You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Setiap penelitian yang kita laksanakan haruslah berlandaskan pada teori yang sesuai dengan topik atau permasalahan yang kita teliti agar penelitian yang kita lakukan mempunyai dasar yang kuat dan tidak sekedar asal-asalan. Semua penelitian adalah bersifat ilmiah, oleh karena itu seorang peneliti harus berpegang pada teori. Teori dapat kita peroleh dengan membaca dan menelaah setuntas mungkin bebbagai buku, jurnal ilmiah, majalah, tesis dan sumber-sumber lain yang sesuai agar kitadapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-langkang kita selanjutnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Landasan Teori 2. Bagaimana Pengajuan Hipotesis 3. Bagaimana Kerangka Berfikir 4. Bagaimana Deskripsi Teori

BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teori 1. Pengertian Teori Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Kerlinger (1978) mengemukakan bahwa Theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions, and proposition that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables , with purpose of explaining and predicting the phenomena. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Mark (1963) membedakan adanya 3 macam teori yaitu : (1) teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pemikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan; (2) teori yang induktif : cara menerangkannya adalah dari data ke arah teori, dalam bentuk ekstrim titik pandang yang posivistis ini dijumpai pada kaum behaviorist; (3) teori yang fungsional : disini nampaksuatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. 2. Tingkat dan Fokus Teori Numan mengemukakan tingkat teori menjadi tiga, yaitu Micro, Meso dan Macro. Selanjutnya fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtatif, teori formal, dan midle range theory.

Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti. (Sugiyono, 2009:83) 3. Kegunaan Teori Dalam Penelitian Cooper dan Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah : a. Theory narrows the range of fact we need to study b. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning. c. Theory suggest a system for research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way d. Theory summaries what is known about object of study and states the uniformities that be beyond immediate observatio e. Theory can used to predict further fact that should be found Yang artinya : a. Teori mempersempit berbagai fakta kita perlu mempelajari b. Teori pendekatan penelitian menyarankan yang mungkin untuk menghasilkan makna terbesar. c. Teori menunjukkan sistem untuk penelitian untuk memaksakan pada data dalam rangka untuk mengklasifikasikan mereka dalam cara yang paling bermakna d. Teori ringkasan apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan keseragaman yang berada di luar pengamatan langsung e. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus ditemukan William Wiersma (1986) menjelaskan bahwa penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam peneltian kuantitatif, teori yang digunakan harus lebih jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hodpotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus pendidikan. Teori umum pendidikan dapat dibagi menjadi

filsafat-filsafat pendidikan dan ausland pedagogic (studi pendidikan luar negeri). Filsafat-filsafat pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat ilmu pendidikan dan filsafat praktek pendidikan. Filsafat praktek pendidikan dapat dibagi menadi social pendidikan, filsafat proses pendidikan. Filsafat proses pendidikan dapat dibagi manjadi filsafat pendidikan klasik dan filsafat pendidikan modern. Selanjutnya Redjo Mudyahardjo (2002) mengemukakan bahwa teori pendidikan adalan sebuah system konsep yang terpadu, emnerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah : a. Pendidikan adalah actual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi actual dari individu yang belajar dan lingkungan belajaranya b. Pendidikan adalah normative, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik atau norma-norma yang baik. c. Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktul dari individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan kegiatan peneltiain, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variable yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesa dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesa itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ke 3 adalah digunakan untuk mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upya pemecahan masalah.

B. Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Teori yangdigunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara empiris. Jumlah kelompok teori yang perlu dideskripsikan tergantung pada luasnya permasalahan dan pada jumlah variable yang diteliti. Kalau variable yang diteliti ada enam, maka jumlah teori yang dikemukakan juga ada enam. Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabelyang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Pendeskripsian teori akan memberikan gambaran apakah peneliti menguasai teori dan kontek yang diteliti atau tidak. Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: 1. Tetapkan nama variable yang diteliti, dan jumlah variabelnya. 2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, journal ilmiah, laporan penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi)yang sebanyak-banyaknyadan yang relevan dengan setiap variable yang diteliti 3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variable yang akan diteliti . (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sample sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan). 4. Cari definisi setiap variable yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definmisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variable yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkandan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. 6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan. C. Kerangka Berfikir Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka (teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat Jadi kerangka pikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting ( Sekaran, 1992:63 ). Untuk membuktikan kecermatan penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Dalam penelitian-penelitian pada umumnya, peneliti dituntut untuk kreatip, berusaha mengenali (identify) dan memeriksa lebih cermat variabelvariabel yang belum dengan jelas dirumuskan dalam teori (non theoritical variables). Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa,kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting Kerangka Berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variable yang akan diteliti.Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variable independent dan dependen.Bila dalam penelitian ada moderator dan intervening,maka juga perlu dijelaskan,mengapa variable itu perlu dilibatkan

dalam penelitian.Pertautan antara variable tersebut,selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.Oleh karena itu pada setiap penelitian paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua atau lebih.Apabila penelitian hanya membahas sebuah variable atau lebih secara mandiri,maka dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variable,juga argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti (Sapto Haryoko,1999). Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek pemasalahan.(Suriasumantri,1986).Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bias menyakinkan sesame ilmuwan,adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variable yang disusun dan berbagai teori yang telah dideskripsikan.Berdasarkan teori-teori yang telah diseskripsikan tersebut,selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variable yang diteliti.Sintesa tentang hubungan variable tersebut,selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Proses kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Menetapkan variable yang diteliti. Untuk menentukan kelompok teoti apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis,maka harus ditetapkan terlebih dulu variable penelitiannya.Berapa jumlah variable yang diteliti, dan apakah nama setiap variable,merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan

2. Membaca Buku dab Hasil Penelitian (HP) Setelah variable ditentukan,maka langkah berikutya adalah membaca bukubuku dan hasil penelitian yang relevan. 3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP) Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teoriteori yang berkenan dengan variable yang diteliti. 4. Analisis Krisis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian Pada tahap ini peneliti malakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori hasil penelitian yang telah dikemukakan.Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak,karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri. 5. Analisis Komperatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian Analisis komperatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain,dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. 6. Sintesa/kesimpulan Melalui analisis kritis dan komperatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variable yang diteliti,selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa kerangka berfikir yang baik,memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Variabel-variabel yang akan ditieliti harus dijelaskan 2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variable yang diteliti,dan ada teori yang mendasari. 3. Diskusi juga dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variable itu posotif atau negative,berbentuk simetris,kausal atau interaktif (timbale balik)

4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu ditanyakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian),sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berfikir yang dikemukakan dalam penelitian. Fungsi Kerangka Pikiran 1. Membantu dan mendorong peneliti memusatkan usaha penelitiannya untuk memahami hubungan antar variabel tertentu yang telah dipilihnya. 2. Mempermudah peneliti memahami dan menyadari kelemahan/keunggulan dari penelitian yang dilakukannya dibandingkan penelitian terdahulu. Langkah-langkah menyusun kerangka pikiran : 1. Pahami keadaan objek penelitian dengan benar, sehingga dapat merumuskan masalah penelitian yang jelas dan research question yang jelas pula. 2. Pahami tujuan penelitian, dan tuliskan tujuan penelitian dengan rinci menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. 3. Pelajari teori yang relevan / yang berhubungan dengan subjek penelitian Anda. 4. Pahami konsep-konsep yang diuraikan dalam teori tersebut dengan cermat. Hal ini sangat penting agar tidak membuat kekeliruan ketika menyusun kerangka fikiran dan menterjemahkan konsep menjadi variabel. 5. Pelajari hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian Anda (tujuannya, pendekatannya, sampling, variabel-variabel utama, instrumen penelitian, metode analisa data, kesimpulan dan implikasinya). Usahakan mencari minimal 3 (tiga) hasil penelitian yang relevan dalam 5 (lima) tahun terakhir. 6. Kembangkan pengetahuan yang diperoleh dari ad.3 berdasar keyakinan/pengetahuan peneliti sendiri, untuk menyusun kerangka fikiran (kerangka konseptual) penelitian yang diharapkan dapat menjawab research questions penelitian tersebut. Dalam membangun kerangka fikiran sebuah penelitian, ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan :

1. Variabel-variabel utama penelitian harus jelas 2. Hubungan antara variabel harus jelas (fungsi dan arahnya variabel mana yang dependent dan mana yang independent, serta bagaimana keadaan dan arah hubungan tersebut 3. Argumentasi mengapa variabel-variabel penelitian yang telah dipilih tersebut mempunyai hubungan tertentu (seperti yang dinyatakan dalam hipotesa) 4. Ada bagan dari kerangka fikiran tersebut (schematic diagram of the theoritical framework). Bagan seperti ini dimaksudkan untuk menjelaskan tentang hubungan antar variabel penelitian secara teoritis. D. Pengajuan Hipotesis 1. Pengertian hipotesis Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati. Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya. Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata HYPO yang artinya DI BAWAH dan THESA yang artinya KEBENARAN jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-datadata yang paling berguna untuk membuktikan

10

hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni: a. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian). b. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain: a. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan variabel akibat. b. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada ,memang ditimbulkan oleh penyebab itu. c. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan , maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. G.E.R brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi : a. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu b. Penelitian tentang perbedaan c. Penelitian hubungan. 2. Kegunaan hipotesis Kegunaan hipotesis antara lain: a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

11

b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian. c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan 3. Saran Untuk Memperoleh Hipotesis Hipotesis dapat diperoleh secara induktif dari pengamatan tingkah laku. Hipotesis juga dapat diperoleh secara deduktif dari teori atau dari hasilhasil penelitian sebelumnya Saran untuk memperoleh hipotesis: a. Hipotesis induktif Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati b. Hipotesis deduktif Dalam hipotesis ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini. 4. Jenis-jenis hipotesis Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain : a. Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. b. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y 5. Ciri-ciri hipotesis Ciri-ciri hipotesis yang baik: a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.

12

c. Hipotesis harus dapat diuji d. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada. e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin. 6. Menggali dan merumuskan hipotesis Dalam menggali hipotesis, peneliti harus a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempattempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki. c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan. Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis : a. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu b. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan c. Imajinasi dan angan-angan d. Materi bacaan dan literatur e. Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki. f. Data yang tersedia g. kesamaan. Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut : a. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik b. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataan. c. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.

13

d. Hendaknya dapat diuji e. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori. 7. Menguji hipotesis Sesuadah hipotesis dirumuskan , hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes logika. Untuk menguji suatu hipotesis ,peneliti harus : a. Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar. b. Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan , eksperimental, atau prosedur lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak. c. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kerlinger mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang menyajikan gejala (fenomena) secara sistematis, merinci hubungan antara variable-variabel, dengan tujuan meramalkan dan menerangkan gejala tersebut Kegunaan teori dalam kegiatan penelitian adalah: teori membatasi cakupan fakta yang harus kita pelajari, teori dapat digunakan untuk meramalkan fakta lebih lanjut yang harus ditemukan, teori sebagai stimulan dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan dan teori mengidentifikasi factor yang rumit Fungsi teori adalah sebagai identifikasi awal dari masalah penelitian dengan menampilkan kesenjangan, bagian-bagian yang lemah, dan ketidak sesuaiannya dengan penelitian-penelitian terdahulu, untuk mengumpulkan semua konstruk atau konsep yang berkaitan dengan topik penelitian dan untuk menampilkan hubungan antara variable-variabel yang telah diselidiki. Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variable yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan, dan penyusunan instrumen penelitian. B. Saran Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan dankekhilafan, untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dari para pembaca berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga dapat menjadi acuan kami kedepan dalam membuat makalah.

15

DAFTAR PUSTAKA Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2007. Sevilla, Consuelo G, dkk, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2001. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. 2009. Jakarta : Rineka Cipta Ary, Donal Dkk, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. 2007. Yogyakarta

16

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... KATA PENGANTAR......................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teori...............................................................................2 B. Deskripsi Teori...............................................................................5 C. Kerangka Berfikir...........................................................................6 D. Pengajuan Hipotesis........................................................................10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................................15 B. Kritik dan Saran ...................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA

ii

17

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penyusun Panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Kajian Teori dan Hipotesis Penelitian Salawat beserta salam penyusun sampaikan kepada Reformator dunia yaitu Baginda Rasulullah SAW yang telah menghijrahkan umatnya minal kufri ilal iman, kecintaannya kepada umat melebihi cintanya pada dirinya sendiri.. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun mengakui masih banyak terdapat kejanggalan- kejanggalan dan kekurangan dalam makalah ini. Hal ini disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penyusun miliki, oleh karena itu, kritik dan saran yang konsruktif sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Penyusun juga berharap makalah ini mudah-mudahan berguna dan bermamfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alami Bengkulu, 2013

Penyusun

i 18 i

MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN
Menyusun Kerangka Teori dan Hipotesis Penelitian

Di susun oleh : Herni Agusti Novti Wasmaini Riska Budiarti Yenda Ermita Wimi Wika Mayang Sari Dosen pembimbing : Soekarno, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN) 2013

19

20

You might also like