You are on page 1of 17

PENDAHULUAN Latar Belakang Mikroskop merupakan suatu alat optis yang dapat melihat benda-benda berukuran kecil yang

tidak tampak dengan mata biasa, misalnya bagian-bagian dari sebuah sel. Dengan menggunakan mikroskop, kita dapat melihat dan mempelajari objek yang kita amati dengan jelas. Oleh sebab itu, penulis membuat laporan tentang mikroskop agar kita dapat mengetahui dan mengerti penggunaan dari mikroskop serta bagian-bagian dari mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil dan benda-benda yang sangat halus yang tidak tampak oleh mata telanjang. Mikroskop banyak membantu dalam mempelajari biologi, kedokteran dan ilmu pengetahuan lainnya. Kemahiran dan ketelitian si pemakai menggunakan mikroskop sangat mendukung untuk mengamati dan membandingkan struktur sel dari berbagai organisme, khususnya membandingkan antara struktur sel hewan dengan sel tumbuhan. Selain mengetahui bagaimana penggunaan dari mikroskop dan bagian-bagian dari mikroskop, kita juga perlu mengetahui sejarah penemuannya, jenis-jenis mikroskop, dan manfaat dari mikroskop itu sendiri. Hal ini bertujuan agar kita benar-benar mengerti dan paham tentang mikroskop.

Tujuan Praktikum

Untuk mengenal dan memahami lebih jauh tentang mikroskop. Untuk mengetahui jenis-jenis/bagian-bagian dari mikroskop. Untuk mengetahui kegunaan dari mikroskop. Untuk mengetahui cara penggunaan/cara kerja dari mikroskop. Untuk melatih keterampilan dalam pengaturan objek mikroskopis dalam mikrometer atau lensa.

Tanggal Praktikum Dimulai 24 September 2012 Tanggal Praktikum Selesai 24 September 2012

TINJAUAN PUSTAKA

Kata mikroskop (microscope) berasal dari bahasa Yunani, micron = kecil dan scopos = tujuan. Maka mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata biasa. Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah dua ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuwan lain, seperti Galileo Galilei berkebangsaan Italia, untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek. (Dr. Ratno Nuryadi, 2005) Masalah yang mendasar dari mikroskop cahaya adalah keterbatasan dalam mengubah kemampuannya. Objek yang berukuran lebih kecil dari 0,2 mikrometer tidak dapat dilihat dengan jelas melalui mikroskop cahaya. Padahal sebagian besar sel adalah berukuran kecil. (Dra. Siti Laila, M.Pd, 2002) Ada berbagai macam mikroskop, misalnya mikroskop cahaya, mikroskop polarisasi, mikroskop elektron, mikroskop DIP (Difference Interference

Polarization). Apa pun macamnya setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian mekanik. (Drs. Istamar Syamsuri, M.Pd, 2004)

Pada perkembangan selanjutnya, seorang ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1635-1703) menemukan mikroskop yang dapat menghasilkan gambar yang lebih jelas daripada mikroskop Janssen. Selain ahli di bidang sains, Hooke juga ahli falam matematika. (Fatimah Muid, M.Sc, 2004)

Mikroskop elektron memakai sinar partikel elektron atau atom untuk memperbesar objek jutaan kali dari ukuran aslinya. Kalau objek mikroskop cahaya harus diiris tipis sebelum dilihat dengan mikroskop, maka objek mikroskop elektron dapat diperbesar secara utuh. (Kadaryanto, S.Pd dkk, 2000) Mikroskop elektron adalah mikroskop yang mampu melakukan perbesaran objek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan perbesaran objek serta resolusi yang lebih jauh dan lebih bagus daripada mikroskop cahaya. (Anonimous. http://www.wikipedia.co.id, 2008) Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen. Lensa okuler merupakan lensa likroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehingga pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. (Anonimous. http://wikipedia.org/wiki/mikroskop, 2007)

MIKROSKOP

Sejarah Mikroskop Kata mikroskop (microscope) berasal dari bahasa Yunani, yaitu micron=kecil dan scopos=tujuan. Maka mikroskop adalah sebuah alat optis yang terdiri dari kombinasi lensa dan digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil (mikroorganisme) untuk dilihat oleh mata telanjang. Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan asal Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuwan lain, seperti Galileo Galilei berkebangsaan Italia, untuk membuat alat yang sama. Galileo

menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran dibawah 200 nanometer. Untuk melihat benda berukuran dibawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932 lahir mikroskop elektron. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron sebagai pengganti cahaya. Elektron mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek dari pada sinar biasa sehingga daya pisahnya menjadi sangat besar yaitu 0,001 mm. Karena itu,

mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran objek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik. Pada perkembangan selanjutnya, seorang ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1635-1703) menemukan mikroskop yang dapat menghasilkan gambar yang lebih jelas dari pada mikroskop Janssen. Selain ahli di bidang sains, Hooke juga ahli dalam matematika. Hooke merupakan orang pertama yang mengamati dan menyebut nama sel pada saat melakukan penelitian dengan menggunakan mikroskop. Untuk eksperimennya tersebut, beliau membuat sayatan yang sangat tipis dari gabus tutup botol. Hooke mengamati sayatan tersebut di bawah mikroskop dan memperhatikan struktur yang mirip kotak kecil. Kotak-kotak kecil tersebut mengingatkannya pada kamar-kamar yang dalam bahasa Latin disebut cell (sel). Pada saat Hooke pertama kali mengobservasi dan mendeskripsikan sel, beliau tidak memahaminya terlalu jauh. Pada waktu yang sama seorang ilmuwan Belanda, Antonie van Leeuwenhoek berhasil menemukan mikroskop yang kualitasnya lebih bagus. Dengan mikroskop buatannya, Leeuwenhoek merupakan ilmuwan yang pertama kali mengobservasi, menggambar, dan mendeskripsikan berbagai macam jasad renik, termasuk bakteri, makhluk hidup bersel tunggal, dan sel sperma. Penemuan Leeuwenhoek ini telah membuka cakrawala penelitian yang lebih luas bagi para ilmuwan di bidang sains.

Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik. Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek

dalam kondisi hampa udara (vacum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan objek berkondisi vacum, tumbukan elektronmolekul bisa terhindarkan.

Jenis-Jenis Mikroskop Jenis paling umum dari mikroskop dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Ada berbagai macam mikroskop, misalnya mikroskop cahaya, mikroskop polarisasi, mikroskop elektron, mikroskop stereo, mikroskop ultraviolet, mikroskop medan gelap, dan mikroskop DIP (Difference Interference Polarization). Apa pun macamnya, setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian mekanik.

Pembagian Mikroskop Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

1. Mikroskop Cahaya Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. Mikroskop cahaya sendiri dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (mikroskop yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, mikroskop fluoresens, mikroskop kontra fase, mikroskop nomarski DIC, dan mikroskop konfokal).

2. Mikroskop Elektron Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan

elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Untuk mengamati detail sel yang sangat halus dapat digunakan mikroskop elektron. Hal ini dikarenakan mikroskop elektron menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya, dimana elektron mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek daripada sinar biasa, sehingga daya pisahnya menjadi sangat besar yaitu 0,001 mm. Mikroskop Elektron Transmisi Mikroskop elektron transmisi atau TEM ( Transmission Electron Microscope) dikembangkan pertama kali oleh Ernest Ruska dan Max Knoll, pada tahun 1932. Karena hasil penemuan tersebut, Ernest Ruska mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1986. Pada mikroskop elektron transmisi atau TEM (Transmission Electron Microscope), elektron yang lepas dari sumbernya akan menembus objek yang irisannya sangat tipis, kemudian difokuskan oleh medan elektron magnet yang berfungsi sebagai lensa sehingga jatuh pada lempeng foto yang bersifat fluoresen. Mikroskop ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom).

Mikroskop Elektron Pindai Mikroskop elektron pindai atau SEM ( Scanning Electron Microscope) dipublikasikan pertama kali oleh fisikawan Jerman Dr. Max Knoll pada

tahun 1935. Pada SEM, elektron yang lepas dari sumbernya dibelokkan oleh

deflektor menuju ke lensa magnetik baru kemudian diteruskan ke objek. Objek yang akan diamati dilapisi dengan detektor dan akan ditampilkan pada layar TV berupa gambar tiga dimensi. Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini memfokuskan sinar elektron di permukaan objek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan objek. Fungsi dari mikroskop ini adalah untuk melihat morfologi permukaan dari bahan.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan mikroskop elektron antara lain : 1. Memerlukan keterampilan teknis untuk mengoperasikannya. 2. Perlengkapannya mahal. 3. Memerlukan irisan objek yang sangat tipis dan kering, yang untuk membuatnya diperlukan alat dan keterampilan khusus. 4. Objek yang akan diamati harus dalam kondisi vakum udara. 5. Memerlukan tegangan dan daya listrik tinggi.

Manfaat Mikroskop Mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda yang terlalu kecil atau makhluk-makhluk yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa karena ukuran yang

10

sangat kecil sekali atau mikroorganisme. Di alam, terdapat 4 jenis mikroorganisme, yaitu bakteri, parasit, jamur, dan virus.

SPESIFIKASI ALAT

Gambar Mikroskop

11

Bagian-Bagian Mikroskop Keterangan gambar: 1. Lensa Okuler

12

Lensa okuler adalah lensa yang langsung berhubungan dengan penglihatan, tempat mata mengamati objek. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan benda. Biasanya, ada tiga buah lensa okuler. 2. Sekrup Pengarah Kasar Sekrup pengarah kasar atau makrometer merupakan alat untuk menggerakkan tabung sehingga objek yang terfokuskan dapat terlihat. 3. Tabung Mikroskop Tabung mikroskop menghubungkan lensa okuler dan lensa objektif. 4. Sekrup Pengarah Halus Sekrup pengarah halus atau mikrometer merupakan alat untuk menggerakkan tabung secara lebih halus dan teliti. Alat ini dipakai setelah memutar sekrup pengarah kasar namun objek masih terlihat kabur. 5. Revolver Revolver atau alat pemutar lensa berguna untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan. 6. Lensa Objektif Lensa objektif adalah lensa yang langsung berhubungan dengan objek yang diamati. Lensa objektif merupakan susunan lensa, biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah dengan perbesaran yaitu 4x, 10x, 45x, dan 100x.

7. Pemegang Merupakan tempat memegang pada waktu mengangkat mikroskop. 8. Penjepit

13

Penjepit berguna untuk memegang kaca objek. 9. Meja Sediaan (meja preparat) Pada bagian tengahnya terdapat lubang untuk melewatkan sinar. 10. Kondensor Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan difokuskan pada objek. Kondensor dapat dinaik-turunkan dengan sekrup untuk menaik-turunkan meja. 11. Diafragma Teletak di bawah kondenser. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke objek. Di bawahnya ada cincin filter, ada yang bisa digeser keluar dan ada yang tidak. 12. Cermin Cermin berguna untuk mengarahkan cahaya pada objek. Permukaan yang satu berupa cermin datar dan yang lainnya merupakan cermin cekung. Cermin ini dapat diputar putar menurut dua sumbu yang bersilang tegak lurus sehingga kemampuan putarnya besar sekali untuk mengarahkan sinar ke kondensor. Cermin datar untuk menampung sinar matahari yang menembus kaca jendela dan cermin cekung menampung sinar lampu. 13. Kaki Mikroskop Kaki mikroskop yang kukuh dan berat berguna supaya mikroskop dapat berdiri dengan stabil. 14. Pengatur Berguna untuk mengatur mikroskop.

14

KESIMPULAN
1. Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang.

15

2.

Berdasarkan sumber cahaya, ada du jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

3.

Mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai sumber penglihatan. Bakteri, jamur, dan parasit dapat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Perbesarannya 100 sampai 300 kali

4.

Mikroskop elektron menggunakan elektron sebagai sumber penglihatan. Mikroskop ini dapat mengamati virus dengan perbesaran hingga 25.000 kali.

5.

Jenis-jenis mikroskop adalah mikroskop cahaya/optis/biasa, mikroskop elektron, mikroskop polarisasi, dan mikroskop kontra fase.

6.

Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor.

7.

Manfaat mikroskop adalah untuk mengamati benda-benda atau makhluk-makhluk yang berukuran sangat kecil sekali (mikroorganisme) yang tidak tampak dengan mata biasa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, Mikroskop.http//www.wikipedia.co.id. [22 Agustus 2008].

16

Kadaryanto, 2000. Biologi Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan,Yudhistira, Jakarta. Laila, Siti., 2002. Biologi Sains dalam Kehidupan, Yudhistira, Jakarta. Maxwell, Bola., 1982. Modern Tropical Biology. Muid, Fatimah., 2004. Seri Inspirasi Sains, Ganeca Exact, Bandung. Nuryadi, Ratno., 2005. http//www.beritaiptek.com. [20 Agustus 2008]. Saniel, Luisa., 1995. General Microbiology. Syamsuri, Istamar., 2004. Biologi untuk SMA, Erlangga, Jakarta.

17

You might also like