You are on page 1of 8

REDUKSI DAN OKSIDASI ( REDOKS )

A. Pengertian Reduksi dan Oksidasi


Oksidasi adalah reaksi yang menaikkan BO ( Bilangan Oksidasi ) suatu unsure dalam zat yang mengalami oksidasi ; dapat juga dilihat sebagai kenaikan muatan positif ( penurunan muatan negative ) dan umumnya juga kenaikan valensi. Reduksi adalah reaksi yang menurunkan BO ( Bilangan Oksidasi ) atau muatan positif ( menaikkan muatan negative ) dan umumnya menurunkan valensi dasar dalam zat yang direduksi. Jadi sekalipun kita mereduksi atau mengoksidasi suatu persenyawaan, sebenarnya yang dioksidasi dan direduksi itu ialah unsure tertentu yang terdapat di dalam persenyawaan tersebut.

B. Pengoksidasi dan Pereduksi


Partikel ( unsur, ion, atau senyawa ) yang dapat mengoksidasi partikel lain disebut pengoksidasi, tetapi ia sendiri tereduksi. Sebaliknya, partikel yang mereduksi partikel lain disebut pereduksi, tetapi ia sendiri teroksidasi. Dalam reaksi redoks, terdapat bebrapa istilah yang sering dipakai, yaitu: Istilah Oksidasi Reduksi Pengoksidasi Pereduksi Zat yang dioksodasi Zat yang direduksi Bilangan Oksidasi Bertambah Berkurang Berkurang Bertambah Bertambah Berkurang Perubahan elektron Melepaskan elektron Menerima elektron Penarik elektron Pemberi elektron Kehilangan elektron Menerima elektron

Pengoksidasi Partikel akan bersifat pengoksidasi bila ia mempunyai kecenderungan menarik elektron dari partikel lain, yaitu unsur elektronegatif ( seperti oksigen, halogen, dan H+) dan senyawa yang mengandung unsur elektronegatif ( seperti HNO3 ). Pereduksi Partikel bersifat pereduksi bila mempunyai elektron yang terikat lemah sehingga mudah lepas dan ditarik oleh partikel lain. Dari sifat periodik unsur diketahui bahwa unsur yang demikian adalah unsur elektropositif atau logam. Disampinag logam, ada unsur, senyawa atau ion-ion lain yang bersifat pereduksi, contohnya H2, SO2, FE2+ dan ionion yang mengandung oksigen ( NO )2-.

C.Pengertian Valensi dan BO ( Bilangan Oksidasi )


Valensi dan BO merupakan pengertian yang tidak sama. Valensi dalam perkembangan historos ilmu kimia diartikan sebagai daya ikat atau beberapa banyak atom H diikat oleh suatu atom unsur yang bersangkutan ( atau sebagai ganti atom H, berapa aotm univalen lain atau 2X jumlah atom O ). Bilangan Oksidasi ( tingkat oksidasi) adalah berapa elektron ( muatan ) dianggap ada atau dipunyai oleh atom tersebut, seakan-akan dalam ikatan kimia, elektron sepenuhnya pindah dari atom satu ke atom lain, tetapi sedemikian rupa, sehingga molekul secara keseluruhan tak bermuatan. Maka valensi dalam arti sempitnya itu merupakan bilangan bulat dan harus positif dan punya akar dalam kenyataan, walaupun tidak mencerminkan teori. Valensi penting dalam pengertian rumus bangun. Sebaliknya BO dapat positif atau negatif : umumnya nilainya sama dengan nilai valensi tetapi adakalanya berbeda, malahan tidak selalu bulat, dapat juga pecahan. Perbedaan ini terjadi karena BO merupakan hasil perhitungan dan sebenarnya tidak punya dasar riil. Perbedaan nilai dengan valensi

terjadi antara lain kalau dalam molekul terdapat ikatan antara atomatom unsur sejenis ( misalnya dalam ikatan organik ).BO sangat membantu untuk mengerti reaksi redoks dan perhitungan yang bersangkutan dengan redoks, misalnya dalam koefisien reaksi. Dalam perhitungan redoks, maka: 1. Hidrogen diberi nilai positif satu dan oksigen negatif dua ( ada beberapa pengecualian ). 2. BO ion sama dengan muatannya 3. Unsur yang lebih elektronegatif mendapat nilai BO negatif dan lawan ikatannya,poisitif. 4. Unsur yang tidak jelas nilai BO nya diberi nilai tersebut berdasarakan perhitungan yang menentukan bahwa molekul secara keseluruhan tidak punya muatan ( dengan kata lain jumlah BO dalam molekul harus nol ) 5. Unsur bebas ( yang tidak berikatan dengan unsur lain ) mempunyai BO nol.

D Menyelesaikan Reaksi Redoks


Reaksi redoks dapat terjadi bila suatu pengoksidasi bercampur dengan zat lain yang dapat teroksidasi, atau pereduksi bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari perubahan masing-masing dapat ditentukan pereaksi dan hasil reaksi beserta koefisiennya masingmasing. Caranya ada dua, yaitu dengan cara setengah reaksi dan bilangan oksidasi. Cara setengah -reaksi Reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersamaan atau terdiri dari dua setengah-reaksi, yaitu setengah-reaksi oksidasi dan setengahreaksi reduksi. Dalam cara setengah-reaksi, reaksi dipecah menjadi kedua setengah-reaksinya. Langkah-langkah cara tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tuliskan setengah-reaksi oksidasi dan setengah-reaksi reduksi secara terpisah. 2. Samakan jumlah atom-atom selain oksigen di kedua sisi dengan menyetarakan koefisiennya. 3. Samakan jumlah atom oksigen di kedua sisi dengan menambahkan: H+ pada sisi yang tepat dan H2O pada sisi yang lain, bila larutan bersuasana asam. OH- pada sisi yang tepat dan H 2O pada sisi yang lain bila larutan bersuasana basa. 4. Samakan jumlah muatan di kedua sisi dengan menambahkan sejumlah elektron di sisi kiri atau kanan. 5. Samakan jumlah elektron yang dilepas atau diterima oleh ke dua reaksi dengan menaglikan koefisiennya dengan bilangan bulat kecil mungkin. 6. Jumlahkan kedua reaksi secara aljabar sehingga elektron dan beberapa partikel dapat dicoret dan akhirnya didapat reaksi yang dicari. Cara bilangan oksidasi Reaksi redoks dapat diselesaikan agak cepat dengan menghitung perubahan bilangan oksidasi unsur yang teroksidasi dan tereduksi. Cara ini disebut cara bilangan oksidasi, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tuliskan pereaksi dan hasil reaksi menurut perubahannya dalam satu persamaan. 2. Cari atom yang tereduksi dan teroksidasi. 3. Hitung bilangan oksidasi unsur yang teroksidasi dan tereduksi sesuai dengan aturan. Tuliskan jumlah elektron yang dilepaskan dan yang di terima masing-masing pada garis yang dibuat di bawah atau di atasnya.

4. Kalikan kedua jumlah elektron yang dilepas dan yang diterima masing-masing dengan bilangan bulat sehingga keduanya jadi sama. 5. Tuliskan reaksi redoks sementara 6. Setarakan jumlah atom oksigen dengan menambahkan: # # H+ dan H2O bila suasana asam OH- dan H2O bila suasana basa

7. Tentukan reaksi lengkap.

E. Kemungkinan terjadinya reaksi redoks


Bila zat A direaksikan dengan zat B, bagaimana diketahui apakah akan terjadi reaksi redoks atau bukan? Untuk menjawab pertanyaan ini harus diperhatikan: 1. Tingkat oksidasi atau valensi unsur-unsur dalam A maupun B, apakah ada yang dapat naik dan ada yang dapat turun BO nya. 2. Bila ada, apakah A oksidator cukup kuat dan B reduktor cukup kuat atau sebaliknya. 3. hal-hal lain.

F. Reaksi Disproporsionasi atau Auto-Oksidasi-Reduksi


Reaksi disproporsionasi adalah reaksi dimana oksidator dan reduktor ialah zat yang sama, bahkan unsur yang sama dengan tingkat oksidasi yang sama pula. Contoh : Pb + PbO2 + 2 H2SO4 2PbSO4 + H2O Di sini: Oksidator ialah PbO2 atau sebenarnya Pb ( +4 ) Reduktornya Pb logam dan baik oksidator maupun reduktor berubah menjadi Pb(+2) di dalam PbSO4.

G. Contoh penyelesaian reaksi redoks.


Selesaikan reaksi antara KMnO4 dengan PO33- dalam suasana asam. Dengan cara setengah-reaksi dan bilangan oksidasi. Jawab : Dengan cara setengah reaksi 1. Kedua setengah-reaksinya MnO4PO33MnO2 PO43-

2. Atom selain oksigen ( yaitu Mn dan P ) sudah sama 3. Menyamakan oksigen dengan H2O dan OHMnO4 + 2 H2O PO33- + 2 OH4. Menyamakan muatan MnO4- + 2 H2O + 3ePO33- + 2 OH5. Menyamakan jumlah electron 2 X ( MnO4- + 2H2O + 3e3 X (PO33- + 2 OH6. Menjumlahkan kedua reaksi 2MnO4- + 4 H2O + 6e3PO33- + 6 OH2MnO43- + 3PO33- + H2O 2MnO2 + 8 OH3PO43- + 3H2O + 6e2MnO2 + 3PO43- + 2 OHMnO2 + 4 OH- ) PO43- + H2O +2e- ) MnO2 + 4 OHPO43- + H2O +2eMnO2 + 4 OHPO43- + H2O

Jika PO43- dipasangkan dengan Na+ , maka didapat reaksi lengkap: 2 KMnO4 + 3Na3PO3 + H2O 3MnO2 + 3Na3PO4 + 2KOH

Reaksi redoks akan sederhana bila tidak melibatkan pereaksi yang mengandung oksigen. Misalnya antara dua unsur atau ion-ion monoatom.

Dengan cara bilangan oksidasi. 1. Reaksi awal


+7 +3 +4 +5

MnO4- + PO33-

MnO2 + PO43-

2. Atom yang teroksidasi adalah P dan tereduksi adalah Mn. 3. Mencari jumlah elektron yang dilepaskan dan yang diterima.
+7 +3 +4 +5

MnO4- + PO33+3e-

MnO2 + PO43-2e-

4. Total electron yang diserahterimakan adalah 6e- , karena yang dilepaskan 3e- dan diterima 2e+7 +3 +4 +5

MnO4- + PO332(+3e-)

MnO2 + PO433 ( -2e- )

5. Reaksi sementara adalah 2MnO43- + 3PO332MnO2 + 3PO436. Dari perubahan 2MnO4- jadi 2MnO2 melepas 4 oksigen, sedangkan 3 PO3- jadi 3 PO43- memerlukan 3 oksigen. Ini berarti ada kelebihan satu oksigen di kiri, maka harus ditambah H 2O di kiri dan menghasilkan 2 OH- di kanan. Reaksi akhir: 2MnO4- + 3PO33- + H2O 2MnO2 + 3PO43- + 2OH-

You might also like