You are on page 1of 69

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

1 1 1

BAB I BESARAN DAN SATUAN Pengukuran adalah proses membandingkan sesuatu (besaran) yangdiukur dengansesuatu (besaran) yang lain yang ditetapkan sebagai satuan.Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur danmemiliki nilai/harga yang dapat dinyatakan dengan angka serta memiliki satuan. Satuan adalah suatu patokan/standar yang digunakan untuk menyatakan besaran. Macam-macam besaran: 1 Berdasarkan satuan 1 Besaran pokok, adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam sistem Internasional (SI) terdapat 7 buah besaran pokok berdimensi dan 2 buah besaran tambahan yang tidak berdimensi. BESARAN DASAR 1 2 3 4 5 6 7 2 Panjang Massa Satuan (SI) Lamban g m kg Dimensi

Meter L Kilogra M m Sekon s T Waktu Ampere A I Kuat Arus listrik Kelvin K Suhu Mole mol N Jumlah zat Kandela cd J Intensitas cahaya Besaran turunan, adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok BESARAN TURUNAN Energi Gaya Daya Tekanan Frekuensi Beda Potensial Muatan listrik SATUAN SI kg.m .s-2 = J Joule kg.m.s-2 = N newton J/s = Watt W 2 N/m = Pascal Pa s-1 = Hertz Hz Volt V A.s = Coulomb C
2

8 9 10 11 12 13 14

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

2 2 2

Fluks magnit weber Wb Tahanan listrik Farad F Induksi magnetik Tesla T Induktansi Henry Hb Fluks cahaya lumen Lm Kuat penerangan Lux Lx Berdasarkan ada/tidak adanya arah 1 Besaran vektor, adalah besaran yang memiliki nilai/harga dan juga memiliki arah. Contoh : - Gaya - Perpindahan - Kecepatan - Percepatan - Momentum linear - Impuls, dll 2 Besaran skalar, adalah besaran yang hanya memiliki nilai/harga tanpa memiliki arah. Contoh: - Jarak - Kelajuan - Perlajuan - Suhu - Waktu - Luas 3 Besaran tambahan, besaran yang tidak memiliki dimensi. 1 Sudut datar, satuan : radian (rad) 2 Sudut ruang, satuan : steradian (sr) Sistem Satuan Sistem satuan metrik, dibedakan atas : 1 Sistem statis : 21 statis besar - satuan panjang : meter - satuan gaya : kg gaya - satuan massa : smsb 22 statis kecil - satuan panjang : cm - satuan gaya : gram gaya - satuan massa : smsk 2 Sistem dinamis : 15 16 17 18 19 20 2 23 24 25 26 27 Sistem Satuan Panjang Massa Waktu Gaya Usaha Dinamis Besar meter kg sec newton N.m = joule Dinamis Kecil cm gr sec dyne dyne.cm =

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

3 3 3

erg joule/sec erg/sec 28 Daya Sistem dinamis besar biasa kita sebut MKS atau sistem praktis atau sistem Giorgie. Sistem dinamis kecil biasa kita sebut C G S atau sistem Gauss. SISTEM SATUAN BRITANIA (BRITISH SYSTEM = SISTEM INGGRIS) Sistem Satuan British foot ( kaki ) 29 Panjang slug 30 Massa sec 31 Waktu pound ( lb ) 32 Gaya ft.lb 33 Usaha ft.lb/sec 34 Daya * Awalan Yang Digunakan Dalam S.I. AWALAN Exa Peta Tera Giga Mega kilo deka desi mili mikro nano n piko p femto f atto a Panjang 1 inchi = 2,54 cm 1 sentimeter (cm) = 0,394 inci liter 1 meter (m) = 3,28 ft 1 kilometer (km) = 0,621 mil 1 yard (yd) = 3 ft = 36 inchi 1 mile = 1609 m 105 Pa
0

SIMBOL E P T G M k da d m

FAKTOR 1018 1015 1012 109 106 103 101 10-1 10-3 10-6 10-9 10-12 10-15 10-18 Volume 1 liter

= 10-3 m3 1 gallon = 3,785 = 42 gallon

1 barrel

Tekanan 1 atm= 76 cmHg = 1,013 x 1 bar = 106 dyne/cm Energi 1 erg = 10-7 Joule

1 1 1 1

angstrom ( ) =10-10 m tahun cahaya (ly) = 9,46 1015 m parsec = 3,09 1016 m fermi = 10-15 m

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

4 4 4

1 are = 100 m2 1 kalori = 4,186 J Massa 1 BTU = 1055 J 1 satuan massa atom (sma) = 1,6605 10-27 kg 1 hpjam = 2,685 x 6 10 J 1 kilogram (kg) = 103 g = 2,205 lb 1 slug = 14,59 kg Gaya 1 ton = 1.000 kg 1 dyne = 10-5 N Waktu 1 lbf = 4,448 N 1 menit = 60 s 1 kgf = 9,807 N 1 jam = 3.600 s 1 hari = 8,64 104 s Daya 1 tahun = 3,1536 107 s 1 hp = 745,4 watt Dimensi Merupakan cara menyatakan besaran fisis kedalam besaran pokok. Kegunaan dimensi : Untuk Checking persamaan-persamaan fisika, dimana dalam setiap persamaan dimensi ruas kiri harus sama dengan dimensi ruas kanan. Contoh : 1 Luas = p x l = [L] [L] = [L]2 5) Energi potensial gravitasi (E p) = m. 2 -2 g. h = [M] [L] [T] s 1 2 Kecepatan (v) = t = [L] [T]-1 6) Energi kinetik (E k) = 2 m.v2 = [M] [L]2 [T]-2 3 4 v Percepatan (a) = t = [L] [T]-2 [L] [T]-1 Gaya (F) = m. a = [M] [L] [T]-2 7) Momentum linear (p) = m. v = [M]

PENETAPAN SATUAN SEBAGAI BERIKUT : 35 Satu meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya merah jingga yang dipancarkan isotop krypton 86. 36 Satu kilogram adalah massa sebuah silinder platina iridium yang aslinya disimpan di Biro Internasional di Serves, Perancis. 37 Satu sekon adalah 9.192.631.770 kali perioda getaran pancaran yang dikeluarkan atom Cesium 133. 38 Satu Ampere adalah Jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25.1018 elektron ) yang melewati suatu penampang dalam 1 detik.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

5 5 5

Suhu titik lebur es pada 76 cm Hg adalah : T = 273 K, Suhu titik didih air pada 76 cm Hg adalah : T = 373 K. 40 Satu mol zat terdiri atas 6,025 x 10 23 buah partikel. ( 6,025 x 10 23 disebut dengan bilangan avogadro ). 39 Macam-macam alat ukur: 41 Mistar untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas : ketelitian 1 mm. untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas 42 Jangka ketelitian 0,1 mm sorong : Mikromet untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas er : ketelitian 0,01 mm. untuk mengukur massa suatu benda. 44 Neraca : 45 Stopwatc untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 h : detik. 46 Dinamom untuk mengukur besarnya gaya. eter : 47 Termome untuk mengukur suhu. ter : 48 Higromet untuk mengukur kelembaban udara. er : 49 Amperme untuk mengukur kuat arus listrik. ter : untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik 50 Ohm meter : 51 Volt untuk mengukur tegangan listrik. meter : 52 Baromete untuk mengukur tekanan udara luar. r : 53 Hidromet untuk mengukur berat jenis larutan. er : 54 Manomet untuk mengukur tekanan udara tertutup. er : 55 Kalorimet untuk mengukur besarnya kalor jenis zat. er : 43 NOTASI ILMIAH = BENTUK BAKU.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

6 6 6

Merupakan cara penulisan bilangan yang sangat kecil sekali atau sangat besar sekali kedalam bentuk: a x 10 n dimana : 0 < a < 10 ( angka-angka penting ) 10n disebut orde, n bilangan bulat positif atau negatif contoh : - Massa bumi = 5,98 . 10 24 kg - Massa elektron = 9,1 . 10 -31 C 345000000 8 = 3,45 . 10 - 0,00000435 = 4,35 . 10 -6 ANGKA PENTING Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut ANGKA PENTING. Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran. Bilangan penting terdiri atas angka-angka penting dan angka terakhir yang diragukan (Angka taksiran). Hasil pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak, selalu terjadi kesalahan pada waktu mengukurnya. Kesalahan ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat ukur yang lebih teliti. Angka pasti/angka eksak adalah angka yang diperoleh dari hasil membilang. Contoh angka pasti: Ada 9 kelereng dalam sebuah kotak. Aturan angka penting : 56 Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh : 14,256 ( 5 angka penting ). 57 Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh : 7000,2003 ( 8 angka penting ). 58 Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 23,50000 ( 7 angka penting ). 59 Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir adalah angka penting kecuali ada tanda khusus (garis bawah) Contoh : 350000 ( 6 angka penting ). 452,87000 ( 7 angka penting ) 60 Angka nol yang terletak di sebelah kiri tanda decimal ataupun di sebelah kanan tanda desimal tetapi disebelah kiri angka bukan nol adalah bukan angka penting. Contoh : 0,0000352 ( 3 angka penting ). NB : Orde bukan angka penting, contoh : 9,0 x 109 ( 2 angka penting)

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

7 7 7

Pembulatan 1 Angka yang di bawah 5 dibulatkan ke bawah. Contoh: 46,74 dibulatkan menjadi 46,7 2 Angka yang di atas 5 dibulatkan ke atas. Contoh: 46,76 dibulatkan menjadi 46,8 3 Angka tepat 5 dibulatkan: 1 ke atas, jika angka sebelum 5 merupakan angka ganjil. Contoh: 46,75 dibulatkan menjadi 46,8 2 ke bawah, jika angka sebelum 5 merupakan angka genap. Contoh: 46,65 dibulatkan menjadi 46,6 Ketentuan - Ketentuan Pada Operasi Angka Penting : 61 Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat SATU ANGKA TAKSIRAN saja. Contoh : 2,34 angka 4 taksiran + 0,345 angka 5 taksiran 2,685 angka 8 dan 5 ( dua angka terakhir ) taksiran. maka ditulis : 2,69 (Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka dibelakang koma yang paling sedikit). 13,46 angka 6 taksiran 2,2347 - angka 7 taksiran 11,2253 angka 2, 5 dan 3 ( tiga angka terakhir ) taksiran maka ditulis : 11,22 Hasil penjumlahan /pengurangan harus mengandung jumlah angka penting paling sedikit dari bilangan yang dijumlahkan/dikurangkan. Contoh : 476,34 (5 angka penting) + 54,7 (3 angka penting) 531,04 dibulatkan menjadi 531 (3 angka penting) 62 Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit. Contoh : 8,141 ( empat angka penting ) 0,22 x ( dua angka penting ) 1,79102

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

8 8 8

Penulisannya : 1,79102 ditulis 1,8 ( dua angka penting ) 1,432 ( empat angka penting ) 2,68 : ( tiga angka penting ) 0,53432 Penulisannya : 0,53432 ditulis 0,534 ( tiga angka penting ) 63 Hasil penarikan akar/pemangkatan harus mengandung jumlah angka penting sama dengan jumlah angka penting dari bilangan yang ditarik akarnya atau yang dipangkatkan. Contoh: 14400 = 120,00 (5,0)3 = 125 dibulatkan menjadi 120

ALAT UKUR 1 Alat ukur panjang a Mistar Mistar merupakan alat ukur panjang dengan ketelitian 1 mm, yaitu merupakan skala terkecil yang dimiliki oleh mistar b Jangka Sorong Jangka srong memiliki 2 bagian yang penting, yaitu; 1 Bagian yang tetap yang berskala panjang disebut rahang tetap 2 Bagian yang dapat digeser-geser disebut rahang sorong/rahang geser Skala panjang yang tertera pada rahang tetap disebut skala utama, sedangkan skala pendek yang tertera pada rahang geser disebut skala nonius/vernier. Nonius yang panjangnya 9 mm dibagi atas 10 skala sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala utama adalah 0,1 mm. Nilai 0,1 mm atau 0,01 cm merupakan ketelitian jangka sorong. c Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup mempunyai batas ketelitian sebesar 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki 2 skala, skala utama/sleeve (mm), dan skala nonius thimble (putar 1 sampai 50) 2 Alat ukur massa a Neraca/timbangan

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

9 9 9

Neraca digunakan untuk mengukur massa, bukan berat benda. Neraca laboratorium memiliki sala yang lebih teliti (mg) dibanding neraca pedagang (gram). Alat ukur waktu a Jam dinding b Arloji c Stopwatch

Kesalahan dalam Pengukuran Dalam pengukuran ada 2 hal yang penting, yaitu ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi). Ketelitian (presisi) adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0 (nilai sesungguhnya). Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Kepekaan adalah pengukuran minimal yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen. Mengukur selalu menimbulkan ketidakpastian. Penyebab timbulnya ketidakpastian dalam pengukuran sebagai berikut: 1 Ketidakpastian Sistematik Ketidakpastian sistematik berasal dari alat ukur, meliputi ketidakpastian alat (skala angka tidak tepat), kesalahan nol (skala nol tidak tepat), waktu respons yang tidak tepat (stopwatch), kondisi yang tidak sesuai (termometer, barometer) 2 Ketidakpastian Acak (random) Ketidakpastian acak biasanya berasal dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti, pengontrolan diluar kemampuan manusia. Contohnya fluktuasi tegangan listrik, getaran landasan, dan gerak acak molekul udara (gerak Brown) 3 Ketidakpastian Pengamatan Ketidakpastian ini biasanya berasal dari kurang terampilnya manusia dalam pengukuran. Contohnya kesalahan paralaks, penempatan(pengesetan) alat ukur yang kurang tepat, dan salah membaca skala. Dengan kata lain human error Hasil pengukuran suatu besaran dituliskan dalam bentuk x x dengan x sebagai ketidakpastiannya. LATIHAN SOAL

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

10 10 10

Sebutkanlah alat-alat ukur yang kamu ketahui dan carilah kegunaan serta batas ketelitiaan pengukuran ( jika ada ). 65 Carilah Dimensinya : 66 Kecepatan ( v = jarak tiap satuan waktu ) 67 Percepatan ( a = kecepatan tiap satuan waktu ) 68 Gaya ( F = massa x percepatan ) 69 Usaha ( W = Gaya x jarak perpindahan ) 70 Daya ( P = Usaha tiap satuan luas ) 71 Tekanan ( P = Gaya tiap satuan luas ) 72 Momen Inersia ( I = massa x jarak kuadrat ) 73 Impuls ( Impuls = gaya x waktu ) 74 Momentum ( M = Massa x kecepatan ) 75 Energi kinetik ( Ek = 1/2 m v2 ) 76 Energi Potensial ( Ep = m g h ) 77 Jika diketahui bahwa : 64
m1 .m 2 2 F=G. R F = Gaya; G = Konstanta grafitasi; m = massa; R = jarak. Carilah : Dimensi konstanta grafitasi. 78 Percepatan grafitasi ( g = Gaya berat : massa ) 79 Jika diketahui bahwa : P.V = n R . T P = tekanan; V = volume; n menyatakan jumlah mol; T = suhu dalam Kelvin ( 0K ); R = tetapan gas Carilah : Dimensi R Sebutkan berapa banyak angka-angka penting pada angka-angka di bawah ini. 2,7001 84 2,9 87 0,00005 0,0231 85 150,27 88 2,3.10-7 1,200 86 2500,0 89 200000,3 Ubahlah satuan-satuan di bawah ini, ditulis dalam bentuk baku. 91 27,5 m3 = ...................................... cm3 92 0,5.10-4 kg = ...................................... mg 93 72 km/jam = ...................................... m/det 94 2,7 newton = ...................................... dyne 95 0,2.10-2 g/cm3 = ...................................... kg/m3

80 81 82 83 90

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

11 11 11

3.105 kg/m3 = ...................................... g/cm3 2,5.103 N/m2 = ...................................... dyne/cm2 7,9 dyne/cm3 = ...................................... N/m3 0,7 . 10-8 m = ...................................... mikro 1000 kilo joule = ........................... mikro = ........................... Giga Joule 101 Bulatkan dalam dua angka penting. 102 9,8546 103 0,000749 104 6,3336 105 78,98654 106 Hitunglah dengan penulisan angka penting. 107 2,731 + 8,65 = ................................. 108 32,6 + 43,76 - 32,456 = ................................ 109 43,54 : 2,3 = ................................ 110 2,731 x 0,52 =................................ BAB II GERAK DAN GAYA 96 97 98 99 100

joule

Cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak dinamakan MEKANIKA. Cabang dari mekanika yang mempelajari gerak tanpa memperhatikan penyebab gerak disebut sebagai KINEMATIKA. Adapun cabang dari mekanika yang mempelajari gerak dengan memperhatikan penyebab gerak disebut DINAMIKA. Penyebab gerak suatu benda adalah Gaya (FORCE = F). Gaya merupakan sesuatu yang dapat menyebabkan benda bergerak atau berubah bentuk. Gaya termasuk besaran vektor (besaran yang memiliki nilai dan arah) serta memiliki satuan newton (N). Vektor Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Secara grafis vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah anak panah. Panjang anak panah menunjukkan nilai atau besar vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor. Vektor F di tulis : F atau F Besar vektor F ditulis / F /, dibaca modulus F , atau F

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

12 12 12

Contoh : F = / F / = 10 satuan. 111 A = B, jika kedua vektor tersebut mempunyai panjang dan arah yang sama.

112

A adalah vektor yang panjangnya sama dengan panjang A tetapi arahnya berlawanan dengan arah A .

113

k A adalah vektor yang panjangnya k kali panjang A , dengan arah yang sama dengan A jika k positif. negatif.

Dan berlawanan dengan A jika k

Sifat-sifat vektor. 1. A + B = B + A Sifat komutatif. 2. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Sifat assosiatif. 3. a ( A + B ) = a A + a B 4. / A / + / B / / A + B / Operasi terhadap vektor. RESULTAN DUA VEKTOR. Resultan vektor adalah perpaduan (penjumlahan) dua vektor atau lebih. Untuk menentukan vektor resultan ( vektor pengganti ) 2 buah vektor dapat dilakukan dengan cara : A. Jajaran genjang vektor.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

13 13 13

= sudut antara A dan B /R/ =

/ A/ 2 + / B / 2 +2 / A/ / B / cos

disebut RUMUS COSINUS

/ R/ / A/ / B/ = = arahnya : sin sin 2 sin 1 B. Cara Polygon .


R

disebut RUMUS SINUS adalah resultan dari, dan

v A
B C Penguraian sebuah vektor.

/ v X / = / v / cos / vY / = / v / sin

114

/v / = / v X / 2 + / vY / 2 Dua vektor yang saling tegak lurus. // = arah : tg = = arc. tg


R /B/ /B/

/ A/ 2 + / B / 2 R / A / / A / 115 Memadu/menjumlahkan beberapa vektor yang sebidang Cara analitis.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

14 14 14

Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.

Vektor v1 v2 v3 vx= ................ Resultan / v R / =

1 2 3

Vx= v cos V1x = v cos V2x = v cos V3x = v cos

1 2 3

Vy= v sin V1y= v sin 1 V2y = v sin 2 V3y = v sin 3 vy= ............ ....

( v X ) 2 + ( vY ) 2
vY = arc. tg v X

vY Arah resultan : tg = v X ,

GERAK Gerak merupakan perubahan kedudukan suatu benda dari tempat yang satu ke tempat lain berdasarkan acuan tertentu. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK 1 Hukum I Newton/Hukum Kelembaman/Hukum Inersia Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ( F = 0), maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. Keadaan tersebut di atas disebut juga Hukum KELEMBAMAN. Kelembaman/inersia adalah sifat suatu benda untuk mempertahankan kedudukan semula. Kesimpulan : F = 0 dan a = 0

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

15 15 15

bergerak translasi, maka pada sistem koordinat Cartesius dapat dituliskan Fx = 0 dan Fy = 0. Contoh penerapannya: 1 Seseorang yang tiba-tiba tersungkur ke depan ketika duduk di dalam bus yang tiba-tiba direm mendadak 2 Gelas yang diisi air ditaruh di atas kertas. Ketika kertas tersebut ditarik secara horizontal dengan sangat cepat sekali, gelas tidak akan jatuh Hukum II Newton. Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda. a atau F m .a F=k.m.a F dalam S I konstanta k = 1 maka : F = m m .a Satuan :

Karena

benda

BESARAN NOTASI MKS CGS Gaya F newton (N) dyne Massa m kg gram 2 Percepatan a m/det cm/det2 Massa dan Berat . Berat suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan arahnya menuju pusat bumi ( vertikal ke bawah ). Massa adalah banyaknya partikel yang dimiliki suatu benda. Massa suatu benda besarnya selalu tetap, tidak tergantung pada posisi Hubungan massa dan berat : w=m.g w = gaya berat (N) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m.s-2) Satuan : BESARAN NOTASI MKS CGS Gaya berat W newton (N) dyne Massa m kg gram Gravitasi g m/det2 cm/det2 Perbedaan massa dan berat : * Massa (m) merupakan besaran skalar di mana besarnya di sembarang tempat untuk suatu benda yang sama selalu TETAP.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

16 16 16

* Berat (w) merupakan besaran vektor di mana besarnya tergantung pada tempatnya (percepatan grafitasi pada tempat benda berada ). Pengembangan : 1. Jika pada benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku : F = m . a

F1 + F2 - F3 = m . a Arah gerak benda sama dengan F1 dan F2 jika F1 + F2 > F3 Arah gerak benda sama dengan F3 jika F1 + F2 < F3 ( tanda a = - ) 2. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku : F = m . a

F1 + F2 - F3 = ( m1 + m2 ) . a 3. Jika pada benda bekerja gaya yang membentuk sudut arah mendatar maka berlaku : F cos = m . a

dengan

Hukum III Newton/Hukum Aksi-Reaksi Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda B juga akan melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Gaya yang dilakukan A pada B disebut : gaya aksi . Gaya yang dilakukan B pada A disebut gaya reaksi. maka ditulis : Faksi = - Freaksi Pada sebuah benda yang diam di atas lantai berlaku : w = gaya berat benda memberikan gaya aksi pada lantai. N = gaya normal (gaya yang tegak lurus permukaan tempat di mana benda berada). w=-N Hal ini bukan pasangan Aksi - Reaksi. ( tanda - hanya menjelaskan arah berlawanan )

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

17 17 17

Gaya Normal (N) adalah gaya sentuh antara 2 benda yang arahnya tegak lurus dengan bidang sentuh N = w - F sin N = w + F sin

N = w cos Hubungan Tegangan Tali Terhadap Percepatan . a. Bila benda dalam keadaan diam, atau dalam keadan bergerak lurus beraturan maka : T=m.g T = gaya tegangan tali. b. Benda bergerak ke atas dengan percepatan a maka : T=m.g+m.a T = gaya tegangan tali. c. Benda bergerak ke bawah dengan percepatan a maka : T =m.g-m.a T = gaya tegangan tali.

Gerak Benda yang Dihubungkan dengan Katrol .

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

18 18 18

Dua buah benda m1 dan m2 dihubungkan dengan katrol melalui sebuah tali yang diikatkan pada ujungujungnya. Apabila massa tali diabaikan, dan tali dengan katrol tidak ada gaya gesekan, serta m 1 > m2 maka akan berlaku persamaan-persamaan : Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a. Tinjauan benda m1 Tinjauan benda m2 T = m1.g - m1.a ( persamaan 1) T = m 2.g + m2.a ( persamaan 2) Karena gaya tegangan tali di mana-mana sama, maka persamaan 1 dan persamaan 2 dapat digabungkan : m 1 . g - m1 . a = m2 . g + m2 . a m 1 . a + m2 . a = m 1 . g - m 2 . g ( m 1 + m2 ) . a = ( m 1 - m2 ) . g (m1 m2 ) g ( m + m ) 2 a= 1 Persamaan ini digunakan untuk mencari percepatan benda yang dihubungkan dengan katrol. Cara lain untuk mendapatkan percepatan benda pada sistem katrol dapat ditinjau keseluruhan sistem : Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a. Oleh karena itu semua gaya yang terjadi yang searah dengan arah gerak sistem diberi tanda POSITIF, yang berlawanan diberi tanda NEGATIF. F=m.a w1 - T + T - w2 = ( m1 + m2 ) . a karena T di mana-mana besarnya sama maka T dapat dihilangkan. w1 - w2 = (m1 + m2 ) . a ( m 1 - m2 ) . g = ( m 1 + m2 ) . a (m1 m2 ) g ( m + m ) 1 2 a= BENDA BERGERAK PADA BIDANG MIRING. Gaya - gaya yang bekerja pada benda.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

19 19 19

Gaya gesek (fg) = friction (f) Gaya gesek adalah gaya kontak antara 2 benda yang arahnya berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda. Ada dua jenis gaya gesek yaitu : 1 gaya gesek statis (fs) : bekerja pada saat benda diam (berhenti) dengan persamaan : fs = s. N (s = koefisien gesek statis, N = Gaya Normal)) gaya gesek yang terjadi ketika benda tepat akan bergerak disebut sebagai gaya gesek statik maksimum (fsmax) 2 gaya gesek kinetik (fk) : bekerja pada saat benda bergerak dengan persamaan : fk = k .N (k = koefisien gesek kinetis) Nilai fsmax > fk > fs Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai adanya gaya gesek yang menguntungkan dan yang merugikan. Yang merugikan: 1 Gesekan pada mesin (piston dengan silinder atau antara roda dengan porosnya) sehingga menimbulkan panas dan bunyi 2 Permukaan jalan diberi aspal, untuk mengurangi gesekan dengan ban, supaya tidak cepat aus 3 Gesekan udara dengan kendaraan yang bergerak, sehingga sedikit akan menghambat gerak kendaraan Yang menguntungkan: 1 Kita dapat berjalan di atas tanah 2 Kita dapat membawa buku di atas tangan 3 Gesekan pada rem untuk menghentikan atau memperlambat gerak, misalnya pesawat terbang mendarat 4 Gesekan udara pada penerjun payung dengan parasutnya 5 Ban mobil dibuat bergerigi, supaya tidak selip/tergelincir 6 Paku dapat menancap pada kayu dengan kokoh, dll. GERAK LURUS

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

20 20 20

Suatu benda melakukan gerak, bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah setiap saat terhadap titik asalnya (titik acuan). Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika lintasannya berbentuk garis lurus. Contoh: gerak jatuh bebas, gerak mobil di jalan. Gerak lurus yang kita bahas ada dua macam yaitu : 1. Gerak lurus beraturan (disingkat GLB) 2. Gerak lurus berubah beraturan (disingkat GLBB) JARAK DAN PERPINDAHAN PADA GARIS LURUS . JARAK merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda. Jarak merupakan besaran skalar. PERPINDAHAN ialah perubahan posisi suatu benda yang dihitung dari posisi awal (acuan)benda tersebut dan tergantung pada arah geraknya. Perpindahan merupakan besaran vektor. a. Perpindahan POSITIF jika arah gerak ke KANAN b. Perpindahan NEGATIF jika arah gerak ke KIRI contoh: * Perpindahan dari x1 ke x2 = x2 - x1 = 7 - 2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x1 ke x3 = x3 - x1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif ) KECEPATAN ( v ) ialah besaran vektor yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan tiap satuan waktu. Atau dengan kata lain kecepatan adalah perubahan kedudukan yang ditempuh oleh suatu benda tiap satuan waktu. Alat pengukur kecepatan dinamakan velocitometer KELAJUAN ialah besaran skalar yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan tiap satuan waktu. Atau dengan kata lain kelajuan adalah panjang lintasan dari gerak suatu benda yang ditempuh tiap satuan waktu. Alat pengukur kelajuan dinamakan spidometer s jarak yang ditempuh v= = t waktu tempuh Kelajuan dirumuskan : ; Kecepatan rata-rata Kecepatan rata-rata adalah perubahan perpindahan dibagi selang waktunya. Benda memiliki kecepatan rata-rata jika bergerak tidak konstan. Persamaan matematisnya: s s2 s1 v= = t t2 t1 Kecepatan sesaat

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

21 21 21

Kecepatan sesaat adalah kecepatan suatu benda yang bergerak pada saat tertentu dengan selang waktu yang sangat singkat (mendekati nol). Secara matematis: s ds v sesaat = lim = t 0 t dt GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLB) Gerak Lurus Beraturan ialah gerak dengan lintasan berupa garis lurus serta kecepatannya selalu tetap (konstan). Pada Gerak Lurus Beraturan ( GLB ) berlaku rumus : x=v.t dimana : x = jarak yang ditempuh ( perubahan lintasan ), satuan: m v = kecepatan (ms-1) t = waktu (s) Grafik Gerak Lurus Beraturan ( GLB ) a. Grafik v terhadap t

Kita lihat grafik di samping : dari rumus x = v . t, maka : t = 1 det, x = 20 m t = 2 det, x = 40 m t = 3 det, x = 60 m t = 4 det, x = 80 m Kesimpulan: Pada grafik v terhadap t, maka besarnya jarak merupakan luas bidang yang diarsir.

b. Grafik x terhadap t. x tg = t

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

22 22 22

Kelajuan rata-rata dirumuskan : Pada Gerak Lurus beraturan kelajuan rata-rata selalu tetap dalam selang waktu sembarang. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ( GLBB ) Hal-hal yang perlu dipahami dalam GLBB : 1. Perubahan kecepatannya selalu tetap 2. Perubahan kecepatannya tiap satuan waktu disebut : PERCEPATAN. ( notasi = a ) 3. Ada dua macam perubahan kecepatan : a. Percepatan : positif bila a > 0 b. Percepatan : negatif bila a < 0 (percepatan negatif disebut sebagai perlambatan) 4. Percepatan maupun perlambatan selalu tetap. v a = t Bila kelajuan awal = v0 dan kelajuan setelah selang waktu t = vt, maka : vt v0 t a= at = vt v0 vt= v0 + at GLBB dibedakan menjadi dua macam yaitu : GLBB dengan a > 0 dan GLBB dengan a < 0, bila percepatan searah dengan kecepatan benda maka pada benda mengalami percepatan, jika percepatan berlawanan arah dengan kecepatan maka pada benda mengalami perlambatan. Grafik v terhadap t dalam GLBB.

v=

x t

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

23 23 23

a>0 v0 0 vt = v0 + at

a<0 v00 vt = v0 + at

a>0 v0 =0 vt = v0 + at vt = at GRAFIKNYA BERUPA GARIS LURUS JARAK YANG DITEMPUH = LUAS GRAFIK V TERHADAP T. x = Luas trapesium = ( v0 + vt ) .t = ( v0 + vo + at ) .t = ( 2v0 + at ) .t 1 1 1 1 2 2 2 2 x = v0t + at2 dengan mengganti t = diperoleh: vt v0 2 2 a 2as = vt v0 Grafik x terhadap t dalam GLBB a < 0; x = v0t + at2

1 2

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

24 24 24

1 2

a > 0; x = v0t + at2 GRAFIKNYA BERUPA PARABOLA GERAK VERTIKAL PENGARUH GRAFITASI BUMI . a. Gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas ini merupakan gerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal (v0), dimana percepatannya disebabkan karena gaya tarik bumi dan disebut percepatan gravitasi bumi ( g ). Misal : Suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian tertentu, maka :

1 2

vt2 = 2 gh

Rumus GLBB : vt = g . t h = g t2

b. Gerak benda dilempar ke bawah. Merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal v0.

1 2

2 vt2 = v0 + 2 gh

Rumus GLBB : vt = v0 + gt h = v0t + gt2 c. Gerak benda dilempar ke atas. Merupakan GLBB diperlambat dengan kecepatan awal v0.

1 2

2 vt2 = v0 2 gh

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

25 25 25

Rumus GLBB : vt = v0 - gt h = v0t - gt2 h = jarak yang ditempuh setelah t detik. Syarat - syarat gerak vertikal ke atas yaitu : a. Benda mencapai ketinggian maksimum jika vt = 0 b. Benda sampai di tanah jika h = 0 GERAK MELINGKAR. Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran (di sekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak melingkar beraturan.

Kecepatan pada gerak melingkar beraturan besarnya selalu tetap namun arahnya selalu berubah, arah kecepatan selalu menyinggung lingkaran, maka v selalu tegak lurus garis yang ditarik melalui pusat lingkaran ke sekeliling lingkaran tersebut. Pengertian radian. 1 radian = besarnya sudut tengah lingkaran yang panjang busurnya sama dengan jari-jarinya. = radian S = panjang busur R = jari-jari S R Besarnya sudut : Jika panjang busur sama dengan jari-jari, maka = 1 radian. Satu radian dipergunakan untuk menyatakan posisi suatu titik yang bergerak melingkar (beraturan maupun tak beraturan) atau dalam gerak rotasi. Keliling lingkaran = 2 x radius, gerakan melingkar dalam 1 putaran = 2 radian.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

26 26 26 1 putaran = 3600 = 2 rad.

3600 1 rad = 2 = 57,30 Frekuensi dan perioda dalam gerak melingkar beraturan. Waktu yang diperlukan P untuk satu kali berputar mengelilingi lingkaran disebut waktu edar atau perioda dan diberi notasi T. Banyaknya putaran per detik disebut Frekuensi dan diberi notasi f. Satuan frekuensi ialah Hertz atau cps ( cycle per second ). 1 Jadi antara f dan T kita dapatkan hubungan : f . T = 1 , f= T Kecepatan linier (v) dan kecepatan sudut ( ). Jika dalam waktu T detik ditempuh jalan sepanjang keliling lingkaran ialah 2R, maka kelajuan partikel P untuk mengelilingi lingkaran dapat s dirumuskan : v = t . Kecepatan ini disebut kecepatan linier dan diberi notasi v. Kecepatan anguler (sudut) diberi notasi adalah perubahan dari perpindahan sudut persatuan waktu (setiap saat). Biasanya dinyatakan dalam radian/detik, derajat perdetik, putaran perdetik (rps) atau putaran permenit (rpm). Bila benda melingkar beraturan dengan sudut rata-rata ()dalam radian perdetik : sudut gerakan (radian) = waktu (det ik ) yang diperlukan untuk membentuk sudut tersebut . = t 2 jika = 1 putaran maka : = T rad/detik, atau = 2 f. Dengan demikian besarnya sudut yang ditempuh dalam t detik : = t atau =2 ft Dengan demikian antara v dan kita dapatkan hubungan : v = R Percepatan sudut ( ) Jika kecepatan sudut dari suatu titik berubah, dikatakan bahwa titik tersebut memiliki percepatan sudut (percepatan anguler). Jika

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

27 27 27

kecepatan sudut dari suatu titik pada waktu t 1 dan t2 masing-masing adalah

1 dan 2 maka titik tersebut memiliki percepatan sudut rata-rata: 2 1 = = t t 2 t1


0

Sedangkan percepatan sudut sesaat adalah: Untuk rotasi dengan percepatan sudut konstan maka percepatan sudut sesaat sama dengan percepatan sudut rata-ratanya. Jika kecepatan sudut awalnya 1 = 0 , t1= 0, t2= t, dan 2 = didapatkan persamaan:

sesaat = l im

t 0

- 0 = t. Sudut yang ditempuh oleh titik tersebut didapat dengan menghitung luas trapesium berarsir: 1 2 at = 0t + 2
SISTEM GERAK MELINGKAR PADA BEBERAPA SUSUNAN RODA . 1 Sistem langsung. Pemindahan gerak pada sistem langsung yaitu melalui persinggungan roda yang satu dengan roda yang lain.

Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuan anguler tidak sama. v1 = v2, tetapi 1 2 2 Sistem tak langsung.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

28 28 28

Pemindahan gerak pada sistem tak langsung yaitu pemindahan gerak dengan menggunakan ban penghubung atau rantai.

Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuaan angulernya tidak sama. v1 = v2, tetapi 1 2 3 Sistem roda pada satu sumbu ( CO-Axle ) Jika roda-roda tersebut disusun dalam satu poros putar, maka pada sistem tersebut titik-titik yang terletak pada satu jari mempunyai kecepatan anguler yang sama, tetapi kecepatan liniernya tidak sama.

= R = C , tetapi v A v B v C Percepatan Sentripetal. Jika suatu benda melakukan gerak dengan kelajuan tetap mengelilingi suatu lingkaran, maka arah dari gerak benda tersebut mempunyai perubahan yang tetap. Dalam hal ini maka benda harus mempunyai percepatan yang merubah arah dari kecepatan tersebut. Arah dari percepatan ini akan selalu tegak lurus dengan arah kecepatan, yakni arah percepatan selalu menuju kearah pusat lingkaran. Percepatan yang mempunyai sifat-sifat tersebut di atas dinamakn PERCEPATAN SENTRIPETAL . Harga percepatan sentripetal (as) adalah :
A

( kecepa tan linier pada benda ) 2 jari jari lingkaran as = v2 as = R atau as = 2 R Gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar beraturan disebut GAYA SENTRIPETAL yang arahnya selalu ke pusat lingkaran. Sedangkan gaya

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

29 29 29

reaksi dari gaya sentripetal (gaya radial) ini disebut GAYA SENTRIFUGAL yang arahnya menjauhi pusat lingkaran. Adapun besarnya gaya-gaya ini adalah : v2 Fs = m . as = m . R atau Fs = m 2 R Fs = gaya sentripetal (N) v = kecepatan linier (ms-1) m = massa benda (kg) R = jari-jari lingkaran. (m) BEBERAPA CONTOH BENDA BERGERAK MELINGKAR 1. Gerak benda di luar dinding melingkar. N = m . g cos - m .

v2 R v2 R N=m.g-m. 2. Gerak benda di dalam dinding melingkar. N = m . g cos + m .

v2 R

v2 R N=m.g+m.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

30 30 30

N=m. -m.g v2 R N = m . - m . g cos v2 R

3. Benda dihubungkan dengan tali diputar vertikal. T = m m . g cos + m

v2 R T=m.g+m

v2 R

T=m. -m.g v2 v2 R R T = m . - m . g cos 4. Benda dihubungkan dengan tali diputar mendatar centrifugal/konis) T cos = m . g T sin = m . Periodenya T = 2 Keterangan : R adalah jari-jari lingkaran v2 R L cos g 5. Gerak benda pada sebuah tikungan berbentuk lingkaran mendatar. N.k=m. N = gaya normal N=m.g v2 R

(ayunan

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

31 31 31

LATIHAN SOAL Sebuah batang MA panjang 1 meter dan titik B berada di tengahtengah MA. Batang diputar beraturan dengan laju tetap dan M sebagai pusat. Bila A dalam 1 sekon berputar 10 kali. Hitunglah : a. Kecepatan linier titik A dan B. b. Kecepatan sudut titik A dan B. 117 Sepeda mempunyai roda belakang dengan jari-jari 35 cm, Gigi roda belakang dan roda putaran kaki, jari-jarinya masing-masing 4 cm dan 10 cm. Gigi roda belakang dan roda putaran kaki tersebut dihubungkan oleh rantai. Jika kecepatan sepeda 18 km/jam, Hitunglah : a. Kecepatan sudut roda belakang. b. Kecepatan linier gigi roda belakang. c. Kecepatan sudut roda putaran kaki. 118 Benda bermassa 10 kg diikat dengan tali pada pasak (tiang). Berapa tegangan tali T jika bergerak melingkar horisontal pada jari-jari 2 m dan kecepatan sudutnya 100 putaran tiap sekonnya ? 119 Berapa kecepatan maksimum dari mobil yang bermassa m dan bergerak mengelilingi tepi putaran dengan jari-jari 40 m, dan koefesien geraknya 0,7 ? 120 Suatu titik materi bergerak melingkar beraturan. Dua detik yang pertama menempuh busur sepanjang 40 cm, Bila jari-jari lingkaran 5 cm, maka : a. Tentukan kelajuan liniernya. b. Tentukan kelajuan angulernya. c. Dispacement angulernya ( sudut pusat yang ditempuh ) 121 Roda A dan roda B koaksal ( seporos ), roda B dan C dihubungkan dengan ban (bebat) jari-jari roda A=40cm, roda B=20 cm dan roda C=30 cm. Roda C berputar 30 kali tiap menit. a. Tentukan kecepatan anguler A. b. Percepatan titik P yang berada di tepi roda A. 122 Sebuah benda bermassa 49 gram diputar dengan alat centripetal yang diberi beban penggantung bermassa 147 gram dan g = 9,8 m/s 2. Jika benda diputar dengan jari-jari putaran yang tetap dan bidang lintasannya horisontal, Hitunglah percepatan centripetal pada benda itu. 116

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

32 32 32

Sebuah benda diputar pada tali vertikal, benda massanya 100 gram diputar dengan kecepatan tetap 2 m/det pada jari-jari 2 meter. Hitunglah gaya tegangan tali pada saat benda berada di bawah dan di atas. 124 Sebuah partikel bergerak melingkar beraturan dengan diameter 1 m, dalam 1 detik menempuh lintasan sudut 1/3 lingkaran. Hitunglah : b kecepatan sudutnya. c Kecepatan liniernya. 125 Sebuah roda berbentuk cakram homogen berputar 7.200 rpm. Hitunglah kecepatan linier sebuah titik yang berada 20 cm dari sumbu putarnya. 126 Sebuah benda massanya 2 kg, diikat dengan sebuah tali dan diputar vertikal beraturan dengan kecepatan linier 10 m/s , hitunglah : b gaya tegangan tali pada saat benda berada di titik terendah. c pada titik tertinggi. d pada titik yang bersudut 60o dari garis vertikal melalui pusat lingkaran. 127 Sebuah mobil dengan massa 2 ton, berada pada puncak sebuah bukit yang dianggap sebuah lingkaran dengan diameter 10 meter, jika mobil tersebut ketika dipuncak bukit berkecepatan 2 m/s, hitunglah gaya normal yang bekerja pada mobil tersebut. 128 Sebuah mobil yang mempunyai koefisien gesekan antara ban dan jalan 0,6 jika mobil tersebut berbelok pada belokan yang berdiameter 20 meter, berapakah kecepatan minimum agar tidak slip. 129 Terangkanlah arti grafik-grafik di bawah ini. dan tulis persamaan geraknya. 123

130

Dalam waktu 4 2 jam, sebuah kendaraan dapat menempuh jarak sejauh 270 km.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

33 33 33

a. Berapa kecepatan rata-rata kendaraan ? b. Dengan kecepatan rata-rata tersebut, berapa jarak ditempuh selama 7 jam. c. Dengan kecepatan rata-rata tersebut, berapa waktu diperlukan untuk menempuh jarak sejauh 300 km. 131 Sebuah perahu berlayar dari A ke B dengan kecepatan 10 km/jam dan kembali dari B ke A dengan kecepatan 16 km/jam. Hitung : a. Kecepatan rata-rata perahu b. Kecepatan arus sungai. 132 Sebuah kendaraan bergerak dengan kecepatan 80 km/jam selama
1

vt

yang pertama dan kecepatan 40 km/jam selama 2 t yang lain. Hitunglah kecepatan rata-rata kendaraan tersebut. 133 Sebuah kendaraan bergerak dengan kecepatan 80 km/jam dalam menempuh jarak
1 2

s yang pertama dan dengan kecepatan 40 km/jam


1

dalam menempuh jarak 2 s yang lain. Hitunglah kecepatan rata-rata kendaraan tersebut. 134 Sebuah titik P berangkat dari A kearah B dengan kecepatan 7 cm/det ; 4 det kemudian berangkat sebuah titik Q dari B kearah A dengan kecepatan 4 cm/det. AB = 149 cm, jika gerak P dan Q beraturan, sesudah berapa detik, terhitung dari berangkatnya P, mereka bertemu dan berapa pada saat itu jarak AP ? 135 Dua titik A dan B bergerak dengan kecepatan tetap sepanjang garis PQ = 11,7 dari P ke Q. Kecepatan A = 3 cm/det dan berangkatnya 10 detik lebih dahulu dari b yang kecepatannya 11 cm/det. Setiba P di Q ia terus kembali dengan kecepatan yang sama. Berapa jauh dari P titik B menyusul titik A ? dan sesudah berapa detik, terhitung dari berangkatnya titik A. 136 Sebuah perahu berlayar arah tegak lurus tepi sungai dengan kecepatan 7,2 km/jam. Arus sungai membawa perahu tersebut sejauh 150 m ke hilir jika lebar sungai 2 km. Hitunglah : a. Kecepatan arus sungai b.Waktu yang diperlukan oleh perahu menyeberangi sungai 137 Sebuah kendaraan dari keadaan diam, bergerak dengan kecepatan 40m/det dalam waktu 10 detik.
1

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

34 34 34

a. Berapa besar percepatannya. b. Dengan percepatan yang tetap dan sama, berapa kecepatan kendaraan setelah bergerak selama 15 detik ? 138 Dalam waktu 1,5 detik, kecepatan kendaraan berubah dari 20 km/jam menjadi 30 km/jam. Berapa besarnya percepatannya ? Dengan percepatan yang tetap dan sama, berapa detik diperlukan oleh kendaraan itu untuk mengubah kecepatannya dari 30 km/jam menjadi 36 km/jam ? 139 Sebuah kendaraan dari keadaan diam, bergerak dengan percepatan 8 m/det2. a. Berapa lama diperlukan oleh kendaraan itu untuk mendapatkan kecepatan 24m/det. b. Dan berapa jarak yang telah ditempuh oleh kendaraan selama itu. 140 Suatu titik materi bergerak beraturan dipercepat dengan kecepatan awal vo = 75 cm/det. Selama 12 detik sejak permulaan, ditempuhnya 1260 cm. Berapakah percepatan gerak itu ? 141 Suatu titik bergerak dipercepat beraturan dengan vo = 20 m/det dan a = 4 m/det2. Setelah ditempuh jalan 112m, gerak menjadi beraturan dengan kecepatan yang didapatnya pada saat itu, 2 detik kemudian diganti lagi dengan gerak diperlambat beraturan dengan a = -6 m/det2. a. Setelah berapa detik titik itu berhenti ? b. Berapa panjang jalan seluruhnya ? 142 Titik materi P bergerak dari A ke B melalui lintasan lurus dengan gerak beraturan dipercepat dengan 6 m/det2 dan tidak dengan kecepatan awal. Pada saat yang sama titik materi Q memulai gerak beraturan diperlambat dengan 4 m/det2 dari B ke A dengan kecepatan permulaan 60 m/det. Panjang lintasan AB = 864 m. Tentukan tempat dan waktu kedua titik materi itu bertemu 143 Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas mencapai ketinggian maksimum 10 m. Jika grafitasi setempat = 10 m/det2. a. Setelah berapa detik benda tiba kembali di bumi terhitung mulai saat benda dilemparkan. b. Berapa tinggi maksimum dicapai oleh benda jika kecepatan awalnya diperbesar dua kali semula 144 Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas dan 3 detik kemudian tiba di bumi. a. Berapa besarnya kecepatan awal vo ?

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

35 35 35

b. Berapa tinggi maksimum yang dicapai oleh benda ? Grafitasi pada saat itu = 10 m/det2. 145 Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 19,6 m. Jika grafitasi pada saat itu = 9,8 m/det2. Hitung jarak yang ditempuh benda. a. Selama 0,1 detik yang pertama. b. Selama 0,1 detik yang terakhir. 146 Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h m di atas tanah. ( g = 9,8 m/det2 ). Selama satu detik terakhir, benda itu telah menjalani setengah dari seluruh lintasannya.Hitung : a. h b. Waktu yang diperlukan oleh benda untuk tiba di bumi. 147 Posisi suatu partikel sebagai fungsi waktu ditabelkan di bawah ini. t(det) s(m) 0 0 1 2, 2 2 6, 9 3 13, 9 4 23, 1 5 34, 3 6 47, 2 7 61, 6 8 77, 1 9 93, 4 10 11 0

Hitunglah : a. Kecepatan rata-rata 5 detik pertama dan seluruh perjalanan. b. Kecepatan rata-rata pada interval t = 3 detik dan t = 7 detik. c. Kecepatan rata-rata pada interval t = 4 detik dan t = 6 detik. Sebuah mobil bergerak menurut grafik di samping ini. a. Jelaskan arti grafik. b. Hitunglah jarak yang ditempuh selama 30 detik dengan : (1) rumus jarak (2) luas grafik. Mobil A dan mobil B berangkat dari tempat yang sama, mempunyai arah yang sama menurut grafik di sebelah. Setelah berapa detik dan pada jarak berapa mereka bertemu kembali ?

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

36 36 36

BAB III TRANSLASI, ROTASI, KESETIMBANGAN PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR , baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut VEKTOR POSISI yang ditulis dalam Vektor satuan. VEKTOR SATUAN .

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

37 37 37

/ i/=/ j /=/ k /=1


i adalah vektor satuan pada sumbu x. j adalah vektor satuan pada sumbyu y. k adalah vektor satuan pada sumbu z. POSISI TITIK MATERI PADA SUATU BIDANG DATAR.

Posisi titik materi ini dapat dinyatakan dengan : r = x i + y j Contoh : r = 5 i + 3 j

Panjang r ditulis / r / = / 0A / ,

/ r /=

5 +3

25 + 9 =

34 satuan

POSISI TITIK MATERI PADA SUATU RUANG. Posisi titik materi ini dapat dinyatakan dengan : r = x i + y j + z k Contoh : r = 4 i + 3 j + 2 k

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

38 38 38

Panjang vektor r ditulis / r / / r /=

4 +3 +2
29 satuan

= 16 + 9 + 4 =

KECEPATAN SUATU TITIK MATERI . Gerakan titik materi secara keseluruhan dapat diamati jika posisinya setiap saat diketahui. Seberapa cepat letak titik materi itu berubah setiap saat disebut : KECEPATAN . PERHATIKAN. Titik materi yang bergerak dari A yang posisinya r 1 pada saat t1, ke titik B yang posisinya r 2 pada saat t2.

Vektor perpindahannya

r = r 2 r1

dan selang waktu yang dipergunakan titik materi untuk

= bergerak dari A ke B adalah t t 2 t 1 Kecepatan rata-rata didefinisikan :

v=

r = t

r r t t
2 2

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

39 39 39

Pada persamaan di atas tampak bahwa kecepatan rata-rata tidak tergantung pada lintasan titik materi, tetapi tergantung dari posisi awal ( r1 ) dan posisi akhir ( r 2 ). Jika ingin diketahui kecepatan titik materi pada suatu saat misal saat titik materi berada di antara A dan B, digunakan kecepatan sesaat. dr dt d r Kecepatan sesaat didefinisikan : = dt = Jadi kecepatan sesaat merupakan turunan pertama dari posisi terhadap waktu (t). Besarnya kecepatan disebut dengan laju Laju didefinisikan sebagai : /v/ = / dr / dt

Laju dapat pula berarti panjang lintasan dibagi waktu yang bersangkutan. Nilai dari komponen kecepatan sesaat dari suatu titik materi dapat dilihat dari kemiringan grafik yang dibentuk oleh komponen posisi ( r ) terhadap waktu ( t ).

Persamaan kecepatan sesaat dari grafik di samping didapat : v1 = tg 1 v2 = tg 2 Makin besar derajat kemiringannya makin besar pula harga kecepatannya. Posisi dari suatu titik materi yang bergerak merupakan fungsi waktu, oleh karena itu, vektor posisi r dapat ditulis sebagai r = r ( t ) artinya r merupakan fungsi waktu ( t ). Kecepatan titik materi pada sebuah bidang datar/ruang dapat ditulis :

dX dt

dY dt

dZ dt

X, Y, Z merupakan fungsi dari waktu.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

40 40 40

Sebaliknya untuk menentukan posisi titik materi jika diketahui fungsi kecepatannya maka dapat diselesaikan dengan INTEGRAL ( kebalikan dari deferensial ). dt dX ( t ) = v( t ) . dt v( t ) = dX ( t )

dX ( t ) = v( t ) . dt
X ( t ) = v( t ) . dt

Contoh : v(t) = 2 t + 5 m/det maka persamaan posisi titik materi tersebut adalah ......
r =

v dt 2t + 5
dt

r = t 2 + 5 t + C meter Dengan C adalah suatu konstanta. Harga C dicari dengan suatu syarat batas tertentu, misalnya :

t = 0 r (t) = 0 maka harga C dapat dihitung C = 0 PERCEPATAN Kecepatan titik materi dapat berubah-ubah setiap saat baik besar, atau arah, ataupun keduaduanya yang disebabkan oleh karena adanya percepatan yang dialami oleh titik materi tersebut. Jika pada saat t1 kecepatan v1 dan pada saat t2 kecepatannya v2, percepatan rata-ratanya dalam selang waktu t = t 2 - t 1 didefinisikan sebagai :

a=

v = t

v v t t
2 2

Percepatan sesaatnya : a = Li m
t 0

v dv = t dt

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

41 41 41

a=

dv d dr d2r = = 2 dt dt ( t ) dt

( )

Percepatan merupakan tutunan pertama dari kecepatan terhadap waktu (t) atau turunan kedua dari posisi terhadap waktu (t). Kecepatan sesaat dari suatu titik materi dapat dilihat dari kemiringan komponen grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t).

dari grafik di samping besar percepatan sesaat : a 1 = tg 1 a 2 = tg 2 Percepatan dalam arah masing-masing sumbu dalam bidang/ruang dapat dituliskan sebagai : aX = dv X d 2 x = 2 dt dt

dv Y d 2 y aY = = 2 dt dt aZ = dv Z d 2 z = 2 dt dt

Sebaliknya untuk menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan terhadap waktu dengan cara mengintegralkan : vt = v0 +

a( )
0 t

dt

KESIMPULAN :
Posisi titik materi, kecepatan dan percepatan merupakan besaran vektor, sehingga dapat dinyatakan dengan VEKTOR SATUAN.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

42 42 42

POSISI KECEPATAN

r = x i + y j+ z k v = v X i + vY j + vZ k v= dX dY dZ i+ j+ k dt dt dt

PERCEPATAN

a = a X i + aY j + aZ k a= dv X dvY dvZ i+ j+ k dt dt dt

a=

d 2 X d 2Y d 2 Z i + 2 j+ 2 k dt 2 dt dt

CONTOH SOAL.
(akan dibahas di kelas) CONTOH 1. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dengan posisi :
x = t 3 2t 2 4t 16
_

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Carilah kedudukan benda pada saat t = 3 detik. Hitunglah perpindahan/pergeseran selama 3 detik pertama. Hitunglah kecepatan rata-rata selama 2 detik pertama. Hitunglah kecepatan rata-rata selama 2 detik kedua. Hitunglah kecepatan pada saat t = 2 detik. Hitunglah percepatan rata-rata selama 2 detik ketiga. Hitunglah percepatan pada saat t = 3 detik. Hitunglah kecepatan dan percepatan pada saat benda di x = 0 Carilah kedudukan benda pada saat kecepatannya NOL. Carilah kedudukan benda pada saat kecepatannya maksimum Hitunglah selang waktu benda bergerak ke kiri. Hitunglah selang waktu benda bergerak ke kanan. Hitunglah waktu yang dibutuhkan benda untuk kembali ke tempat semula setelah bergerak. 14 Carilah kedudukan benda saat benda tepat berbalik arah.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

43 43 43

15 16 17

Carilah kledudukan benda pada saat percepatannya 10 m/s 2 Carilah kedudukan benda pada saat kecepatannya 11 m/s Hitunglah panjang lintasan yang ditempuh selama 3 detik pertama.

CONTOH 2. Suatu benda bergerak dengan vektor percepatan sebagai berikut : Y 5 a

0 3 X Pada saat t = 0 v x = 2 , v y = 0 dan r x = 2 , r y = 4 1 Hitunglah kelajuan rata-rata 2 detik pertama. 2 Hitunglah kelajuan pada saat t = 2 detik. 3 Hitunglah pergeseran pada saat 2 detik pertama. 4 Hitunglah kecepatan rata-rata 2 detik kedua. 5 Hitunglah kecepatan pada saat t = 4 detik. 6 Carilah posisi titik pada detik kedua. CONTOH 3. Suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x dengan grafik fungsi percepatan terhadap waktu sebagai berikut : a(m/s 2 ) 6

t (s)

1 2 3 4 5

Pada saat t = 0, v = 0 dan x = 0 Carilah kedudukan benda pada saat t = 3 detik. Hitunglah perpindahan selama 3 detik pertama. Hitunglah kecepatan rata-rata selama 2 detik kedua. Hitunglah kecepatan pada saat t = 2 detik. Hitunglah kecepatan pada saat benda kembali ke titik asal setelah bergerak.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

44 44 44

6 7 8 9 10

Carilah kedudukan benda pada saat jkecepatannya maksimum. Hitunglah selang waktu benda bergerak ke kiri. Hitunglah selang waktu benda bergerak ke kanan. Carilah kedudukan benda pada saat benda tepat berbalik arah. Hitunglah panjang lintasan yang ditempuh selama 3 detik pertama.

CONTOH 4. Suatu benda bergerak sepanjang sumbu x dengan percepatan sebesar : A = 2x + 4 pada saat x = 0 v = 4 m/s. Hitunglah kecepatannya pada x = 4 meter. CONTOH 5. a(m/s 2 ) 6

4 0 4 7 t(s) Suatu benda bergerak sepanjang sumbu x dengan grafik percepatan terhadap waktu seperti grafik di atas. Pada saat t = 0 , v = 2 m/s dan x = 10 m. 1 Hitunglah keceptan rata-rata pada selang waktu t = 3 detik dan t = 6 detik. 2 Hitunglah jarak yang ditempuh t = 0 hingga detik ke lima. TUGAS SOAL-SOAL 1 Sebuah partikel bergerak searah dengan sumbu x , percepatannya a = 5t + 4 (a dalam 2 m/s dan t dalam detik). Mula-mula partikel tersebut terletak pada x = 10 meter dengan kecepatan 6 m/detik. Tentukanlah : a. Posisi partikel pada t = 4 detik. b. Kecepatan partikel pada t = 5 detik. c. Posisi partikel pada saat kecepatannya 12 m/detik. d. Kecepatan partikel pada saat percepatannya 20 m/s2. 2 Suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x mengikuti persamaan x = 2t 3 + 5t2 - 5 dengan x dalam meter dan t dalam detik.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

45 45 45

3 4

a. Tentukan persaman kecepatan dan persamaan percepatan. b. Tentukan posisi, kecepatan dan percepatan pada t = 2 s. c. Tentukan kecepatan rata-rata serta percepatan rata-rata antara t = 2 s dan t = 3 s. Benda dengan kecepatan awal nol dipercepat dengan ax = 3 m/s2 dan ay = -4 m/s2 selama periode 2 detik. Carilah besar dan arah v pada akhir dari waktu itu. Gerakan sebuah partikel merupakan fungsi posisi yang dinyatakan dengan persamaan a = 4x + 3 (a dalam m/det 2 dan x dalam meter) pada saat x = 0 kecepatannya 2 m/detik. Tentukan kecepatan partikel tersebut pada saat x = 6 m Suatu benda bergerak sepanjang sumbu x dengan : 1 r = t 4 t 3 6t 2 + 10t + 6 2 Dimana posisi benda tersebut pada saat kecepatnnya maksimum. Suatu benda mempunyai vector posisi :

rx =t 3 4
7 6

dan
2

= (t + 1) 2

Tentukan persamaan kecepatan pada saat perlajuannya 2 2 satuan. a (m/s )

t (s) 3 6 12 Benda bergerak sepanjang sumbu x menurut grafik percepatan seperti di atas. Pada saat t = 0, v = 0 dan r = 0. carilah posisi benda pada saat detik ke-9

8 4 2 A

a(m/s ) B

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

46 46 46

2 4 t (s) Benda A dan B bergerak sepanjang sumbu x, menurut grafik percepatan di atas, keduanya berangkat bersamaan dan dari tempat yang sama menuju arah yang sama, pada saat t = 0, v = 0 dan r = 0, kapan dan dimana A dan B bertemu kembali. ----o0o---o0o---o0o---o0o----

GERAK ROTASI
POSISI SEBUAH TITIK DALAM GERAK MELINGKAR. Posisi atau kedudukan sebuah titik dalam gerak melingkar dapat dinyatakan dalam Koordinat Polar. Sebagai : = (t) untuk r yang tetap Dengan demikian posisi titik di atas hanya tergantung dari waktu (t) saja, sedangkan : = (r,t) untuk r dan t yang berubah Dengan demikian posisi titik di atas tidak hanya tergantung dari waktu (t), tetapi juga besar r. Satuan dalam rad, r dalam meter dan t dalam detik. KECEPATAN SUDUT (KECEPATAN ANGULER) SUATU TITIK MATERI DALAM GERAK MELINGKAR (ROTASI). Perhatikan ! Suatu titik materi yang bergerak dari A yang posisinya 1 pada saat t1, ke titik B yang posisinya pada saat t2

Vektor perpindahannya = 2 - 1 dan selang waktu yang dipergunakan titik materi untuk bergerak dari A ke B adalah t = t2 - t1 Kecepatan sudut rata-rata didefinisikan :

I = M R2

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

47 47 47

Jika ingin diketahui kecepatan sudut sesaat dari titik materi pada suatu saat, misal saat titik materi berada di antara A dan B dipergunakan kecepatan sudut sesaat. Kecepatan sudut sesaat didefinisikan : d = dt d = dt Nilai dari komponen kecepatan sudut sesaat dari suatu titik materi dapat dilihat dari kemiringan grafik yang dibentuk oleh komponen posisi terhadap t.

= tg 1 2 = tg 2 Sebaliknya untuk menentukan posisi titik materi jika dketahui fungsi kecepatan sudut diselesaikan dengan INTEGRAL .
1

( t) =

d ( t ) dt

d ( t ) = ( t ) dt

d ( t ) = ( t )
( t ) = ( t ) dt

dt

PERCEPATAN SUDUT ( ) Kecepatan sudut titik materi dapat berubah-ubah setiap saat, baik besar, atau arah, ataupun kedua-duanya yang disebabkan oleh karena adanya percepatan sudut yang dialami titik materi tersebut. Jika pada saat t1 kecepatan sudutnya 1 dan pada saat t2 kecepatan sudutnya 2 percepatan sudut rata-ratanya dalam selang waktu t = t2 - t1 didefinisikan sebagai : 2 1 = = t t 2 t1

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

48 48 48

d d ( d ) d 2 percepatan sudut sesaatnya : = = = 2 dt dt ( t ) dt

d d ( d ) d 2 = = = 2 dt dt ( t ) dt

DALAM GERAK MELINGKAR TERDAPAT PERCEPATAN TANGENSIAL DAN PERCEPATAN CENTRIPETAL. Kita tinjau titik A berada pada lingkaran berjari-jari R dengan titik pusatnya O.

Kemudian bidang lingkaran tersebut diputar sehingga dalam gerak linier A bergerak sampai titik B dengan menempuh jarak S, sedang sudut yang ditempuh . Karena adalah sudut pusat lingkaran dan s adalah busur lingkaran, berlakulah s = . R Bila sudut yang ditempuh cukup kecil , demikian panjang busurnya cukup kecil s dalam waktu t, maka berlakulah : v= R v = R t t

at = . R
at = percepatan tangensial. Percepatan di atas disebut dengan percepatan tangensial yaitu : percepatan yang arahnya bersinggungan dengan lingkaran, sedangkan percepatan yang arahnya selalu menuju titik pusat lingkaran disebut percepatan centripetal ( a ).

v 2 ( . R) ar = = = 2R R R
2

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

49 49 49

Dari gambar di atas terlihat bahwa percepatan tangensial (at) arahnya tegak lurus dengan percepatan centripetal dan bersinggungan dengan keliling lingkaran yang berpusat di O. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Besaran yang dikaitkan dengan percepatan sudut adalah MOMEN GAYA. Karena momen gaya menimbulkan gerak rotasi. Kita tinjau sebuah batang yang ringan (massa diabaikan) ujung ) ditekan sebagai pusat lingkaran dan diujung lain terdapat gaya F membentuk sudut .

Momen gaya ( ) didefinisikan : Momen gaya = perkalian gaya dengan lengan momen. LENGAN MOMEN adalah panjang garis yang ditarik dari pusat rotasi tegak lurus ke garis kerja gaya.

= F .l Sin Karena momen gaya adalah besaran vektor maka mempunyai arah. Arah putar searah dengan arah jarum jam diberi tanda POSITIF. Arah putar berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda NEGATIF.
MOMEN INERSIA Kita tinjau sebuah benda massa m diikat dengan seutas tali panjangnya l. Kemudian pada benda diberikan gaya F sehingga benda dapat berputar dengan sumbu putar O.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

50 50 50

Percepatan tangensial yang di dapat oleh benda massa m menurut hukum II Newton : F=m.a t Ruas kiri dan kanan dikalikan dengan r, sehingga diperoleh : F.r=m.a .r t F.r=m.( .r).r F . r = m . r 2. m . r 2 disebut dengan MOMEN INERSIA (I) Dengan demikian di dapat : = I. Karena benda terdiri dari komponen-komponen massa kecil. Momen Inersia dari total komponen massa dapat ditulis : I= m.r2 ENERGI KINETIK ROTASI SEBUAH BENDA. Sekarang bayangkanlah sebuah benda tegar yang berotasi dengan laju sudut yang mengelilingi suatu sumbu tetap. Masing-masing partikel yang massanya m mempunyai energi kinetik : 1 1 mV 2 = m r 2 2 2 2 dimana r adalah jarak masing-masing partikel terhadap sumbu rotasi, dengan demikian energi Ek = kinetik total (E total) dapat ditulis : k 1 1 ( m1r12 + m2 r22 +.... ) 2 = ( m r 2 ) 2 2 2 2 mr adalah momen inersia (kelembaman) terhadap sumbu rotasi tertentu. I = m r 2 Jadi besarnya Energi kinetik rotasi total benda adalah : 1 Ek( total ) = I 2 2 Besarnya momen inersia sebuah benda tergantung dari bentuk benda dan sumbu putarnya. Ek = MOMEN INERSIA BEBERAPA BENDA

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

51 51 51

No .

TERHADAP SUMBU PUTARNYA. Gambar Nama Momen Inersia Batang Kurus terhadap sumbu terhadap pusat dan tegak lurus pada panjangnya.

M 2 I= 12 1 Batang Kurus terhadap sumbu terhadap sumbu yang melalui salah satu ujungnya dan tegak lurus pada panjangnya. I= 2 Cincin tipis terhadap sumbu silinder. M 2 3

I = M R2 3
Cincin tipis terhadap salah satu diameternya.

I= 4

M R2 2

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

52 52 52

Silinder pejal terhadap sumbu silinder. I= 5 Silinder berongga (atau cincin) terhadap sumbu silinder. I= 6 M 2 2 R1 + R2 2 M R2 2

Silinder pejal (atau cakram) terhadap diameter pusat.

M R 2 M 2 I= + 4 12 7 Cincin tipis terhadap salah satu garis singgungnya.

I= 8

3 M R2 2

Bola pejal terhadap salah satu diameternya.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

53 53 53

I= 9

2 M R2 5

Kulit bola terhadap salah diameternya. I= 10 2 M R2 3

tipis satu

MOMENTUM SUDUT (ANGULER) Kita tinjau benda yang massanya m yang berada pada posisi r relatif terhadap titik O dan mempunyai momentum linier p. Momentum sudut L didefinisikan sebagai :
L=r x p

Momentum sudut adalah besar vektor yang besarnya adalah :


/ L / = / r / / p / sin

adalah sudut yang dibentuk antara r dan p


Pada gerak melingkar karena v selalu tegak lurus r melalui O pusat lingkaran maka : L=r.p dan p = m . v jadi : L = m . v . r L=m( .r)r L = m r2 L=I. Bila tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka momentum sudut sebuah benda atau suatu sistem adalah konstan (tetap) dan ini disebut HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM ANGULER. L1=L2 I 1. 1= I 2 . 2 PERISTIWA MENGGELINDING. * PADA BIDANG HORISONTAL. Sebuah silinder ditarik dengan gaya sebesar F.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

54 54 54

R = jari-jari silinder. Supaya silinder dapat menggelinding yaitu : melakukan dua macam gerakan translasi dan rotasi maka bidang alasnya haruslah kasar, artinya ada gaya gesekan antara silinder dengan alasnya. Bila bidang alasnya licin, silinder akan tergelincir artinya hanya melakukan gerak translasi saja. Pada peristiwa menggelinding ini akan berlaku persamaan-persamaan : * Gerak Translasi : F - fg = m . a dan N - m.g = 0 * Gerak Rotasi. gaya gesek saja yang dapat menimbulkan momen gaya. =I. = fg . R I . = fg . R Dengan mensubstitusikan kedua persamaan dan harga momen inersia benda maka di dapat percepatan benda pada saat menggelinding.

* PADA BIDANG MIRING :

* Gerak Translasi. m . g sin - fg = m . a * Gerak Rotasi. dan N = m . g cos

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

55 55 55

=I. = fg . R I . = fg . R Dengan mensubstitusikan kedua persamaan di atas dan memasukkan nilai momen inersia di dapat percepatan benda saat menggelinding turun dari bidang miring.

KESIMPULAN.
Persamaan-persamaan pada gerak translasi dan gerak rotasi terdapat hubungan yang erat. Pada gerak translasi penyebabnya adalah GAYA. Pada gerak rotasi penyebabnya adalah MOMEN GAYA. GERAK TRANSLASI GERAK ROTASI Hubungannya Pergeseran linier s Pergeseran sudut s= .R Kecepatan sudut v= .R ds d v= = dt dt Kecep atan linier dv d a= = dt dt Perce patan Linier Kelembaman translasi ( massa ) Gaya 1 Ek = m v 2 2 1 m v2 2 Energi kinetik Daya Momentum linier Ek = Percepatan sudut a= .R

m F=m.a

Kelembaman rotasi (momen inersia) Torsi (momen gaya) Energi kinetik

I =I.

I = m.r2 =F.R -

P=F.v p = m.v

Daya Momentum anguler

P= . L=I.

PADA GERAK DENGAN PERCEPATAN TETAP. GERAK TRANSLASI (ARAH TETAP) GERAK ROTASI (SUMBU TETAP) Hanya berlaku untuk GLBB Hanya berlaku untuk GMBB vt = v0 + at t = 0 + .t 1 2 s = vot + /2 a t = 0t + 1/2 .t 2 2 2 2 vt = v0 + 2 a.s t = 02 + 2.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

56 56 56

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


Pendahuluan . Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : 148 KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari gerak tanpa mengindahkan penyebabnya. 149 DINAMIKA = Ilmu gaya Ilmu yang mempelajari gerak dan gaya-gaya penyebabnya. 150 STATIKA = Ilmu keseimbangan Ilmu yang mempelajari tentang keseimbangan benda. Untuk cabang kinematika dan dinamika sudah dipelajari dikelas satu dan dua. Pada bab ini kita akan membahas mengenai STATIKA. dan benda-benda yang ditinjau pada bab ini dianggap sebagai benda tegar. Definisi-definisi yang harus dipahami pada statika. 151 Keseimbangan / benda seimbang artinya : Benda dalam keadaan diam atau pusat massanya bergerak dengan kecepatan tetap. 152 Benda tegar : adalah suatu benda yang tidak berubah bentuk bila diberi gaya luar. 153 Partikel : adalah benda dengan ukuran yang dapat diabaikan, sehingga benda dapat digambarkan sebagai titik dan gerak yang dialami hanyalah gerak translasi. 154 Momen gaya : adalah kemampuan suatu gaya untuk dapat menyebabkan gerakan rotasi. Besarnya MOMEN GAYA terhadap suatu titik sama dengan perkalian gaya dengan lengan =d.F momen. = momen gaya d = lengan momen F = gaya 155 Lengan momen : adalah panjang garis yang ditarik dari titik poros sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya.

= F .d
= F .l .sin

156

Perjanjian tanda untuk MOMEN GAYA. * Momen gaya yang searah jarum jam bertanda POSITIF.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

57 57 57

* Momen gaya yang berlawanan arah jarum jam bertanda NEGATIF. 157 Koppel : adalah dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah dan memiliki garisgaris kerja yang berbeda. Momen koppel terhadap semua titik sama besar, yaitu : F . d

158

Pasangan gaya aksi - reaksi.

W1 = Gaya berat balok W2 = Gaya berat tali Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal. gaya W1 dan T1 bukanlah pasangan aksi - reaksi, meskipun besarnya sama, berlawanan arah dan segaris kerja. Sedangkan yang merupakan pasangan aksi - reaksi. Macam - macam Keseimbangan. Ada 3 macam keseimbangan, yaitu : 159 Keseimbangan translasi apabila benda tak mempunyai percepatan linier (a = 0 ) F=0 dapat diurai ke sumbu x dan y
Fx = 0 dan Fy = 0 Fx = Resultan gaya pada komponen sumbu x. Fy = Resultan gaya pada komponen sumbu y.

Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin : - Diam - Bergerak lurus beraturan. 160 Keseimbangan rotasi, apabila benda tidak memiliki percepatan anguler atau benda tidak berputar ( = 0 )

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

58 58 58

= 0 Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin : - Diam - Bergerak melingkar beraturan. 161 Keseimbangan translasi dan rotasi, apabila benda mempunyai kedua syarat keseimbangan yaitu : F=0
= 0

Dari macam-macam keseimbangan yang telah kita ketahui tersebut maka dapat diperjelas denga uraian berikut ini tentang : SYARAT-SYARAT SEBUAH BENDA DALAM KEADAAN SETIMBANG/DIAM. 162 Jika pada sebuah benda bekerja satu gaya F.

Syarat setimbang : Pada garis kerja gaya F itu harus diberi gaya F yang besarnya sama dengan gaya F itu tetapi arahnya berlawanan. 163 Jika pada benda bekerja gaya-gaya yang terletak pada satu bidang datar dan garis kerjanya melalui satu titik.

Syarat setimbang : 1. Gaya resultanya harus sama dengan nol. 2. Kalau dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah : Fx = 0 Fy = 0 ; 164 Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar tetapi garis-garis kerjanya melalui satu titik. Syarat setimbang : Dengan pertolongan sumbu-sumbu x, y dan z, haruslah : Fx = 0 Fy = 0 Fz = 0 ; ;

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

59 59 59

165

Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar tetapi garis-garis kerjanya tidak melalui satu titik.

Syarat setimbang : Dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah : Fx = 0 Fy = 0 ;

=0 ; Momen gaya-gaya boleh diambil terhadap sebarang titik pada bidang gaya-gaya itu. (titik tersebut kita pilih sedemikian hingga memudahkan kita dalam menyelesaikan soal-soal) * Perpindahan sebuah gaya kesuatu titik yang lain akan menimbulkan suatu koppel.

Keseimbangan Stabil, Labil dan Indiferen ( Netral ) Pada benda yang diam ( Statis ) kita mengenal 3 macam keseimbangan benda statis, yaitu : a. Stabil ( mantap / tetap ) b. Labil ( goyah / tidak tetap ) c. Indiferen ( sebarang / netral ) Contoh-contoh : 166 Untuk benda yang digantung. Keseimbangan stabil : apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Maka ia akan kedudukan semula. Sebuah papan empat persegi panjang digantungkan pada sebuah sumbu mendatar di P ( sumbu tegak lurus papan ). Titik berat Z dari papan terletak vertikal di bawah titik gantung P, sehingga papan dalam keadaan ini setimbang stabil. Jika ujung A papan di putar sedikit sehingga titik beratnya semula ( Z ), maka kalau papan dilepaskan ia akan berputar kembali kekeseimbangannya semula.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

60 60 60

Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya tegangan tali T yang berputar kekanan. ( G = N ), sehingga papan tersebut kembali kekeseimbangannya semula yaitu seimbang stabil. Keseimbangan labil : Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia tidak akan dapat kembali ke kedudukan semula.

Kalau titik gantung P tadi sekarang berada vertikal di bawah titik berat Z maka papan dalam keadaan seimbang labil Kalau ujung A papan diputar sedikit naik kekiri sehingga titik beratnya sekarang ( Z ) di bawah titik beratnya semula ( Z ), maka kalau papan dilepaskan ia akan berputar turun ke bawah, sehingga akhirnya titik beratnya akan berada vertikal di bawah titik gantung P. Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya tekanan ( tegangan tali ) T yang berputar kekiri ( G = T ), sehingga papan turun ke bawah dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula. Keseimbangan indiferen : Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia akan berada dalam keadaan keseimbangan, tetapi di tempat yang berlainan.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

61 61 61

Kalau titik gantung P tadi sekarang berimpit dengan titik berat Z, maka papan dalam keadaan ini setimbang indiferen. Kalau ujung A papan di putar naik, maka gaya berat G dan gaya tekanan T akan tetap pada satu garis lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ) sehingga papan di putar bagaimanapun juga ia akan tetap seimbang pada kedudukannya yang baru. 167 Untuk benda yang berada di atas bidang datar. Keseimbangan stabil :

Sebuah pararel epipedum siku-siku ( balok ) diletakkan di atas bidang datar, maka ia dalam keadaan ini seimbang stabil, gaya berat G dan gaya tekanan N yang masing-masing bertitik tangkap di Z ( titik berat balok ) dan di A terletak pada satu garis lurus. Kalau balok tersebut diputar naik sedikit dengan rusuk B sebagai sumbu perputarannya, maka gaya tekanan N akan pindah ke B, dan dalam keadaan ini akan pindah ke B, dan dalam keadan ini akan timbul suatu koppel dengan gaya-gaya G dan N yang berputar ke kanan ( G = N ) sehingga balok tersebut kembali keseimbangannya semula yaitu seimbang stabil. Keseimbangan labil : Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam keadaan ini setimbang labil, gaya berat G dan gaya tekanan N yang masing-masing melalui rusuk B dari balok tersebut terletak pada satu garis lurus.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

62 62 62

Titik tangkap gaya tekanan N ada pada rusuk N. Kalau balok tersebut diputar naik sedikit dengan rusuk B sebagai sumbu putarnya, maka gaya tekanan N yang berputar kekiri (G = N), sehingga balok tersebut akan turun kebawah dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula. Keseimbangan indiferen : Sebuah bola diletakkan diatas bidang datar ia dalam keadaan ini seimbang indiferen.

Kalau bola dipindah / diputar, maka gaya berat G dan gaya tekanan N akan tetap pada satu garis lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ), sehingga bola berpindah / berputar bagaimanapun juga ia akan tetap seimbang pada kedudukan yang baru. Kesimpulan. Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan : 168 Kalau sebuah benda yang dalam keadaan seimbang stabil diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan naik. ( sehingga timbul koppel ) 169 Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan seimbang labil diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan turun. ( sehingga timbul koppel ) 170 Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan setimbang indiferen diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan tetap sama tingginya seperti semula. (sehingga tidak timbul koppel). Jenis gaya-gaya yang menyebabkan sebuah benda/benda seimbang. GAYA LUAR ( gaya aksi ) GAYA -

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

63 63 63

GAYA DALAM ( gaya reaksi ) - gaya tekanan / gaya tarikan - gaya sendi / engsel - gaya tegangan tali - gaya gesekan / geseran. Gaya- gaya tersebut akan di bahas masing-masing dalam contoh-contoh latihan soal.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

64 64 64 LATIHAN SOAL

Hitunglah T1 dan T2 dari susunan kesetimbangan di bawah ini.

Hitunglah Gaya T pada susunan kesetimbangan ini.

Seandainya benda-benda yang massanya mA = 20 kg dan mB = 50 kg disusun sedemikian hingga terjadi kesetimbangan, dengan tg = 3/4 Hitunglah mC jika lantai pada bidang miring licin sempurna. Hitunglah 2 kemungkinan jawab untuk mC jika bidang miring kasar dengan koefisien gesekan statis 0,3

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

65 65 65

Gaya 8 N, 6 N, 5 N, 3 N, 7 N, 9 N dan 4 N bekerja terhadap persegi panjang yang sisisisinya berukuran : 4 m x 2 m seperti terlihat pada gambar. Tentukan jumlah aljabar momen gaya dengan pusat : a. Titik A b. Titik B c. Titik C d. Titik O

Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan : a. Resultan dari gaya-gaya tersebut. b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.

Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4. Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.

Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.

Sebuah batang homogen AB panjangnya 6m dan massanya 40 kg ditahan pada kedua ujungnya. Dimana kita harus menempatkan beban 2000 N pada batang itu agar tekanan-

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

66 66 66

tekanan di A dan B berbanding sebagai 2 : 1 . Berat batang dianggap bertitik tangkap di tengah-tengah batang.

Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu pada lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang AB menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa besarnya gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ? dan Hitung juga tekanan pada A dan B.

10

Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 6 meter, bersandar di atas tembok yang tingginya 3 meter ujung A dari batang menumpu pada lantai dan berjarak 4 meter dari tembok. Berapa besarnya gaya K mendatar yang harus diberikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ? dan Hitung juga gaya-gaya tekanan pada A dan C.

Gambar no. Gambar no. 11 Pada sebuah balok kayu yang massanya 10 kg dikerjakan gaya K = 50 N yang mengarah kebawah dan garis kerjanya berimpit dengan garis kerja gaya berat balok itu. Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang dilakukan bidang terhadap balok itu. 12 Pada sebuah balok kayu, massanya 20 kg, panjangnya 30 cm dikerjakan gaya K = 100 N ( lihat gambar ). Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang dilakukan bidang terhadap balok itu.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

67 67 67

13

Sebuah papan berbentuk empat persegi panjang ABCD ( beratnya diabaikan ) dapat berputar pada bidangnya disekeliling titik A sebagai sendi, AB = 4 meter ; AD = 3 meter. Persegi panjang itu setimbang karena gaya-gaya yang bekerja pada bidang persegi panjang itu ialah : K1 = 30 N pada titik C dengan arah BC; K2 = 150 N pada titik D dengan arah sejajar AC ; K pada titik B dengan arah BD. Hitunglah : a. Besar gaya K itu b. Besar dan arah gaya sendi.

14

Sebuah batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali dan ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari batang bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat sudut 300 dengan tembok. Tentukan : a. Gaya tegangan tali. b. Tekanan tembok di A c. Sudut yang dibuat batang dengan tembok.

15

Sebuah batang dengan berat 50 N seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapa besar tegangan dalam kabel pendukungnya dan berapa komponen dari gaya yang dikerjakan oleh engsel pada batang.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

68 68 68

16

Sebuah batang lurus homogen AB ( massanya 10 kg ) di A dihubungkan pada tembok vertikal oleh sebuah sendi, sehingga batang AB dapat berputar pada bidang yang tegak lurus pada tembok. Tengah-tengah batang AB dihubungkan dengan tali pada tembok sedemikian sehingga tali tersebut tegak lurus pada tembok dan kencang. Batang tersebut membentuk sudut 600 dengan tembok ke atas. Pada ujung B dari batang digantungkan benda massanya 30 kg. Tentukan : a. Diagram gaya-gaya b. Gaya tegangan dalam tali c. Besar dan arah gaya sendi.

17

Sebuah bidang miring AB ( panjangnya 40 meter ) bersendi pada kakinya yaitu titik A. Puncak B bidang condong dihubungkan oleh tali BC dengan tembok vertikal yang melalui A. Bidang miring ini bersudut 300 dengan horisontal dan tali BC arahnya mendatar. Pada bidang miring dan tembok vertikal bersandar sebuah bola jari-jarinya 5 meter dan massanya 10 kg. berat bidang miring diabaikan. Tentukanlah : a. Gaya-gaya tekanan oleh bidang miring dan tembok pada bola b. Gaya tegangan dalam tali c. Gaya sendi.

Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK Rangkuman Fisika SMK

69 69 69

------o0o--------

You might also like