You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan ini tak pernah lepas dari yang namanya makanan. Tanpa makanan kita tidak mendapatkan suplai energy, tanpa energi kita tidak dapat melakukan aktivitas keseharian kita. Dalam proses makan memakan pun ada aturannya, hal ini biasa

disebut sebagai rantai makanan atau jarring-jaring makanan. Berkut akan dibahas mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah Dalam mempelajari mengenai jaring-jaring makanan, nantinya akan memunculkan berbagai pertanyaan atau permasalahan yang perlu dijawab. Antara lain yaitu sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan? 2. Apa saja komponen yang membentuk adanya jaring- jaring makanan?

C. Tujuan Tujuan ditulisnya makalah ini yaitu, agar kita dapat 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan 2. Mengetahui komponen pembentuk jaring-jaring makanan

D. Manfaat Dengan ditulisnya makalah ini penulis mengaharapkan agar makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar atau dapat dijadikan sebagai sumber referensi oleh siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai jaring-jaring makanan.

BAB II PEMBAHASAN

Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik.

Hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungan itu membentuk suatu sistem .

Bisa berupa sistem hubungan mahkluk hidup dengan lingkungan biotik , namun bisa juga antar mahkluk hidup dengan lingkungan Abiotik

Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan lingkungan hayati dan non hayati itu membentuk sistem ekologi yang

disebut Ekosistem.

Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara komunitas dan komunitas lainnya serta lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat

menyebabkan aliran energi melalui peristiwa makan dan dimakan (predasi). Pada peristiwa aliran energi ini, komponen ekosistem, khususnya komponen

biotik, memiliki tiga peran dasar, yaitu sebagai produsen, konsumen dan dekomposer. Menurut Campbell (1998: 1146), penyusun utama produsen dalam suatu ekosistem, khususnya di daratan adalah tumbuhan. Organisme ini mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar matahari. Peristiwa ini disebut fotosintesis. Produsen merupakan organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menyusun atau membuat makanannya sendiri. Adapun konsumen adalah organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Komponen biotik yang terakhir, yaitu dekomposer (pengurai). Dekomposer adalah organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati menjadi zat-zat organik sederhana. Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk membuat makanannya. Proses tersebut akan berlangsung terus-menerus di dalam suatu ekosistem.

Pada hutan muda, jumlah total bahan organik makin meningkat setiap tahun dengan meningkatnya ukuran pohon. Keadaan ini juga merupakan penyimpanan, tetapi jika hutan menjadi dewasa, bahan organik akan hilang karena kematian dan kehancuran. Energi yang hilang (hancur) tersebut, jika ditambahkan dengan kehilangan karena dimakan hewan, jumlahnya sama dengan produk bersih tumbuhan. Dalam hal ini tidak ada pertambahan lebih

lanjut dalam biomassa dari tahun ke tahun. Istilah biomassa digunakan untuk melukiskan seluruh bahan organik yang terdapat dalam satu ekosistem. Jika sebagian biomassa suatu tumbuhan dimakan, energi itu diteruskan ke suatu heterotrof. Pada belalang misalnya, untuk tumbuh dan melaksanakan kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya.

Pada gilirannya, herbivora akan menyediakan makanan untuk karnivora. Belalang tadi dapat dimakan oleh katak. Proses pemindahan energi dari makhluk ke makhluk dapat berlanjut. Katak dapat dimakan oleh ular, yang pada gilirannya ular dimakan oleh burung elang. Proses makan dan dimakan pada serangkaian organisme disebut sebagai disebut Rantai Makanan, atau food chains. Semua rantai makanan berasal dari organisme autotrofik. Lihat bagan di bawah ini. Organisme yang langsung memakan tumbuhan disebut herbivor (konsumen primer), yang memakan herbivor disebut karnivor

(konsumen sekunder), dan yang memakan konsumen sekunder disebut konsumen tersier. Setiap tingkatan organisme dalam satu rantai makanan disebut tingkatan tropik. Dalam ekosistem rantai makanan-rantai makanan itu saling bertalian. Kebanyakan sejenis hewan memakan yang beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan makanan berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring-jaring

makanan (food web), dengan kata lain Proses rantai makanan yang saling
menjalin dan kompleks tersebut dinamakan jaring makanan.

Peristiwa perpindahan energi terjadi melalui proses makan dan dimakan di dalam suatu rantai makanan. Peristiwa tersebut membentuk struktur trofik. Struktur trofik terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik terdiri atas kumpulan berbagai organisme.

Tingkat trofik pertama ditempati oleh produsen atau organisme autotrof. Pada tingkat ini, produsen ekosistem darat adalah tumbuhan, sedangkan pada ekosistem perairan adalah ganggang dan fitoplankton. Tingkat trofik kedua ditempati oleh organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen adalah organisme yang bergantung kepada organisme lain sebagai sumber makanannya. Konsumen pada tingkat trofik kedua ini adalah herbivora. Konsumen juga terdiri atas tingkat trofik ketiga, keempat, dan seterusnya. Peristiwa perpindahan energi terjadi melalui proses makan dan dimakan di dalam suatu rantai makanan. Peristiwa tersebut membentuk struktur trofik. Struktur trofik terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik terdiri atas kumpulan berbagai organisme. Tingkat trofik pertama ditempati oleh produsen atau organisme autotrof. Pada tingkat ini, produsen ekosistem darat adalah tumbuhan, sedangkan pada ekosistem perairan adalah ganggang dan fitoplankton. Tingkat trofik kedua ditempati oleh organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen adalah organisme yang bergantung kepada organisme lain sebagai sumber makanannya. Konsumen pada tingkat trofik kedua ini adalah herbivora. Konsumen juga terdiri atas tingkat trofik ketiga, keempat, dan seterusnya.

Dalam rantai makanan tingkat trofi pertama tidak selalu ditempati oleh produsen. Oleh karena itu ada beberapa macam rantai makanan ditinjau dari komponen yang menduduki tingkat trofi pertamanya, yaitu sebagai berikut. a. Rantai Makanan Perumput

Jika kedudukan tingkat trofi pertamanya ditempati produsen.

Contohnya: padi tikus ular elang

Pada contoh tersebut tingkat trofi pertamanya padi (produsen), tingkat trofi kedua tikus (konsumen pertama), tingkat trofi ketiga ular (konsumen kedua), dan tingkat trofi keempat ditempati oleh elang (konsumen ketiga).

b. Rantai Makanan Detritus

Jika kedudukan tingkat trofi pertamanya ditempati oleh detritus.

Contoh: kayu lapuk rayap ayam elang

Pada contoh rantai makanan di atas tingkat trofi pertamanya ditempati oleh kayu lapuk (detritus), tingkat trofi keduanya rayap (detritivor), tingkat trofi ketiga ditempati ayam (konsumen kedua), dan tingkat trofi keempat ditempati oleh elang (konsumen ketiga). Contoh

lain rantai makanan detritus adalah seresah atau dedaunan dimakan cacing tanah, cacing tanah dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia.

Aliran energi tidak hanya terjadi pada tingkatan yang sederhana, yaitu rantai makanan, tetapi terjadi juga pada tingkatan yang lebih kompleks, yaitu pada jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan ini tersusun oleh beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Aliran energi mulai dari produsen hingga konsumen, jumlah akhirnya tidak sama. Dalam rantai makanan, organisme pada tingkatan trofik rendah memiliki jumlah individu lebih banyak. Makin tinggi tingkat trofik, makin sedikit jumlah individunya dalam ekosistem.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Jaring-jaring makanan merupakan rantai makanan pada ekosistem yang saling berkaitan dan membentuk hubungan menjadi jaringan. Komponen-komponen penyusun terbentuknya jaring-jaring makanan yaitu karena adanya produsen, konsumen dan yang terakhir adalah decomposer.

B. Saran Dengan mempelajari mengenai jaring-jaring makanan, semoga kita dapat memahaminya bersama. Dengan begitu dapat bersama-sama menjaga kestabilan food web yang ada pada lingkungan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Biomania. 2012. Rantai Makanan. http://sebut-ajabiomania.blogspot.com/2012/05/rantai-makanan.html [28 Oktober 2012]

Fictor F, dkk. Praktis Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009 Indun Kistinnah, dkk. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA X: Jakarta. BSE 2009 Rikky F, dkk. Mudan dan Aktif Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009

You might also like