You are on page 1of 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Plasenta rest adalah tertinggalnya sisa plasenta atau selaput janin dan dikeluarkan secara manual atau kuret, disusul dengan pemberian obat intravena. Menurut data WHO memperkirakan bahwa dalam 2005 hampir 515.000 ibu hamil meninggal akibat perdarahan karena plasenta rest. Perdarahan hebat ialah penyebab paling utama dari kematian ibu diseluruh dunia.Diberbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan karena sisa plasenta. Proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60% (http://www.google.com;2005). Diantara prioritas yang disusun pada safe motherhood technical consultan (konsultan teknis keselamatan ibu) di Srilanka Tahun 1997 dan Internasional Symposium On Safe Mothrhood (Symposium Internasional tentang keselamatan ibu) di Wangsinton D.C Tahun 1998,adalah memastikan adanya petugas pelatih pada setiap kelahiran dan meningkatnya akses pelayanan kesehatan ibu yang bermutu (Pusdiknakes . 2003 ; hal.175). Menurut Departemen Kesehatan RI saat ini angka kematian ibu di Indonesia diperkirakan 334 per 100.000 kelahiran hidup (Abouzahr .1998). Menurut Survey yang dilakukan untuk angka kejadian perdarahan karena mengalami plasenta rest diRumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 sebanyak 20 orang wanita dapat mengalami perdarahan selama periode post partum jika mereka mengalami sisa plasenta dan selaput ketuban atau adanya laserasi setelah melahirkan plasenta penting untuk memeriksa plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa keduanya lengkap.Jika uterus tidak sepenuhnya berkontraksi,maka ibu bisa kehilangan banyak darah (Pusdiknakes, 2003 ;hal.175). Berdasarkan latar belakang dan masalah-masalah tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melekukan penelitian Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Plasenta Rest Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan pengetahuan bidan dengan penanganan plasenta rest di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2012? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang penanganan plasenta rest diRumah Sakit Haji Medan Tahun 2012. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman agar peneliti mampu membuat KTI hubungan pengetahuan bidan tentang penanganan plasenta rest dan penelitian ini sebagai aplikasi ilmu metedologi penelitian yang telah dipelajari selama perkuliahan. 1.4.2 Tempat Penelitian Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Haji Medan jika ada kesenjangan antara teori dan praktek pada bidan tentang penanganan plasenta rest. 1.4.3 Responden Sebagai bahan masukan bagi responden agar dapat lebih mengerti dan memahami tentang plasenta rest, sehingga bidan dapat melakukan penanganan tentang plasenta rest. 1.4.4. Institusi

Sebagai tambahan dalam memvariasikan hasil penelitian dan dapat menambah sumber bacaan diperpustakaan sehingga nantinya hasil penelitian ini dapat dimengerti. 1.4.5. Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai bahan acuan serta perbandingan untuk melakukan penelitian dengan memperbaiki kekurangan pada penelitian ini. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan apa (what) misalnya apa itu air ?, apa itu alam ?, dan sebagainya (Notoatmojo, 2010 ; Hal .1). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan ini terjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007 ; 143). Pengetahuan adalah hasil tahu mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarok, 2009 ; 256-257). Dalam pemahaman umum filsafat pengetahuan menegaskan bahwa pengetahuan adalah suatu pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk kehidupannya.Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu (Mikhael, 2005 ; 125). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian 1.Umur Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik psikologis (mental). Perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. 2. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehinnga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah maka menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalinya. 3. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, dimana seseorang terpapar dari sebuah informasi yang awalnya tidak tahu, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 4. Minat Minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal yang pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih lama. 5. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecederungan penglaman yang kurang baik akan berusaha untuk dilupakan seseorang. Namun jika pegalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologi akan timbul

kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6. Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai kebudayaan untuk menjaga kebersihan lingkungan karena lingkungan sangat mempengaruhi dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap. 7. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2009 ; 257-258). 2.1.3 Proses Pembentukan Pengetahuan Penelitian Rogers,1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang menghadapi prilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni : 1.Anwarnes (kesadaran) , dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi. 2.Interest (merasa sakit), terhadap stimulasi atau objek tersebut. 3.Evaluation (evaluasi), menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut terhadap dirinya. 4. Trial (mencoba) , dimana subjek telah mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5. Adaption (adopsi) , dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,kesadaran dan sikap terhadap stimulus (Wahid Hakim Mubarok , 2006 , hal 146) 2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2005) dari berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh pengetahuan sepanjang sejarah ada dua, yaitu : 1.Cara Tradisional Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memeperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara tradisional mempunyai 4 bagian yaitu : a . Cara Coba Salah (trial error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam mencegah masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka digunakan kemungkinan yang lain.Apabila kemungkinan kedua gagal coba lagi yang ketiga sampai masalah tersebut dapat diselesaikan. b . Cara Kekuasaan ( Otoriter) Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada kekuasan atau otoriter, baik tradisi, otoritas pemerintah dan sebagainya. c . Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi , pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hasil ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu. d. Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia , cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh

kebenaran manusia telah menggunakan jalan pemikiran. e. Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan. f. Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.Sejalan dengan perkembangaan kebudayaan manusia, secara brfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaan pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pemikirannya. 2. Cara Baru Atau Modern Dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sintesis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodelogi penelitian (research methodology) (Notoatmodjo, 2005 ;18). 3. Metode Ilmiah Metode ilmiah sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan dan pemecahan suatu masalah. Metode ilmiah yang pertama kali diperkenalkan oleh John Dewi adalah perpaduan antara proses berfikir dedukatif-induktif guna pemecahan suatu masalah, John Dewi dalam bukunya How we Think (1910) mengatakan bahwa langka pemecahan masalah adalah sebagai berikut : Merasakan adanya masalah Merumuskan dan membatasi masalah atau kesulitan tersebut Mencoba mengajukan pemecahan atau kesulitan tersebut (Notoatmodjo, 2005 ; 19). 2.1.5 Tingkat Pengetahuan 1.Tahu (know) Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (comprehension) Sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara luas. 3.Aplikasi (application) Sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. 4.Analisis(analysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen yang masih saling terkait didalam suatu struktur organisasi tersebut. 5.Sintesis (synthesis) Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6.Evaluasi (evaluation) Suatu kemampuan untuk meletakkan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu (Mubarok, 2011 ;82-83). 2.2 Bidan 2.2.1 Definisi

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan (Soepardan Suryani, 2003 ; 2). 2.2.2 Tugas Bidan Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu : 1.Tugas Mandiri Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu : a.Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan. b.Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai klien. c.Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal d.Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga e.Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir f.Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga. g.Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana h.Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause i.Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga. 2.Tugas Kolaborasi Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu : a.Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. b.Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan kolaborasi. c.Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. d.Memberi asuhan kebidanan pada ibu masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga. e.Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risisko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga. f.Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi serta pertolongan dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga. 3.Tugas Rujukan Tugas-tugas rujukan bidan, yaitu : a.Menerapkan manejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga b.Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan

c.Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatakan klien dan keluarga. d.Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga. E. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan klien tertentu dan kegawatdaruratan yang memerluakan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga, f.Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga. 2.2.3 Peran dan Fungsi Bidan Peran dan fungsi bidan ada 4 yaitu : 1.Pelaksana a.Tugas mandiri b.Tugas kolaborasi c. Tugas rujukan 2.Pengelola a.Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan b.Berpatisipasi dalam tim 3.Pendidik a.Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien b. Melatih dan membimbing kader 4.Peneliti Plasenta Rest 2.3.1Definisi Plasenta rest adalah suatu bagian dari plasenta serta lobus yang tertinggal maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif (Sarwono, 2002 ; hal 31). Plasenta rest adalah tertinggalnya sisa plasenta atau selaput janin dan dikeluarkan secara manual atau kuret, disusul dengan pemberian obat intravena (Hanifa, 2000 ; hal 197). 2.3.2 Gejala dan tanda plasenta rest 1. Gejala dan tanda plasenta rest yang selalu ada seperti : a. Sub-involusi uterus b. Nyeri tekan perut c. Perdarahan >24 jam setelah persalinan, perdarahan berat, terus-menerus atau tidak teratur dan berbau jika disertai infeksi. 2. Gejala dan Tanda Yang Kadang-Kadang ada seperti : a. Anemia b. Demam Diagnosa 1. Plasenta atau sebagai selaput tidak lengkap 2. Perdarahan segera atau terus-menerus mengalir 3. Uterus tidak berkontraksi 4. TFU tidak berkurang

5. Nyeri tekan perut bawah 6. Pucat dan terdapat tanda-tanda syok (tensi rendah, nadi cepat lemah). Cara Penanganan Pasenta Rest Untuk memastikan bahwa keduanya lengkap, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal didalam uterus akan menghalangi kontraksi uterus sepenuhnya, maka ibu bisa kehilangan darah, permukaan plasenta bagian nibu hendaknya diperiksa untuk memastikan smua kotiledon ada dan pinggiran membrans semuanya rata(licin) hal ini harus dilakukan secepat mungkin supaya jika ada bagian yang hilang bidan bisa dengan segera mengeluarkannya. Jika membransnya tidak lengkap, kadang-kadang bisa ditarik keluar secara perlahan-lahan dengan menggunakan klem jika wanita tersebut tidak mengeluarkan darah, bisa memberikan injeksi methergin 0,2 mg IM agar uterus berkontraksi dan mendesak keluar membran tersebut. Jika ibu mengeluarkan darah, kenakan sarung tangan steril atau yang telah disinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan kasa yang dililit dijari telunjuk dan bersihkan lubang serviks dan uterus untuk mengeluarkan membran yang tertinggal (Pusdiknakes : 2003; hal. 175). Jika pada pemeriksaan plasenta ternyata jaringan plasenta tidak lengkap, harus dilakukan eksplorasi kavum uteri, potongan-potongan plasenta yanfg tertinggal tanpa diketahui biasanya menimbulkan perdarahan pasca persalinan terlambat jika perdarahan banyak, hendaknya sisasisa plasenta ini segera dikeluarkan walaupun demam (Sulaiman, 2004: hal; 174). Penatalaksaan Plasenta Rest 1.Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta explorasi manual uterus untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar. 2.Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunan ovum atau kuret besar. 3.Bila kadar HB < 8 g% berikan tranfusi darah bila kadar HB 8 g% berikan sulfat frosus 600 mg/ hari selama 10 hari. 4.Jika perdarahan berkelanjutan, lakukan uji pembekuan darah yang lunak dan harus kemungkinan adanya koagulapati (kegagalan pembekuan darah). 5.Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala metritis (peradangan uterus) antibiotika yang dipilih adalah ampisilin dosis 1 gram dilanjutkan dengan 3 x 1 gram supositoria (pemberian obat dalam rektum). Komplikasi Plasenta Rest a.Sumber infeksi dan perdarahan potensial b.Terjadi plasenta polip c.Degenerasi korio karsinoma d.Dapat menimbulkan gangguan pembekuan darah Evaluasi Pemeriksaan Dalam a.Terdapat pembekuan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. b.Sub involusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2001 ; hal. 432). 2.9 Kerangka Konsep Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat konsep penelitian mengenai Hubungan

Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Plasenta Rest di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 sebagai berikut : Dependent (X ) Independent (Y) Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dilihat, yang menjadi variabel independent (bebas) adalah pengetahuan bidan, dan yang menjadi variabel dependent (terikat) adalah penanganan plasenta rest dengan kriteria hasil ukur baik, cukup, dan kurang. 2.10 Hipotesis Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Dengan kata lain, hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris (Hidayat, 2007 ; hal 37). Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berfikir sebagaimana telah diuraikan sebelumnya maka penulis merumuskan hipotesisnya yaitu Terdapat hubungan positif yang berarti antara pengetahuan bidan dengan penanganan plasenta rest dii Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian Adapun jenis dan desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain deskriptif korelasional bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Plasenta Rest di Rumah Sakit Medan tahun 2012. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012, dengan pertimbangan adanya bidan yang kurang mengetahui tentang penanganan plasenta rest, memiliki jumlah populasi dan sampel yang cukup untuk dijadikan responden, adanya referensi, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya, serta lokasi yang mudah dijangkau sehingga peneliti lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan tersebut. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 oktober-20 oktober 2012. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ditelit (Notoatmodjo, 2005 ; hal 79). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang berada di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 dengan jumlah 20 orang bidan pada tanggal 1 oktober-20 oktober 2012. 3.3.2 Sampel Menurut (Hidayat, 2010 ; 68), sampel merupakan populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan pengambilan metode random sampling (Notoatmodjo, 2005, hal 85). 3.4 Defenisi Operasional Untuk menghindari tanggapan tentang konsep, maka peneliti akan memberikan batasan

operasional sebagai berikut : Tabel 1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian N o Variabel Penelitian Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Pengetahuan Hasil kemampuan yang dimiliki responden untuk menjawab pertanyaan baik didapat dari pedidikan formal,informal atau pengalaman. Kuesioner Baik Cukup Kurang Nominal 2 Penanganan Plasenta Rest Tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan plasenta yang tertinggal di rahin. Kuesioner Baik Cukup Kurang Nominal 3.5 Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Ketua Stikes Rumah Sakit Haji Medan untuk melakukan studi pendahuluan dan mendapatkan data untuk menyusun proposal. Kemudian dengan adanya surat pengantar dari instansi pendidikan peneliti menyerahkan kebagian peneliti Rumah Sakit Haji Medan. Setelah mendapat surat balasan kemudian diserahkan kepada kepala ruangan untuk mendapat izin penyebaran kuesioner kepada responden yang akan diteliti dengan menekankan kepada masalah etika penelitian meliputi : 3.5.1 Lembar Persetujuan (Inform Concent) Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi sebelum dan sesudah penelitian. Jika bersedia dijadikan responden, maka mereka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika mereka menolak untuk dijadikan responden , maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati hak-haknya. 3.5.2 Tanpa Nama (Anominity) Untuk menjaga kerahasian responden peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data tetapi cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar tersebut. 3.5.3 Kerahasian (Confidentiality) Kerahasian informasi responden akan dijamin oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian (Hidayat, 2009 ; 83). 3.6 Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu kepada kerangka kerja dan tinjauan pustaka yang terdiri dari pengetahuan bidan tentang plasenta rest, tanda dan gejala dan penanganan plasenta rest. 3.7 Pengolahan Data Data yang dikumpulkan berupa jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner akan diolah sebagai berikut (Hidayat, 2010 ; 121). 1.Editing Dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam

pengumpulan data, data kemudian diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden. 2.coding Data yang telah diedit dirubah kedalam bentuk angka (kode) nama responden diubah menjadi nomor responden 01, 02,.10. 3.Tabulating Setelah editing dan coding selesai dilakukan langkah selanjutnya yang ditempuh ialah yang mengelompokkan data tersebut kedalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. 4.Scoring Memberikan skore terhadap jawaban-jawaban responden, dengan sebelumnya mencantumkan kategori baik, cukup, kurang atau setiap jawaban responden yang akan digunakan sebagai tolak ukur yang akan dijadikan pemantauan pengukur. Aspek pengukuran variabel keseluruhan dilakukan dengan cara sebagi berikut: Skor jawaban yang salah diberi nilai 1 (satu) dengan jumlah soal sebanyak 20 soal, jadi skor minimal 1 x 21 = 21. Skor jawaban yang salah diberi nilai 2 (dua) dengan jumlah soal sebanyak 20 soal, jadi skor minimal 2 x 21 = 42. Jadi, untuk mengetahui kriteria pengetahuan ibu terhadap stres hospitalisasi pada anak yaitu ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut : R = Xmin Xmax = 42 21 = 21 P = rentang/katagori (Sudjana, 2005 ; 47) = 21/3 =7 Keterangan : R : Rentang P : Interval Xmax : Data terbesar Xmin : Data terkecil Maka diperoleh hasil melalui kuesioner dengan penilaian sebagai berikut : Pengetahuan baik apabila mendapat skor 35-42 dengan jumlah soal yang benar 15-20 soal. Pengetahuan cukup apabila mendapat skor 28-34 dengan jumlah soal yang benar 8-14 soal. Pengetahuan kurang apabila mendapat skor 21-27 dengan jumlah soal yang benar 1-7 soal. Sedangkan untuk penskoringnya setiap aspek pengetahuan yaitu tanda dan gejala, penyebab, penanganan plasenta rest dengan jumlah soal masing-masing sebanyak 7 soal : Xmax = 2 x 7 = 14 Xmin = 1 x 7 = 7 R = Xmax Xmin R = 14 7 = 7 P = rentang/katagori = 21/3 =3 Keterangan : R : Rentang P : Interval Xmax : Data terbesar

Xmin : Data terkecil Maka diperoleh hasil melalui kuesioner dengan penelitian sebagai berikut : Pengetahuan baik apabila mendapat skor 35-42 dengan jumllah soal yang benar 15-21 soal. Pengetahuan sedang apabila mendapat skor 28-34 dengan jumlah soal yang benar 8-14 soal. Pengetahuan kurang apabila mendapat skor 21-27 dengan jumlah soal -yang benar 1-7 soal. Sedangkan untuk penskoringan setiap aspek pengetahuan yaitu tanda dan gejala, penyebab, penanganan plasenta rest dengan jumlah soal masing-masing sebanyak 7 soal : Xmax = 2 x 7 = 14 Xmin = 1 x 7 = 7 R = Xmax Xmin R = 14 7 =7 P = rentang/katagori = 7/3 = 2,3 =2 Dari data tersebut dapat disimpulkan : Baik, bila mendapat skore 11-14 Cukup, bila mendapat skore 9-10 Kurang, bila mendapat skore 7-8 5.Analysis Analysis data dilakukan secara deskriftif dengan melihat persentase data yang telah dikumpulkan dalam tabel-tabel distribusi. 3.8 Penyajian Data Hasil pengolahan data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase (Hidayat, 2009 ; 135). DAFTAR PUSTAKA Dua, Mikhael. (2005). Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi. Yogyakarta. Kanisius. Hidayat, A. Alimul Aziz. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta. Salemba Medika. Hidayat, A. Alimul Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Tehnik Analisa Data. Jakarta. Salemba Medika. Manuaba,Candranita dan Manuaba, Fajar. (2004). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta. EGC. Manuaba. (2001). Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta. EGC. Mubarok, Wahit Iqbal. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika. Mubarok, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta. Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan III. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Soepardan, Suryani. (2005). Konsep Kebidanan. Cetakan I. Jakarta. EGC Wiknjosastro, Hanifa. (2000). Ilmu Kandungan. Jakarta. YBP-SP

You might also like