You are on page 1of 25

BIOPSIKOLOGI

PENGERTIAN BIOPSIKOLOGI DAN HUBUNGAN ANTARA OTAK DAN PIKIRAN

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Psikologi Keperawatan Dosen : Wenna Araya , S.Psi

Disusun oleh : Kelompok 6

1. Armalina 2. Etty Rosmalinda Dewi 3. Gretsia Kristy Meilan 4. Jon Guruh 5. Novi Kristina 6. Sri Sujiarti 7. Winey Adelia 8. Zezen Ade Saputra

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEMESTER IV TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kesehatan dan akal pikiran yang diberikan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Walaupun ada beberapa halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penyusun dapat mengatasinya dan tentunya atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makalah yang membahas mengenai Psikologi Keperawatan makalah Biopsikologi, ini dikhususkan untuk mahasiswa kesehatan dan keperawatan, pengajar atau dosen keperawatan. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian makalah ini serta kepada semua pembaca yang bisa mengambil ilmu dari makalah ini. Makalah ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan manusiawi. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan bersama di masa mendatang. Akhir kata dalam kesempatan ini pula penyusun berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam belajar mengenai biopsikologi untuk lebih giat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan agar tidak kalah bersaing dengan pelayanan keperawatan luar negeri di era global ini serta semoga dapat menyumbangkan sedikit ilmu untuk profesi keperawatan.

Palangka Raya, April 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Metode Penulisan 1 1 2 2 2 i ii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.2 Pengertian Biopsikologi Hubungan antara otak dan pikiran 3 10

BAB 3 PENUTUP 3.1 3.2 Simpulan Saran 19 19

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Biopsikologi berpeluang untuk menyeumbang peran penting dalam kehidupan. Sebagai salah satu perspektif keilmuan dalam khasanah ilmu psikologi, ia mencoba menjawab suatu fenomena psikologis dengan pemahaman fisiologis. Ia pun berkaitan erat dengan neuroscience, ilmu yang mendalami hal ihwal otak kita. Berbagai penelitian meembuktikan, aplikasi praktis biopsikologi dalam berbagai bidang terapan psikologi dapat meningkatkan optimalisasi potensi manusia dan meningkatkan kualitas hidupnya. Bipsokologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus

pembahasan dalam makalah ini yaitu. 1.2.1 1.2.2 Apa pengertian dari biopsikologi ? Apa hubungan antara otak dan pikiran ?

1 2 1.3 1.3.1 Tujuan Penulisan Tujuan Umum Agar para pembaca dan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui tentang biopsikologi. 1.3.2 1. 2. 1.4 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini sebagai berikut: Mengetahui pengertian dari biopsikologi. Mengetahui hubungan antara otak dan pikiran. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan ini yaitu bagi para pembaca selain dapat memberikan tambahan pengetahuan juga agar pembaca dapat lebih memahami tentang biopsikologi. Selain itu, bagi mahasiswa Prodi S1 Keperawatan khususnya dapat dijadikan sebagai dasar atau pedoman dalam memberikan pembelajaran yang sesuai sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. 1.5 Metode Penulisan Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode kepustakaan dan Internet. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.5.1 Studi Pustaka

Pada metode ini, penulis membaca buku referensi yang berhubungan dengan penulisan makalah ini. 1.5.2 Internet Dalam metode ini penulis mencari informasi dari internet dan situs-situs yang relevan dan realistis.

BAB 2 KAJIAN TEORI


2.1 Definisi Biopsikologi

Biopsikologi adalah ilmu yang mempelajari mekanisme prilaku dan pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Tujuan dari mempelajari Biopsikologi adalah untuk mengaitkan antara topik biologi dan topik psikologi. Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang pembahasannya terpusat pada fungsi otak. Istilah biopsikologi memiliki makna yang sama dengan psikobiologi, psikologi fisiologis, dan neurosains prilaku. Istilah biopsikologi memberi tekanan bahwa tujuan akhirnya adalah mengkaitkan antara topik topik biologi dengan psikologi. Sebagai bidang studi, neurosains banyak mengandung konsep konsep yang berkaitan dengan prilaku. Dibidang studi tersebut pun banyak terkandung detail detail yang berkaitan dengan anatomi dan kimia. Sebagian besar pembahasan didalam biopsikologi terpusat pada fungsi otak. Menunjukan ilustrasi otak dari dari sisi atas (ahli antomi akan menyebutnya dengan sisi dorsal) dan sisi bawah (sisi ventral). Membahas mengenai otak, maka selayaknya kita memahami sedikit gambaran otak. Apabila kita melakukan pengamatan yang mendetail terhadap bagian otak, maka akan terungkap bahwa ada sub-area yang sangat berbeda. Pada tingkat mikroskopis, kita akan mengetahui bahwa otak terdiri dari dua tipe sel:

1. Tipe sel yang pertama disebut dengan Neuron. Neuron merupakan jaringan dalam otak yang fungsi dan perannya adalah meneruskan stimulus atau informasi antar-neuron dan meneruskannya pula ke otot-otot penggerak serta kelenjar. Sel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmiter dan molekul informasi lainnya. Sel saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral). Reseptor 3 4 mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otakdan medulla spinalis yang kemudian akan mengintepretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi. Impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor. Neuron-neuron itu bertugas sebagai penerma dan penyampai semua perangsang; bekerjanya secara sentripetal, yaitu dari luar. Sel-sel neuroglia menyongkong jaringan, dan memperkokoh susunannya. Pada kelelahan rokhaniah, tonjolan-tonjolan itu menjadi saling berjauhan, sehingga penerimaan perangsang-perangsang menjadi terlambat atau tehambat. A. Anatomi Neuron Neuron adalah unit fungsional system saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma.

1. Badan Sel, Atau Perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut : a. Satu Nukleus tunggal, Nukleuolus yang menonjol, dan organel lain seperti kompleks golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.

5 b. Badan Nissl, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosomribosom bebas serta berperan dan sintesis protein.

c. Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neuro tibulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak. 2. Dendrid adalalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi untuk mengantar impuls ke sel tubuh. a. Permukaan dendrid penuh dengan spina dendrid yang

dikhususkan untuk berhubungan dengan neuron lain. b. Neurofibril dan badan Nissl memanjang kedalam dendrid. 3. Akson adalah suatu prosesu tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrid. Bagian ini menghantar inpuls menjauhi badan sel ke neuron lain, keselain (sel otot atau kelejar), atau kebadan sel neuron yang menjadi asal akson. a. Origo akson, akson berasal dari badan sel hillock akson, yaitu regia yang tidak mengandung badan Nissl. b. Ukuran akson, panjang akson berukuran kurang dari 1mm 1m lebih (1mm=0,04 inci ; 1m =3,28 kaki). Dibagian ujungnya, sebuah akson dapat bercabang banyak. 1. Percabangan akhir memiliki sesuatu pembesaran yang disebut kenop sinaptik, terminal presinaptik, atau terminal bouton.

6 2. Sisi percabangan (kolateral), yang berujung pada akhir yang sama dengan pembesaran, dapat terjadi disisi distal. c. Pelapisan akson 1. Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus dengan lapisan schwann, disebut juga neurilema, yang dihasil kan sel sel schwann.

a. Akson besar (diameter diatas 2m), memiliki lapisan dalam yang disebut myelin, suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk oleh membrane plasma sel sel schwann. Akson ini, yang tampak berwarna puth, disebut serabut termielinilisasi. b. Pada saraf perifer, sel sel schwann myelinisasi akson dengan cara melingkari dalam bentuk gulungan jelly. c. Myelin berfungsi sebagai insulator listrik dan memprecepat hantaran imfuls saraf. d. Nodus ranvier menunjukan celah antara sel sel schwann yang berdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson dimana myelin dan lapisan schwann terputus, sehingga melapisi sebagian akson. e. Akson yang berdiametir kecil biasanya tidak termielinisasi dan tertanam pada sitoplasma sel schwann. 2. Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurolima . a. Serabut termielinisasin tanpa neurilema terdapat pada bagian putih otak dan medulla spinalis. 1. Dalam SSP, meilin dihasilkan dari ologodendrosit bukan dari sel schwann. 2. Meilin bertanggung jawab untuk tampilan putih pada subtansi putih. b. Serabut tidak termienilisasi tanpa neurilema terdapat pada subtansi abu abu otak dan medulla spinalis.

3. Terminasi akhir dari semua sererabut saraf tidak memiliki neurilema dan myelin. 4. Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema. a. Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabut dapat bergenerasi jika badann selnya masih utuh. b. Jika akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema (lapisan sel sel schwann) yang melapisinya melakukan pembelahan untuk menutup luka. c. Jika bagian distalakson rusak, bagian akson terdekat dengan badan sel akan membuat percabangan baru. d. Lapisan neurilema kosong menjadi semacam

tubulus seluler untuk mengarahkan akson yang tergenerasi ; setiap percabangan akson tambahan yang masuk lapisan celah akan terdisintegrasi. 5. Neuron dalam SSP tidak memiliki neurilema dan tidak bergenerasi. B. Klasifikasi neuron 1. Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya. a. Neuron sensori (Eferen), menghantarkan inpuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indra, atau seuatu organ internal ke SSP. b. Neuron motoric menyampaikan inpuls dari SSP ke Efektor. c. Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motoric atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.

2. Struktur neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya.

8 a. Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrid atau lebih. Sebagian besar neuron motoric, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk kedalam golongan ini . b. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini ditemukan pada organ indra, seperti mata, telinga, dan hidung. c. Neuron unipolar (pseudounipolar), kelihatanya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar. 1. Kedua prosesus (akson dan dendrit), berfungsi selama

perkembangan menjadi satu batang tunggal yang bercabang untuk membuat bentuk Y. 2. Semua neuron sensori (aperen), pada ganglia spinal termasuk dalam pseudounipolar. 3. Prosesus neuron pseudounipolar yang membawa pesan sensi kedalam sel terlihat secara structural seperti akson, tetapi secara fungsional berperan seperti dendrit. 4. Neuron unifolar memiliki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini terdapat pada embrio dan dalam potoreseptor mata. 2. Tipe sel kedua adalah Glia. Secara teknis, ukuran dan bentuk Glia jauh lebih kecil dibandingkan Neuron. Namun pada dasarnya ada kemiripan fungsi dan peran antara Glia dengan Neuron, yaitu sama-sama meneruskan informasi. Namun yang menjadikan Glia dan Neuron berbeda adalah

sebab Glia tidak mampu meneruskan informasi dengan jarak yang sangat jauh. Sel neuroglial adalah sel penunjang tarnbahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem saraf. 1. Anatomi Sel Neuroglial Sel neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak

9 seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor system saraf. 1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel atau kaki vascular. a. Sel ini memberikan penopang strukturan dan mengatur transpor materi diantara darah dan neuron. b. Kaki vascular dipercaya berkontribusi terhadap barrier darah otak, atau tingkat kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk kejaringan otok. c. Astrosit fibrosa terletak disubstansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit proto plasma ditemukan pada substansi abu abu. 2. Oligodenroglia (oligodenrosit), menyerupai astrosit, tetapi badan selnya lebih kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.

a. Oligodenrosit dalam SSP analog dengan sel schwann pada saraf perifer. b. Bagian ini membentuk lapisan myelin untuk melapisi akson dalam SSP. 3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit dari jenis sel glial lain. 4. Sel ependymal membentuk membrane epitalial yang melapisi rongga serebral (otak) dan rongga medulla spinalis. Sejak Psikologi lahir, pendekatan secarsa biopsikologi secara implisit sudah diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb (1949), Organization of Behavior. Dalam karyanya tersebut, Hebb mengemukakan teori yang komprehensif tentang fenomena psikologi yang berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar yang penting 10 dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusia yang kompleks dan kasat mata. Meskipun biopsikologi tergolong ilmu yang masih muda, namun ia memiliki perkembangan yang cepat dan memiliki kaitan yang erat dengan disiplin ilmu yang lain, diantaranya: 1. Biological Psychiatry, membahas tentang biologi yamg berkaitan dengan penyimpangan psikiatris dan perlakuan (treatment) terhadap penyimpangan tersebut melalui manipulasi otak. 2. Developmental Neurobiology, membahas tentang perubahan sistem saraf sejalan dengan kemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut dengan neuroscience. 3. Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur atau anatomi sistem saraf.

4. Neurochemistry, mempelajari proses-proses kimiawi yang muncul akibat aktivitas saraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui selsel saraf. 5. Neuroendocrinology, mempelajari interaksi antara sistem saraf dengan kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang diproduksinya. 6. Neuroethology, mempelajari kaitan antara sistem saraf dan perilaku yang muncul dalam lingkungan alami hewan dan dalam lingkungan laboratorium yang dikontrol ketat. 7. Neuropathology, mempelajari penyimpangan sistem saraf. 8. Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan pada sistem saraf, terutama yang mempengaruhi transmisi sel saraf. 9. Neurophysiology, mempelajari respon sistem saraf, terutama yang terlibat dalam transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel saraf dan antara sel-sel saraf.
2.2 Hubungan Antara Otak Dan Pikiran

(Guyton dan Hall 2006:759) Setiap pikiran hampir selalu melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar secara bersamaan di dalam sebagaian besar korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan formasio retikularis batang otak. Beberapa 11 pikiran yang bersahaja mungkin hampir seluruhnya bergantung pada pusat-pusat yang lebih rendah. Sebaliknya ada suatu tipe pola pikiran yang memang membutuhkan banyak keterlibatan korteks serebri, yaitu yang melibatkan penglihatan, karena hilangnya korteks visual akan menyebabkan pasien tak mampu mengerti bentuk visual atau warna. Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian system saraf pada saat yang bersamaan, melibatkan korteks serebri, thalamus, system limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Daerah system limbik, talamus, dan formasio retikularis yang terangsang di duga menentukan sifat-sifat umum

dari pikiran, sehingga menimbulkan beberapa sifat seperti rasa senang, rasa tak senang, rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi yang sederhana, lokalisasi dari sebagian besar daerah tubuh, dan sifat-sifat umum lainnya. Namun, area korteks serebri yang terangsang secara khusus menentukan sifat khusus dari pikiran, seperti (1) lokalisasi sensasi yang spesifik pada permukaan tubuh dan bendabenda yang ada dalam lapang penglihatan (2) merasakan tekstur dari sutra (3) pengenalan visual terhadap pola empat persegi panjang dari balok dinding beton, dan (4) sifat-sifat individual yang terutama memerlukan kesiagaan penuh. Kesadaran mungkin dapat digambarkan sebagai kesiagaan yang terus-menerus terhadap keadaan lingkungan atau rentetan pikiran kita.
Bagan Hubungan Otak dan pikiran

RANGSANG MOTORIS

INDRA
12

OTAK

PERBUATAN

Rangsang (Stimulus) 1. Cahaya 2. Suara 3. Panas dingin dan tekanan 4. Gas 5. Bahan Kimia

Penerima (Reseptor) Mata Telinga Kulit Hidung Lidah

Perasaan (Sensitivitas) Penglihatan Pendengaran Perabaan Penciuman Pengecapan

Proses pengamatan atau penyerapan melalui 3 proses: a. Proses Fisik, stimulus mengenai alat indra. b. Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke otak.

c. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh indra. Rangsangan berupa: cahaya, suara, panas dingin dan tekanan, gas, bahan kimia Reseptor (Mata, telinga, kulit, hidung, lidah) Hasil dari pola pikiran perangsangan berbagai system saraf pada saat yang bersamaan melibatkan korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak Otak (Pertama receptor rangsangan sensoris: ujung distal dendrit yang akan menerima stimulus peka terhadap suatu rangsagan misalnya kulit. Kedua neuron aferen sensoris: melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medulla spinalis yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat. Ketiga pusat saraf yaitu pusat sinaps: sisi sinaps yang berlangsung dalam substansi abu-abu. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihambat pada bagian lain. Tempat integrasi dimana masuknya sensoris dan di analisa kembali ke neuron eferen. Keempat Neuro Eferen yaitu motorik: melintas sepanjang akson neuron motorik sampai efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls ke perifer sehingga menghisalkan aksi yang khas. Kelima alat efektor: dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons, merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar).motorisPerbuatan Perilaku.

13 Proses Berpikir Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa kata-kata atau bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia dapat menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir begitu sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh (powerful) dalam proses berpikir,sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image). Untuk menjelaskan hal ini diberikan contoh sebagai berikut. Bayangkan bahwa Anda ada disuatu tempat di sudut kota mislanya di

Bulaksumur, dan Anda diminta datang di Kraton. Dalam kaitan ini, Ansa akan menggunakan gambaran atau bayangan kota Yogyakarta, khususnya yang berkaitan dengan Bulaksumur dan Kraton, dan menentukan jalan-jalan mana saja yang ditempuh untuk berangkat dari Bulaksumur sampai di Kraton. Jadi disini Anda menggunakan gambaran atau bayangan (image) yang merupakan visual map atau juga disebut sebagai cognitive map yang memberikan gambaran tentang keadaan yang dihadapi. Biasanya seseorang memasuki suatu kota atau tempat yang baru, akan memperoleh gambaran tentang kota atau tempat yang baru itu, dan ini memberikan gambaran kepada orang yang bersangkutan, atau memberikan visual map atau cognitive map. Ini yang sering disebut non-verbal thinking. Demikian juga apabila orang berpikir menggunakan skema-skema tertentu, atau gambar-gambar tertentu termasuk dalam klasifikasi tersebut. Walaupun berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau bayangan-bayangan atau image, namun sebagaian terbesar dalam berpikir orang menggunakan bahasa atau verbal, yaitu berpikir dengan menggunakan simbolsimbol bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya. Karena bahasa merupakan alat yang penting dalam berpikir, maka sering dikemukakam bil;a seseorang itu berpikir, orang itu bicara dengan sendirinya. Tinjauan Ulang Sistem Saraf Pusat Yang disebut sebagai susunan saraf ialah: segenap otak yang ada di kepala, ditambah dengan semua saraf dan sel sel diseluruh badan. Pada jenis 14 binatang bertulang punggung dna manusia, susunan saraf ini terdiri atas: susunan saraf sentral (yaitu otak besar dan otak kecil, sumsum perpanjangan dan sumsum tulang belakang) dan susunan saraf periferi (yaitu indera dan saraf-saraf). Susunan saraf periferi itu menghubungkan organ-organ pusat dengan semua bagian tubuh. Seperti halnya keadaan tubuh manusia, susunan saraf itu juga terdiri atas banyak sel-sel. Sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, dikelompokkan menjadi ringan. Pada jaringan saraf dibedakan dua jenis, yaitu: neuron-neuron sel-sel saraf dalam pengertian sempit, dan sel-sel neuroglia atau sel-sel penyangga saraf, yang mempunyai paling sedikit dua tonjolan (bahkan sering banyak tonjolan). Tubuh sel disebut sel ganglion. Tonjolan-tonjolan yang

menyampaikan perangsang-perangsang kepada sel, disebut dendrit. Sedang tonjolan yang melepaskan perangsang dari sel, disebut neurit. Dengan bantuan tonjolan-tonjolan tersebut yang masing-masing mempunyai bentuk-bentuk tonjolan sendiri yang lebih halus (disebut fibri), neuron-neuron berhubungan satu sama lainnya. (Kowalak-Welsh-Mayer 2003:268) Sistem saraf pusat meliputi otak dan medulla spinalis. Otak terdiri atas serebrum, serebelum, batang otak, dan struktur primitive yang terletak di bawah serebrum, yaitu : diensefalon, system ,limbic serta system aktivitas retikuler (RAS, reticular activating system). Medulla spinalis merupakan lintasan primer untuk menyampaikan pesan-pesan diantara daerah peifer tubuh dan otak. Medulla spinalis juga mengantarai refleks. Dalam zat putih yang ada di dalam otak besar, terdapat hubungan tanggapan-tanggapan. Pada kulit otak yang berwarna kelabu, terletak kesadaran manusia. Sedang otak kecil menjadi organ yang mengatur fungsi dari indera. Sedang sumsum tulang belakang membawa semua perangsang dari dan ke otak, dan merupakan organ dari gerak-gerak refleks. Serebrum Hemisfer serebri kiri dan kanan dihubungkan oleh korpus kalosum, yaitu massa jaringan yang memungkinkan komunikasi antara pusat-pusat terkait dalam hemisfer kanan dan kiri. Setiap hemisfer serebri dibagi menjadi empat lobus 15 berdasarkan patokan anatomi dan perbedaan fungsinya. Lobus tersebut diberi nama tulang cranial yang menutupinya (frontal, temporal, parietal, dan oksipital) : 1. Lobus frontalis memengaruhi kepribadian, penilaian (judgement), kemampuan berpikir abstrak, perilaku sosial, ekspresi bahasa, dan gerakan (pada bagian motorik) 2. Lobus temporalis- mengendalikan pendengaran, pemahaman bahasa, dan menyimpan serta mengingat memori (meskipun memori disimpan diseluruh otak)

3. Lobus parietalis- menginterprestasi dan mengitegrasi rasa, yang meliputi rasa nyeri, suhu dan sentuhan; juga menginterpretasi ukuran, bentuk, jarak, tekstur (Lobus parietalis pada hemisfer nondominan, yang biasanya hemisfer kanan, terutama penting bagi kesadaran akan skema ) 4. Lobus oksipitalis terutama berfungsi dalam menginterpretasi stimuli visual.

Korteks serebri, yang merupakan lapisan permukaan yang tipis pada serebrum, tersusun dari substansia grisea (badan sel sarafnya tidak bermielin). Permukaan serebrum memiliki konvolusi (girus) dan alur atau fisura (sulkus).

16 Serebelum Serebelum yang dua juga buah memiliki hemisfer

berfungsi

mempertahankan tonus otot, mengoordinasi gerakan otot, dan mengendalikan keseimbangan. Batang otak Batang otak, yang tersusun atas pons, mesensefalon (otak tengah), serta medulla oblongata, meneruskan pesan antara tingkat yang lebih tinggi dan tingkat yang lebih rendah di dalam system saraf. Nervus kranialis berasal dari pons, mesensefalon, dan medulla oblongata : 1. Pons-menghubungkan serebelum dengan serebrum dan mesensefalon dengan medulla oblongata ; pons mengandung satu dari beberapa pusat pernapasan. 2. Mesensefalon (midbrain)- mengantarai refleks auditorius dan visual. 3. Medulla oblongata- mengatur fungsi respirasi vasomotor, dan kardiak. Struktur primitif Diensefalon berisikan thalamus dan hipotalamus yang terletak di bawah hemisfer serebri. Thalamus mengirimkan semua stimulus sensorik (kecuali olfaktori) ketika rangsangan ini berjalan naik ke korteks serebri. Fungsi thalamus 17 meliputi kesadaran primitive akan rasa nyeri, skrining semua stimulus yang datang, dan pemfokusan perhatian. Hipotalamus mengontrol atau memengaruhi suhu tubuh, selera makan, keseimbangan air, sekresi hipofisis, emosi dan fungsi otonom yang meliputi siklus tidur dan bangun. System limbic memiliki letak yang dalam di dalam lobus temporalis. Bagian ini memulai dorongan primitif (rasa lapar, agresi, dan pembangkitan nafsu seksual serta emosi) dan menyaring semua pesan sensorik yang berjalan ke korteks serebri. RAS merupakan jalinan yang difus dari neuron yang hipereksitabel dan menyebar seperti kipas dari batang otak hingga korteks serebri. Bagian ini berfungsi menyaring semua informasi sensorik yang datang dan menyalurkannya ke daerah otak yang tepat untuk diinterpretasi. Aktivitas RAS juga menstimulasi keadaan terjaga (wakefulness).

Medula spinalis Medulla spinalis menghubungkan batang otak pada level foramen magnum dan berakhir dekat vertebra lumbalis kedua. Penampang medulla spinalis terlihat sebagai massa substansi grisea (badan kelabu) di daerah sentral yang berbentuk seperti huruf H dan dibagi menjadi kornudorsalis (kornu posterior) dan kornu ventralis (kornu anterior). Substansi grisea dalam kornu dorsalis mengirim impuls sensorik (aferen) dan dalam kornu ventralis mengirim impuls motorik (eferen). Substansi alba (badan putih yang merupakan akson bermielin dari serabut saraf sensorik dan motorik) mengelilingi kedua kornu tersebut dan membentuk jaras (traktus) saraf yang naik (asenden) dan turun (desenden). Fungsi Otak Komunikasi terdiri atas dua aspek yaitu aspek sensoris komunikasi dan aspek motoric komunikasi. 1. Aspek sensoris komunikasi: terdapat pada bagian daerah asosiasi auditorius dan visual korteks. Jika untuk terjadi kerusakan kata dapat yang 18 reseptif auditorius dan afasia reeptif visual. Beberapa orang dapat memahami sepenuhnya kata yang diucapkan. Pengartian kata untuk menyatakan pikiran terjadi pada area Wernicke dalam bagian posterior girus temporalis superior dalam hemisfer. Jika terjadi rusak dan hancur dianggap sebagai afasia umum atau agnosia umum. 2. Aspek motoric komunikasi: proses bicara meliputi pembentukan pikiran yang harus dinyatakan dan pilihan kata yang harus digunakan, serta tindakan vokalisasi yang sebenarnya. 3. Pengolahan informasi merupakan proses masuknya informasi yang sedemikian rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat. Lebih dari 99% dari semua informasi sensoris terus dibuang karena tidak penting misalnya orang menyadari bagian tubuh yang bersentuhan dengan pakaian, tidak menyadari tekanan pada tempat duduk ketika sedang duduk, dan lain-lain. Perhatian ditujukan pada suatu objek khusus menyebabkan ketidakmampuan memahami

diucapakan atau kata yang ditulis. Efek ini berturut-turut disebut afasia

dalam lapangan penglihatan dan bunyi yang terus-menerus biasanya dipindahkan ke latar belakang. Bila informasi sensoris penting telah dipilih dan akan disalurkan ke dalam daerah motorik otak yang tepat untuk menimbulkan reaksi yang diinginkan. 4. Pembentukan pikiran dan pilihan kata merupakan fungsi daerah sensori otak.

BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan Biopsikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme perilaku dan pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Tujuan dari mempelajari Biopsikologi adalah untuk mengaitkan antara topik biologi dan topik psikologi. Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang pembahasannya terpusat pada fungsi otak. Sejak Psikologi lahir, pendekatan secarsa biopsikologi secara implisit sudah diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb (1949), Organization of Behavior. Dalam karyanya tersebut, Hebb mengemukakan teori yangkomprehensif tentang fenomena psikologi yang berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar yang penting dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusia yang kompleks dan kasat mata. Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian system saraf pada saat yang bersamaan, melibatkan korteks serebri, thalamus, system limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Daerah system limbik, talamus, dan formasio retikularis yang terangsang di duga menentukan sifat-sifat umum dari pikiran, sehingga menimbulkan beberapa sifat seperti rasa senang, rasa tak senang, rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi yang sederhana, lokalisasi dari sebagian besar daerah tubuh, dan sifat-sifat umum lainnya. 3.2 Saran Bagi masyarakat diharapkan agar lebih aktif lagi mencari informasi tentang biopsikologi mengingat bahwa pembelajaran ini sangat menarik karena berkaitan dengan fungsi otak. Dengan mempelajari tentang biopsikologi dan mengetahui tentang hubugan antara otak dan pikiran di harapkan agar dapat membedakan antara pikiran dan otak. Karena pikiran dan otak merupakan bagian yang berbeda. Tetapi otak dan pikiran ini sangat saling berkaitan.

19

DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall.2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 .Jakarta:EGC Kalat. W. J. 2010. Biopsikologi Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika. Kowalak-Welsh-Mayer.2003. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:EGC Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Manusia untuk Mahasiswa

http://www.kuliahpsikologi.com/tag/hubungan-antara-otak-dan-pikiran/ http://www.indospiritual.com/artikel_hubungan-antara-otak-dan-pikiran-dalamperistiwa-nde.html

You might also like