Professional Documents
Culture Documents
PENEMUAN
HUKUM
PERISTIWA KONGKRIT KASUS
HUKUM
Hakim adalah sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yg merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, yg pada dasarnya adalah mengadili.
Pasal 16 (1)
Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yg diajukan dgn dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.
Pasal 28 (1)
UUD45 ; Pasal 24
UUD45 ; Pasal 1 Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yg merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila, demi terselenggaranya
1. Dari pihak penguasa (politik) 2. Dari atasan langsung 3. Dari masyarakat (demo) 4. Dari pihak yg berperkara 5. Dari diri pribadi
( kebutuhan ekonomi, hubungan keluarga, sahabat, dll )
1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yg sepadan bagi dirinya beserta keluarga, sehingga dapat hidup dgn tenang
seseorang.
Ethika Moral ini menumbuhkan kaedah-kaedah atau norma-norma ethika yg mencakup theori nilai tentang hakekat apa yg baik dan apa yg buruk.
f. Berintegritas tinggi
g. Berdisiplin tinggi h. Berperilaku rendah hati i. Bersikap mandiri j. Bersikap profesional
Kode Etik adalah norma dan asas yg diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku.
1. Profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh karena itu sifat tanpa pamrih menjadi ciri khas dalam mengembang-
profesi
2. Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilan mengacu pada nilai-nilai luhur 3. Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan
Ethika Profesi Hakim bersifat Universal, terdapat di negara manapun di seluruh dunia dan mengatur tentang nilai-nilai moral, kaedah-kaedah penuntun dan aturan-aturan tentang prilaku yg seharusnya dan seyogianya dipegang teguh oleh seorang hakim dalam menjalankan tugas profesinya.
1. To hear courteously (mendengar dgn sopan, beradab) 2. To answer wisely (menjawab bijaksana, arif) 3. To consider soberly (mempertimbangkan tak terpengaruh) 4. To decide impartially (memutus tak berat sebelah)
Ethikal standards yg harus dipenuhi hakim menurut Prof. MAURICE ROSENBERG : 1. Moral courage : Pay for Gods guidance
2. Decisiveness : Punctual and correct 3. Fair and upright 4. Patience : Able to listen with mounth closed and mind open 5. Healthy : Physical and mental 6. Consideration for others : Kind and understanding 7. Industrious, serious not lazy : No unimportant cases
9. Dignity : Honourable / devine job 10. Dedicated, devotion as a lifetime job 11. Loyal to courts / judiciary 12. Active in work and profesional activities 13. Knowledge of community and resources : Guidance of society 14. Sense of humor (not depressive)
Hukum di dunia barat dilambangkan sbg Dewi Yustitia dari mitos Yunani dengan mata tertutup dengan pedang ditangan kanan dan timbangan di tangan kiri, sedang
Hukum di Indonesia dilambangkan sbg Pohon Beringin pengayoman yg kokoh dan rindang yg berfungsi mengayomi cita-cita negara, bangsa dan rakyatnya.
BINTANG (KARTIKA)
Melambangkan :
Ketuhanan Yang Maha Esa
SENJATA (CAKRA)
Melambangkan :
Senjata ampuh dari Dewa Keadilan yg mampu memusnahkan segala kebatilan, kezaliman dan ketidakadilan. berarti ADIL.
BULAN (CANDRA)
Melambangkan :
Bulan, menerangi segala tempat yg gelap, sinar penerangan dlm kegelapan. berarti Bijaksana atau Berwibawa.
BUNGA (SARI)
Melambangkan :
Bunga yg semerbak wangi mengharumi kehidupan masyarakat berarti Budi luhur atau Berkelakuan tidak tercela.
AIR (TIRTA)
Melambangkan :
Air, yg membersihkan segala kotoran di dunia mensyaratkan, bahwa seorang Hakim harus jujur.
Prof. DJOKO SOETONO menetapkan standard bagi seorang Hakim, antara lain :
1. Berpikir secara Ilmiah : Logis, sistematis dan tertib 2. Sabda Pandita Ratu : Putusannya harus dapat dipertanggung
Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan dan dalam lingkungan peradilan yg ada dibawah nya berdasarkan ketentuan undang-undang.
penyelenggaraan peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman. 2. Mahkamah Agung mengawasi tingkah laku dan perbuatan para hakim disemua lingkungan peradilan dalam menjalankan tugas. 3. Mahkamah Agung berwenang untuk meminta keterangan tentang hal-hal yg bersangkutan dgn teknis peradilan dari
KONTROL EKSTERN
Pasal 24 B UUD45
1. Komisi Yudisial bersifat mandiri yg berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain
dgn undang-undang
KONTROL EKSTERN
PERATURAN TENTANG KODE ETIK HAKIM ( Hasil MUNAS IKAHI ke XIII pada tanggal 30 Maret di Bandung) Pasal 1 Pengertian
1. Kode Etik Profesi Hakim ialah aturan tertulis yg harus dipedomani oleh setiap Hakim Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi sebagai hakim.
2. Pedoman tingkah laku (code of conduct) Hakim ialah penjabaran dari kode etik profesi hakim yg menjadi pedoman bagi Hakim Indonesia, baik dalam menjalankan tugas profesinya untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran
3. Komisi Kehormatan profesi Hakim ialah komisi yg dibentuk oleh Pengurus Pusat IKAHI dan Pengurus Daerah IKAHI untuk memantau, memeriksa, membina, dan merekomendasikan tingkah laku hakim yg melanggar atau diduga melanggar Kode Etik Profesi
Pasal 2
1. Sebagai Alat : a. Pembinaan dan pembentukan karakter Hakim b. Pengawasan tingkah laku Hakim
2. Sebagai Sarana : a. Kontrol Sosial b. Pencegah campur tangan ekstra judicial c. Pencegah timbulnya kesalah pahaman dan konflik antar sesama anggota dan antara anggota dgn masyarakat
3. Memberikan jaminan peningkatan moralitas Hakim dan kemandirian fungsional bagi hakim
Sifat Hakim tercermin dalam lambang hakim yg dikenal dgn PANCA DHARMA HAKIM 1. KARTIKA : (Bintang, yg melambangkan KETUHANAN YANG MAHAESA)
2. CAKRA
: (Senjata ampuh dari Dewa Keadilan yg mampu memusnahkan segala kebatilan, kezaliman dan ketidakadilan) berarti ADIL. 3. CANDRA : (Bulan yg menerangi segala tempat yg gelap, sinar penerangan dalam kegelapan) berarti Bijaksana atau Berwibawa. 4. SARI : (Bunga yg semerbak wangi mengharumi kehidupan masyarakat) berarti Budi luhur atau Berkelakuan tidak tercela. 5. TIRTA : (Air, yg membersihkan segala kotoran di dunia) mensyaratkan, bahwa seorang Hakim harus jujur.
Pasal 4
Sikap Hakim
Setiap Hakim Indonesia mempunyai pegangan tingkah laku yang harus dipedomaninya :
A. Dalam Persidangan :
1. Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yg ditentukan dalam Hukum Acara yg berlaku, dgn memperhatikan azasazas peradilan yg baik, yaitu :
(right to a decision) dimana setiap orang berhak untuk mengajukan perkara dan dilarang menolak untuk mengadilinya kecuali ditentukan lain oleh undang-undang serta putusan hrs
membela diri, mengajukan bukti-bukti serta memperoleh informasi dalam proses pemeriksaan ( a fair hearing )
B. Terhadap Sesama Rekan 1. Memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yg baik antara sesama rekan.
2. Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghargai antara sesama rekan 3. Memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap Korps
C. Terhadap Bawahan / Pegawai 1. Harus mempunyai sifat kepemimpinan 2. Membimbing bawahan/pegawai untuk mempertinggi pengetahuan. 3. Harus mempunyai sikap sebagai seorang Bapak/Ibu yg baik 4. Memelihara sikap kekeluargaan terhadap bawahan/pegawai
D. Terhadap Masyarakat 1. Menghormati dan menghargai orang lain 2. Tidak sombong dan tidak mau menang sendiri
3. Hidup sederhana
E. Terhadap Keluarga/Rumah Tangga 1. Menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, menurut norma-norma hukum kesusilaan
Pasal 5
Larangan :
berperkara
c. Membicarakan suatu perkara yg ditanganinya diluar acara persidangan d. Mengeluarkan pendapat atas suatu kasus yg ditanganinya baik dalam persidangan maupun diluar persidangan
mendahului putusan
e. Melecehkan sesama Hakim, Jaksa, Penasehat Hukum, para pihak berperkara, ataupun pihak lain
1. Komisi Kehormatan Profesi Hakim terdiri dari : a. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat b. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Daerah 2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat terdiri dari 5 (lima) orang dgn susunan : - Ketua : salah seorang Ketua Pengurus Pusat IKAHI merangkap anggota
- Anggota
- Anggota
anggota.
anggota
Pasal 7 1. Komisi Kehormatan Hakim Tingkat Daerah berwenang memeriksa dan mengambil tindakan-tindakan lain yg menjadi kewenangan terhadap anggota di daerah / wilayahnya 2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat berwenang
Pasal 8
Pasal 9
Sanksi
Sanksi yg dapat direkomendasikan Komisi Kehormatan Profesi
Pasal 10 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan terhadap anggota yg dituduh melanggar Kode Etik dilakukan secara tertutup
seorang atau lebih dari anggota yg ditunjuk oleh yg bersangkutan atau yg ditunjuk organisasi 4. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yg ditandatangani oleh semua anggota Komisi Kehormatan Profesi Hakim dan yg diperiksa.
Pasal 11 Keputusan Keputusan diambil sesuai dgn tata cara pengambilan putusan
Tim kerja merekomendasikan perlu dibentuk suatu Dewan Kehormatan Hakim, yang mempunyai kewenangan melakukan pengawasan terhadap perilaku para hakim, memberikan rekomendasi mengenai rekruitmen, promosi dan mutasi hakim serta menyusun Code of Conduct bagi Hakim disisi lain.
KEKUASAAN KEHAKIMAN Pasal 24 1. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk Meyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. (hasil perubahan ketiga) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung Dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan Militer, lingkungan peradilan tata usaha negara; dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. (hasil perubahan ketiga) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan Kehakiman diatur dalam undang-undang. (hasil perubahan keempat)
2.
3.
Pasal 24 B
1. Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan Pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam Rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, Serta perilaku hakim. (hasil perubahan ketiga) Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan Pengalaman dibidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian Yang tidak tercela. (hasil perubahan ketiga) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (hasil perubahan ketiga) Susunan, kedudukan dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan Undang-undang. (hasil perubahan ketiga)
2.
3.
4.
Pasal 2
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud Dalam pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan Peradilan yang berada dibawahnya.
Pasal 10 Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan Pengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada dibawahnya Berdasarkan ketentuan undag-undang.
Menimbang :
Bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha Mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka melalui pencalonan Hakim agung serta pengawasan terhadap hakim yang transparan dan Partisipatif guna menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat, serta Menjaga perilaku hakim. Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan Komisi Yudisial adalah Lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 2
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan Dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau Pengaruh kekuasaan lainnya.
Pasal 6 1. Komisi Yudisial mempunyai 7 (tujuh) orang anggota 2. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara 3. Keanggotaan Komisi Yudisial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota masyarakat. Pasal 13 Komisi Yudisial mempunyai wewenang : a. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR b. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim.
Pasal 14
Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 Huruf a, Komisi Yudisial mempunyai tugas : a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung c. Menetapkan calon Hakim Agung d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR
Pasal 20 Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 Huruf b, Komisi Yudisial mempunyai tugas melakukan pengawasan Terhadap perilaku hakim dalam rangka menegakkan kehormatan dan Keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim Pasal 21 Untuk kepentingan pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud Dalam pasal 13 huruf b, Komisi Yudisial bertugas mengajukan usul Penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada pimpinan Mahkamah Agung Dan / atau Mahkamah Konstitusi.
Tabel Komposisi Keanggotaan Komisi Yudisial di Berbagai Negara Negara Indonesia Hakim Mantan Hakim 2 Non Hakim 5 Jumlah 7 Keterangan
Prancis
Swedia
Mayoritas
6
?
5
?
11
Belanda
Australia
Mayoritas
6
?
10 4 Ditunjuk oleh Gubernur NSW
Keterangan :
1. Non Hakim terdiri dari : Praktisi, Akademisi, Wakil Masyrakat, Pemerhati/Pengamat, dan lain-lain 2. Prancis mempunyai kekhususan tersendiri : Presiden Prancis (ketua); Menteri Kehakiman (wakil ketua); 4 (empat) anggota masing-masing ditunjuk oleh Parlemen; 1 (satu) orang Conseil DEtat; 1 (satu) orang La Cour de Comptes, dan sebagainya.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Negara
Rekruitmen
Pelatihan / Training -
Mutasi
Promosi
Pengawasan/ Disipliner
Ket
Indonesia
ada
Rekruitmen MA
Prancis
ada
ada
ada
ada
Swedia
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Belanda
ada
ada
ada
ada
ada
ada
N.S.W
ada
ada
ada
ada
ada