You are on page 1of 10

FILSAFAT MORAL

Tinjauan Umum

Makna Filsafat Moral


Filsafat Moral = Moral Philosophy = Ethics Ethics = Etika Filsafat Moral = Etika. Etika moralitas = benar atau salah atas suatu tindakan, jalan hidup atau suatu keputusan Filsafat Moral (=Etika) merupakan studi tentang standar moralitas sebagaimana kita gunakan atau usulkan untuk menentukannya aborsi moral atau immoral tergantung standar yang kita gunakan Filsafat Moral memberi tahukan kepada kita kenapa kita mengatakan itu moral atau immoral, apa alasannya dan bagaimana kita membangun konsep berpikir yang melandasinya.

Cakupan Pembahasan
1. 2. 3. 4. 5. 6. Tinjauan Umum Perspektif Historis Metaetika Etika Normatif Etika Terapan Beberapa Pengertian Dasar Lain Khususnya terkait Etika Kantian

TINJAUAN UMUM
Untuk apa Filsafat Moral diajarkan 3 Cabang Filsafat Moral
Metaetika
Studi ttg hal-hal dasar ttg baik, pengertian, asal muasal Studi ttg sistem etikal yang bebas dari opini

Etika Normatif
Studi prinsip yg memandu perilaku manusia norma /standar alat uji kategori moral atau immoral suatu sikap, tindakan dan atau pandangan

Etika Terapan
Studi isu spesifik dengan menerapkan hasil Metaetika dan Etika Normatif.

Evaluasi Keberhasilan Studi FM

Untuk Apa FM Diajarkan


Agar mahasiswa mampu
mengkritisi, menguji, mempertahankan, mempromosikan dan menyarankan konsep moral; Menjawab pertanyaan tentang moralitas seperti:
Bagaimana kita harus hidup dan memperlakukan orang satu terhadap yang lain Apa yang benar dan yang tidak benar Bagaimana kita dapat tahu dan memutuskan mana yang benar dan tidak benar, Darimana datangnya ide-ide etikal kita, Apa itu hak? Siapa atau apa yang memiliki hak-hak tsb? Haruskah kita memaksakan kehendak satu terhadap yang lain? Dapatkah kita memperoleh suatu sistem etikal yg dpt diterapkan kepada setiap orang? Apa yang kita maksud dengan tugas, kewajiban, keadilan dan konsep konsep sejenis?

Evaluasi Keberhasilan Studi FM


Mampu menjawab 4 pertanyaan sbb: 1. Seberapa baik ide-ide yang saat ini kita gunakan, apakah memadai untuk menangani masalah hingga rinci? 2. Apakah ide-ide tsb berdasar asumsi yang sahih atau justru kita menemukan sebaliknya? 3. Apakah kita telah mempergunakan ide tersebut dengan cermat atau sebaik yang mungkin kita capai? 4. Adakah alternatif lain yang belum kita pertimbangkan?

PERSPEKTIF HISTORIS
Plato & Aristoteles Teorisasi moral asumsi monistik sistem etika:
Tuhan Plato & Aristoteles Penalaran (reasoning) Emanuel Kant Kombinasi Tuhan dan penalaran Thomas Aquinas

Para Skeptis : Bayle (1647-1706), Huet (1630-1721) Pengembang teori sistem: Rene Descartes (1596-1650), Thomas Hobbes (1588 -1679) Giovanni Battista Vico ( 1668-1744) Schneewind ( 1977, 1998):
Para monistik membangun sistem etika Non monistik oposan tetapi tetap memberi masukan bagi penyempurnaan sistem etika.

Plato
Plato: Manusia cenderung baik dan ingin bahagia manusia memiliki karakter budi luhur dalam dirinya. Karakter Budi Luhur (virtues):
Kearifan (wisdom) Keberanian (courage) Keadilan (justise) Moderat (temperance)

ASUMSI MONISTIK
Semua pertanyaan asli harus mempunyai satu jawaban yang benar, dan hanya satu, yang lain salah. Harus ada suatu alur ketergantungan untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar, yang secara prinsip dapat diketahui, walau saat ini belum diketahui. Jawaban-jawaban yang benar, bila diketemukan, akan kompatibel satu terhadap yang lain membentuk suatu keseluruhan yang utuh, dimana suatu kebenaran tidak boleh tidak kompatibel dengan yang lain. Hal ini sebagai akibat dipergunakannya asumsi dasar bahwa alam raya bersifat harmonis dan koheren.

Selesai
Selamat Belajar, Tuhan memberkati

You might also like