Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan Kewarganegaraan
Page i
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan nikmat dan karuniaNya,saya dapat menyelesaikan kewajiban saya dalam mengerjakan tugas makalah ini,yang berjudul Peran Budaya Daerah untuk Memperkokoh Budaya Nasional. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,yang terlibat dalam pembuatan makalah ini baik support maupun motivasinya,sehingga saya mampu untuk menyelesaikannya tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, saya menampilkan berbagai permasalahan yang menyangkut tentang Budaya Nasional .Yang semakin lama semakin pudar dimakan zaman,akibat munculnya pengaruh Budaya Asing. Penulisan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.Jika terdapat kesalahan ataupun penulisan yang kurang tepat,saya selaku penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.Karena saya sebagai manusia biasa yang bisa khilaf.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan untuk kita semua. Oleh karena itu saya berharap dari pembaca sekalian mampu mengambil pelajaran dari tulisan saya ini, dan mau melakukan akan hal-hal positif yang mampu kita lakukan yang disampaikan di dalam tulisan saya ini. Adapun bila didalam tulisan saya ini ada kekurangan dalam penulisan ataupun ada kata-kata yang tidak patut disampaikan, mohon diberi maaf. Dan saya sangat mengharapkan saran dan pendapat dari pembaca sekalian yang mungkin akan saya perbaiki pada tugas-tugas saya kemudian.
Pendidikan Kewarganegaraan
Page i
Daftar Isi
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Sasaran BAB II Pembahasan 1. Penetapan Dasar Negara A. Tahap Pembentukan BPUPKI B. Tahap Penyusunan Konsep Rancangan Dasar Negara dan UUD C. Sidang BPUPKI Kedua(10 s/d 16 Juli 1945) D. Penetapan UUD 1945 2. Dukungan Spontan Terhadap Proklamasi dan Tindakan Tindakan Heroik A. Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX B. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada C. Tindakan-Tindakan Heroik 3. Sistem Pemerintahan di Indonesia 4. Identifikasi Bentuk Negara Indonesia Kesimpulan Referensi
i ii 1 1 2 2 3 3 3 3 5 5 6 6 6 6 7 9 10 11
Pendidikan Kewarganegaraan
Page ii
1. Latar Belakang
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai akibatnya, pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, "Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia-Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air pada masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesir) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya." Di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pendidikan Kewarganegaraan
Page 1
Tujuan utama dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memberikan rasa kesadaran terhadap semua pihak akan pentingnya rasa cinta kepada tanah air, dimana negara kita terdiri atas beragam perbedaan seperti berbagai suku,ras,bahasa dll serta merenungi sikap dan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang demi tercapainya kemerdekaan.Selain itu,untuk memberikan wawasan serta pengetahuan kepada masyarakat dan kepada mahasiswa khususnya,sebagai generasi penerus bangsa yang dapat mangembangkan dan melestarikan kebudayaan agar tidak hilang di telan
3. Sasaran Penulisan ini di tujukan khususnya untuk Mahasiswa dan generasi muda,calon pemimpin bangsa serta masyarakat umumnya.Dimana nasib bangsa kita ini akan ditentukan dari tangantangan generasi mudanya.Maka dari itu,sebagai generasi muda calon pemimpin bangsa,hendaknya kita ikut menjaga keutuhan negara dengan berbagai macam cara.Karena begitu besarnya pengorbanan para pahlawan yang telah menjadikan Indonesia seperti sekarang ini.
Pendidikan Kewarganegaraan
Page 2
BAB II PEMBAHASAN 1. Penetapan Dasar Negara Dasar Negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandangan hidup atau falsafah(cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia) yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. A. Tahap Pembentukan BPUPKI BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945.Pembentukan BPUPKI memberi kesempatan secara legal kepada Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan dan merancang UUD yang berisi dasar negara. B. Tahap Penyusunan Konsep Rancangan Dasar Negara dan UUD Sidang Pertama BPUPKI(29 Mei s/d 1 Juni 1945) Pada sidang ini K.R.T Radjiman Widyodiningrat(ketua BPUPKI), menyampaikan tentang dasar falsafah yang akan dibentuk bagi bangsa Indonesia.Usulan-usulan dasar Negara RI yang muncul pada sidang ini, antara lain: 1. Mr. Moh. Yamin ,Secara lisan; a. b. c. d. e. a. b. c. d. Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri Ketuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan Rakyat Ketuhanan Yang Maha Esa Kebangsaan Persatuan Indonesia Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Pendidikan Kewarganegaraan Page 3
Secara tertulis;
Dapat diperas menjadi Trisila; Sosionalisme Sosiodemokratis Ketuhanan Dapat diperas lagi menjadi Ekasila; Gotong royong Pada sidang pertama BPUPKI belum tercapai kesepakatan tentang dasar Negara.Kemudian dibentuk panitia Sembilan. Anggota Panitia Sembilan adalah: Ir. Soekarno Drs. Moh. Hatta Mr. A.A. Maramis K.H. Wahid Hasyim Abd. Kahar Muzakir Abikusno Tjokrosoejoso H. Agus Salim Mr. Ahmad Soebarjo Mr. Moh. Yamin
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar Negara Indonesia yang dikenal dengan Jakarta Charter(Piagam Jakarta). Rumusan Dasar Negara Menurut Jakarta Charter 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2. Kemanusian yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan Page 4
Pendidikan Kewarganegaraan
Page 9
Pendidikan Kewarganegaraan
Page 10
Pendidikan Kewarganegaraan
Page 11