You are on page 1of 5

TUGAS PAPER UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI KERJA PRAKTIK DI PT DELTOMED LABORATORIES

Disusun oleh: Hellena Vynstantia G (100801147) Venansius Galih (100801151) Febryan Darma Putra (100801166)

A. Pendahuluan Salah satu hal yang paling ditakutkan dalam industri makanan dan obat-obatan adalah kontaminasi mikrobia. Sebagai produsen obat herbal, PT. Deltomed Laboratories sangat menjaga keamanan produknya dari kontaminasi bakteri. Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Salah satu ciri bakteri adalah melakukan metabolisme pada dirinya sendiri, metabolisme pada suatu bakteri bertujuan memperoleh suatu energi atau untuk kebutuhan hidupnya (Champbell, 2005). Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut. Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni bakteri. Sifat-sifat suatu koloni tersebut ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan, dan sebagainya (Dwidjoseputro, D. 1981). Uji biokimia dapat digunakan untuk menentukan sifat metabolisme bakteri dilihat melalui interaksi reagen - reagen kimia dengan metabolit metabolit yang dihasilkan. Selain itu juga dapat dilihat dari kemampuan bakteri dalam pemakaian suatu senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi. Metode Uji Biokimia dapat digunakan sebagai upaya untuk proses identifikasi bakteri (Backmann, 2006).

B. Isi Uji Biokimia adalah salah satu metode identifikasi bakteri dilihat dari sifat-

sifat metabolismenya. Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo, 2004). Uji Biokimia pada bakteri meliputi uji pembentukan indol, peptonisasi dan fermentasi susu, Uji Methyl Red (R) dan Uji Reduksi nitrat Uji pembentukan indol dengan menggunakan medium hidroksilat kasein yang didalamnya terkandung asam amino Triptofan. Triptofan yang memiliki cincin indol akan didegradasi oleh bakteri dengan bantuan eter. Setelah itu, indol yang dilepaskan akan berikatan dengan reagen Ehrlich membentuk cincin warna merah. Tetapi hasil uji terhadap E. coli menunjukan reaksi negatif. Hal ini bisa saja disebabkan karena bakteri tersebut cara: a. Tabung SIM diinokulasikan dengan biakan dari tabung PCA dan diinkubasikan pada suhu 35 1 oC selama 24 jam 2 jam. tidak dapat mendegradasi triptofan yang tersedia sehingga pembentukan indol tidak dapat terjadi. Pembentukan indol dapat dilakukan dengan

. b) Uji Indol dengan ditambahkan 0,2 - 0,3 ml Reagen Kovacs. . c) Hasil uji positif ditandai dengan adanya cincin merah di permukaan media. . d) Hasil uji negatif ditandai dengan terbentuknya cincin kuning.

Uji peptonisasi bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan komponen-komponen yang terdapat pada susu, misalnya laktosa, proteinsusu (kasein), lacto-albumin, dan lactoglobulin. Biakan bakteri Escherichia coli diambil dengan ose dan masing-masing diinokulasikan ke dalam medium BCPM secara aseptis. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Semua tabung diamati dan dicatat hasilnya. Jika terjadi endapan, berarti terjadi peptonisasi. Jika terdapat lapisan kuning, berarti terjadi fermentasi. Pada medium BCPM yang diinokulasikan E.coli menunjukan hasil yaitu perubahan warna yang pada awalnya berwarna biru keunguan menjadi ada endapan dan terdapat lapisan kekuningan. Hal tersebut menandakan terjadinya peptonisasi dan fermentasi susu. Warna kuning yang terjadi disebabkan oleh adanya respon indicator terhadap perubahan pH yang menjadi asam. Asam yang terdapat didalam medium

adalah asam organik hasil fermentasi oleh E.coli. Fermentasi yang terjadi didalam medium tersebut adalah fermentasi laktosa. E.coli merupakan bakteri yang memiliki enzim beta-galaktosidase yang dapat memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga E.coli mampu memfermentasikan laktosa. Uji Mhetyl Red merupakan Biakan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli diambil dengan ose dan masing-masing diinokulasikan ke dalam medium glukosa, fruktosa, dan laktosa cair secara aseptis. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Semua tabung diamati dan dicatat hasilnya. Uji Mhetyl Red dilakukan dengan medium glukosa cair, sukrosa cair, laktosa cair. Fermentasi adalah penggunaan piruvat atau derivatnya sebagai aseptor electron untuk mengoksidasi NADH menjadi NAD+ (Presscott et.al, 2008). Sedangkan fermentasi karbohidrat adalah perombakan monosakarida menjadi alkohol, gas karbondioksida, asam organik dan energi dengan bantuan mikrobia. Adanya asam organik akan mengubah pH medium sehingga indikator akan memberikan respon dan terjadi perubahan warna pada medium. Pada indicator fenol merah yang digunakan jika dalam kondisi asam akan menjadi berwarna kuning. Hasil yang ditunjukan dalam uji Mhetyl Red menggunakan medium yang berisi gula berupa glukosa dan laktosa cair pada E. coli adalah positif dan pada sukrosa menunjukkan hasil yang negatif. E. coli memiliki enzim beta-galaktosidase yang dapat memecahkan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Selain itu E.coli juga memiliki enzim sukrase yang seharusnya dapat memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Setelah semua gula menjadi sederhana yaitu berupa monosakarida, proses fermentasi dapat terjadi pada medium-medium tersebut. Hasil fermentasi akan mengeluarkan asam organik yang dapat merubah pH medium, karena itu medium tersebut akan mengalami perubahan warna akibat respon indikator didalamnya. Selain factor tersebut, E.coli merupakan bakteri anaerob fakultatif yang dapat hidup dalam tidak hanya dalam kondisi aerob, sehingga kemampuan dalam memfermentasikan zat sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya karena E.coli mendapatkan energi dari proses fermentasi tersebut. Uji reduksi nitrat merupakan uji yang digunakan untuk melihat kemampuan E. coli dan S. aureus dalam mereduksi nitrat menggunakan medium nitrat. E.coli dan S. aureus menunjukan hasil positif, mampu mereduksi nitrat menjadi nitrit ditandai dengan terbentuknya perubahan warna menjadi warna merah. E. coli merupakan

bakteri fakultatif anaerob merupakan bakteri yang dapat hidup di lingkungan dengan atau tanpa oksigen. Pada kondisi aerob E. coli dapat menggunakan oksigen untuk mendapatkan energi, sedangkan dalam kondisi anaerob nitrat dapat digunakan oleh E.coli sebagai aseptor organik dalam usaha memperoleh energi. Sehingga E.coli memiliki kemampuan untuk mereduksi nitrat. Pada bakteri S. aureus juga dapat menggunakan oksigen untuk mendapatkan energi, sedangkan dalam kondisi anaerob nitrat dapat digunakan sebagai aseptor organik dalam usaha memperoleh energi.

C. Penutup

Daftar Pustaka Breed, R.S., E.G.D Murray, N.R. Smith. 1957. Bergeys Manual of Determinativ Bacteriology. The Williams & Wilkins Company. Baltimore. Campbell, N.A., J.B. Reece. 2005. Biology Seventh Edition. Benjamin Cummings. San Francisco. Dwidjoseputro, D. 1981. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology 7th Edition. McGraw-Hill Book Company, Inc. USA. Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

You might also like