You are on page 1of 5

Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop.

Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan org anisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membel ah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan diguna kan sesuai dengan sifat bakteri tersebut (Waluyo, L. 2004). Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang p enting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pert umbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini fakto r-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, suplai energi, suhu/temp eratur, keasaman atau kebasaan (ph), ketersediaan oksigen (Suriawiria, 2005) Kec epatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu. Per tumbuhan mikroba dalam suatu mediaum mengalami fase-fase yan berbeda, yang bertu rutturut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kem atian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuh an kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi (Hastuti, 2007). Metode tebar/ sebar yaitu Setetes in okolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan deng an menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dal am medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa p inggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Metode tuang ini dilakukan denga n cara nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu diberi mikroba (Prescott, 200 3). Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memun gkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat diliha t dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar tuan g atau media agar sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. S etelah inkubasi, sel-sel mikroba

individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam te rbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terli hat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroor ganisme (Pelczar dan Chan, 2007). Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memis ahkan dan mendapatkan koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jeni s. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada lempeng p embiakan (plate count) atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung secara mi kroskopis (Burrows, 2004). Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbag ai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari ti ga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji pengua t dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan bebera pa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapa t hidup yang terdapat pada sampel) (Schlegel, H., G. 1994). Sifat-sifat yang per lu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah: 1. Besar kec ilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada pula yang mele bar sampai menutup permukaan medium. 2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada yang tidak rata. 3. Kenaikan permukaan. Ad a koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul yaitu menj ulang tebal di atas permukaan medium. 4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni ya ng permukaannya halus, ada yang permukaannya kasar dan tidak rata. 5. Wajah perm ukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya suram.

6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan. 7. Kepek atan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering (Dwidjosep utro, 1978) Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikrobia y ang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggun akan mikroskop . Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu : 1. Metode tuang (pour plate) 2. Metode permukaan (surface / spread plate) Pada perh itungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu pengenceran agar jumlah kolon i mikrobia yang ada pada cawan dapat dihitung dan sesuai standar, yaitu berjumla h 30 300 per cawan. Pengenceran dilakukan secara decimal yntuk memudahkan perhitun gan. Perhitungan metode cawan menggunakan rumus sebagai berikut : Faktor pengenc eran = pengenceran x jumlah yamg ditumbuhkan Jumlah koloni (SPC) = jumlah koloni x Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang dis ebut Standard Plate Count yang menjelaskan cara menghitung koloni pada cawan serta car a memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalan suatu contoh. Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut : 1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 sampai 300. 2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar di mana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni. 3. suatu de retan (rantai) kolini yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai s atu koloni (Fardiaz, 1993).

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta. Prescott, L.M. 2003. Microbiology 5th edition. Mc Graw Hill. New York Pelczar, M. J., Cha n, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York. B urrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology. W.B. S aunders Company, Philadelphia. Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan; Jakarta. Schlegel, H., G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah M ada University Press; Yogyakarta. Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press; Malang. Hastuti, 2007. Laporan Mikrobiologi at http://www.slideshare.net/mivt/l aporan-mikrobiologimenghitung-jumlah-mikroba (diakses tanggal 28 Maret 2013) Far diaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.

You might also like