You are on page 1of 3

Pandangan Alkitab tentang homoseksualitas, gay, dan lesbian Posted on 2010/09/30 Sekali waktu saya memimpin upacara pemakaman

seorang ibu anggota jemaat gereja kami. Kebetulan seorang putranya mempunyai kecenderungan seksual yang agak berbeda. Dia menjadi kewanitawanitaan dan mengarah kepada kehidupan waria. Kebetulan ada banyak teman-teman warianya yang juga hadir di upacara pemakaman itu. Di satu waktu, orang ini berkata kepada kami bahwa kalau gereja mau melayani kaum waria ini, dia sanggup mengumpulkan ratusan teman-temannya. Sebenarnya ini kesempatan yang baik untuk melayani mereka, sayangnya gereja kami tidak mempunyai instrumen dan mungkin juga tidak punya visi ke sana untuk melayani kelompok waria ini, sehingga tidak ada follow-up.

Di dalam terang Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, saya ingin menunjukkan bagaimana seharusnya paradigma orang Kristen terhadap homoseksualitas, gay, dan juga lesbian. Alkitab secara tegas menunjukkan bahwa homoseksualitas adalah dosa, tetapi Alkitab tidak menyatakan bahwa para pelakunya dalam hal ini biasa disebut gay dan lesbian bebas diperlakukan dalam ketidakadilan seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Tuhan Yesus membeci dosa homoseksualitas, sama seperti Dia membenci dosa-dosa yang lain, tetapi Dia tetap mengasihi mereka yang terlibat di dalam-Nya. Tuhan mau para gay dan lesbian ini diperlakukan dalam terang kasih ilahi, sehingga mereka dapat bertobat dan dipulihkan dari dosa homoseksualitas.

Perhatikan hal ini sekali lagi, kekristenan membenci dan memusuhi dosa homoseksualitas, tetapi mengasihi gay dan lesbian dalam kasih Kristus, sehingga mereka dapat dibawa kembali dari dosa-dosa itu dan disadarkan kepada kemurnian seksualitas yang sebenarnya. Meskipun gay dan lesbian berdosa dengan orientasi homoseksualitasnya, adalah tidak benar jika kita bebas melakukan tindakan kekerasan dan penganiayaan kepada mereka. Yang harus dilakukan adalah menyadarkan mereka dan membawa mereka kepada pertobatan di dalam Tuhan Yesus.

Alkitab jelas menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan kekejian di mata Allah.

Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki (Roma 1:24-27)

Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian. (Imamat 18:22) Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian (Imamat 20:13) sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga (Yudas 1:7-8) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:9-10) Kata pemburit berasal dari teks asli Alkitab bahasa Yunani arsenokoites yang artinya adalah One who lies with a male as with a female, sodomite, homosexual.

Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan homoseks. Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi homoseks karena dosa (Roma 1:24-27) dan pada akhirnya karena pilihan mereka sendiri. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap homoseksualitas, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka.

Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang lebih besar dibanding dosadosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan. Homoseksualitas hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1 Korintus 6:9-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah tersedia bagi kaum homoseks, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri, dll. Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka.

Salah satu fenomena sosial yang terjadi di dekade belakangan ini adalah munculnya dorongan yang kuat dari kelompok homoseks untuk menuntut persamaan hak dan keadilan bagi mereka. Sekarang, mengakui bahwa dirinya adalah gay adalah lesbian bukanlah hal yang terlalu tabu. Sehingga mereka juga merasa mempunyai hak asasi yang sama bahkan juga di dalam lembaga pernikahan.

Di sinilah gereja dan kekristenan harus membuat keputusan yang tegas. Jikalau Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa homoseksualitas adalah dosa, maka gereja pun juga tidak boleh memberikan izin bagi lembaga pernikahan sesama jenis. Ini bukan tentang hak asasi manusia, tetapi tentang otoritas tertinggi yang dipercayai oleh gereja, yaitu Alkitab sendiri.

Gereja harus memperhatikan dengan seksama masalah homoseksualitas ini secara jujur dan realistik dalam kasih dan pengertian. Tuhan jelas tidak menginginkan seorang pun terikat oleh homoseksualitas. Kasih karunia-Nya cukup untuk memberikan kemenangan bagi mereka yang sedia menaklukkan masalah ini kepada-Nya. Gereja perlu mengambil prakarsa memberitakan pesan yang menimbulkan harapan ini kepada kaum gay dan lesbian.

Sekali lagi, gereja perlu mengambil prakarsa melayani golongan ini. Adalah tidak benar jika gereja membiarkan saja atau bahkan mengacuhkan, meminggirkan orang-orang yang bergumul dengan masalah ini. Gereja harus ambil bagian di dalam karya Tuhan Yesus Kristus untuk membawa pertobatan di kalangan gay dan lesbian.

You might also like