You are on page 1of 25

Kliping Tentang Masalah Perkotaan Di Jakarta

Dasar Perencanaan Kota


AR2652

NAMA NIM DOSEN

: ANDI RIZAL : 09420021 : Ir. ATIT MEUTIA

Prodi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Borobudur Semester GENAP 2011/2012

KATA PENGHANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan kliping ini akhirnya bias diselesaikan. Kliping dengan judul Masalah Perkotaan Di Jakarta ini disesuaikan dengan tujuannya untuk menunjang perkuliahan dalam mata kuliah dasar perencanaan kota serta memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing kepada kami. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ataupun tidak trhadap terselesaikannya kliping ini. Akhir kata, insya Allah kliping ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

PENDAHULUAN
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus Ibukota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian Barat Laut Pulau Jawa. Koordinatnya adalah 611' LS 10650' BT. Pada tahun 2004, luasnya adalah sekitar 740 km dan penduduknya berjumlah 8.792.000 jiwa. Jakarta tidak hanya sebagai Ibukota negara Indonesia, tetapi Jakarta juga merupakan kota pariwisata, kota perdagangan, kota perindustrian, kota dunia dan lain sebagainya. Sebagai Ibukota suatu negara, maka Jakarta merupakan tolak ukur atau barometer bagi kota-kota daerah lainnya. Jakarta yang kini semakin termakan usianya,membawa perubahan bagi kota Jakarta sendiri. Banyak masalah yg timbul di kota Jakarta diantaranya adalah masalah kemacetan, banjir dan masalah lingkungan hidup lainnya seperti : kepadatan penduduk , wilayah kumuh, kesenjangan sosial dan masalah ekonomi yang berdampak adanya kriminalitas terus mengancam pennduduk Jakarta. Tata ruang kota Jakarta sangat berperan bagi penduduk wilayahnya. Namun akibat dari salahnya pembangunan kota Jakarta,banyak masyarakat yang tidak lagi mempedulikan lingkungan sekitar.Tidak sedikit masyarakat yang membangun rumah di bantaran sungai dan membuang sampahnya sehingga menyebabkan banjir di Jakarta. Problem pelanggaran atas izin bangunan menjadi masalah lingkungan. Seperti halnya problem banjir dan konservasi air bawah tanah yang terus menyusut. Lihatlah apa yang terjadi jika ribuan rumah yang dibangun dibiarkan tanpa pengawasan tanpa memikirkan dampak lingkungannya secara menyeluruh.

1. BANJIR
Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.

Banjir Jakarta

Faktor Penyebab Terjadinya Banjir Ada dua faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Yakni, faktor alam dan faktor manusia: 1. Faktor Alam:

Secara geografis, Kota Jakarta yang luasnya mencapai 650 Km2 itu, 40 persen atau sekitar 24.000 Ha di antaranya, merupakan dataran rendah utamanya di daerah Jakarta Utara seperti di Sungai Bambu, Papanggo, Warakas, dan lain-lainnya yang ketinggiannya berada di bawah muka air laut pasang. Daerah-daerah tersebut di atas, yang telah berhasil ditanggulangi baru sekitar 9.000 Ha.Di wilayah Provinsi OKI Jakarta, melintas 13 sungai (Kali Cakung, Jati Kramat, Buaran, Sunter, Cipinang, Kali Baru Timur, Ciliwung, Kali Baru Barat, Krukut, Grogol, Pesanggrahan, Angke, dan Kali Mookervart), yang keseluruhannya merupakan saluran sekunder/penghubung sistem drainase kota. Kontur wilayah Provinsi DKI Jakarta pun kurang mendukung kelancaran aliran air, sehingga menimbulkan genangan dan bahkan pada saat musim hujan mengakibatkan banjir terutama di Wilayah Jakarta Barat, Utara, dan Timur, karena air tidak dapat mengalir secara gravitasi.

2. Faktor Manusia:

Harus diakui bahwa, disiplin dan kesadaran masyarakat Ibukota terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan masih rendah. Tak sedikit warga yang menjadikan bantaran kali sebagai tempat tinggal/bermukim. Akibatnya, karena adanya bangunan-bangunan liar, badan kali menjadi berkurang, Dan yang sangat memprihatinkan, mereka pun menjadi sungai sebagai tempat sampah, sehingga terjadi pendangkalan dan sampah mengonggok di sepanjang aliran sungai. Pembangunan yang berlangsung pesat baik di Wilayah Provinsi DKI Jakarta maupun di Depok dan Bogor Jawa Barat, yang menghadirkan rumah dan bangunan beton lainnya yang menutup permukaan tanah dan menyulitkan air meresap ke tanah, telah mempersempit luas kawasan resapan air. Akibatnya, air hujan yang turun di daerah hulu,

yang volumenya seringkali berada di atas kapasitas alur sungai, meluap dan menimbulkan banjir dan genangan di kawasan sekitar sungai.

Bersama itu juga telah terjadi penurunan permukaan tanah (land subsidence) terutama di bagian utara wilayah DKI Jakarta. Dengan demikian, ke depan, kawasan yang tergenang pasang air laut besar kemungkinan akan bertambah, yakni kawasan yang tergenang, seperti Muara Angke dan kawasan Jakarta Utara sebelah Timur.

Rumah diatas sungai mengakibatkan banjir, karena pembuangan sampah penduduk sehari-hari juga di sungai

PESAN DAN SARAN : Seharusnya masyarakat sadar benar tentang akibat dari banjir, jika masyarakat sudah menyadarinya tentunya akan selalu menjaga kebersihan. Upaya yang di laksanakan masyarakat dilarang membuang sampah sembarangan,buanglah sampah pada tempat yang di sediakan.

2. KENAKALAN REMAJA
Kenakalan Remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transis. Definisi Kenakalan Remaja Menurut para ahli : Kartono, ilmuwan sosiologi Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Santrock Kenakalan Remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Masalah Kenakalan Remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.Banyak juga jenis dari kenakalan remaja , diantaranya adalah Penyalahgunaan narkoba,Seks bebas dan Tawuran antar pelajar.

Penyebab terjadinya kenakalan remaja : Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Faktor eksternal: 1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. 2. Teman sebaya yang kurang baik 3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Tawuran salah satu contoh kenakalan remaja

Penyalahgunaan Narkoba Salah satu persoalan besar yang tengah dihadapi bangsa Indonesia, dan juga bangsa-bangsa lainnya di dunia saat ini adalah seputar maraknya

penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba), yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Saat ini, jutaan orang telah terjerumus ke dalam lembah hitam narkoba. dan ribuan nyawa telah melayang karena jeratan lingkaran setan bernama narkoba. Telah banyak keluarga yang hancur karenanya dan tidak sedikit pula generasi muda yang kehilangan masa depan karena perangkap makhluk yang disebut narkoba ini. Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia merupakan masalah serius yang harus dicarikan jalan penyelesaiannya dengan segera. Banyak kasus yang menunjukkan betapa akibat dari masalah tersebut diatas telah menyebabkan banyak kerugian, baik materi maupun non materi. Banyak kejadian, seperti perceraian atau kesulitan lain bahkan kematian yang disebabkan oleh ketergantungan terhadap narkotika dan obat-obat terlarang. Dengan semakin maraknya hal tersebut maka pemerintah pada masa reformasi merasa perlu untuk merevisi lembaga bakolak inpres 6/1971 sekaligus memperkuat posisinya sebagai lembaga yang berada langsung dibawah presiden dan dipimpin oleh kepala kepolisian RI (kapolri) secara ex officio. Badan baru yang bernama " Badan Koordinasi Narkotika Nasional " (BKNN) ini mulai bekerja aktif sejak tahun 2000 dan mengambil alih fungsi BAKOLAK inpres 6/1971 termasuk menjadi focal point kerjasama asean. BKNN memiliki fungsi koordinatif. dari susunan komposisi personelnya terlihat dengan jelas bahwa badan ini bersifat lintas sektoral. Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan / zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral / diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat

mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan Penggunaan narkoba yang tidak sesuai dengan ketentuan disebut penyalahgunaan narkoba. Sungguh memprihatinkan penyalahgunaan narkoba ini yang telah menimpa generasi muda, mulai anak usia SD sampai usia perguran tinggi. Mereka yang terkena penyalahgunaan narkoba akan terjadi disorientasi emosi, kemauan, maupun disorientasi kordinasi psiko motoriknya. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut: 1. coba-coba 2. senang-senang. 3. menggunakan pada saat atau keadaan tertentu 4. penyalahgunaan 5. ketergantungan

Narkoba yang menjerumuskan anak remaja

Seks Bebas Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas. pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas.Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya. Bahaya Seks Bebas : Pada Remaja 1. 2. 3. 4. Kehamilan pada usia dini yang sangat beresiko Kemandulan akibat praktek aborsi Pendarahan yang bisa berakibat kematian pada praktek aborsi Hilangnya kesempatan untuk menuntut ilmu atau kehilangan masa depan karena harus menikah pada usia dini 5. Terkena penyakit menular seksual 6. Terkena virus HIV/AIDS

Tawuran Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolomkolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Tawuran antara remaja SMA

Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal di sini adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.

Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai berikut: 1.faktor keluarga : baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga. perlindungan lebih yang diberikan orang tua. penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu. 2. Faktor lingkungan sekolah : Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga, minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat, ventilasi dan sanitasi yang buruk dan lain sebagainya. 3. faktor lingkungan : Lingkungan sekitar yang tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan remaja.

PESAN DAN SARAN : Kenakalan remaja timbul karena pergaulan yang salah, semua itu biasa saja tidak terjadi jika ada pengetahuan tentang apa-apa yang bias membahayakan diri sendiri. Peran orang tua juga bias mempengaruhi, jadi orang tua harus bias mendidik anak agar dia menjadi seorang yang baik di kedepannya. SARAN 1. Sebaiknya moral itu di pupuk sejak dini. 2. Di beritahukan dampak-dampak free sex mulai sejak SD. 3. Diadakannya kegiaatan keimanan di sekolah. 4. Sebaiknya orang tua ikut mengawasi pergaulan putra-putrinya PACARAN Pacaran adalah tahap pengenalan atau penjajakan 2 pribadi sebelum melangkah ke tahap perkawinan. Pacaran bisa dilakukan berkali-kali atau

bahkan tidak sama sekali dalam hidup seseorang. Dalam fase pacaran, seseorang berusaha untuk mengenal pasangan satu sama lain dan mencoba mengetahui kecocokan yang dimiliki antara 2 pasangan tersebut. Untuk memutuskan berpacaran , ada baiknya diharuskan mempertimbangkan faktor-faktor seperti umur, sifat pacaran dan tingkat pencerminan pacaran. 1. Umur Kapan sih baiknya seseorang berpacaran? Apa bahaya pacaran di usia dini? Apa manfaat pacaran di usia yang cukup matang? Usia yang matang dan stabil bagi seorang pria umumnya 21 tahun dan wanita 19 tahun. Saat itu Anda sedang memasuki usia remaja akhir. Jika pengasuhan orangtua normal, pada masa itu identitas diri relatif sudah terbentuk. Maka di usia itulah dianggap aman untuk mulai PDKT alias pendekatan. Jika sudah melakukan perkenalan yang akrab (persahabatan) selama 6 bulan hingga setahun maka kalau ada kecocokan maka bisa dilanjutkan ke masa pacaran. Artinya usia si pria menjelang 22 dan si perempuan 20 (dalam kasus tertentu bisa saja lebih muda, hanya butuh kematangan yang khusus agar tidak mengganggu). 2. Sifat Pacaran Yang dimaksud sifat pacaran disini adalah , sehat atau tidaknya pacaran yang dijalankan.Jika ada masalah dengan perkembangan emosi saat Anda masih anak dan remaja, maka pacaran di usia 21 pun bisa bermasalah. Khususnya jika Anda seorang yang kekurangan kasih sayang orangtua, mengalami kekerasan dan sebagainya. Kondisi ini menyisakan kebutuhan tertentu. Meski seseorang berusia 21 atau 25 secara biologis tapi usia emosi orang tersebut masih kanak-kanak. Ironisnya ialah jika sudah terjadi hubungan emosi mendalam. Timbul-lah trauma. Apalagi jika ada hubungan fisik mendalam selama pacaran. Ini sangat merugikan baik pria maupun wanita. Kerugiannya adalah bagi pria, ia jadi ingin melakukan hal yang sama dengan pacar baru (sudah tahu enaknya), dan suka membandingkan. Sedangkan si wanita merasa diri kurang berharga dan takut ketahuan pacar baru. Lingkaran setan mulai terbentuk.

3.Tingkat Pacaran Bila selanjutnya perasaan yang mulai timbul dengan pacaran diumpamakan dengan muatan listriik,maka jarak antara kedua individu yang sedang mengalaminya akan menentukan tingkat pacaran itu. Jika semmakin dekat, makin besar kemungkinan persentuhan yang dapat menimbulkan aliran listrik yang member percikan bunga api cinta.Sama halnya dengan aliran listrik, maka aliran tersebut bias bermanfaat dan member daya keekuatan akan tetapi dapat juga membawa bahaya kebakaran yang merusak, bila tidak dipersiapkan dan disalurkan dengan baik.

PENDAPAT DAN SARAN : Zaman sekarang pacaran itu boleh-boleh saja, asalkan di jalani secara normal jangan melampaui batas norma-norma kesusilaan. Menurut saya jangan berpacaran terlalu lama jika memang keduannya sudah merasa saling cocok dan segera menikah.

3. LALU LINTAS

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009[1] didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang

dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Komponen lalu lintas

Komponen sistem lalu lintas Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik. Manusia sebagai pengguna Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan/lampu jalan dan tata ruang. Kendaraan Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan

yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas. Jalan Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas. Jakartamerupakan kota terbesar di Indonesia. Sebagai Ibukota Negara, Jakarta memegang posisi sangat penting dalam berbagai hal , misalnya : poliyik ,ekonomi, perdagangan. Kemacetan di Indonesia khususnya ibukota DKI Jakarta tidak dapat dihindari , terutama pada titik-titik persimpangan baik di jalan-jalan protocol hingga di jalan lingkungan. Penyebab kemacetan Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:

Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas, Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan Ada perbaikan jalan, Bagian jalan tertentu yang longsor, kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami. Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, spt : berjalan lambat di lajur kanan dsb.

Dampak negatif kemacetan Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain disebabkan:

Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah, Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi, Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal, Meningkatkan stress pengguna jalan, Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya

Kemacetan di Jakarta

Pemecahan permasalahan kemacetan Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehentip yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

Peningkatan kapasitas Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti: 1. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan, 2. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah, 3. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan. 4. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover, 5. Mengembangkan inteligent transport sistem.

Pembatasan kendaraan pribadi Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut: 1. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, 2. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi. 3. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway. SARAN : Usulan untuk pemerintah untuk membatasi produksi kendaraan, kemudahan dalam mendapatkan kendaraan yang di fasilitasi oleh para pengusaha di bidang otomotif yang memberikan kredit murah. bukan hanya

macet beban pemerintah bertambah dengan banjir yang akhir-akhir ini sering terjadi jika hujan turun lebat. kemacetan juga sering terjadi karena ke egoisan para pengendara kendaraan, terlebih sebagian pengendara sepeda motor yang selalu bersikap egois dan seenaknya, menerobos, merebut ruas jalan.

4. KEPADATAN PENDUDUK
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial. Laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi di negara berkembang dibanding dengan negara maju.Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk juga dapat berpengaruh terhadap pencemaran Lingkungan. Penduduk di suatu daerah atau negara mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini disebut dinamika penduduk. Perubahan penduduk ini meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi. S edangkan, jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun disebut pertumbuhan penduduk.

Faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi adalah: 1) Adanya harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang diinginkan di tempat yang baru 2) Ada rasa kebanggaan tersendiri berada di tempat yang baru. 3) Adanya kesempatan mendapatan pendidikan yang lebih tinggi. 4) Adanya kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih baik. 5) Adanya aktivitas, tempat hiburan yang menarik minat seseorang. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Kehidupan Jumlah manusia yang makin meningkat memiliki dampak dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. 1. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi D ampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat. 2. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. 3. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu: 1) Makin berkurangnya lahan produktif, seperti sawah dan perkebunan karena lahan tersebut dipakai untuk pemukiman.

2) Makin berkurangnya ketersediaan air bersih. Manusia membutuhkan air bersih untuk keperluan hidupnya. Pertambahan penduduk akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih. Hal ini menyebabkan persediaan air bersih menurun. 3) Pertambahan penduduk juga menyebabkan arus mobilitas meningkat. Akibatnya, kebutuhan alat tranportasi meningkat dan kebutuhan energi seperti minyak bumi meningkat pula. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara dan membuat persediaan minyak bumi makin menipis. Kepadatan Penduduk Juga Berpengaruh Terhadap Pencemaran Lingkungan Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia. Sedangkan, polutan adalah segala sesuatu yang menyebabkan polusi. Semua zat dikategorikan sebagai polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada di tempat yang tidak semestinya, dan berada pada waktu yang tidak tepat. Pencemaran atau polusi tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengurangi, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat kepada lingkungannya. 1. Pencemaran Air Penyebab pencemaran air adalah limbah pabrik atau limbah rumah tangga. Bahan pencemar berupa bahan kimia yang mengandung racun, mudah mengendap, mengandung radioaktif, panas, dan pembongkarannya banyak memerlukan oksigen. Polutan yang menyebabkan pencemaran air harus diuraikan. Penguraian polutan tersebut memerlukan banyak O sehingga menyebabkan kekurangan O dalam air yang berpengaruh terhadap kehidupan di air. Banyak ikan yang mati karena kekurangan oksigen. Pencemaran air menyebabkan air berwarna hitam, kotor, dan berbau busuk. Pencemaran nitrogen dalam perairan menyebabkan eutrofikasi, yaitu ledakan pertumbuhan tumbuhan air, seperti eceng gondok. Air ya ng tercemar dapat dikurangi kadar pencemarannya dengan cara menyaring, mengencerkan, dan mengendapkan. Pabrik-pabrik diwajibkan menampung dan mengolah limbah, WC pada setiap rumah tangga perlu dilengkapi dengan septic tank.

2. Pencemaran Tanah Bahan pencemar tanah berasal dari limbah pabrik, limbah rumah tangga, dan barang-barang rongsokan. Bahan pencemar yang sukar dihancurkan oleh mikroba adalah plastik, stiroform, kaca, dan lain-lain. Untuk mengurangi pencemaran ini banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendaur ulang bahan-bahan tersebut.

Penyebab Pencemaran Lingkungan Kepadatan manusia berdampak pada pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. 1. Faktor Alam Pencemaran lingkungan dapat terjadi secara alami, contohnya letusan gunung, gempa bumi, perubahan iklim, banjir, kekeringan, dan angin topan. Biasanya manusia hanya dapat memperkirakan dan mengurangi dampaknya. 2. Faktor Manusia Manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam dari lingkungannya. Jika populasi manusia makin banyak, maka makin banyak sumber daya alam yang diambil dari lingkungannya. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran. SARAN : Mungkin sudah tidak asing lagi mendengar tentang padatnya penduduk di Jakarta. Ya memang wajar karena Jakarta hingga sekarang adalah ibu kota sekaligus pusat pemerintaha revoblik Indonesia, kepadatan ini mungkin di sebabkan karena kurang meratannya pembangunan di setiap daerah di Indonesia sehingga warga-warga di daerah lain akan bermigrasi di Jakarta.

4. PELANGGARAN BANGUNAN

Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan merupakan unit kerja Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan pada Kota Administrasi. Seksi Pengawasan Bangunan merupakan satuan kerja lini Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (Suku Dinas P2B) dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan perencanaan, pelaksanaan dan kelaikan pada tahap pembangunan dan pemanfaatan. Landasan Hukum Kegiatan pengawasan ini dilandasi oleh : 1. Peraturan Daerah DKI Jakarta No.7 Tahun 1991 tentang Bangunan dalam Wilayah DKI Jakarta. 2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.123 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan. 3. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.1503 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pemeliharaan dan Pengkajian Teknis Bangunan dalam Wilayah DKI Jakarta. 4. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.76 Tahun 2000 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan Bangunan dan Kelaikan Menggunakan Bangunan di Provinsi DKI Jakarta. 5. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.72 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Membangun di Provinsi DKI Jakarta. Ketentuan Teknis Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Penggunaan Bangunan (IPB)

Setiap bangunan yang telah selesai dibangun sebelum digunakan atau dihuni harus terlebih dahulu mempunyai Izin Penggunaan Bangunan (IPB). Izin menggunakan bangunan diberikan apabila ketentuan dalam izin membangun telah dipenuhi dengan mempertimbangkan segi administratif dan laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Direksi Pengawas. Setiap bangunan yang telah selesai dilaksanakan sesuai IMB, sebelum digunakan harus memiliki IPB. IPB yang diterbitkan berlaku selama penggunaannya sesuai dengan IMB dan bangunan masih memenuhi persyaratan kelaikan menggunakan bangunan. Ketentuan Teknis Kelaikan Menggunakan Bangunan (KMB) Setiap bangunan yang telah memiliki IPB harus memiliki keterangan Kelaikan Menggunakan Bangunan (KMB), dengan terlebih dahulu dinilai kelaikan menggunakannya yang dilakukan secara periodik setelah 10 tahun untuk bangunan rumah tinggal dan 5 tahun untuk bangunan bukan-rumah tinggal terhitung sejak IPB diterbitkan. KMB diterbitkan apabila penggunaan bangunan yang dimohon sesuai dengan IPB yang telah diterbitkan dan memenuhi syarat kelaikan menggunakan bangunan. KMB dapat diterbitkan untuk sebagian atau seluruh bangunan. Izin kelaikan menggunakan bangunan diberikan apabila ketentuan dalam izin membangun telah dipenuhi dengan mempertimbangkan segi administratif dan hasil pengkajian yang dibuat oleh Pengkaji Teknis Bangunan. PENDAPAT DAN SARAN : Mereka para pemilik rumah membangun rumahnya suka-suka mereka sendiri tanpa memikirkan dampak lingkungannya secara luas. Pemerintah harus bertindak tegas member sanksi hukuman kepada yang melanggar peraturan pemerintah.

You might also like