : 1 2 3 Aplikasi ini mudah digunakan. Keterangan atau petunjuk dalam aplikasi ini sudah jelas bagi pengguna. Integrasi dari halaman ke halaman lain mudah dilakukan. 4 5 7 10 10 6 3 5 7 3 0 0 0 0 0

Kegunaan : 1 2 Aplikasi ini dapat membantu dalam melakukan diagnosa penyakit pada kucing. Aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat umum yang tidak tahu-menahu tentang ilmu medis pada hewan khususnya. 7 5 9 9 2 6 2 0 0 0

Dengan rumus perhitungan sebagai berikut : Jawaban x 100% Jumlah Responden Pada tabel 4. dapat dilihat hasil perhitungan kuisioner yang telah diisi oleh responden Tabel 4. Hasil Perhitungan Kuisioner .No Pertanyaan SS S B TS STS Tampilan :

18

1 2

Tampilan aplikasi ini menarik. Penempatan konten aplikasi ini sudah pas.

0%

5%

40% 50% 0%

5% 0%

20% 40% 40%

Alur : 1 2 3 Aplikasi ini mudah digunakan. Keterangan atau petunjuk dalam aplikasi ini sudah jelas bagi pengguna. Integrasi dari halaman ke halaman lain mudah dilakukan. 20% 50% 15% 15% 25% 50% 25% 35% 30% 35% 0% 0% 0% 0% 0%

Kegunaan : 1 2 Aplikasi ini dapat membantu dalam melakukan diagnosa penyakit pada kucing. Aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat umum yang tidak tahu-menahu tentang ilmu medis pada hewan khususnya. 35% 45% 10% 10% 25% 45% 30% 0% 0% 0%

Kesimpulan Setelah uji coba yang dilakukan fakta membuktikan bahwa aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kucing yang telah dibuat dapat dikatakan baik dan dapat dimanfaatkan oleh user untuk melakukan diagnosa penyakit pada kucing yang sakit tanpa harus menghadirkan pakar seorang dokter hewan. Berdasarkan persentase hasil uji coba dari aspek tampilan sebanyak 40% responden mengatakan bahwa tampilan aplikasi ini biasa saja bahkan 50% responden mengatakan tidak setuju dengan tampilan aplikasi ini menarik dan hanya 5% yang setuju bahwa tampilan aplikasi ini menarik, dalam hal penempatan konten aplikasi tidak ada yang tidak setuju dengan penempatan konten yang ada, sebesar 20% responden sangat setuju bahwa penempatan konten dalam aplikasi sudah pas sedangkan responden lainnya mengatakan setuju dan biasa saja dengan persentase masing-masing sebesar 40%. Berdasarkan aspek alur program 50% responden setuju bahwa aplikasi ini mudah digunakan dan 20% responden bahkan sangat setuju, dalam hal kejelasan petunjuk aplikasi terdapat total sebesar 75% responden setuju aplikasi ini memiliki petunjuk penggunaan yang jelas. Dalam integrasi halaman tidak ada yang tidak setuju bahwa aplikasi ini mudah digunakan dalam perpindahan halaman. Berdasarkan aspek kegunaan aplikasi sebagian besar dari responden mengatakan setuju bahkan sangat setuju bahwa aplikasi sistem pakar ini dapat memberikan

19

manfaat bagi mereka . terdapat total 80% responden setuju bahwa aplikasi sistem pakar ini dapat membantu dalam proses diagnosa pada kucing yang sakit dan terdapat total 70% responden mengatakan bahwa aplikasi ini bermanfaat untuk masyarakat umum yang tidak tahu-menahu tentang ilmu medis pada hewan khususnya. Saran Dalam sistem pakar diagnosa penyakit pada kucing ini, disana sini masih terdapat kekurangan, berdasarkan hasil kuisioner kekurangan terutama ada pada aspek tampilan. Oleh karena itu dalam sub bab ini akan disampaikan beberapa ide saran yang sekiranya akan cukup berguna bagi para pembaca guna mengembangkan sistem pakar ini lebih lanjut. Penambahan jenis penyakit pada basis pengetahuan dari sistem pakar ini sangat disarankan. Tampilan antar muka dari sistem pakar ini masih sangat sederhana sehingga butuh desain yang bagus agar sistem pakar ini terlihar lebih menarik. Selain tampilan sistem pakar ini juga memiliki kekurangan ketika gejala penyakit yang dimasukkan terlalu umum maka hasil diagnosanya akan kurang akurat Untuk kedepannya mungkin kekurangan ini dapat diatasi dengan menggunakan metode input gejala yang lebih spesifik sehingga dapat menambah keakuratan dari hasil diagnosa. Demikian kiranya saran yang dapat disampaikan, semoga sistem pakar diagnosa penyakit pada kucing ini kedepannya akan dapat lebih berguna dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Salim, 13 Agustus 2010, Krisis Dokter Hewan di Indonesia, Kompas, Halaman 19. 2. Anita Desiami dan Muhammad Arhami, Konsep Kecerdasan Buatan, Penerbit Andi, Madiun, 1997 3. Arif Akbarul Huda, 24JAM!! Pintar Pemrograman Android, Graha Ilmu, Yogyakarta, 20011 4. Arif Akbarul Huda, Membuat Sendiri Aplikasi Android, untuk Pemula, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010 5. David L. Poole & Alan K. Mackworth, Artificial Intelligence (Foundation of Computational Agent), Cambridge University Press, U.S.A, 2010 6. Doni Fahrurozi, 10 Januari 2012, Peningkatan Praktisi IT Dunia, Kompas, Halaman 27. 7. Jonathan Simon, Head First Android Development, OReilly Media, U.S.A, 2011 8. Kevin Warwick, Artficial Intelligence (the Basics), Routledge, U.S.A, 2011 9. Lauren Darsey & Shane Conder, Sams Teach Yourself Android App Development, Sams Publisher, Indiana U.S.A , 2011 10. Sri Kusumadewi, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu, Yogyakarta, 1994 11. Doni Alamsyah, 26 Februari 2010, Indonesia Masih Kekurangan 9000 Dokter Hewan, Tempo, Halaman 12. 12. Setiawan Heryanto, 14 Januari 2011, Banyaknya Pecinta Kucing di Indonesia, Jakarta Pos, Halaman 8. 13. Staugaard, Basic Concept of Expert System, Apress, U.S.A, 1987

20

14. Wallace Jackson, Android Apps for Absolute Beginners, Apress, U.S.A, 2011 15. Zigurd Mernieks, Laird Dornin, G.Blake Meike & Masumi Nakamura, Programming Android, OReilly Media, U.S.A, 2011

You might also like