You are on page 1of 22

Latar Belakang Pemberdayaan koperasi dan usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya strategis

dalam meningkatkan taraf hidup sbagian besar rakyat Indonesia.Berdasarkan rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 2025, Koperasi dan UKM dipilih menjadi pengembangan pemberdayaan usaha kecil dan

menengah ,pemberdayaan usaha mikro dan penguatan kelembagaan koperasi. Pemberdayaan mengemban misi membentuk bangsa yang berdaya saing dan sekaligus melakukan pemerataan pembangunan dan berkeadilan. Untuk mewujudkan misi bangsa yang berdaya saing ,upaya-upaya pengembangan UKM diarahkan untuk menjadikan para pelaku ekonomi (UMKM) memiliki kemampuan usaha yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan berdaya saing .Adapun untuk mewujudkan misi misi pemerataan pembangunan dan berkeadilan, upaya pemberdayaan diarahkan pada usaha skala mikro dan kecil yaitu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpendapatan rendah,khususnya para pelaku ekonomi di usaha ini Sesuai dengan daerah pengembangan yang dikemukakan dengan kebijakan dan peningkatan produktifitas kopetensi .Adapun melalui untuk dalam RPJMN,untuk mewujukan bangsa yang berdaya saing akan ditempuh perkuatan mewujudkan kewirausahaan pemerataan

pembangunan yang berkeadilan ,akan ditempuh me usaha dan ketrampilan pengelola

kebijakan meningkatkan kapasitas pembinaan usaha.

usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian ,perlindungan dan Hal tersebut di atas perlu dilakukan dalam kerangka upaya yang strategis dan terintegrasi mengingat jumlah populasi UMKM pada th 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,9 persen dari jumlah unit usaha di Indonesia serta jumlah tenaga kerjanya mencapai 88,7 juta orang atau 96,9 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia,yang tersebar

di seluruh sektor perekonomian dan wilayah Indonesia,pada tahun yang sama maka UKM menyumbang 56,2 persen terhadap PDB harga berlaku dan 19,9 persen terhadap ekspor non migas nasional. Usaha kecil dan menengah di Indonesia, merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi cukup besar, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam hal kontribusinya terhadap perekonomian (PDB). Sedangkan di Jawa Timur sendiri, sektor UKM juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Jawa Timur. Hal ini dikarenakan gerak Usaha Kecil dan Menengah merupakan gambaran aktivitas ekonomi rakyat Jawa Timur secara riil. Kontribusi UKM terhadap perekonomian Jawa Timur yang diukur dari PDB nya adalah sebesar 53,49 % dari total PDB Jawa Timur. Di sisi lain, laju pertumbuhan UKM pada tahun 2008 sebesar 10.005 unit dari tahun 2007 hingga semester pertama tahun 2008 dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 34.966 orang dan mengelola omset Rp 88.913 juta pada semester pertama tahun 2008 Selain menjadi sektor yang berkontribusi cukup besar pada perekonomian, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga merupakan sektor yang memiliki ketahanan cukup tinggi terhadap krisis ekonomi. Kondisi ini tampak pada eksistensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997/1998. Di mana pada saat itu hampir seluruh sektor perekonomian di Indonesia mengalami keterpurukan serta banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya sampai bahkan melakukan penutupan perusahaan. Namun ternyata jumlah unit usaha kecil dan menengah justru semakin meningkat pasca krisis tersebut. Bertahannya sektor usaha kecil dan menengah tersebut, antara lain disebabkan oleh output yang dihasilkan oleh sektor ini sebagian besar merupakan barang konsumsi dan jasa yang memiliki elastisitas pendapatan yang rendah. Selain itu, bertambahnya jumlah unit di sektor tersebut merupakan akibat dari banyaknya perusahaan yang merumahkan

pegawainya pada saat krisis. Namun, pegawai-pegawai yang menjadi korban PHK tersebut banyak yang menjadi wirausahawan dan mendirikan usaha yang berskala kecil dan menengah. Nata de Cassava merupakan terobosan inovasi baru produk makanan berserat yang sangat layak masuk dalam persaingan industri makanan di Indonesia. Produk nata yang mendominasi pasar nata selama ini yaitu nata de coco mempunyai permasalahan dalam keterbatasan bahan bakunya berupa air kelapa. Hal ini menyebabkan permintaan pasar yang tinggi akan nata tidak dapat terpenuhi. Ini merupakan suatu peluang yang terbuka lebar bagi perusahaan pengembang produk nata de cassava untuk memenuhi permintaan pasar nata bahkan untuk menggantikan posisi nata de coco dalam pasar nata di Indonesia. Dengan bahan baku yang berasal dari limbah tapioka, nata de cassava akan muncul menjadi produk yang kokoh karena bahan bakunya berasal dari cassava, yang mana Indonesia merupakan penghasil cassava terbesar ketiga di dunia (13.300.000 ton/tahun). Sehingga untuk ketersediaan bahan baku, nata de cassava tidak akan menjadi masalah. Proses yang lebih ekonomis karena tidak dibutuhkan adanya penambahan gula menjadikan Nata de Cassava merupakan ancaman berat bagi nata yang lain. Selama ini pembuatan nata de coco masih membutuhkan penambahan gula, sehingga untuk skala produksi nata de cassava lebih ekonomis dan efisien. Selain itu nata yang dihasilkan lebih kenyal, tebal dan lebih putih. Pasar yang jelas untuk nata de cassava yaitu perusahan CV. Agrindo Suprafood yang siap menerima nata de cassava sebesar 80 ton per minggu membuat bisnis ini dapat mudah direalisasikan dan memiliki prospek yang jelas di masa depan. Keunggula n yang ditampilkan pada bisnis ini adalah inovasi limbah tapioka baik padat maupun cair yang dimanfaatkan menjadi produk unggulan makanan berserat nata de cassava. Dengan adanya nata de cassava dapat memberi solusi bisnis dengan meningkatkan nilai ekonomis limbah tapioka

sebagai variasi produk nata. Bahan baku yang melimpah ruah dan murah merupakan kekuatan utama nata de cassava sehingga memudahkan dalam kepastian ketersediaan bahan baku. Kemantapan produk ini didukung lagi dengan proses dan bahan yang sederhana yang membuat bisnis ini menjadi layak dan dipastikan mendatangkan profit. Nilai keunggulan dari Nata De Casava adalah merupakan salah satu produk inovativ mampu menjawab keresahan masyarakat kecil dalam meningkatkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, nata decasava juga bisa diproduksi oleh siapapun karena biaya yang murah dan proses yang sederhana. Keunggulan lain dalam Singkong kandungan gulanya lebih tiggi dari pada air kelapa,Nata de Casava juga memiliki ciri yang khas yaitu tekstur warna putih,kenyal,tebal dan aroma yang khas.Karena mudah dalam pemrosesannya maka dimungkinkan untuk diproduksi massal sehingga sangan mungkin untuk dijadikan KADAR(%) 97,83 0,3 0,04 0 1,75 komoditas Ekspor.Berbagai keunggulan nata de Casava lain adalah : KANDUNGAN GIZI Air Abu Protein Lemak Serat Kasar

Selain itu ,Pembuatan Nata de Casava juga bisa dibuat dari limbah pabrik Tapioka Sehingga untuk kelanjutan bisnis ini ,bahan baku tidak akan menjadi masalah karena dapat diambil dari singkong ,dari limbah padat dan juga dari limbah cair.

Limbah Cair Tapioka Singkong

Limbah Padat Tapioka (onggok)

Nata de Casava merupakan produk makanan olahan , yang di kembangkan oleh Agro PrimaInd pengusaha di Jogjakarta. Hal tersebut menarik perhatian para petani terutama di sentra singkong seperti di ngawi,Pacitan,Bojonegoro.Ditunjukkan dengan banyak orang yang berminat untuk membeli produk nata decasava yg enak dan segar berserat tinggi. Produk ini telah menjadi minuman khas bagi penduduk sekitar Gunung Kidul Jogjakarta,sebagai pengganti cendol Nata De Casava memiliki rasa dan aroma yang khas, serta berserat tinggiyang bermanfaat bagi kesehatan dapat dijadikan prospek untuk membentuk wirausaha baru ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi petani Singkong baik dari sisi ekologi maupun ekonomi. B. PERUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah dalam Program Pelatihan Teknis dalam bidang Kewirausahaan ini adalah:

1.

Bagaimana mengawali kegiatan wirausaha baru berbasis produk de Casava sebagai makanan yang untuk Memasarkan pemberdayaan produk Nata Bisnis menyegarkan dan masyarakat petani de Casava agar de

inovatifNata menyehatkan 2. 3.

Singkong berbasis home industri Bagaimana Bagaimana menjadiTrademark khas Jawa Timur Analisa Feasibility dari Pembuatan Nata Casava? C. TUJUAN PROGAM Tujuan 1. dari Program Kreativitas Masyarakat dalam bidang kewirausahaan ini adalah: Merintis wirausaha baru yang inovatif melalui usaha pembuatanNata de Casava sebagai makanan menyegarkan dan menyehatkan untuk pemberdayaan masyarakat yang berbasis Home Industri. 2. 3. Dapat Dapat memasarkan menunjukkan produk Nata bisnis ini de Casava agar menjadi Trademarkkhas Oleh oleh Daerah Jawa Timur bahwa sangat Feasible untuk dijalankan mengingat besarnya potensi dari bisnis ini.. D. OUTPUT YANG DIHARAPKAN Sedangkan output yang dapat diperoleh dalam jangka panjang adalah : 1. Terwujudnya ketrampilan berwirausaha kontribusi bagi masyarakat, nyata untuk sehinggamasyarakat dapat memberikan

mengurangi pengangguran dengan menyerap tenaga kerja melalui usaha pembuatan Nata de Casava , mengingat usaha ini menggunakan prinsip padat karya. 2. 3. Terbentuknya Branding produk ini menjadi Produk di Jawa Timur Terciptanya masyarakat yang sehat dengan mengkonsumsi makanan

berserat tinggi non lemak Terbentuknya kepedulian masyarakat terutama dalam upaya mengkonsumsi makanan alami(back to nature)

4.

Peningkatan

kesejahteraan

masyarakat

dengan

pembuatan

industri Nata de Casava yang berbasiskan home industri dan padat karya. E. KEGUNAAN PROGRAM 1. 2. Meransang kreativitas dan daya inovasi masyarakat untuk menghasilkan produk innovatif yang bermanfaat Membuka wawasan masyarakat dan meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha sehingga mampu mengadapi pesaingan bebas dengan cara menjadi entrepreneur muda indonesia. 3. 4. 5. Membuka wawasan masyarakat untuk memanfaatkan limbah Pabrik Tapioka Membantu memberikan kontribusi positif bagi pemerintah dalam Memberikan stimulus untuk menciptakan lapangan pekerjaan mandiri terutama bagi masyarakat berbasis Singkong usahamenjaga lingkungan dari pencemaran lingkungan. secara

sebagai potensi lokal. F. GAMBARAN UMUM USAHA 1. Ide Produk Saat inni Singkong hanya di olah menjadi Gaplek ataupun Tape yang mana nilai tambah secara ekonomi belum bisa mengangkat Petani menjadi berdaya saing,Banyak masyarakat sekitar Hutan yang hanya bisa menjual hasil panen singkong hanya dengan Rp 700./Kg,. Ide pembuatan usaha ini berasal dari adanya keinginan untuk meningkatkan nilai ekonomis masyarakat Petani Singkong .Keamanan, kelayakan konsumsi serta keunggulan dari sirup dapat diketahui lomba dari hasil penelitian Mahasiswa Pertanian UGM,pemenang "Innovative

Entrepreneurship Challenge 3 ITB 2008", Tim Nata De Cassava Mahasiswa UGM meraih juara 1 dalam lomba "Young Entrepreneur Award 2008" yang diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indonesia dan Sarosa Consulting Group, di Jakarta 8-9 Juli 2008

2.

Deskripsi Usaha

Hasil penelitian Margianto mahasiswa Fakultas Biologi angkatan 2004 Mahasiswa Pertanian UGM mempunyai peluang besar untuk dijadikan suatu inovasi wirausaha baru berskala home industri. Wirausaha baru di bidang agro Industri, Menurut Margianto penggagas ide hasil inovasi ini mengatakan satu kilogram onggok hanya dihargai Rp 300. Ketika berubah menjadi nata de cassava, onggok menjadi mahal dua kali lipatnya, yakni Rp 750. Nur Kartika Indah Mayasti, Fakultas Tenologi Industri Pertanian 2005, setiap satu kilogram onggok, setelah diproduksi menjadi lima kilogram lembaran nata. Selain bernilai ekonomis, nata de cassava baik untuk kesehatan. Kandungan gizi setiap 100 gram basah produk ini mengandung serat kasar sebesar 1,71 persen. "Karena berserat tinggi, sehat untuk pencernaan. Tapi ada kelebihan dan kekurangan produk ini dibandingkan produk nata yang lain. Kelemahannya, kalau nata de cassava membutuhkan waktu proses yang lebih lama karena proses hidrolisis karbohidrat menjadi gula melalui fermentasi, ujarnya. Dalam prosesnya perlu waktu tiga hari lebih lama dari Nata de coco, menurut indra kelebihannya, nata de cassava mengandung gula 5-7 persen, sementara Nata de coco hanya 2 persen, sehingga tidak membutuhkan penambahan gula. Nilai positif usaha ini adalah belum adanya usaha sejenis di pasaran, sehingga produk ini belum memiliki kompetitor yang memiliki kesamaan produk dengan produk kami.. Rencana untuk membuat Nata de Casava ini berawal dari animo masyarakat yang sangat antusias menyambut hadirya produk ini pada waktu awal uji coba penjualan nata de casava yang dilakukan di Jogjakarta. Dari hasil uji coba diperoleh tanggapan sangat positif dari masyarakat dengan hadirnya produk ini. Menurut mereka produk ini aneh, unik, enak dan rasanya sekelas dengan nata de casava Tanggapan positif dari masyarakat ini membuat mereka penasaran dengan produk nata de casava dan banyak yang memesan untuk dijadikan sebagai minuman konsumsi sehari-hari.

Penyediaan produksi nata de casava sudah kami lakukan, memiliki kendala dalam hal pemodalan awal usaha. Oleh sebab itu kami berinisiatif untuk menjadikannata de casava menjadi pilihan produk aneka olahan pangan berbasis komoditas unggulan daerah

3.

Tahap Pemasaran yang Telah Dilakukan Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pengolahan namun ragam masyarakat belum makanan dan banyak minuman yang olahan tahu yang tentang diolah

singkong banyaknya

pemanfaatan industri

singkong yang dapat bernilai ekonomis. Belum

dari Singkong di pasaran merupakan faktor utama yang memberi peluang produk nata de casava lebih mudah bersaing dengan produk lain dan dapat diterima di pasaran. Selama ini yang memanfaatkan produk olahan dari Singkong hanya ada di Luar Pulau Lampung,Jawa Barat dan Jogjakarta . Di luar negeri yang sudah melakukan impor nata de casava negara Taiwan dengan Ekportir warga Taiwan . Kondisi diatas kami anggap sebagai peluang untuk menggembangkan sebuah inovasi wirausaha baru di bidang Nata. yang akan dipasarkan dengan merk dagang Nata de Casava. Kelebihan produk ini pemasaran berorientasi kepada produk dan pasar. Pemasaran yang berorientasi pada pasar berarti memahami bahwa konsumen membeli manfaat, bukan sekedar rasa produk yang enak dan unik, sehingga pengusaha harus bersikap aktif dan kreatif dalam mencari dan menemukan kegunaan lainnya yaitu untuk peredam suara,bahan pembuat layar monitor dll. Didalam memasarkan kami menggunakan beberapa strategi yaitu strategi produk, harga, promosi dan distribusi . 1. Strategi Produk Strategi produk dilakukan dengan upaya diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Dalam hal ini dimungkinkan adanya penambahan zat-

zat lain yang tidak berbahaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk. 2. Strategi Harga Strategi harga kami lakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar, atau dengan kata lain harga produk kami lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing nata menyampaikan sudah dilakukan PrimaInd,Jogjakarta 3. Strategi Distribusi dan Promosi Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk khususnya di kampus, sekolah dan instansi pemerintahan yang dekat dengan industri. Tujuan dilakukannya distribusi khususnya ditempat Wisata atau mall adalah agar mereka peduli dengan industri kecildan mulai berfikir untuk memanfaatkan Singkong sebagai makanan alternatif dengan nilai ekonomis tinggi. Selain itu diharapkan distribusi tersebut dapat memperluas daerah pemasok bahan baku Nata de Casava . Sementara pemasaran masih di lakukan di daerah Jogjakarta dan daerah lain di sekitar Jawa tengah ..Selain itu akan ada sistem layanan antar bagi konsumen yang berada di daerah lain. Dengan adanya sistem layananantar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Sistem pembayaran yang sudah di lakukan sebagai berikut: 4. Pembayaran kontan Pembayaran kontan yakni pembayaran lunas terhadap produk Analisa Pemasaran Produk yang berasal dari ke air kelapa. . Dalam memperluas tersebut Agro pemasarannya maka diperlukan kerjasama dengan penyalur untuk produknya sejak konsumen Kerjasama launching tahun 2004 dengan

yang diambil pada saat itu. Strategi pemasaran yang kami gunakan adalah :

Strategi Produk Strategi produk dilakukan dengan melakukan diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Pada awal masa produksi akan diterapkan sistem Job Shopdimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun sistem ini akan berganti dengan sistem flow shop ketika permintaan meningkat. Strategi Distribusi Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah pemasaran Surabaya, Malang, Jogyakarta, Semarang, Bogor, dan Jakarta. Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Strategi Harga Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas produksi, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing. Strategi Promosi Publikasi produk untuk promosi dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan Klinik UKM Dinas Prop Jawa Timur, dimana lembaga ini merupakanpusat promosi bagi produk UKM Jawa Timur. mengikuti sejumlah pameran yang berhubungan dengan makanan, dan ikut serta dalam Koperasi dan UKM serta mengadakan beberapa pelatihan yang berhubungan dengan Kewirausahaan. Promosi penjualan yang telah dilakukan adalah penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, penekanan pada pendekatan perorangan, dan mengikuti pameran serta melakukan penjualan dalam Usaha Koperasi.

G. METODOLOGI PEMBUATAN PRODUK Metode pendekatan program dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : A. Tahap Pembuatan Produk Tempat produksi Nata de Casa va ini adalah di Wates Jogjakarta.Akan menyusul Industri Nata de Casava di daerah Purworejo,Jawa Tengan dan Sidoarjo Jawa Timur, 1. Persiapan perlengkapan Produksi Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibuthkan untuk melaksanakan program, peralatan tersebut antara lain : Pisau Baskom Panci Sendok Sayur Panci Blirik Kain Blacu Kompor Parutan Singkong Gelas Ukur Bak Penampung /tong/drum Nampan plastik 22X29 cm(tempat fermentasi) Bibit dan starter Torong botol sirup kertas koran Rak Gayung 2. BAHAN YANG DIBUTUHKAN Singkong Bio Casava

Startnat Formula1 Formula 2 Starter/bibit Asam cuka Bahan Bakar

1. CARA PEMBUATAN STARTER/BIBIT Siapkan air kelapa (biarkan air kelapa selama 3 hari) Rebus air kelapa hingga mendidih ,selama perebusan tambahkan

-Startnat 10 grm /L -Asam Cuka 1cc/liter Rebusan dituangkan ke botol yang suah steril hingga botol(400Tutup mulut botol dengan koran dan ikat dengan karet 500cc) gelang,biarkan botol selama 1 hari Tambahkan starter bibit induk ke dalam botol kurang lebih 50 cc hingga hampir penuh dan tutup kembali(1 botol bibit induk bisa untuk 1020 botol calon bibit baru) Apabila suhu lingkungan dingin maka botol diselimuti dengan kain Biarkan bibit hingga 6-7 hari dan siap dipakai untuk membuat nata agar hangat de casava . 2. CARA PEMBUATAN Nata De Casava tambahan berupa bibit dan starter

Bahan yang diperlukan pada pengolahan Nata De Casava ini adalahSingkong Dengan bahan a. Pelumatan Sortasi sebagai vermentasi Metode pembuatan Nata De Casava meliputi: Pada tahap sortasi,Singkong dipilih yang kondisinya baik. Tabel 1 : Standar Bahan Baku Pembuatan Sirup Nata De Casava

b.

Pencucian Buah

Pencucian Singkong, dilakukan menggunakan air mengalir berasal dari PDAM. c. Pengupasan Buah casava. Digunakan pisau anti-karat Buah dikupas dengan menggunakan pisau anti-karat, agar tidak mempengaruhi hasil akhir nata de karena sifat nata yang bersih dari kotoran dan bahan Kimia. Pengupasan buah bertujuan untuk memisahkan daging buah dari kulit buah.

d.

Pemarutan Singkong

Pemarutan Singkong dilakukan dengan penambahan parut biasa ataupun parutan giling, e. Perendaman Tambahkan 10 l air ke dalam parutan Singkong yang sudah diparut kemudian direndam selama 3 hari f. g. h. i. j. Tambahkan 60 ml formula 1 dan tambahkan juga 60 ml formula 2 Turunkan rebusan yang sudah masak dinginkan hingga semalam Keesokan harinya maka rebusan disaring pakai kain blacu Air hasil saringan direbus kembali hingga mendidih kemudian di Tuangkan rebusan dalam nampan dalam kondisi panas (setiap pada kondisi dingin,aduk-aduk,kemudian rebus hingga mendidih

tambah Bio Casava sebanyak 70-100 gram(7-10gram/L) nampan di tuang 1,3 -1,5 liter rebusan),buka penutup koran pada ujung sudutnya untuk menuang ,kemudian koran ditutup lagi. k. l. Biarkan nampan sampai dingin ditunggu kurang lebih 1 hari Kemudian buka penutup koran pada ujung sudut dan tambahkan

starter/bibit 10%(1 botol bibit digunakan untuk 4-5 nampan) m. Biarkan nampan hinggga 7 hari untuk proses fermentasi,air rebusan dalam nata akan berubah menjadi nata de casava berwarna putih,kenyal dan siap panen

n. o. 3.

Apabila suhu lingkungan dingin maka nampan ditutup dengan kain Hasil panen dikumpulkan jadi satu dalam drum/ember dan direndam Uji Organoleptik

agar hangat dengan air Uji organoleptik adalah rancangan respon dari panelis yang untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur produk yang diujikan. Dalam menentukan mutu suatu produk, sifat pertama kali yang menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh konsumen adalah sifat organoleptik yang dimilikinya. Uji organoleptik dilakukan dengan melibatkan 13 orang panelis, di Laboratorium BPKI Surabaya. Hasil pengujian organoleptik didapatkan dari hasil pengisian kuisioner, setelah mencoba sampel sirup yang diberikan kepada panelis.

H. JADWAL KEGIATAN Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan telah dirinci dan ditetapkan sebagai berikut: Kegiatan ini berlansung selama 4 bulan yaitu dibagi menjadi perminggu mulai bulan September hingga Desember. No. 1 2 3 4 5 6 7 Agenda Produksi tahap awal Pemasaran & penjualan tahap awal skala laboratorium Survei pasar lanjutan Legalisasi Dinas Keamanan Pangan Pendaftaran Merk Dagang Labeling Kemasan Produksi tahap lanjut nata decasava 1 2 3 4 5 6

Bulan 7 8

8 9

Analisa Usaha (Pemasaran ,Promosi, dll.) Penyusunan Laporan Akhir

Keterangan :

= Agenda telah dilaksanakan = Agenda dilaksanakan setelah proposal disetujui = Watu pelaksanaan kegiatan

I. NAMA DAN BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK 1. Ketua Pelaksana Kegiatan: a. b. c. d. Nama Lengkap Alamat Lembaga : Siti Maidah,S.Kom.,MM : Juanda Harapan Permai G: CV Surya Gemilang

3,Sidoarjo Waktu Untuk Kegiatan Pendampingan : 6 jam/minggu PEMASUKAN

J. BIAYA NO. 1. 2 SUMBER Dinas Koperasi dan UMKM Pribadi TOTAL

PEMASUKAN Rp. 45.000.000,0 Rp.6.830..500,0 Rp. 51.830.500,0

K. PENGELUARAN Biaya Pelaksanaan dan Operasional Awal Pembuatan Nata De Casava No 1. 2. 3. 3 Pemanfaatan Biaya Pelatihan Biaya pendampingan Modal Awal Operasional Usaha Biaya pemasaran total biaya 6,000,000.00 12.000.000.00 22.330,500.00 2.000,000.00

4 5 6 7 8 9 10

Pembelian mesin segel Labeling Kemasan Biaya Legalisasi Dinas Kesehatan Biaya Pendaftaran Merk Dagang Transportasi Komunikasi Sewa Rumah jumlah Lampiran 1 Business Plan Merintis De Wirausaha Baru Inovatif

1,300,000.00 500,000.00 500,000.00 700,000.00 1.000,000.00 500,000.00 3.600.000.00 Rp. 50.430.500,00

Melalui non

Pembuatan Nata Home Industri.

Casava Sebagai makanan

berserat

kolesterol Bisnis yang Prospektif dan Feasibel dengan Berbasis Nama usaha : Kelompok Usaha Nata De Casava Pemilik usaha Lokasi usaha Asal Modal : Jenis usaha : serat b. Memasarkan nata de casava c. Membudidayakan nata de casava Produk Utama : Nata de Casava Target pasar tertarik, Masyarakat umum, dan masyarakat luas. Kapasitas produksi /hari : DISKRIPSI a. Target Produksi 312 nampan/hari b. Kapasitas 9 rak adalah 2.808 nampan/minggu c. Jumlak produksi perbulan adalah 9.984 kg nata de casava : Jaringan usaha Koperasi, unit-unit usaha lain yang a. Memproduksi nata de casava sebagai alternatif minuman kaya : :

Besar Modal : Rp.51.830.500,00

d. Total investasi Rp.51.830.500,00 Pemasaran : 3 bulan pertama : Identifikasi Anggota Koperasi 3 bulan pertama menyiapkan alat dan perlengkapan 3 Bulan pertama 3 Bulan Kedua yang dilaksanakan seluruh oleh koperasi Indonesia. dan Perdagangan di : Memasarkan pada anggota Koperasi : Berpartisipasi dalam pameran-pameran agronomi

3 Bulan ketiga : Memasarkan Produk nata de casavayang disesuaikan dengan Event tertentu. 3 Bulan keempat : Memasarkan dengan sistem delivery service kepada para Konsumen. Strategi pemasaran : Strategi Produk Strategi produk dilakukan dengan melakukan diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Pada awal masa produksi akan diterapkan sistem Job order dimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun sistem ini akan berganti dengan sistem flow shop ketika permintaan meningkat. Strategi Distribusi Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah Koperasi, Sidoarjo,Surabaya, Malang, Jogyakarta, Semarang, Bogor, dan Jakarta. Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen.

Strategi Harga Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas produksi, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing. Strategi Promosi Publikasi produk untuk promosi dilakukan dengan menjalin kerjasama denganKlinik UKM Dinas Koperasi Propinsi Jawa Timur, dimana lembaga ini merupakan semacam inkubator bisnis bagi produk UKM Jawa Timur yang layak untuk dikomersialisasikan, menjalin kerjasama dengan pihak Dinas Koperasi propinsi dengan menjadikan produk sebagai buah tangan khas dari Anggota Koperasi Sidoarjo, mengikuti sejumlah pameran yang berhubungan dengan makanan, dan ikut serta dalam Bazar BUMN serta mengadakan beberapa pelatihan yang berhubungan dengan Kewirausahaan. Promosi penjualan yang telah dilakukan adalah penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, penekanan pada pendekatan perorangan, dan mengikuti pameran serta melakukan penjualan dalam acara Dinas Koperasi Prop Jawa Timur,dan seluruh Koperasi L. Analisis SWOT: 1. Strength : a. Belum ada usaha sejenis. b. Modal untuk memulai usaha kecil. c. Bahan baku melimpah di Jawa Timur d. Tempat produksi di Sidoarjo e. Adanya pasar yang siap menampung hasil produk nata de casava f.Tidak mudah ditiru karena metode pembuatannya memiliki prosedur dan formula khusus hasil penelitian. 2. Weekness : a. Produk baru.

b. Belum dikenal. 3. Opportunity: a. Dapat dengan mudah memasuki target pasar, karena belum ada saingan produk sejenis. b. Keunggulan produk Nata de Casava yang bersearat tinggi dan non kolesterol c. Harga nata de casava dapat bersaing dengan produk nata de coco dari air kelapa 4. Threath berbeda. : a. Timbul usaha yang sejenis dengan bahan baku

M. ANALISA USAHA NATA DE CASAVA I. DISKRIPSI 1. Target Produksi harian : Kapasitas perminggu 2.808 nampan Jumlah produksi Perbulan kg ) = 9.984 kg nata de casava 2.PERALATAN NAMA BARANG Kompor Panci kecil Panci Besar JUMLAH 2 buah 4 buah 6 buah HARGA = 32 rak :(312 nampan x 9 312 nampan (1 rak) = 9 rak : (312 nampan x 9 rak)

30 15

22

Rak Pisau Saringan Besar Nampan Pengaduk Botol Ember Drum Baskom Parut Gayung Takaran Koran + karet Total

9 buah 8 buah 6 buah 2100 buah 4 buah 400 buah 4 buah 20 buah 10 buah 4 buah 4buah 5 buah secukupnya

20

4 14

3 5

3.BAHAN BAKU No Singkong Formula 1 Formula 2 Bibit (air kelapa+bumbu) Kayu Bakar/Gas Total Jumlah 1200 kg 65 108 1158 1 300.000 Harga Satuan (Rp.) 1.500 3.000 3.000 250

4.OPERASIONAL

1Gaji Karyawan (2 x Rp 500.000) 2Bahan Baku 3Penyusutan 4Sewa lahan Total Pengeluaran PEMASUKAN BULANAN 1Penjualan (9984 kg x Rp 900) LABA BERSIH BULANAN

1Total Investasi (FC) 2Biaya Operasional perbulan (VC) Total Biaya Keseluruhan BEP Rp17.889.750 Rp4.467.750 JADI BIAYA BALIK MODAL 4 bulan

You might also like