You are on page 1of 10

TA-TIB GEBYAR MUDIK

aman & nyaman Qta semua


Setiap menjelang Lebaran/Natal dan Tahun Baru, tentunya banyak warga yang akan pulang mudik ke kampung halamannya masing-masing guna merayakannya bersama sanak-saudara serta leluhur-nya, namun demikian agar diwaspadai situasi dan kondisi keamanan rumah yang ditinggalkan disini tanpa ada yang menungguinya. Untuk itu kami sarankan agar kepada mereka yang akan pulang mudik agar melapor-kannya kepada Ketua RT-nya masing-masing akan waktu keberangkatan dan rencana kedatangannya masing-masing untuk kemudian meneruskannya kepada Koordinator Keamanan disetiap RT, sehingga dengan demikian para Petugas Security akan lebih meningkatkan frekwensi patroli-nya diarea yang ditinggalkan penghuninya tersebut, dan sebagai kelengkapan lainnya, disarankan untuk meninggalkan / memberikan Alamat dan Nomor Telepon yang mudah dihubungi, bila suatu saat pihak Keamanan memerlukannya, juga para pemudik sebaiknya memiliki Nomor Telepon para Petugas Security maupun Pengurus RT disini, siapa tahu anda memerlukan informasinya. Demikian pula saat kembali, agar segera melaporkan kedatangannya berikut SIKON rumahnya masing-masing selama ditinggalkan kepada pihak Security, hal ini dikarenakan pihak Security selama itu terbatas hanya bisa / mampu mengawasinya di/dari bagian depannya saja dan tidak bisa melakukan control pada bagian belakangnya (karena dikunci pemilik) sehingga laporan kondisi rumah secara keseluruhan selama ditinggalkan agar disampaikan pada pihak Security.

TUGAS, KEWAJIBAN & TANGGUNG JAWAB PARA PEJABAT / PENGURUS

Kiranya perlu diketahui bahwasanya mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 1999 dan juga Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang memutuskan dan mengatur mengenai Tata Cara Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang adalah merupakan Organisasi Masyarakat yang diakui dan dibina Pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia, serta untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan, dengan maksud dan tujuan pembentukannya adalah untuk mengemban beberapa tugas pokok diantaranya : a. Membantu terwujudnya kehidupan masyarakat berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara; b. Menggerakan gotong-royong swadaya dan partisipasi masyarakat; c. Membantu terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam rangka menunjang stabilitas Nasional; d. Membantu menyebar luaskan dan mengamankan setiap program Pemerintah; e. Menjembatani hubungan sesama anggota masyarakat dan anggota masyarakat dengan Pemerintah; f. Membantu penyelenggaraan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab Pemerintah; g. Berperan aktif dalam membantu tugas pembinaan wilayah dan tugas pengelolaan dalam rangka menciptakan kelestarian lingkungan hidup. Bab V Pasal 5 : Rukun Tetangga untuk tingkat Kelurahan terdiri dari minimal 10 (sepuluh) KK dan maksimal 50 (lima puluh) KK, sedangkan untuk tingkat Desa terdiri dari minimal 10 (sepuluh) KK dan maksimal 30 (tiga puluh) KK. Bab VI Pasal 17 : Rukun Warga untuk tingkat Kelurahan terdiri dari minimal 5 (lima) RT dan maksimal 15 (lima belas) RT.sedangkan untuk tingkat Desa terdiri dari minimal 3 (tiga) RT dan maksimal 15 (lima belas) RT. Adapun per-BEDA-an RT bukan berarti upaya untuk MEMISAH-kan KEKOMPAKAN / KERUKUNAN antar Warga, namun semata-mata demi untuk KENYAMANAN WARGA itu sendiri (kalau sedikit gampang ngurusnya) mengingat para Ketua RT-nya 2

KARYAWAN / Pegawai semua, yang beda HANYA masalah Identitas Alamat dan ADMINISTRASI-nya saja.

URAIAN TUGAS JABATAN


(Job Descriptions)
MENGINGAT
1. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ; 2. Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah ;


3. Keputusan Presiden Nomor 52 tahun 1977 tentang Pendaftaran Penduduk ; 4. Keputusan Presiden Nomor 28 tahun 1980 tentang Penyempurnaan Peningkatan

Lembaga Sosial Desa menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa ;

MAKSUD DAN TUJUAN


Rukun Tetangga dan Rukun Warga dibentuk dengan maksud dan tujuan untuk : a. Memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang didasarkan atas kegotong royongan dan kekeluargaan; b. Meningkatkan kelancaran kemasyarakatan; c. Menghimpun seluruh kesejahteraan rakyat. pelaksanaan swadaya tugas Pemerintahan, dalam pembangunan usaha dan

potensi

masyarakat

meningkatkan

TUGAS POKOK
Rukun Tetangga dan Rukun Warga mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Membantu terwujudnya kehidupan masyarakat berdasarkan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Wawasan Nusantara; b. Menggerakan gotong-royong swadaya dan partisipasi masyarakat; c. Membantu terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam rangka menunjang stabilitas Nasional; d. Membantu menyebarluaskan dan mengamankan setiap program Pemerintah; e. Menjembatani hubungan sesama anggota masyarakat dan anggota masyarakat dengan Pemerintah; 3

f.

Membantu penyelenggaraan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab Pemerintah;

g. Berperan aktif dalam membantu tugas pembinaan wilayah dan tugas pengelolaan dalam rangka menciptakan kelestarian lingkungan hidup.

SUSUNAN PENGURUS RUKUN TETANGGA


1. Pengurus Rukun Tetangga terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang

Bendahara,

2. Pengurus Rukun Tetangga dilengkapi dengan pembantu-pembantunya yang ditunjuk oleh

Ketua melalui musyawarah dan mufakat dengan pengurus lainnya.

WEWENANG dan KEWAJIBAN PENGURUS RUKUN TETANGGA


1. Pengurus Rukun Tetangga memimpin dan mengawasi segala pekerjaan mengenai kerukun

tetanggaan, sehingga maksud dan tujuan Rukun Tetangga bisa tercapai dengan baik,
2. Dalam hal Ketua Rukun Tetangga berhalangan untuk menjalankan tugasnya, maka ia

diwakili oleh Sekretaris atau anggota pengurus lainnya, anggota melalui musyawarah Rukun Tetangga,

3. Pengurus Rukun Tetangga didalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada 4. Ketua Rukun Tetangga berkewajiban mendaftarkan penduduk, 5. Pada setiap ahir bulan Ketua Rukun Tetangga berkewajiban menyampaikan laporan

mutasi penduduk kepada Lurah / Kepala Desa melalui Ketua Rukun Warga dan Kepala Dusun,
6. Selambat-lambatnya pada setiap tiga bulan sekali, Ketua Rukun Tetangga berkewajiban

untuk menyampaikan laporan penerimaan dan pengeluaran uang yang didapat dari masyarakat sebagaimana diatur dalam keputusan ini, kepada Lurah/Kepala Desa melalui Ketua Rukun Warga dan Kepala Dusun. Sedangkan kepada warganya dilakukan sekurangkurangnya 6 (enam) bulan sekali.

SUMBER PEMBIAYAAN RUKUN TETANGGA


1. Keuangan Rukun Tetangga dapat diperoleh dari sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang syah, 2. Besarnya iuran dan sumbangan insidentil serta iuran lain yang syah berikut penggunaannya ditentukan oleh musyawarah Rukun Tetangga yang bersangkutan, hasil musyawarah tersebut dimuat
4

dalam Berita Acara Musyawarah dan disampaikan kepada Lurah / Kepala Desa untuk pengesahannya. 3. Dari hasil iuran tetap diperuntukan bagi pembiayaan Rukun Tetangga sebesar 60% dan Rukun Warga yang bersangkutan sebesar 40% serta diberitahukan kepada Lurah / Kepala Desa melalui Kepala Dusun.

KETENTUAN TENTANG MUSYAWARAH RUKUN TETANGGA


1. Musyawarah Rukun Tetangga diadakan :

a. Sekurang-kurangnya 3 ( tiga ) bulan sekali; b. Atas undangan pengurus Rukun Tetangga; c. Atas permintaan secara tertulis, sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota. dari anggota

2. Musyawarah dianggap syah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya

Rukun Tetangga,
3. Apabila ketentuan sebagaimana tersebut dalam point ( 2 ) tidak terpenuhi, maka

musyawarah diundur sekurang-kurangnya 1 x 24 jam dan paling lama 7 x 24 jam, musyawarah mana dapat mengambil keputusan tanpa memperhatikan jumlah anggota yang hadir, lainnya,

4. Musyawarah Rukun Tetangga dipimpin oleh Ketua, Sekretaris atau anggota pengurus 5. Segala keputusan musyawarah diambil atas dasar mufakat, 6. Apabila ketentuan dalam point ( 5 ) tersebut tidak terpenuhi, maka keputusan diambil

menurut suara terbanyak,

7. Dalam Musyawarah Rukun Tetangga, Pengurus Rukun Warga,Kepala Dusun dan Lurah /

Kepala Desa atau pejabat yang ditunjuk olehnya, dapat hadir dan dapat memberikan pertimbangan serta nasihatnya.

BERAKHIRNYA MASA BHAKTI PENGURUS RUKUN TETANGGA


1. Pengurus Rukun Tetangga berhenti karena :

a. b. c. d. e.

Meninggal dunia; Kepindahan yang bersangkutan; Atas permintaan sendiri; Berakhir masa bhaktinya; Terpilihnya menjadi Pengurus RW

2. Menurut keputusan musyawarah Rukun Tetangga, Ketua sudah tidak lagi memenuhi

persyaratan dikarenakan sesuatu hal, sehingga tidak dapat lagi melaksanakan tugas kewajibannya,

3. Didalam hal Ketua Rukun Tetangga berhenti sebelum masa bhaktinya berakhir, maka

jabatan Ketua dipegang oleh Sekretaris sampai diadakan pemilihan Ketua yang baru,
4. Apabila karena sesuatu hal Ketua berhenti, maka pengurus lama menyelenggarakan

pemilihan Ketua baru dalam tempo paling lama 1 (satu) bulan,

5. Pengurus Rukun Tetangga 3 ( tiga ) bulan sebelum berahir masa bhaktinya, berkewajiban

untuk memberitahukan kepada Kepala Dusun melalui pengurus Rukun Warga. Untuk sementara demikianlah pendadaran PENGERTIAN UMUM mengenai RUKUN TETANGGA secara GARIS BESAR-nya dan INSYA ALLAH pada Edisi mendatang kami akan menyampaikan pendadaran mengenai RUKUN WARGA secara GARIS BESAR sambil menunggu JUKLAK dan JUKNIS yang mengacu kepada PERDA Kabupaten BOGOR, tak lupa kami MOHON MAAF bila ada kekeliruan dalam Cara Penyampaian-nya, maklumlah kami bukan berasal dari kalangan birokrat.

Kini akan kami coba menyajikan Uraian Tugas & Jabatan Pejabat FUNGSIONAL yang terdiri dari Sekretaris, Bendahara, Kepala Bidang dan Kepala Seksi / Kelompok, baik ditingkat Rukun Warga maupun Rukun Tetangga SECARA UMUM dan GARIS BESAR-nya saja sebagai kelanjutan dari sajian kami pada edisi sebelumnya.

URAIAN TUGAS JABATAN


(Job Descriptions)
1. SEKRETARIS RT / RW
a. Memberikan pelayanan Administrasi kepada Ketua RW / RT, b. Mengadministrasikan laporan Data yang disampaikan Ketua Bidang / Seksi kepada Ketua RT / RW, c. Memberikan saran dan pendapat kepada Ketua RT / RW, d. Membina Administrasi Bidang-bidang / Seksi-seksi di RW, e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Ketua RT / RW. kegiatan

2. BENDAHARA RT / RW
a. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang atas perintah Ketua RT / RW, b. Menyelenggarakan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan, c. Membina pembukuan dan penyusunan laporan keuangan Bidang / Seksi, d. Mengadakan pencatatan pembangunan uang hasil swadaya gotong royong masyarakat dan

3. KETUA BIDANG
6

a. Memimpin, membina, mengembangkan serta menumbuhkan keahliannya dalam bidang yang bersangkutan, b. Membantu Ketua Seksi sesuai dengan bidang kegiatannya, c. Melaporkan perkembangan dan hasil kegiatan setiap Kelompok kepada Ketua Seksi yang bersangkutan, d. Ketua Seksi / Kelompok kegiatan memberikan saran dan pendapat Ketua RW yang berkaitan dengan keahliannya

4. KETUA SEKSI / KELOMPOK


a. Melaksanakan kegiatan seksi / kelompok yang ada di RW ataupun RT b. Sebagai unsur pembantu bidang-bidang yang ada di RW dalam melaksanakan program diwilayahnya (RW) c. Sebagai penggerak / motivator kegiatan seksi / kelompok.

5. MEKANISME KERJA RT DENGAN RW


a. RT melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Ketua RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Pemerintah, Pembangunan dan Kemasyarakatan yang telah diberikan oleh Kepala Kelurahan / Desa di RT masing-masing, b. RT mengusulkan rencana pembangunan kepada Ketua RW apabila dalam pelaksanaannya diluar kemampuan atau akan menyangkut warga RT lain dalam RW yang bersangkutan, c. RT memberikan usul, saran dan pendapat kepada Ketua RW, d. RT memberikan laporan hasil kegiatan diwilayahnya secara rutin kepada RW.

6. MEKANISME KERJA RT DENGAN SEKSI / KELOMPOK

BIDANG BIDANG

dan

a. RT membina, membimbing dan menggerakan warganya untuk berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan keahliannya dalam Seksi / Kelompok, dengan mendapat bantuan teknis dari Bidang-bidang di RW, b. RT bersama bidang-bidang di RW dan seksi / kelompok kegiatan, mengadakan pendataan sesuai dengan kegiatannya masing-masing Bidang / Seksi / Kelompok.

7. MUSYAWARAH ANGGOTA
1. Musyawarah RT dan RW merupakan permusyaqwaratan dan pemufakatan anggota dalam

Lingkungan RT dan RW, a. memilih pengurus,

2. Musyawarah sebagaimana dimaksud diatas berfungsi untuk :

b. menentukan dan merumuskan program kerja, 7

c. menerima dan mensyahkan pertanggung jawaban pengurus.


3. Musyawarah RT dan RW untuk merumuskan program, sekurang-kurangnya dua kali dalam

satu tahun.

RUKUN WARGA
Rukun Warga ditingkat Kelurahan terdiri dari palin sedikit 5 (lima) RT dan paling banyak 15 (lima belas) RT , sedangkan untuk ditingkat Desa terdiri dari paling sedikit 3 (tiga) RT dan paling banyak 15 (lima belas) RT.

SUSUNAN PENGURUS RUKUN WARGA


1. Pengurus Rukun Warga terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Bendahara, 2. Pengurus Rukun Warga dilengkapi dengan Bidang dan / atau seksi sesuai dengan aspirasi dan

keinginan Warga Masyarakat serta kebutuhan Operasional berikut tenaga Staff-nya.

3. Seksi-seksi beserta Staff-nya ditunjuk oleh Ketua Bidang melalui musyawarah dan mufakat dengan

pengurus lainnya.

WEWENANG dan KEWAJIBAN PENGURUS RUKUN WARGA


1. Pengurus Rukun Warga berkewajiban membina dan mengkoordinir serta mengawasi segala

pekerjaan mengenai ke-Rukun Warga-an, sehingga maksud dan tujuan Rukun Warga bisa tercapai. Pengurus lainnya. tugasnya.

2. Didalam hal Ketua berhalangan untuk menjalankan tugasnya, maka diwakili oleh Sekretaris dan 3. Pengurus Rukun Warga bertanggung jawab kepada masyarakat Rukun Warga atas pelaksanaan 4. Ketua Rukun Warga berkewajiban mendaftarkan penduduk. 5. Pada setiap akhir bulan, Ketua Rukun Warga menyampaikan laporan mutasi penduduk kepada Lurah

/ Kepala Desa melalui Kepala Dusun

KETENTUAN TENTANG MUSYAWARAH RUKUN WARGA


1. Musyawarah Rukun Warga diadakan :

a. Sekurang-kurangnya 6 ( enam ) bulan sekali; b. Atas undangan pengurus Rukun Warga; c. Atas permintaan secara tertulis, sekurang-kurangnya setengah dari jumlah Ketua Rukun
Tetangga,
2. Musyawarah Rukun Warga dianggap syah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya dari anggota

Rukun Tetangga,

3. Apabila ketentuan sebagaimana ketentuan pada point ( 2 ) tidak terpenuhi, maka musyawarah

diundur sekurang -kurangnya 1 x 24 jam dan paling lama 7 x 24 jam, musyawarah mana dapat mengambil keputusan tanpa memperhatikan jumlah Pengurus Rukun Tetangga yang hadir,

4. Musyawarah Rukun Warga dipimpin oleh Ketua, Sekretaris atau anggota pengurus lainnya, 5. Segala keputusan musyawarah diambil atas dasar mufakat, 6. Apabila ketentuan dalam point ( 5 ) tersebut tidak terpenuhi, maka keputusan diambil menurut

suara terbanyak,

7. Dalam Musyawarah Rukun Warga, Kepala Dusun dan Lurah / Kepala Desa dan Camat atau pejabat

yang ditunjuknya, dapat hadir dan dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan serta nasihatnya.

BERAKHIRNYA MASA BHAKTI PENGURUS RUKUN WARGA


1. Pengurus RukunWarga berhenti karena :

a. Meninggal dunia; b. Kepindahan yang bersangkutan; c. Atas permintaan sendiri; d. Berakhir masa bhaktinya;
2. Menurut keputusan musyawarah Rukun Warga, Ketua sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dikarenakan sesuatu hal, sehingga tidak dapat lagi melaksanakan tugas kewajibannya, 3. Didalam hal Ketua Rukun Warga berhenti sebelum masa bhaktinya berakhir, maka jabatan Ketua dipegang oleh Sekretaris sampai diadakan pemilihan Ketua yang baru, 4. Apabila karena sesuatu hal Ketua berhenti, maka pengurus lama menyelenggarakan pemilihan Ketua baru dalam tempo paling lama 1 ( satu ) bulan, 5. Pengurus Rukun Tetangga 3 ( tiga ) bulan sebelum berahir masa bhaktinya, berkewajiban untuk memberitahukan kepada Kepala Dusun melalui pengurus Rukun Warga.

Untuk sementara demikianlah yang kuketahui Uraian Singkat serta PENGERTIAN UMUM mengenai TUGAS, KEWAJIBAN & TANGGUNG JAWAB para Pengurus RUKUN WARGA dan RUKUN TETANGGA baik pada jabatan STRUKTURAL maupun jabatan FUNGSIONAL seperti halnya para KEPALA BIDANG / SEKSI / KELOMPOK berikut MEKANISME KERJA-nya secara GARIS BESAR sambil menunggu JUKLAK dan JUKNIS yang mengacu kepada PERDA Kabupaten BOGOR, tak lupa kami MOHON MAAF akan KETIDAK LENGKAPAN dalam penyampaiannya dan MOHON DIKOREKSI apabila ADA KESALAHAN / KEKELIRUAN dan juga dalam hal penyajiannya, maklumlah saya BUKAN/TIDAK berasal dari LINGKUNGAN / GOLONGAN kaum BIROKRAT, namun pernah menjabat sebagai Pengurus RT dan Ketua Rukun Warga. 9

Akhirul kalam, kiranya PERLU Qta KETAHUI, MAKLUMI dan SADARI bersama bahwa para KETUA serta PENGURUS Rukun Tetangga maupun Rukun Warga adalah merupakan sosok WAKIL RAKYAT yang SEUTUHNYA / SESUNGGUHNYA, karena MEREKA bekerja dan membela KEPENTINGAN WARGA-nya TANPA MEMUNGUT BIAYA / DIGAJI estu RIDLA LILLAHI TAALA malahan SERINGKALI NOMBOKIN bila ada JUKLAK / PENGUMUMAN dari KANTOR DESA yang harus di-SOSIALISASIKAN kepada WARGA, kesemua AKTIVITAS tersebut serta TIDAK MENGHARAPKAN PUJIAN apalagi IMBALAN. Semoga Sekilas Penjelasan ini bermanfaatlah hendaknya, dan dapat kiranya dijadikan ACUAN, sehingga diantara Qta masyaraka/wargat Bojong Kulur terdapat KESAMAAN VISI dan MISI

Semoga informasi ini bermanfaatlah hendaknya.... Wabilllahi Taufiq wal Hidayah, Wassalaamualaikum, Wr, Wb.

@99a$
PILATILKAKATILDUWATIL

10

You might also like