You are on page 1of 2

Teori dan Mekanisme Perubahan Kebudayaan Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan yang banyak menjadi

perhatian para ahli antropologi adalah adanya penemuan baru dan gejala persebaran unsur-unsur kebudayaan. Untuk mengenali karakteristik unsur kebudayaan dan perubahan kebudayaan terdapat beberapa teori di antaranya adalah teori evolusi dan difusi. Teori evolusi menggambarkan bahwa perubahan kebudayaan terjadi secara perlahan-lahan dan bertahap. Setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, masing-masing masyarakat menunjukkan kebudayaan yang berbedabeda. Salah satu masyarakat dikenal telah maju, sedangkan masyarakat yang lain masih dianggap atau tergolong sebagai masyarakat yang belum maju. Teori difusi memberi ilustrasi lain bahwa perubahan kebudayaan terjadi karena adanya proses pengaruh mempengaruhi dari kebudayaan yang satu terhadap kebudayaan lainnya. Persamaan unsur kebudayaan pada masyarakat yang berbeda dianggap bukan sebagai hasil dari proses evolusi tetapi karena adanya kontak atau hubungan yang terjadi pada masa lampau dari kedua atau lebih masyarakat yang memiliki kesamaan kebudayaan tersebut. Perubahan kebudayaan terjadi melalui mekanisme yang berbeda-beda. Suatu kebudayaan masyarakat akan berubah melalui mekanisme adanya inovasi atau penemuan baru dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan mekanisme lainnya dapat terjadi melalui proses difusi, akulturasi, culture loss, genocide, dan perubahan terencana (direct change). Modernisasi dan Kondisi Masyarakat Mendatang Modernisasi merupakan fenomena dunia yang dijadikan alat untuk mengejar ketinggalan dan memperoleh kemajuan tertentu yang pernah atau sudah diraih oleh negara maju. Dengan demikian sejumlah negara atau bangsa yang tidak melaksanakan modernisasi dianggap akan menjadi negara atau bangsa yang semakin tertinggal bahkan akan dikuasai oleh negara atau bangsa yang lebih berpengaruh. Modernisasi di Barat didahului oleh komersialisasi dan industrialisasi, sedangkan di negara non-Barat, modernisasi didahului oleh komersialisasi dan birokrasi. Modernisasi menurut Reinhart Bendix (1964) adalah seluruh perubahan sosial politik yang menyertai industrialisasi. Industrialisasi didefinisikannya sebagai pembangunan ekonomi melalui transformasi sumber daya dan kuantitas energi yang digunakan. Makna dari esensi modernisasi adalah sejenis tatanan sosial modern atau yang sedang berada dalam proses menjadi modern.. Beberapa ciri-ciri aspek kemodernan adalah berkenaan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, setidaknya mengenai produksi dan konsumsi secara tetap; kadar partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang memadai; difusi norma-norma sekuler-rasional dalam kebudayaan; peningkatan mobilitas dalam masyarakat; transformasi kepribadian individu, sehingga dapat berfungsi secara efektif dalam tatanan sosial yang sesuai dengan tuntutan kemodernan. Globalisasi dicirikan dengan lahirnya perjanjian perdagangan bebas yang disepakati oleh beberapa negara seperti WTO (World Trade Organization), GATT (General Agreement on Tariffs and Trade), dan AFTA (Asia Facific Trade Associations). Perjanjian yang disepakati tersebut adalah bahwa para produsen memiliki kebebasan untuk memasarkan produknya ke negara-negara di seluruh dunia, paling tidak bagi negara-negara pendukung perdagangan bebas. Sebuah negara tidak memiliki kontrol secara penuh terhadap pengaruh masuknya produk dari luar. Keberadaan perusahaan transnasional seperti Toyota, McDonald, dan lain-lain yang terdapat di satu negara di luar negara asal perusahaan tersebut merupakan indikasi gejala globalisasi.

Sistem Perekonomian Ahli antropologi berasumsi bahwa motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi sangatlah beragam. Penggunaan sumber daya yang dimiliki manusia dimotivasi oleh berbagai tujuan antara lain: a subsistence fund, a replacement fund, a ceremonial fund, a social fund, dan a rent fund. Sistem produksi (mode of production) pada dasarnya merupakan strategi adaptasi masyarakat terhadap lingkungan. Faktor-faktor produksi (means of production) meliputi tanah/teritori, tenaga kerja, teknologi, dan modal. Pertukaran/sistem distribusi yang berkembang di berbagai kebudayaan di dunia dapat difokuskan atas tiga prinsip yaitu: prinsip pasar, redistribusi, dan resiprositas (Karl Polanyi, 1957 dalam Kottak 1991). Resiprositas terbagi atas tiga tingkat yaitu resiprositas umum (generalized reciprocity), resiprositas

seimbang (balanced reciprocity), resiprositas negatif (negative reciprocity). Salah satu alat pertukaran yang banyak digunakan di dunia adalah uang. Beberapa fungsi uang antara lain adalah sebagai alat pertukaran, sebagai standar nilai, dan sebagai alat pembayaran. Mata uang yang memiliki ketiga fungsi tersebut disebut a general purpose money, sedangkan mata uang yang tidak memenuhi ketiga fungsi disebut a special purpose money

You might also like