You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN ABSES RENAL

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran

: Abses Renal : Perawatan dan Penatalaksanaan Patah Tulang (Fraktur) : Orang tua, penunggu pasien, dan pasien abses renal di ruang Angsoka 1 RSUP Sanglah Denpasar

Hari/Tanggal

: Selasa, 6 Oktober 2009 Pukul 10.00-10.30 WITA

Waktu Tempat

: 30 Menit : Ruang Angsoka 1 RSUP Sanglah Denpasar

I.

Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita perhatian masyarakat, pada arus mudik dan arus balik hari raya besar tahun ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar korbannya mengalami patah tulang( fraktur). Kejadian bencana alam yang tidak terduga banyak menelan korban jiwa ,luka-luka dan patah tulang. Penanganan fraktur ini tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia contohnya ada seorang yang mengalami fraktur, tetapi karena kurangnya informasi untuk menanganinya Ia pergi ke dukun pijat, mungkin karena gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.

II.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan, orang tua, penunggu pasien dan pasien diharapkan mampu memahami dan dapat melakukan tindakan perawatan dan penatalaksanaan terhadap pasien fraktur III. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, orang tua dan penunggu pasien diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian dari fraktur. 2. Mengenal tanda dan gejala dari fraktur. 3. Menjelaskan jenis-jenis fraktur. 4. Memahami penatalaksanaan kedaruratan dan prinsip penanganan fraktur. 5. Memahami perawatan pasien dengan fraktur. 6. Mengenal faktor-faktor yang mempercepat dan menghambat penyembuhan fraktur.

IV.

Metode Ceramah dan tanya jawab.

V.

Media LCD,Leaflet

VI.

Isi Materi 1. Pengertian dari fraktur. 2. Tanda dan gejala dari fraktur. 3. Jenis-jenis fraktur.

4. Penatalaksanaan kedaruratan dan prinsip penanganan fraktur. 5. Perawatan pasien dengan fraktur. 6. Faktor-faktor yang mempercepat dan menghambat penyembuhan fraktur.

VII.

Proses Pelaksanaan
SASARAN NO WAKTU KEGIATAN PENYAJI PASIEN KELUARGA DAN PENUNGGU PASIEN

1.

5 Menit

Pembukaan a. Salam pembukaan b. Perkenalan c. Menyampaikan tujuan d. Melakukan apersepsi e. Kontrak waktu a.Menyampaikan dengan bahasa yang sopan a. Menjawab salam b. Memperhatikan

2.

20 Menit

Kegiatan inti

a.Menyampaikan materi dengan jelas

a. Menyimak dan memperhatikan

a. Penyampaian materi - Pengertian tumor kulit - Tanda dan gejala tumor kulit - Faktor penyebab tumor kulit - Cara pencegahan tumor kulit b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya

dan tepat

penyuluhan

b.Interaktif dengan mahasiswa

b. Menanyakan halhal yang belum jelas

Penutup a. Menyimpulkan materi yang didiskusikan 3. 5 Menit b. Melakukan evaluasi c. Mengakhiri kegiatan dengan salam a. Menyampaikan kesimpulan dengan jelas a. Bersama penyaji menyimpulkan materi

b. Menyampaikan salam dengan sopan

b. Menjawab pertanyaan materi yg dibahas

c. Menjawab salam

VIII. Setting Tempat 1. Penyaji

2. Moderator 3. Sekretaris 4. Fasilitator 5. Observer 6. Peserta Penyuluhan

IX.

Pengorganisasian 1. Ketua: Ajar Susanto 2. Moderator: Mariyanti 3. Penyaji dan Penyusun: Karang edi,Anjar susanto,Gst Ayu Mirah,Supartha 4. Perlengkapan: Dwija Sadguna 5. Fasilitator: Putri Diah Utami

6. Observer: Sugiartini 7. Konsumsi: Nitha Elyani

X.

Evaluasi a) Evaluasi struktur: SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan. Alat dan tempat siap. Sudah dibuat struktur. Penyaji dan peserta siap.

b) Evaluasi proses: - Alat dan tempat sesuai rencana. - Peserta mampu menyimak dan merespon. c) Evaluasi hasil: Peserta mampu: - Menjelaskan pengertian dari fraktur. - Menjelaskan jenis-jenis fraktur. - Mengenal tanda dan gejala dari fraktur. - Memahami penatalaksanaan kedaruratan dan prinsip penanganan fraktur. - Memahami perawatan pasien dengan fraktur.

- Mengenal faktor-faktor yang mempercepat dan menghambat penyembuhan fraktur.

Pertanyaan : Apa itu Patah Tulang ?? Apa tanda dan Gejala dari Patah Tulang? Apa saja penanganan npertama pada patah tulang(fraktur)??

XI.

Referensi

Mansjoer A, dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius, FKUI. Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Medikal Bedah. Volume 3. Jakarta: EGC.

Lampiran Materi I. Pengertian Fraktur Fraktur atau biasa dikenal dengan patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang dan ditentukan dengan luas dan jenisnya. ( Smeltzer.2001:2357). Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan kontraksi otot secara berlebihan. Meskipun tulang patah, jaringan disekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, pendarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, kerusakan saraf dan pembuluh darah.

II.

Jenis Fraktur Menurut bentuknya, fraktur dibedakan menjadi: a) Fraktur komplet: patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( bergeser dari posisi normal) b) Fraktur tidak komplet: patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang. c) Fraktur kompressi: fraktur dimana tulang mengalami kompresi ( terjadi pada tulang belakang) d) Fraktur kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen. Menurut penyebab, fraktur dibedakan menjadi: a) Fraktur traumatik: fraktur karena cedera. b) Fraktur patologis: fraktur terjadi pada tulang berpenyakit ( kista tulang, penyakit paget, metastasis tulang, tumor)

Menurut hubungan dengan jaringan, fraktur dibedakan menjadi: a) Fraktur simple/ fraktur tertutup: tidak menyebabkan robeknya kulit. b) Fraktur terbuka/ fraktur komplikata; fraktur dengan luka pada kulit atau membrane mukosa sampai ke patahan tulang. c) Fraktur komplikasi: gabungan antara faktur tertutup dan terbuka. III. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari fraktur antara lain sebagai berikut: a) Nyeri: terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. b) Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan cenderung bergerak tidak alamiah ( gerakan luar biasa). Pergerakan fragmen tulang ini menyebabkan terjadinya deformitas (terlihat maupun teraba). c) Pemendekan tulang yang disebabkan karena adanya kontraksi otot yang melekat di atas dan di bawah tempat fraktur. d) Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lain. e) Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit. f) Kehilangan fungsi

IV.

Penatalaksanaan Kedaruratan dan Prinsip Penanganan Fraktur 1. Reduksi fraktur (mengembalikan posisi tulang ke posisi semula) a. Reduksi terbuka. Dengan pembedahan, memasang pen, plat, paku, dan batangan logam

b. Reduksi tertutup. Dengan pemasangan gips, traksi, bidai dan fiksasi internal 2. Imobilisasi (fragmen tulang dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar hingga terjadi penyatuan) 3. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi

V.Perawatan pada Pasien Fraktur a. Perawatan Pasien Fraktur Tertutup 1. Pasien diajari untuk mengontrol pembengkakan dan nyeri sehubungan dengan fraktur (patah tulang) 2. Pasien diajarkan untuk latihan otot agar mencegah kekakuan otot 3. Mengajari pasien tentang perawatan diri, informasi obat-obatan

b. Perawatan Pasien Fraktur Terbuka 1. Mengajari pasien untuk mengenal tanda-tanda terjadinya infeksi 2. Perawatan luka pada daerah luka yang terbuka

VI.Faktor yang Mempercepat dan Menghambat Penyembuhan Fraktur a. Faktor yang Mempercepat Penyembuhan Fraktur 1. Mempertahankan posisi tulang yang patah

2. Nutrisi yang baik 3. Mengonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung kalsium dan vitamin D (susu, youghurt, ikan) 4. berjemur di pagi hari

b. Faktor yang Menghambat Penyembuhan Fraktur 1. Imobilisasi tidak memadai 2. Penyakit tulang 3. Infeksi 4. Usia (lansia penyembuhannya lebih lama karena perubahan hormone yang terjadi seiring dengan pertambahan usia) .

You might also like