You are on page 1of 11

Ketahanan Nasional (Tannas)

PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang merdeka, mempunyai cita-cita dan tujuan nasional. Di dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasional tersebut harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dari berbagai macam ancaman tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) maka bangsa Indonesia harus mempunyai kemampuan dan ketangguhan yang dinamakan Tannas.

Latar Belakang Tannas Indonesia


A. PERJUANGAN DAN KEMAMPUAN BANGSA INDONESIA UNTUK BERTAHAN
Bangsa Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad lamanya. Perjajahan itu mengakibatkan penderitaan lahir dan batin, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamangaraja (Batak) pada tahun 1900 tidak pernah berhasil. Hal itu karena di satu sisi, tidak adanya persatuan dan kesatuan di kalangan bangsa Indonesia dan di sisi lain keragaman bangsa Indonesia mudah dieksploitasi dengan politik pecah belah atau adu domba atau secara popular disebut juga politik de vide et impera. Perjuangan selanjutnyta memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian muncul angkatan Penegas Sumpah Pemuda (1928). Strategi perjuangan dalam melawan penjajah diubah dengan jalan Pendidikan Untuk Memajukan Bangsa dan Membangkitkan Semangat Nasionalisme. Hasil perjuangan yang menonjol dalam periode ini adalah tumbuh semangat atau jiwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (ingat ikrar Sumpah Pemuda). Periode selanjutnya, masa penjajahan Jepangg (1942-1945), merupakan babak baru perjuangan bangsa Indonesia. Pada mulanya bangsa Indonesia bersimpati pada penjajah baru ini. Bangsa Indonesia menduga bahwa Jepang akan membantu mempercepat proses perjuangan mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, kenyataannya sangat mengecewakan bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia, makin menderita, dan makin miskin. Hasil bumi maupun ternak rakyat banyak disita untuk kepentingan penjajah. Banyak rakyat Indonesia di paksa menjadi Romusha (pekerja paksa) baik di Indonesia maupun dikirim ke luar negari, untuk kepentingan pemerintahan militer Jepang pada waktu itu yang sedang terdesak oleh tentara Sekutu. Kondisi ini dapat Anda tanyakan pada pelaku sejarah di daerah Anda sendiri sehingga Anda dapat membandingkan kondisi pada masa penjajahan Belanda dengan Jepang. Pertempuran terjadi di Surabaya (ingat peristiwa 10 November yang kita peringati sebagai hari pahlawan), di Ambarawa November-Desember 1945, di Medan area (Sumatra Utara) Desember 1945-April 1946, pertempuran di Bandung, Maret 1946 (ingat peristiwa Bandung Lautan Api 24 Maret 1946) dan tempat-tempat lainnya di wilayah Indonesia. Perlawanan terhadap tentara Belanda (NICA), terjadi setelah usai perundingan Linggar Jati, Belanda melakukan kecurangan denan Agresi Militer I pada tanggal 21 Juli 1947. Perlawanan terus dilanjutkan dan berakhir pada perundingan Renvile 8 Desember 1947 yang membuat Indonesia menjadi bagian dari Uni Indonesia Belanda.

Setelah perjanjian Renvile timbul pula pegkhianatan Partai Komunis Indonesia yang memproklamasikan negara Republik Soviet Indonesia tanggal 18 September 1948. Selesai peristiwa Madiun (affair Madium) Belanda (NICA) melakukan agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948. Hal itu membawa Indonesia-Belanda ke Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949. Hasil KMB membuat Indonesia menjadi Negara Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari 16 negara bagian.Ternyata kemudian terbentuk negara federal ini tidak dikehendaki oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Disadari bentuk negara federal ini tidak dilandasi konsepsi yang kuat, latar belakang pendirinya adalah untuk menghancurkan Indonesia hasil proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, antara RIS dan Republik Indonesia (sebagai Negara Bagian RIS) sepakat untuk membentuk negara kesatuan, dan pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS menjelma menjadi negara Kesatuan Republik Indonesia. Apa yang dapat kita petik dari peristiwa perlawanan terhadap tentara asing sejak proklamasi kemerdekaan sampai 17 Agustus 1950 adalah sebagai berikut. Kendatipun Tentara Inggris dan Belanda lebih modern persenjataan dan organisasinya, tidak membuat perjuangan rakyat Indonesia pupus, semangat juang terus dikobarkan. Keberanian berkorban demi bangsa dan negara (membela tanah air) membudaya di kalangan pemuda (ingat semboyan merdeka atau mati!). Politik devide et impera Belanda gagal. Bangsa Indonesia mengutamakan persatuan dan kesatuan.

B. PENEGAKAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI UUD 1945


Pancasila sebagai dasar negara, dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara sudah diamanatkan untuk digunakan dalam kehidupan kita bernegara, berbangsa dan bermasyarakat sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kendatipun sempat terjadi pergantuan konstitusi pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan UUD RIS dan pada masa 19501959 dengan UUDS (Undang-Undang Dasar Sementara), tetapi Pancasila tidak berubah sebagai dasar negara. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 membawa negara RI kembali ke UUD 1945 dan dengan sendirinya Pancasila tetap sebagai Dasar Negara, Masalahnya, bagaimana kita mengimplementasikan Pancasila dan Konstitusi tersebut dalan kerangka kehidupan kita bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.

Bagan Tiga Dimensi Kehidupan Bangsa Indonesia

C. PROSES PERKEMBANGAN GAGASAN TANNAS


Istilah tannas yang menjadi milik nasional, bermula sejak tahun 1960 akan tetapi belim dirumuskan secara ilmiah. Lembaga Pertahanan Nasional dahulu dan sekarang Lembaga Tannas (Lemhannas), sejak didirikan (1965) terus-menerus mengkaji dan membahas masalah Tannas. Sampai sekarang kita telah memiliki tiga konsepsi tentang tannas, yaitu sebagai berikut. 1. Konsepsi kesatu yang masih merupakan definisi, lahir pada tahun 1968 adalah sebagai berikut. Tannas adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang dating dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia. 2. Konsepsi kedua yang merupakan penyempurnaan dari konsepsi kesatu lahir pada tahun 1969, berbunyi bahwa Tannas adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman, baik yang dating dari luar maupun dari dalam, yang langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia. Apabila Anda perhatikan kedua definisi tersebut maka dapatlah disimpulkan dengan beberapa unsur yang tepat (sama) ialah keuletan dan daya tahan, tantangan dan ancaman dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung, membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia.

3. Panitia kerja LEMHANNAS berusaha menyempurnakan serta memberikan pengertianpengertian yang lebih luas tentang istilah Tannas. Pada tahun 1972 lahirlah konsepsi ketiga dari Tannas seperti berikut.
Tannas merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisikan keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi seala macam ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan, baik yang dating dari luar maupun dari dalam, yang berlangsung maupun tidak langsung membahayakan indentitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.

Rumusan konsepsi ketiga tahun 1972 ini disahkan oleh Menhankam/Pangab dengan Surat Keputusan No. SKEP 1382/XIII/1974 tanggal 20 Desember 1974.

RANGKUMAN
Bangsa Indonesia mengalami penjajahan yang cukup lama, perlawanan demi perlawanan dilakukan, tetapi tidak pernah berhasil karena tidak adanya persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah (Belanda, Inggris, Portugis, dan Jepang). Kendatipun kemerdekaan telah diproklamasikan, perlawanan terhadap penjajah yang ingin menguasai kembali Indonesia terus dilanjutkan dengan perjuangan bersenjata dan diplomasi. Perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa dipadamkan sampai negara Kesatuan Republik Indonesia kenyataan. Perjuangan mengusir penjajah dan menghadapi berbagai macam bentuk konflik di dalam negeri namun tetap membuat Negara Kesatuan Republik Indonesia tegak berdiri karena mempunyai keuletan atau kemampuan dan ketangguhan untuk mempertahankan diri sebagai bangsa yang merdeka. Hal inilah yang melahirkan konsep tannas. Tannas adalah kondisi dinamik yang merupakan integrasi dan kondisi tiap-tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya, tannas adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus menuju ke tujuan yang ingin kita capai dan agar dapat secara efektif dihancurkan ancaman-ancaman, diatasi tantangan-tantangan, dilenyapkan hambatan-hambatan, dan gangguan-gangguan yang timbul, baik dari luar maupun dari dalam, perlu dipupuk terus-menerus. Tannas meliputi segala aspek kehidupan bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan tannas. Selanjutnya, tannas yang tangguh akan lebih mendorong lagi pembangunan nasional.

Pengertian Landasan, Asas, dan Ciri Tannas Indonesia


A. PENGERTIAN TANNAS INDONESIA
Rumusan terakhir tannas, merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa. Di dalamnya mengadung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan itu kita perlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG), yang dating dari dalam atau dari luar, yang langsung atau tidak langsung membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional. Tannas merupakan tingkat keuletan dan ketangguhan bangsa, dalam menghimpun dan mengembangkan segala kekuatan yang ada menjadi kekuatan nasional, untuk mengatasi segala macam ancaman-tantangan-hambatan dan gangguan yang membahayakan bangsa dan negara. Untuk dapat memahami konsep tannas tersebut berikut ini diterjemahkan kata-kata Kunci dalam konsep tannas. 1. Keuletan merupakan kualitas diri, masyarakat dan bangsa yang menunjukan kemampuan mengobservasi dampak ATHG untuk kemudian di atasi. 2. Ketangguhan adalah kualitas yang menunjukkan kekuatan atau kekokohan sebagaimana dipersepsikan dari luar oleh pihak lain. Jadi, ketangguhan sifatnya memancar ke luar yang bilamana diproyeksikan sampai tingkat bangsa dan negara maka kualitas ketangguhan memberikan dimensi kekuatan penangkalan. 3. Ancaman merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan dilaksanakan secara konsepsional criminal serta politis. 4. Tantangan merupakan hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan. 5. Hambatan merupakan hal atau usaha yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari diri sendiri. 6. Gangguan adalah hambatan yang berasal dari luar yang bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. 7. Identitas adalah ciri khas suatu bangsa dilihat secara keseluruhan yang membedakan dengan bangsa lain. 8. Integritas adalah kesatuan (kebulatan) yang menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa, baik itu aspek alamiah maupun aspek sosial. Hakikat tannas adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara Tannas sebagai pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan nasional maka dalam penyelenggaraan tannas dilakukan melalui pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan ketahanan berbentuk kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya menuju kemakmuran yang adil dan merata. Keamanan adalah kemampuan bangsa dalam melindungi keberadaan (eksistensi) bangsa Indonesia dari berbagai bentuk ancaman dan gangguan baik yang dating dari dalam maupun dari luar.

B. LANDASAN TANNAS
Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem kehidupan nasional di dalam pelaksanaannya mempunyai landasan yang kuat yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Wasantara. Tannas merupakan salah satu dimensi kehidupan dalam berbangsa dan bernegara yang diangkat dari dasar negara dan konstitusi UUD 1945. Oleh karenanya, tannas berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Pancasila dan UUD 1945 mencita-citakan satu kesatuan dalam segala aspek kehidupan bangsa (fisik geografik-sosial) yang dibentuk dalam ideal Wasantara. Tidak ada suatu bangsa yang dapat bertahan atau terjamin kelangsungan hidupnya tanpa dilandasi oleh persatuan dan kesatuan dari segenap unsur bangsanya. Oleh karena dalam pelaksanaan tannas Indonesia dilandasi pula oleh Wasantara.

C. ASAS TANNAS
Asas merupakan tata laku yang relatif telah tersusun dan melandasi nilai-nilai yang merupakan pedoman bagi tannas. 1. Pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan Konsepsi tannas hakikatnya adalah konsepsi pengaturan kesejahteraan dan keamanan. Kosepsi tannas itu merupakan perwujudan Pancasila dan UUD 1945 dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesejahteraan dan keamanan bak satu keeping mata uang. Sisi yang satu, kesejahteraan dan sisi lainnya keamanan. Keduanya tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. 2. Komprehensif dan Integral Tannas dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan nasional melihat secara komprehensif integral (utuh menyeluruh), tidak dipandang dari satu sisi. Perbedaan waktu, tempat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu melahirkan masalah-masalah yang bersifat multikompleks. Pemecahannya memerlukan pendekatan interdisipliner, multidisipin dan transdisiplin serta lintas sektoral. Hal inilah yang membawa pemikiran ke arah holistik, komprehensif dan integral.

D. SIFAT-SIFAT TANNAS
Tannas Selain mempunyai asas juga mempunyai sifat-sifat. Sifat itu diangkat dari karakteristik tannas yang mencakup semua aspek kehidupan bangsa. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut. 1. Manunggal Aspek kehidupan bangsa Indonesia dikelompokkan ke dalam delapan gatra atau Astagatra. Astagatra dibagi dalam dua kelompok yaitu gatra alamiah (Trigatra) dan gatra sosial (Pancagatra). Astagatra itu harus dilihat secara holistik terintegraso (manunggal) karena adanya hubungan dan keterkaitan antara gatra maupun antar kelompok gatra, kelemahan salah satu gatra dapat melemahkan gatra yang lain. 2. Mawas ke Dalam dan Mawar ke Luar Tannas terutama diarahkan pada diri bangsa dan negara sendiri. Mawas ke dalam diarahkan kepada meningkatkan derajat kemandirian. Sedangkan mawas ke luar di mana kita suka atau

tidak suka, harus menerima adanya saling ketergantungan (interdependensi) antarbangsa (globalisasi). Dalam kondisi globalisasi ini kita harapkan bangsa Indonesia dapat mengembangkan keunggulan kompetitif dan komparatifnya dengan bangsa lain, sambil membina hubungan baik dengan bangsa-bangsa lain di dunia. 3. Kewibawaan Makin meningkatnya pembangunan nasional, akan meningkatkan tannas. Peningkatan tannas menggambarkan kekuatan atau ketangguhan bangsa yang mempunyai daya cegah dan daya tangkal bahkan daya hancur terhadap lawan yang mungkin mencoba untuk mengganggu atau menguasai. Kekuatan atau ketangguhan ini (menurut persepsi pihak luar) mencerminkan suatu kewibawaan. 4. Berubah menurut Waktu Tannas, sebagai kondisi bangsa tidak selalu tetap, tergantung dari upaya bangsa dalam pembangunan nasional dari ke waktu dan ketangguhannya menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Makin tinggi intensitas pembangunan nasional dan hasil-hasilnya, tannas semakin meningkat sebaliknya apabila pembangunan nasional menurun maka tannas akan menurun pula. 5. Tidak Membenarkan Adu Kekuatan dan Adu Kekuasaan Konsep tannas tidak hanya mengutamakan kekuatan fisik tetapi juga kekuatan moral yang dimiliki suatu bangsa. Kekuatan ini ditujukan secara langsung untuk memelihara kesejahteraan dan keamanan yang penggunaannya dengan menampilkan atau menonjolkan kewibawaan. Oleh karenanya dalam penggunaan kekuatan, lebih diutamakan kekuatan abstrak (moral) dan musyawarah, sikap saling menghargai, menghindarkan permusuhan dan sifat konfrontatif. Penggunaan kekuatan fisik merupakan jalan terakhir. Hal ini sangat berbeda dengan konsep power yang ditujukan hanya untuk memelihara kemampuan dengan menonjolkan kekuatan fisik untuk penangkalan dalam pemberian hukuman pada pihak lawan. 6. Percaya pada Diri Sendiri Tannas ditingkatkan dan dikembangkan didasarkan atas kemampuan sumber daya yang ada pada bangsa dan sikap percaya pada diri sendiri. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat kita tidak tergantung kepada bantuan luar yang mengikat atau yang mendikte dan mencampuri urusan dalam negeri kita. Bantuan luar yang kita perlukan bersifat melengkapi sumber daya pembangunan yang kita miliki tanpa ikatan yang menurunkan martabat bangsa. Rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia harus dipertahankan, dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia harus ditanamkan di lubuk hari setiap bangsa Indonesia, untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

E. WAJAH DAN FUNGSI TANNAS


Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem kehidupan nasional dalam upaya menciptakan kondisi kehidupan nasional mempunyi bentuk penampakan atau wajah serta fungsi dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, bermasyarakat. Pada bagian ini, Anda dapat mempelajari bagaimana wajah tannas dan fungsi-fungsi tersebut.

1. Wajah Tannas Wajah tannas berupa kondisi, doktrin, dan metode. a. Sebagai kondisi Sebagai kondisi tannas merupakan totalitas segenap aspek kehidupan bangsa yang didasarkan atas nilai persatuan dan kesatuan wasantara untuk mewujudkan daya tangkal, daya kekebalan, daya kena dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa, tujuan dan cita-cita nasional. Jadi, kondisi yang diciptakan mengandung spektrum seperti sebagai berikut. 1) Daya Kekebalan 2) Daya Tangkal 3) Daya Kena. b. Sebagai doktrin nasional Sebagai Doktrin Nasional, tannas adalah cara terbaik yang ada, guna mengimplementasikan pendekatan kesejahteraan dan keamanan yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan dijadikan pedoman dalam memenuhi tuntutan perkembangan lingkungan, perkembangan bangsa demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. c. Sebagai metode pemecahan masalah Tannas adalah metode yang berwujud integrasi aspek fisik dan sosial guna memecahkan permasalahan-permasalahan nasional dalam perkembangan bangsa dan untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sebagai metode pemecahan masalah bangsa maka Tannas akan menjelaskan: 1) kondisi kehidupan nasional suatu waktu; 2) menprediksikan kehidupan nasional pada waktu yang akan datang berdasarkan kondisi suau waktu di atas; 3) mengendalikan kehidupan nasional agar di waktu yang akan datang mempunyai kondisi sebagaimana telah digariskan atau ditetapkan. 2. Fungsi Tannas Tannas mempunyai kedudukan dan fungsi, sebagai doktrin nasional, pola dasar pembangunan nasional, metode pembinaan kehidupan nasional dan sistem kehidupan nasional. a. Tannas sebagai doktrin pada dasarnya suatu ajaran yang diyakini kebenarannya, diikuti dan didalami yang berfungsi membimbing kita dalam pola pikir, pola tindak, dan pola kerja guna mempersatupadukan usaha bersama bangsa dalam pembangunan. Oleh karena itu, sebagai doktrin tannas itu perlu dimasyarakatkan dan dibudayakan karena ia juga merupakan implementasi Pancasila, UUD 1945 dan Wasantara. b. Tannas sebagai Pola Dasar Pembangunan Nasional Tannas sebagai pola dasar pembangunan nasional pada hakikatnya memberikan arah, pedoman, dalam pembangunan melalui tahapan-tahapan pembangunan (Repelita). c. Tannas sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional Dalam upaya pembinaan kehidupan nasional, tannas merupakan pendekatan komprehensif integral (utuh menyeluruh) dalam aspek kehidupan bangsa tersebut yang mencakup delapan gatra (Astagatra). Kelemahan pada salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan pada gatra lainnya sehingga mempengaruhi kondisi keseluruhan.

Tannas itu merupakan resultante (hasil) dari ketahanan masing-masing gatra atau aspek kehidupan (Astagatra). Dari konsepsi dasar ini maka jelaslah bahwa tannas itu, meliputi masa damai dan masa perang. d. Tannas sebagai Sistem Kehidupan Nasional Tannas sebagai sistem kehidupan nasional adalah tata upaya bangsa yang telah dibakukan dalam melaksanakan pembangunan nasional sebagai aspirasi bangsa dalam meningkatkan kesejahteraan dan keamanan, untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa, menuju kejayaan bangsa dan negara.

F. KEBIJAKSANAAN UMUM
Dari uraian terdahulu dalam modul ini dapatlah dikemukakan bahwa konsepsi tannas dikembangkan serta dilaksanakan berdasarkan kebijaksanaan sebagai berikut. 1. Tannas merupakan kondisi dinamik bangsa Indonesia. Didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu dikembangkan menjadi kekuatan nasional. Kekuatan tersebut diperlukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang akan membahayakan kelangsungan hidup bangsa. 2. Konsepsi tannas pada hakikatnya adalah konsepsi pengaturan kesejahteraan dan keamanan. Konsepsi itu merupakan pengejawantahan (perwujudan) Pancasila, UUD 1945, dan Wasantara. 3. Doktrin itu akan menjamin kesatuan cara berpikir dan cara bertindak. Tanpa doktrin mungkin terjadi kesimpangsiuran yang mungkin berakhir dengan kegagalan. 4. Sebagai pola dasar pembangunan nasional, konsepsi tannas itu pada hakikatnya merupakan arah pendoman untuk setiap Repelita. Konsepsi itu megarahkan setiap rencana sektoral sehingga tidak menyimpang dari tujuan semula. 5. Sebagai sistem nasional Indonesia, konsepsi tannas merupakan pola masyarakat dalam penerapan Pancasila dan UUD 1945. Konsepsi itu dapat dipergunakan sebagai alat untuk membandingkan cita-cita dengan hasil yang sudah dicapai. 6. Konsepsi tannas dianalisis secara komprehensif integral (utuh menyeluruh) melalui delapan gatra kehidupan nasional. 7. Pada dasarnya konsepsi tannas Indonesia memberikan umpan bali pada penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan. Itu berarti bahwa: a. Pengaturan dan penyelenggaraan aspek-aspek kehidupan nasional dilakukan secara utuh menyeluruh. b. Penyelenggaraan itu menggunakan pendekatan kesejahteraan dan pendekatan keamanan. c. Penyelenggaraan kehidupan nasional didasarkan atas kondisi (riil) serta memperhatikan hakikat ancaman berorientasi ke masa depan dalam rangka mencapai tujuan nasional. d. Setiap aspek kehidupan nasional harus dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari seluruh kekuatan nasional yang perlu dimantapkan dan dikembangkan.

RANGKUMAN
Tannas pada hakikatnya adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Dalam fungsinya sebagai sistem pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan nasional maka dalam penyelenggaraan atau pembinaan tannas dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kedua pendekatan itu (kesejahteraan-keamanan) tidak kita pisahkan dan hanya bisa dibedakan bak satu keping mata uang, sisi yang satu berupa aspek kesejahteraan dan sisi yang lainnya berupa aspek keamanan. Penekanan pada salah satu aspek tergantung pada kondisi yang dihadapi oleh suatu bangsa. Tannas dilandasi oleh Wasantara dalam upaya mencapai tujuan dan cita-cita bangsa sebagai pengejawantahan Pancasila. Asas tannas, yaitu (1) pendekatan kesejateraan dan keamanan, (2) komprehensif dan integral. Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang diakui kebenarannya dan dijadikan pedoman dalam memenuhi tuntutan perkembangan, bangsa dan lingkungan untuk kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan negara. Sebagai metode pemecahan masalah maka ia akan menjelaskan: 1. kondisi kehidupan nasional dalam suatu waktu; 2. memprediksi kehidupan nasional pada waktu yang akan datang; 3. mengendalikan kehidupan nasional agar sesuai dengan kondisi yang diharapkan atau ditetapkan. Selain mempunyai asas ia juga mempunyai sifat, yaitu (1) manuggal, (2) mawas ke dalam dan ke luar, (3) kewibawaan, (4) berubah menurut waktu, (5) tidak membenarkan adu kekuatan atau adu kekuasaan, dan (6) percaya pada diri sendiri. Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem kehidupan nasional mempunyai wajah dan fungsi. Wajah tannas dalam bentuk kondisi, doktrin, dan metode. Sebagai kondisi merupakan totalitas segenap aspek kehidupan bangsa yang didasarkan nilai persatuan dan kesatuan (Wasantara) untuk mewujudkan daya tangkal, daya kekebalan dan daya kena dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang ada untuk mengimplementasikan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Sebagai metode ia merupakan cara pemecahan masalah nasional dalam perkembangan bangsa dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Fungsi tannas adalah sebagai doktrin perjuangan nasional, metode pembinaan kehidupan nasional, pola dasar pembangunan nasional dan sebagai sistem kehidupan nasional.

You might also like