Professional Documents
Culture Documents
DALAM
PENELITIAN HUKUM
Penelitian hukum:
terdpt bbrp pendekatan
Kegunaan pendekatan:
utk memperoleh persamaan dan perbedaan di antara UU tsb
utk menjawab mengenai isu antara ketentuan UU dgn
filosofi yang melahirkan UU itu.
akan memperoleh gambaran mengenai konsistensi antara
filosofi dan UU di antara negara-negara tersebut.
(Hal yang sama juga dapat dilakukan dengan membandingkan putusan
pengadilan antara suatu negara dengan negara lain untuk kasus serupa)
Pendekatan konseptual
☼ beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-
doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.
(STATUTE APPROACH)
Kecuali penelitian dlm ruang lingkup hukum adat:
penelitian hukum dalam level dogmatik hukum
atau penelitian untuk keperluan praktik hukum
tidak dapat melepaskan diri dari pendekatan
perundang-undangan.
Penjelasan:
Jenis Perat PerUUan selain dlm ketentuan ini, antara lain, peraturan yang
dikeluarkan oleh MPR dan DPR, Dewan Perwakilan Daerah, MA, Mahmah Konstitusi,
BPK, Bank Indonesia, Menteri, kepala badan, lembaga, atau komisi yang setingkat
yang dibentuk oleh UU atau pemerintah atas perintah undang-undang, DPRD
Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Wali Kota, Kepala Desa atau
yang setingkat".
Apabila dilihat sekilas bunyi penjelasan tersebut dan dikaitkan dengan Pasal 7 (1)
UU No. 10 Tahun 2004:
- seakan-akan kedudukan Peraturan MPR, MA dan organ negara lainnya
secara hierarkis berada di bawah Perda.
Akan tetapi:
-- apabila dicermati bunyi ketentuan Pasal 7 (4) akan terlihat bahwa
peraturan yang dibuat oleh organ negara tersebut tidak lebih
rendah dari Peraturan Daerah.
Hal itu tergantung:
kepada diperintahkan oleh perat perUUan yg mana;
jika diperintahkan oleh UU, Peraturan Bank Indonesia, misalnya
dapat dikatakan setingkat dengan PP karena sama-sama
diperintahkan oleh UU sehingga merupakan regulation;
sebaliknya,
apabila diperintahkan oleh PP, Peraturan Bank Indonesia
berada di bawah PP dan dlm hal ini merupakan delegated
regulation.
Dengan demikian:
bukan lembaga yang menerbitkan perat perUUan yang
menentukan kedudukannya, melainkan perat perUUan yang
mana yang menterintahkan yang menentukan kedudukan
peraturan perUUan dlm hierarki perat perUUan RI.
Hal ini sangat berbeda dengan yang pernah dituangkan
di dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan
Ketetapam MPR-RI No. II Tahun 2000.
Perlu memahami:
Dengan demikian:
pendekatan perUUan juga mensyaratkan bahwa
peneliti juga perlu mempelajari landasan filosofis
dari setiap perat perUUan yang diacunya.
Peneliti:
mempelajari:
-- dasar ontologis lahirnya UU
-- landasan filosofis UU
-- ratio legis dari ketentuan UU
Ratio legis:
berkenaan dgn salah satu ketentuan dari suatu
UU yang diacu dalam menjawab isu hukum yg
dihadapi peneliti.
secara sederhana dpt diartikan alasan mengapa
ada ketentuan itu.