You are on page 1of 12

50 Kumpulan Peribahasa Pembentuk Akhlak Mulia Anak 1.

Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu Maknanya: Walaupun sering mendapatkan rintangan dalam melakukan sesuatu, tetapi kita tidak boleh berputus asa. Apabila ada suara hati dan omongan orang lain yang menyarankan kita untuk menyerah, lebih baik diabaikan saja, ya, adik-adik! Kafilah = rombongan berkendaraan unta di padang pasir 2. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian Maknanya: Apabila adik-adik ingin mendapatkan kesenangan, maka harus mau berusaha dan bersusah-susah terlebih dahulu. Sebuah kesenangan akan menjadi lebih nikmat jika diperoleh dengan perjuangan dan kerja keras dari diri sendiri. Rakit = kendaraan apung yang dibuat dari beberapa buluh kayu atau batang pisang yang diikat berjajar Hulu = ujung sungai 3. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit Maknanya: Bila melakukan sesuatu dengan sabar dan tekun, pasti akan berhasil. Walaupun usaha yang adik-adik lakukan mungkin hanya sedikit, tapi jika dilakukan secara terus menerus, tentu akan menghasilkan sesuatu yang besar. 4. Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya Maknanya: Orang yang rajin akan menjadi pandai dan orang yang selalu berhemat akan menjadi kaya. Adik-adik tidak akan bisa pintar tanpa rajin belajar, juga akan sulit memiliki uang banyak bila tidak mau berhemat. Pangkal = bagian yang dianggap sebagai dasar

5. Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan Maknanya: Kasih sayang seorang Ibu tidak memiliki batas, sedangkan kasih sayang anak selalu berbatas. Selama ini Ibu selalu menyayangi kita dengan sepenuh hati, tetapi untuk membantu Ibu saja kita seringkali mengeluh atau bahkan tidak mau. Penggalan = galah dari bambu 6. Mulut kamu, harimau kamu Maknanya: Keselamatan dan harga diri kita tergantung pada perkataan kita sendiri. Jika ingin selamat dan dihormati, adik-adik harus bisa menjaga perkataan, supaya apa yang terucap tidak akan menyinggung perasaan orang lain. 7. Tak ada gading yang tak retak Maknanya: Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya. Setiap orang pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kita tidak boleh saling mengejek atas kelemahan yang kita miliki masingmasing. Gading = taring yang panjang pada gajah 8. Air beriak tanda tak dalam, Air tenang (biasa) menghanyutkan Maknanya: Orang yang sombong dan banyak bicara, biasanya justru tidak memiliki kemampuan yang bisa dibanggakan. Sebaliknya, orang yang rendah hati dan tidak banyak bicara biasanya malah sangat pandai dan berpengetahuan luas. Beriak = berombak kecil (pada air) 9. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi Maknanya: Ilmu yang dituntut secara tidak sempurna, tidak akan berfaedah. Oleh karena itu, adik-adik harus selalu tekun belajar, ya! Dengan

demikian, ilmu yang adik-adik dapat pasti akan bermanfaat, baik untuk diri sendiri, keluarga, ataupun teman-teman. Kepalang = tanggung, kurang 10. Malu bertanya sesat di jalan Maknanya: Bila tidak mau berusaha, adik-adik tidak akan bisa meraih tujuan. Misalnya, adik-adik ingin menjadi peringkat 1 di kelas. Untuk meraih tujuan dan impian itu, tentu adik-adik harus mau berusaha dengan rajin belajar dan banyak berdoa. 11. Tiada rotan, akar pun berguna (jadi) Maknanya: Kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik juga bisa dipakai. Peribahasa ini menghendaki agar kita selalu kreatif. Misalnya, apabila tidak memiliki pulpen, adik-adik masih bisa mengerjakan PR dengan menggunakan pensil. Rotan = tumbuhan menjalar yang batangnya digunakan untuk berbagai barang atau perabot 12. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, orang mati meninggalkan nama Maknanya: Orang baik akan selalu meninggalkan nama baik, sedangkan orang jahat akan meninggalkan nama buruk. Tentu adik-adik tidak ingin dikenal sebagai orang yang jahat, kan? Oleh karena itu, adik-adik harus bisa menghindari perbuatan-perbuatan yang tercela, ya. 13. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Maknanya: Kejahatan atau kesalahan kecil, bisa merusak segala kebaikan yang telah diperbuat. Walaupun selama ini adik-adik banyak melakukan perbuatan baik, tapi semua itu bisa rusak apabila adik-adik melakukan perbuatan yang tercela sekecil apa pun. Nila = bahan pewarna (biru)

Belanga = kuali (wadah) besar dari tanah 14. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya Maknanya: Tiap-tiap negeri atau tempat, berlainan adat dan kebiasaannya. Misalkan, sekolah adik-adik mewajibkan para murid untuk memakai dasi. Namun, di daerah lain ada juga sekolah yang para muridnya tidak biasa berdasi. Lubuk = bagian yang dalam di sungai, laut, danau, dan lain sebagainya. 15. Kalau pandai meniti buih selamat badan sampai ke seberang Maknanya: Jika dapat mengatasi kesukaran, tentu maksud dapat dicapai. Peribahasa ini ingin menekankan bahwa adik-adik tidak boleh mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan, sebab pasti akan ada kesuksesan dibalik semua kesulitan itu. Meniti = berjalan di jalan yang sempit Buih = gelembung-gelembung kecil pada benda cair 16. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung Maknanya: Maksudnya adalah menyesuaikan diri dengan adat dan keadaan tempat tinggal. Jadi, apabila bertamu ke rumah tetangga, saudara, atau teman, adik-adik harus menghormati dan mengikuti kebiasaan dan peraturan di rumah itu. 17. Sepandai-pandai membungkus, yang busuk berbau juga Maknanya: Perbuatan yang salah, meskipun dirahasiakan, lama-kelamaan akan ketahuan juga. Oleh karena itu, apabila adik-adik melakukan kesalahan, lebih baik jujur dan berani meminta maaf, ya! Jangan malah menyembunyikan kesalahan itu. 18. Sepandai-pandai tupai meloncat, sekali gawal (terjatuh) juga

Maknanya: Sepandai-pandai seseorang, ada kalanya berbuat keliru juga. Apabila suatu ketika adik-adik melakukan kesalahan, maka tidak perlu bersedih hati. Yang penting adik-adik mau belajar dari kesalahan itu dan tidak mengulangnya kembali di masa depan. Gawal = salah, keliru 19. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah Maknanya: Setiap orang harus menaati adat kebiasaan yang ada di masyarakat. Misalnya, apabila di sekolah adik-adik ada kebiasaan untuk menjalani upacara bendera setiap senin pagi, maka adik-adik juga harus mengikuti upacara itu. Adat = aturan yang biasa dilakukan sejak dahulu kala 20. Bak ilmu padi, kian berisi kian runduk Maknanya: Peribahasa ini perlu adik-adik teladani, sebab menekankan supaya kita tidak bersikap sombong. Semakin luas pengetahuan yang dimiliki, seharusnya kita menjadi lebih bijaksana dan rendah hati, bukan malah sibuk menyombongkan diri. 21. Nasi sudah menjadi bubur Maknanya: Sesuatu yang sudah telanjur, tidak dapat diperbaiki atau diulangi lagi. Oleh karena itu, adik-adik harus selalu berhati-hati dalam berbuat, supaya tidak terjadi kesalahan yang bisa membuat adikadik sedih dan menyesal. 22. Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau Maknanya: Segala usaha hendaknya sampai kepada maksudnya. Supaya usaha yang adik-adik lakukan dalam mengejar tujuan dan impian tidak menjadi hal yang sia-sia, adik-adik tidak boleh berputus asa. Berusahalah terus sampai impian itu bisa tercapai.

23.

Air susu dibalas dengan air tuba Maknanya: Peribahasa ini menggambarkan tentang kebaikan yang dibalas dengan kejahatan. Adik-adik jangan sampai melakukan hal ini, ya! Orang yang telah berbuat baik kepada kita seharusnya kita balas dengan perlakuan dan perbuatan yang baik juga. Tuba = tumbuhan liana yang akarnya beracun

24.

Tong kosong nyaring bunyinya Maknanya: Orang yang bodoh biasanya banyak bualnya (cakapnya). Karena tidak memiliki kemampuan apa pun yang bisa dibanggakan, akhirnya mereka hanya bisa banyak omong dan berbohong supaya terlihat jago di depan teman-teman mereka.

25.

Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, masih lebih baik di negeri sendiri Maknanya: Maksud dari peribahasa ini adalah, sebaik-baiknya negeri orang lain, masih lebih baik negeri sendiri. Namun, kata negeri di sini memiliki makna yang luas, yaitu tentang lingkungan adik-adik sendiri. Bisa berarti rumah, sekolah, ataupun tempat bermain.

26.

Alah bisa karena (oleh) biasa Maknanya: Segala kesukaran tidak akan terasa lagi setelah biasa. Misalnya, mata pelajaran matematika yang diberikan di sekolah tidak akan terasa sulit apabila adik-adik terbiasa dan rajin berlatih mengerjakan soal-soal matematika. Alah = kalah

27.

Kalah jadi abu, menang jadi arang Maknanya: Menang atau kalah sama-sama mendapatkan rugi. Oleh karena itu, adik-adik jangan sampai berkelahi dengan teman-teman, ya!

Sebab, siapapun yang menang dan kalah, semuanya pasti tetap akan merasakan sakit. Arang = Bahan bakar yang hitam warnanya dibuat atau terjadi dari bara kayu / serbuk hitam bekas kayu yang terbakar 28. Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak Maknanya: Kesalahan (kekurangan) orang lain biarpun kecil sekali akan kelihatan, tetapi kesalahan (kekurangan) sendiri meskipun besar tidak kelihatan. Inilah gambaran orang yang senang mencari-cari kesalahan orang lain untuk menutupi kesalahannya sendiri. 29. Diberi sejengkal hendak sehasta, diberi sehasta hendak sedepa Maknanya: Peribahasa ini menggambarkan tentang orang yang tamak. Saat diberi sedikit, dia akan meminta yang lebih banyak. Padahal, diberi sebanyak apa pun, seseorang yang tamak tetap tidak bisa bahagia, sebab dia tidak pernah mau bersyukur. Hasta = ukuran dari dari siku sampai ke ujung jari tengah Depa = ukuran sepanjang kedua belah tangan merentang 30. Kalau takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai Maknanya: Apabila adik-adik tidak ingin mendapatkan masalah tertentu, janganlah melakukan tindakan atau perbuatan yang bisa mendatangkan masalah itu. Misalkan, kalau adik-adik tidak ingin ditangkap polisi lalu dipenjara, janganlah mencuri. Dilimbur = digenangi, dibanjiri Pasang = permukaan air sungai atau laut yang naik 31. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing Maknanya: Peribahasa ini menggambarkan tentang hubungan yang sangat cocok dan dekat. Saat sedang senang, mereka akan saling berbagi,

dan ketika sedang susah, mereka akan saling membantu. Misalnya, hubungan dengan sahabat karib, orangtua, ataupun saudara. Dipikul = dibawa dengan tongkat (pikulan) yang ditaruh di atas bahu Dijinjing = dibawa dengan posisi tangan ke bawah dan tidak terlalu erat memegangnya 32. Lempar batu sembunyi tangan Maknanya: Berbuat kurang baik, lalu berpura-pura tidak tahu. Ini merupakan perbuatan seseorang yang pengecut, sebab tidak berani mengakui perbuatan jahat yang telah diperbuat. Oleh karena itu, adik-adik jangan sampai melakukan perbuatan ini, ya! 33. Buruk muka cermin dibelah Maknanya: Tentang tindakan seseorang yang menyalahkan orang atau hal lain, meskipun sebenarnya dia sendiri yang salah dan bodoh. Adik-adik jangan sampai melakukan hal ini, ya! Jangan buru-buru menyalahkan keadaan atau menimpakan kesalahan kepada orang lain. 34. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi Maknanya: Peribahasa ini menggambarkan tentang beberapa pihak yang memiliki kedudukan atau jabatan yang sama. Pihak-pihak itu tidak boleh saling merendahkan. Misalnya, adik-adik tidak boleh mengejek teman sekelas, sebab dia juga memiliki kedudukan yang sejajar dengan adik-adik. 35. Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati Maknanya: Kebaikan hati orang akan diingat selama-lamanya. Oleh karena itu, adik-adik harus rajin berbuat baik kepada siapapun, ya! Selain itu, berbuat baiknya juga harus tulus dan ikhlas. Jangan hanya sekadar untuk mengharapkan pujian saja.

36.

Ada gula ada semut Maknanya: Di mana banyak kesenangan, di situlah banyak orang yang datang. Misalnya, apabila bisa bersikap baik, sopan, dan menyenangkan, pasti adik-adik akan memiliki teman yang sangat banyak. Oleh karena itu, sering-seringlah bersikap baik, ya, adik-adik!

37.

Tak akan (takkan) lari gunung dikejar Maknanya: Jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan (mencapai) sesuatu yang telah pasti. Misalnya, ketika sedang makan, sebaiknya adik-adik jangan terburu-buru, sebab nanti bisa tersedak. Lakukanlah dengan santai, supaya hidangan yang dimakan juga akan terasa lebih nikmat.

38.

Habis manis sepah dibuang Maknanya: Sesudah tidak berguna, lalu dibuang dan tidak dipedulikan lagi. Misalnya, setelah dewasa dan memiliki banyak uang, seseorang melupakan dan menelantarkan kedua orangtua yang selama ini telah membesarkannya. Wah, perbuatan itu kejam sekali. Kelak adik-adik tidak boleh melakukannya, ya! Sepah = ampas sesuatu yang sudah dikunyah dan diisap air atau sarinya

39.

Berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan lidah Maknanya: Hendaklah berhati-hati dalam berbuat dan mengeluarkan perkataan dalam pergaulan sehari-hari. Adik-adik harus senantiasa ingat bahwa segala perbuatan dan perkataan yang tidak baik bisa menyinggung dan melukai perasaan orang lain.

40.

Kecil dikandung ibu, besar dikandung adat, mati dikandung tanah Maknanya: Manusia itu selalu terikat, tidak pernah bebas sama sekali. Oleh karena itu, adik-adik tidak boleh bersikap seenaknya dalam

menjalani pergaulan sehari-hari, sebab selalu ada aturan dan kebiasaan yang harus ditaati dan dihormati. 41. Terlampau panggang hangus Maknanya: Bila terlampau meninggikan diri akhirnya akan jatuh juga. Misalnya, adik-adik pernah mendapatkan nilai bagus dalam ulangan harian. Apabila menganggap diri sudah jago dan hebat, suatu saat pasti adik-adik malah akan mendapat nilai yang buruk. Hangus = terbakar sampai menjadi hitam 42. Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan Maknanya: Melepaskan hal kecil yang sudah ada, lalu mengharapkan hal besar yang belum pasti didapat. Sebaiknya hal ini jangan dilakukan, ya, adik-adik. Janganlah menyia-nyiakan hal yang sudah ada hanya demi sesuatu yang belum pasti. Punai = Burung yang bulu kepala dan lehernya berwarna biru ke abu-abuan, punggung dan sayap bagian atas berwarna coklat tua kemerahmerahan, sedangkan bagian sayap yang lain berwarna hitam 43. Datang tampak muka, pulang tampak punggung Maknanya: Peribahasa ini menekankan bahwa hendaknya kita selalu bersopan santun apabila berkunjung ke rumah teman, tetangga, atau saudara, yaitu dengan mengucapkan salam ketika datang, dan berpamitan ketika akan pulang. 44. Berani karena benar, takut karena salah Maknanya: Apabila sudah bertindak benar, tapi banyak yang mengejek dan menentang, adik-adik tidak perlu merasa takut dan khawatir. Sejauh yang dilakukan itu baik dan mulia, adik-adik harus berani melakukannya.

10

45.

Tak dapat barunya, bekasnya pun jadilah Maknanya: Jika tidak mendapatkan yang baru, yang bekas pun dapat dipakai. Misalnya, adik-adik ingin membeli sepatu baru, tetapi sayang Ayah dan Ibu tidak memiliki uang. Nah, daripada merengek-rengek, lebih baik memakai sepatu yang lama saja!

46. Bahasa menunjukkan bangsa Maknanya: Budi bahasa, perangai, serta tutur kata, menunjukkan sifat dan tabiat seseorang. Oleh karena itu, supaya tidak dianggap memiliki sifat yang buruk, adik-adik harus senantiasa berlaku sopan kepada siapapun dengan cara menjaga sikap dan perkataan. 47. Becermin di air keruh Maknanya: Peribahasa ini menggambarkan tentang seseorang yang mencontoh perbuatan yang kurang baik. Wah, pokoknya adik-adik jangan sampai melakukan hal ini, ya! Misalnya, apabila ada seorang teman yang menyontek saat ulangan, adik-adik tidak boleh ikutikutan menyontek. Keruh = tidak jernih 48. Bermain air basah, bermain api letup Maknanya: Setiap perbuatan atau pekerjaan, pasti akan ada akibatnya. Oleh karena itu, adik-adik harus berusaha untuk tidak melakukan perbuatan yang buruk atau tercela ya! Sebab, akibatnya sungguh tidak enak. Letup = meletus 49. Diam penggali berkarat, diam ubi berisi Maknanya: Pengetahuan atau keahlian yang tidak digunakan, lama-kelamaan akan hilang dan terlupakan, sehingga akan menjadi hal yang sia-

11

sia. Pasti adik-adik tidak mau seperti itu, kan? Oleh karena itu, jangan pernah berhenti belajar dan berlatih, ya! 50. Sepala mandi biarlah basah Maknanya: Bila melakukan pekerjaan, adik-adik harus melakukannya dengan tuntas, sebab sebuah pekerjaan yang tidak dilakukan sampai selesai tidak akan menghasilkan apapun. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan tuntas, ya!

12

You might also like