You are on page 1of 13

MCB (Miniatur Circuit Breaker) Merupakan suatu alat yang digunakan untuk pengaman dari arus hubung singkat

dan dan juga sebagai pembatas arus. Untuk pengamanan dari hubung singkat MCB di desain dengan komponen relay elektromagnetik sedangkan untuk mengamankan dari beban lebih MCB dilengkapi dengan komponen Thermis (Bimetal), atau bisa juga berfungsi sebagai pembatas arus.

MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

Fungsi MCCB adalah sebagai pemutus sirkit pada tegangan menengah.

NFB (No Fuse Breaker)

Berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus utama dengan sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban dari arus yang berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat. Cara kerja NFB, ketika arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada NFB maka secara otomatis NFB akan memutuskan arusnya. Gambar disamping adalah NFB 3 Phase umumnya digunakan pada sirkuit induktion motor atau control panel.

Lightning Arrester Penggunaan lighting arrester pada sistem distribusi adalah untuk melindung peralatan terhadap gangguan akibat sambaran petir. Arrester juga digunakan untuk melindungi saluran distribusi dari flashover. Arrester dipasang dekat atau pada peralatan yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Pada saat sistem bekerja normal, arrester memiliki sifat sebagai isolator. Apabila terjadi sambaran petir, arrester akan berubah menjadi konduktor dan membuat jalur ke tanah (bypass) yang mudah dilalui oleh arus petir, sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi pada trafo.

FCO (Fuse Cut Out) Fuse cut out atau biasa disingkat FCO adalah peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut out akan putus, seperti yang ada pada SPLN 64 tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem. Adapun cara perlindungannya adalah dengan melelehkan fuse link, sehingga dapat memisahkan antara bagian yang sehat dan yang terganggu. Sedangkan fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang terletak di dalam fuse holder dan mempunyai titik lebur tertentu. Jika beban jaringan sesudah FCO menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh dan akan memisahkan jaringan sebelum FCO dengan jaringan sesudah FCO. Cut out biasanya digunakan pada jaringan distribusi 20 kV untuk proteksi trafo distribusi dari arus lebih akibat hubung singkat,dan juga diletakkan pada percabangan untuk proteksi jaringan. Namun ada kelemahan dari pengaman jenis ini, yaitu penggunaannya terbatas pada penyaluran daya yang kecil, serta tidak dilengkapi dengan alat peredam busur api yang timbul pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
2

Fuse / Sekring Fuse terpasang dalam rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga jika terlewati arus yang melebihi kapasitas kerja dari fuse tersebut, maka fuse akan terbakar dan memutus arus yang ada dalam rangkaian tersebut. Element penghantar yang terdapat dalam fuse tersebut akan meleleh, dan memutus rangkaian listrik tersebut sebagai pengaman terhadap komponen-komponen lain dalam rangkaian listrik tersebut dari bahaya arus besar. Jika kita dapati fuse yang telah terbakar atau putus elementnya kita harus menggantinya dengan yang baru, tetapi yang perlu diingat adalah penggantian dengan kapasitas arus yang sama. Jika menggantinya dengan kapasitas arus yang lebih besar maka akan berakibat kerusakan pada rangkaian listrik tersebut, karena jika ada arus lebih dalam rangkaian tersebut, fuse tidak akan putus atau terbakar.

NH Fuse Sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang di sisi tegangan rendah (220 Volt), untuk melindungi trafo terhadap gangguan arus lebih yang disebabkan karena hubung singkat dijaringan tegangan rendah maupun karena beban lebih.

ELCB (Earth Leakaque Circuit Breaker)

Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu-phasa, sambungan tigaphasa tanpa netral maupun sambungan tiga-phasa dengan netral.
3

Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama dengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu.

FUSIBLE LINK
Ada 2 category yang disebut dengan fusible link, yaitu : fuse element cartridge dan fusible link itu sendiri., namun secara fungsi antara fuse dengan fusible link adalah sama yaitu sebagai pengaman listrik. Perbedaan yang paling terlihat adalah kapasitas arus yang diamankan, fusible link fuse element cartridge aplikasinya adalah untuk pengamanan arus di atas 30 ampere.

TOR (Thermal Overload Relay) Berfungsi sebagai pengaman instalasi terhadap beban lebih. Cara kerja overload adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan memutus jika terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja ini hampir sama dengan cara kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang mengalir pada instalasi penerangan maupun tenaga ( motor ).

LBS (Load Break Switch) LBS adalah pemutus Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang dilakukan secara manual dengan cara memutar stang sehingga pisau yang ada dijaringan terbuka ataupun tertutup, yang tujuannya untuk memutus dan menyambungkan arus listrik. Fungsi LBS yaitu untuk memisahkan jaringan SUTM yang berlainan wilayah atau untuk memutuskan arus disaat ada pekerjaan ataupun disaat terjadi gangguan.

Circuit Breaker (CB) Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi terhubung ke beban secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun saat terdapat gangguan. Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api, terdapat empat jenis CB sbb: 1. Air Circuit Breaker (ACB), menggunakan media berupa udara.

2. Vacuum Circuit Breaker (VCB), menggunakan media berupa vakum.

3. Gas Circuit Breaker (GCB), menggunakan media berupa gas SF6.

4. Oil Circuit Breaker (OCB), menggunakan media berupa minyak.

OCR (Over Current Relay) Rele ini bekerja dengan membaca input berupa besaran arus kemudian membandingankan dengan nilai setting, apabila nilai arus yang terbaca oleh rele melebihi nilai setting, maka rele akan mengirim perintah trip (lepas) kepada Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) setelah tunda waktu yang diterapkan pada setting.

Rele arus lebih OCR memproteksi instalasi listrik terhadap gangguan antar fasa.

Recloser (PBO / Pemutus Balik Otomatis) Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO ) pada dasarnya adalah pemutus tenaga yang dilengkapi dengan peralatan kontrol. Peralatan ini dapat merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus tenaga. Untuk jaringan yang panjang (>20 km) perlu dipasang 2 atau lebih PBO pada jarak tertentu dengan koordinasi yang baik, agar gangguan yang terjadi dapat segera dibebaskan.

Sectionalizer (SSO / Sakelar Seksi Otomatis) Adalah peralatan pemisah saluran yang secara otomatis yang akan bekerja sendiri untuk membuka jaringan setelah melakukan deteksi arus dan melakukan perhitungan operasi pemutusan dari peralatan pengaman disisi sumbernya. Pembukaannya dilakukan pada saat peralatan disisi sumber sedang dalam posisi terbuka. Sectionalizer pada prinsipnya berfungsi sebagai pengaman apabila dipasang pada sistem jaringan tegangan menengah setelah recloser. Sectionalizer memiliki kelebihan aplikasi yang berbeda:

Sectionalizer dapat diterapkan antara dua perangkat pelindung yang memiliki kurva operasi yang berdekatan. Ini merupakan fitur penting dalam lokasi di mana langkah tambahan dalam koordinasi tidak praktis atau mungkin. Hal ini dapat digunakan pada jarak dekat untuk mencegah arus lebih yang tinggi yang dikoordinasi dengan sekering. kemampuan untuk setiap operasi penutupan kesalahan.

Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) GFR Yaitu alat yang berfungsi untuk mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan satu fasa ketanah.

Relay Diferensial Relay diferensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan keseimbangan (balance).Relay diferensial digunakan sebagai pengaman utama (main protection). Relay ini sangat selektif sehingga tidak perlu dikoordinir dengan relay lain, disamping itu sistem kerjanya sangat cepat dan tidak memerlukan waktu tunda (time delay). Relay diferensial ada dua jenis yaitu : a. Longitudinal Differensial Relay (LDR) Longitudinal differensial relay biasa dikenal sebagai circulating current type. Dalam keadaan normal, maka gangguan yang terjadi diluar daerah pengamanan (zone)mengakibatkan tidak ada arus atau bahkan sangat kecil yang mengalir di operating coil.

b. Percentage Differensial Relay Percentage differensial relay muncul karena kelemahan LDR yakni arussetting harus dibuat lebih besar dari arus operasi dalam keadaan normal untuk mengatasi arus inrush dan gangguan yang cukup besar berada diluar daerah proteksinya. Percentage differensial relay mempunyai restraining coil yang ditap pada bagian tengahnya, sehingga membentuk dua bagian dengan jumlah lilitan yang sama, Nr/2. Restraining coil dihubungkan pada bagian arus yang bersikulasi, sehingga menerima arus gangguan yang lewat (through fault current). Operating coil mempunyai jumlah lilitan No, yang dihubungkan pada bagian spill (spill path).

Relai Buccholz Rele bucholz dipasang pada pipa dari maintank ke konservator. Rele ini gunanya untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang menimbulkan gas dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat didalam trafo atau akibat busur didalam trafo.

Distance Relay Relai jarak atau distance relay digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada Suatu sistem transmisi, baik SUTT maupun SUTET, dan sebagai cadangan atau backup untuk seksi didepan. Relai jarak bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z), dan transmisi dibagi menjadi beberapa daerah cakupan pengamanan yaitu Zone-1, Zone-2, dan Zone-3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif didalam daerah pengamanannya.

GFCI ( Ground Fault Circuit Interruption) Ground Fault Circuit Interruption ialah semacam Circuit Breaker yg bereaksi lebih cepat dari MCB. Komponen panel listrik ini akan memantau listrik lebih rinci dan jika terdapat short atau kabel terkelupas dan mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian.

Ground Wire Sama halnya dengan Arrester alat ini digunakan sebagai pengaman jaringan apabila terjadi sambaran petir. Tetapi dalam konstruksi pemasangannya berbeda dengan arrester. Ground wire di pasang di ujung atas tiang SUTM kemudian dihubungkan dengan konduktor pada tiang yang kemudian ditanam ke tanah menggunakan elektoda pembumian. Hal ini dimaksudkan apabila ada sambaran petir tidak mengenai jaringan SUTM karena pemasangannya di ujung atas tiang dan pembumiannya lebih efektif karena dipasang pada tiap tiang.

Kontruksi Gardu Tiang Trafo (GTT)


Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan sistemnya, GTT dilengkapi dengan unit-unit pengaman yang ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi Jatim. Trafo daya step down berfungsi untuk menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah 380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).

Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan langsung dengan daerah pelayanan konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen melewati jurusan-jurusan, dan untuk setiap unit GTT disalurkan empat jurusan. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV. Karena tegangan masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada beban yang didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke Gardu Tiang Trafo(GTT), unit peralatan yang termasuk sisi primer, sbb:

Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo) Cut Out (CO) Ligthning Arrester (LA) Saluran masukan

10

1. Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.

single line GTT

2. Cut Out Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai berikut:

Membuka dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan Fuse Link dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari kapasitasnya Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena: o SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT. o Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada unit trafonya. o Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF.

11

Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar kapasitas Trafo Distribusi milik PLN.

3.

Lightning Arrester Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan lebih surja petir, system pemasangan LA, sbb:

LA dipasang antara SUTM dan CO

Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan selanjutnya disalurkan ketanah.

LA dipasang setelah CO

Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan diamankan CO lebih dan arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA. 4. PHB-TR Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai berikut:

Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan. Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis. Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal; o Satu sakelar masuk sirkit masuk o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar (MCB atau MCCB). o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh. o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC. o Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan jarak 5 cm + 2/3 kV dari system tegangan nominal.

PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai.

12

Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut:

Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai. Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang instrument ukur minimal Volt meter dan Ampere meter. Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk. Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis metalnya dan ukuran penghantar serta harus dijepit/dipress pada penghantar, KHA terminal sepatu kanel harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit yang bersangkutan rangkaian. Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga gaya tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain.

13

You might also like