You are on page 1of 21

METODE

PELAKSANAAN

NAMA PEKERJAAN

: JASA KONSTRUKSI RENOVASI PAGAR AREA KILANG PUSDIKLAT MIGAS CEPU Tahun Anggaran 2012 LINGKUP PEKERJAAN : Renovasi Pagar Area Kilang Pusdiklat Migas Cepu JANGKA WAKTU PELAKSANAAN : 90 (Sembilan Puluh) hari kalender JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender

Langkah langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan Pekerjaan ini antara lain : Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja yang rencananya akan dilaksanakan pada Bulan Juni 2012 , kami bersama Pihak Direksi yang terkait akan melakukan PCM (Pra Construction Meeting) terlebih dahulu, untuk menentukan dan meminta Petunjuk tentang Pelaksanaan di Lapangan sehingga kelak tidak terjadi hal atau masalah di Lapangan, setelah itu kami akan segera melakukan uitzet (pengukuran) kembali di Lapangan bersama dengan Pihak Direksi dan Konsultan Pengawas. Uitzet diperlukan untuk menentukan as as dan peil peil yang sesuai dengan bestek untuk Pelaksanaan Pekerjaan ini, sehingga di kemudian hari hal ini dijadikan dasar pengukuran dari pelaksanaan pekerjaan. Setelah melakukan Uitzet, kami akan melakuan uji laboratorium untuk campuran beton / jobmix dan mortar. Tahap Pertama dari Pelaksanaan pekerjaan yang kami lakukan adalah Pembuatan Barak Kerja / Direksi Keet yang sesuai ketentuan, dimana Direksi Keet itu nantinya akan kami tempatkan bahan Material seperti Besi Beton, Semen dan material lain yang akan kami gunakan, dan Tenaga Kerja yang akan kami inapkan di tempat tersebut. Seiring dengan Pembuatan Direksi Keet, kami juga akan melaksanakan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja pada PT. JAMSOSTEK. Dari beberapa Personil yang sudah kami pilih untuk Pekerjaan ini, maka kami akan menempatkan Site Manajer, Pelaksana Bangunan, Surveyor,Drafter, Tim Logistik dan Tim Administrasi Proyek di Lapangan di bawah Kontrol dari Koordinator Pelaksana kami. Sebelum pekerjaan dilaksanakan kami akan mulai dengan Pengambilan Dokumentasi 0 % di Lokasi Proyek dan mempersiapkan Buku Direksi dan mulai membuat Laporan Harian dari Pekerjaan di Lapangan. Kami juga akan mulai mempersiapkan Pagar Proyek, Papan Nama Proyek, Pengadaan Sumber Air Bersih (Air Kerja), Pengadaan tenaga listrik (Penerangan Kerja,Daya Listrik dll) Berikut adalah tahap tahap Pekerjaan yang akan kami laksanakan di Lapangan :

A. PERSIAPAN PENANGANAN PEKERJAAN 1. PEKERJAAN PENDAHULUAN - Sebelum pekerjaan persiapan dilaksanakan terlebih dahulu Penyedia jasa dan direksi akan menghubungi Kepala Desa / Camat / Koramil / Instansi terkait untuk menjelaskan rencana pekerjaan ( Sosialisasi ) agar dapat mendukung Pelaksanaan Pekerjaan selanjutnya. - Mengadakan Pengukuran sebagai awal perhitungan volume pekerjaan dan sekaligus membuat jalan kerja, membangun kantor lapangan dan Direksi Keet, memasang papan nama dan menghitung Mutual Check sebagai pedoman awal volume pekerjaan.

Air bersih dan listrik juga merupakan factor penunjang bagi kelancaran pelaksanaan proyek, karena berfungsi sebagai kebutuhan untuk hidup dan kebutuhan untuk menggerakkan alatalat yang memerlukan listrik. Guna pemenuhan kebutuhan air bersih dan listrik, maka air bersih dan listrik untuk proyek ini didapatkan dari titik terdekat di lokasi Proyek. 2. MOBILISASI - Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini antara lain : Koordinator Pelaksana, Pelaksana Bangunan ,Pelaksana ME, Tim Logistik dan Tim Administrasi Proyek yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan. STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA
DIREKTUR ANDY KURNIAWAN, SE

SITE MANAJER KASMIN

PELAKSANA BANGUNAN TEGUH YULIANTO

SURVEYOR
YANTI WIDIYATMO, A.Md

DRAFTER ALIK MARYANTO

ADMINISTRASI MARNI

URAIAN TUGAS PENYEDIA JASA 1. DIREKTUR (ANDY KURNIAWAN, SE) a. Mengelola dan mengendalikan pelaksanaan proyek b. Menentukan kebijaksanaan secara teknis dan administrasi yang berdaya guna dan berhasil guna. c. Bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen atau PIHAK KESATU

2.

SITE MANAJER (KASMIN) a. Melaksanakan kegiatan Sistem Jaminan Mutu. b. Membuat Rencana Pelaksanaan Proyek (Construction Planning) sesuai dengan persyaratan teknis. c. Mengelola K3 (Keamanan dan Keselamatan Kerja) di proyek. d. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terjadi selama masa pelaksanaan proyek agar dapat diselesaikan sesuai jadwal pelaksanaan. e. Mengendalikan seluruh kegiatan pelaksanaan proyek secara langsung dan menentukan kebijaksanaan secara teknis dan administrasi yang berdaya guna dan berhasil guna. f. Menyelesaikan masalah yang terjadi selama masa pelaksanaan proyek agar dapat diselesaikan sesuai jadwal pelaksanaan. g. Bertanggung jawab kepada Site Manager. PELAKSANA BANGUNAN (TEGUH YULIANTO) a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar dan spesifikasi teknik. b. Melaksanakan semua instruksi Pengawas Daerah/Pengawas Lapangan. c. Menyiapkan data dan melaksanakan MC 0% dan MC. 100% serta As Built Drawing. d. Menyiapkan tenaga kerja. e. Menyiapkan laporan harian, mingguan dan bulanan, f. Meyiapkan check list. g. Bertanggungjawab kepada Koordinator Pelaksana. SURVEYOR ( YANTI WIDIYATMO, A.Md ) a. Melakukan pengukuran di lapangan b. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar dan spesifikasi teknik. c. Melaksanakan semua instruksi Pengawas Daerah/Pengawas Lapangan. d. Menyiapkan laporan pekerjaan e. Meyiapkan check list. f. Bertanggungjawab kepada Koordinator Pelaksana. 5. DRAFTER ( ALIK MARYANTO ) a. Melakukan pengecekan di lapangan yg harus sesuai dg gambar kerja.. b. Membuat As Built Drawing. c. Bertanggung jawab terhadap site manager. 6. ADMINISTRASI (MARNI) a. Melaksanakan Kegiatan Sistem Jaminan Mutu b. Melaksanakan tata usaha keuangan proyek, meliputi bidang kebendaharaan, pembukuan/akutansi, perpajakan serta verivikasi proyek. c. Melaksanakan tata usaha kepegawaian, kerumahtanggaan dan kesekertariatan proyek. d. Bertanggung jawab terhadap proyek manager.

3.

4.

Alat yang diperlukan dalam pekerjaan ini : Dump Truck, Pick Up, Genset, Concrete Mixer, Stamper, Theodolit, Scafolding yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

TRUCK

CONCRETE MIXER

PERALATAN LAS

PICK UP

Bahan bahan yang diperlukan juga disiapkan dilokasi pekerjaan dimulainya pekerjaan pada titik awal dimulainya pekerjaan. Semen menggunakan semen Portland yang memenuhi syarat dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan Batu belah harus keras, padat, berat, dan bersih dari tanah.

Pasir cor dengan mutu baik, berbutir keras dan tajam, bersih dari lumpur dan kotoran. Mobilisai Tenaga, Alat, dan bahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang akan dikerjakan.

B. PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA PEKERJAAN PERSIAPAN a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan bahan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yangsudah ditentukan atau dikoordinasikan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atan atau Konsultan Pengawas dan penempatan barang barang itu harus rapi sehingga tidak menggangu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja pegawai atau penghuni yang ada disekitarnya. Selain itu juga dilakukan pekerjaan pengukuran. b. Direksi Keet ( Bouwkeet / Barak )

c.

d.

e.

f.

Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan Kantor untuk Direksi Lapangan, suatu Ruang Kantor sementara beserta peralatannya, serta harus membersihkan dan menjaga keamanan beserta peralatannya. Penyedia Jasa Konstruksi harus membersihkan dan menjaga keamanan pada lokasi pekerjan serta peralatanya, dengan catata harus membuat Direksi Keet dengan biaya dari Penyedia Jasa Konstruksi sendiri tanpa dimasukkan dalam penawaran. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini jika Penyedia Jasa Konstruksi memanfaatkan atau memakai fasilitas yang seperti listrik, PDAM maupun fasilitas lainnya yang ada dilingkungan proyek harus ada ijin dari pihak yang berwenang tentang peraturan atau aturan aturan yang harus dipenuhi. Penyedia barang/jasa diwajibkan menyediakan perlengkapan safety bagi tenaga kerja yang ada di lapangan,seperti : helm safety,sepatu dan perlengkapan safety lainya sesuai kebutuhan lapangan. Penyedia barang/jasa diwajibkan membuat foto foto dukumentasi pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai dan foto-foto tersebut dicetak dalam ukuran Post card (3R) berwarna masing- masing 2 lembar untuk pengguna barang/jasa.

PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan segala peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanan pekerjaan dan Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pembersihan. b. Apabila terdapat pekerjaan pembongkaran atau pembersihan, Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab serta menjaga kebersihan lingkungan dan keamanan barang yang akan dibongkar atau dipindahkan dan bangunan yang ada yang tidak ikut dikerjakan dengan lingkungan yang ada. c. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pembongkaran, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membetulkan dan merapikan kembali, serta biaya yang ditimbulkan akibat perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah. d. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran dan bahan bongkaran tersebut digunakan kembali maka bahan tersebut harus layak pakai secara teknis dan mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. e. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran maka bahan bongkaran tidak boleh dibawa keluar dari lokasi pekerjaan walaupun untuk dibuat pada pabrikasi oleh Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana pekerjan kecuali mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. f. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran yang dilaksanakan sesuai yang ditunjuk gambar rencana atau Dokumen Lelang serta mendapat petunjuk dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah baik pada galian tanah / strauss dan urugan yang diminta oleh bagian bagian pekerjaan dari proyek, sebagaimana ditentukan dalam gambar rencana dan Dokumen Lelang serta Dokumen Kontrak. b. Sebelum pekerjaan tanah dimulai Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan kondisi kondisi yang ada, melakukan pengukuran dan pertimbangan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian kelengkapan proyek. Dan pada saat pengukuran ini harus dilakukan dengan teliti bersama sama dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Pekerjaan galian / strauss yang dikerjakan dan pekerjaan galian lainnya tidak boleh dimulai sebelum papan dasar pelaksanaan ( Bouwplank ) serta tanda tinggi dasar 0.00 yang dibuat dari patok permanen dan sumbu - sumbu tiang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. b. Tinggi dasar 0.00 bangunan disesuaikan dengan gambar kerja atau sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. c. Pembuatan dan pemasangan Bouwplank dibuat dari kayu meranti atau kayu tahun ( ukuran 2/20 dan 5/7 dalam cm ) pemasangan harus kuat dan kokoh permukaan atasnya rata atau diserut dan bersifat datar ( Water Pass ). d. Pekerjaan bouwplank tidak boleh dibongkar atau dilepas sebelum pekerjaan pasangan trassram selesai dilaksanakan. e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan atau Uitzeet tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi dan harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. PENGURUGAN BAHAN SERTA PENGURUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN a. Urugan pasir / tanah dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan urugan setiap lapisan adalah maksimum 20 cm dan harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang cukup sempurna dengan menggunakan alat pemadat atau stamper dan disetujui Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. b. Tebal masing - masing urugan jenis pasir dan tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja. c. Urugan dibawah pasir atau tanah asli yang menggunakan tanah urug harus berkualitas baik dan disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas, dan bebas dari bahan bekas bongkaran atau galian serta batu batuan yang dapat merugikan kekuatan konstruksi. d. Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. e. Untuk pekerjaan pengurugan menggunakan tanah urug / pasir urug dengan kualitas bagus sesuai dengan gambar dan BQ. PEKERJAAN PASANGAN BATA Pekerjaan meliputi pekerjaan pasangan dinding bata, pasangan rollag bata, pasangan kanstin bata, serta pasangan bata lainnya seperti yang tertera dalam gambar. a. Batu Bata Batu bata yang digunakan menggunakan bata dari bahan tanah liat produksi lokal kualitas baik, pembakarannya harus cukup baik serta ukuran tiap unit harus sama, bersudut runcing, rata, tidak ada cacat atau retak atau mengandung kotoran dan harus memenuhi ketentuan serta mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. b. Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang bergradasi / berbutir tajam dan keras, bersih dan tidak berdebu. Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran - kotoran bahan kimia, bahan bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan - persyaratan SNI2008 dimana jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5 % dari jumlah keseluruhannya. c. Air Yang dimaksud dengan air kerja adalah air yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Air untuk adukan sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas, untuk adukan bahan campuran pasangan dan beton dimana air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu.

Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas dan bila air yang digunakan meragukan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan penelitian laboratorium dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi. d. Semen 1. Jenis semen PC yang dipakai harus memenuhi ketentuan - ketentuan dan syaratsyarat yang telah ditentukan dalam NI.8-1969 dan sesuai standart SNI. Sebagai pedoman dapat memakai semen merk PC type I produksi Pabrik ( setara : Semen Gresik ) 2. Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk atau merk yang sama produsennya. 3. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta dalam kantong - kantong semen yang masih utuh tanpa sobekan - sobekan. 4. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan diatas lantai panggung minimal 20 cm diatas tanah. 5. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas sebelumnya. 6. Semen yang mulai mengeras tidak boleh digunakan dalam pekerjaan dan segera dibuang dari lokasi pekerjaan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN a. Sebelum batu bata dipasang, bata terlebih dahulu harus direndam dengan air sampai jenuh dan batu bata yang pecah atau retak tidak boleh lebih dari 10 %. b. Pemasangan batu bata antar baris harus dibuat sik - sak / spesi tegak tidak boleh sama,dalam satu hari ketinggiannya tidak boleh lebih dari 1.00 meter tingginya dan pemasangannya harus lurus dengan ketebalan sesuai gambar. Adukan yang dipakai c. 1Pc : 5Ps untuk pasangan dinding biasa. untuk pencampuran adukan harus menggunakan adukan manual. d. Semua jenis adukan harus dicampur dengan baik dan merata dengan menggunakan mesin pengaduk molen, adapun untuk pengadukan dengan menggunakan tangan harus sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas dan tempat adukan tidak boleh langsung ada diatas tanah tapi harus ada alas papan atau triplek atau sejenisnya. e. Semen adukan yang berserakan pada saat pemasangan harus segera dibersihkan dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan dan pada hari yang sama setelah pasangan selesai semua siar diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1 cm bagian luar dan bagian dalam. f. Semua pekerjaan tembok harus dipasang tegak lurus, siku, rata dan tidak boleh ada retak - retak dan cacat fisik lainnya. PEKERJAAN PASANGAN BATU Pekerjaan meliputi pekerjaan pasangan pondasi batu belah serta pasangan bata lainnya seperti yang tertera dalam gambar. BAHAN BAHAN a. Batu Belah Batu yang digunakan menggunakan batu belah gunung atau batu belah kali ukuran tiap unit 15/20 cm, keras, tidak ada cacat / retak atau tidak mudah pecah dan tidak mengandung kotoran / lumpur dan harus memenuhi ketentuan serta mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas.

b. Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang bergradasi / berbutir tajam dan keras, bersih dan tidak berdebu. Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran - kotoran bahan kimia, bahan bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan - persyaratan SNI2008 dimana jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5 % dari jumlah keseluruhannya. c. Air Yang dimaksud dengan air kerja adalah air yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Air untuk adukan sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas, untuk adukan bahan campuran pasangan dan beton dimana air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu. Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas dan bila air yang digunakan meragukan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan penelitian laboratorium dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi. d. Semen Jenis semen PC yang dipakai harus memenuhi ketentuan - ketentuan dan syaratsyarat yang telah ditentukan dalam NI.8-1969 dan sesuai standart SNI. Sebagai pedoman dapat memakai semen merk PC type I produksi Pabrik ( setara : Semen Gresik ) Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk atau merk yang sama produsennya. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta dalam kantong - kantong semen yang masih utuh tanpa sobekan - sobekan. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan diatas lantai panggung minimal 20 cm diatas tanah. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas sebelumnya. Semen yang mulai mengeras tidak boleh digunakan dalam pekerjaan dan segera dibuang dari lokasi pekerjaan. PELAKSANAAN PEKERJAAN a. Sebelum batu belah dipasang, batu terlebih dahulu harus disiram dengan air. b. Pemasangan batu bata belah harus padat dan tidak berongga dan pemasangannya harus lurus dengan ketebalan sesuai gambar. Adukan yang dipakai yaitu 1Pc : 4Ps, untuk pencampuran adukan harus menggunakan alat mesin pengaduk Mollen. c. Semua jenis adukan harus dicampur dengan baik dan merata dengan menggunakan mesin pengaduk molen, adapun untuk pengadukan dengan menggunakan tangan harus sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas dan tempat adukan tidak boleh langsung ada diatas tanah tapi harus ada alas papan atau triplek atau sejenisnya. d. Semen adukan yang berserakan pada saat pemasangan harus segera dibersihkan dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan dan pada hari yang sama setelah pasangan selesai semua siar diantara pasangan batu harus dikeruk sedalam 1 cm bagian luar dan bagian dalam. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING, ACIAN DAN BENANGAN PLESTERAN DINDING, ACIAN DAN BENANGAN a. Dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air semen, belumnya dibuatkan kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang irencanakan 1.5 cm dibuat dengan bentuk, motif, ukuran dan letak pemasangan sesuai dengan gambar rencana atau detail. b. Plesteran dinding trasraam menggunakan campuran 1 Pc : 4 Ps. untuk pencampuran adukan harus menggunakan adukan manual.

c. Plesteran dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus di aci dengan semen dan digosok dengan amplas atau kartas zak semen hingga halus dan rata. PLESTERAN BETON, ACIAN DAN BENANGAN a. Permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu dengan menggunakan betel agar plesteran dapat melekat dengan tebal plesteran beton minimal rata-rata 1.5 cm, sedangkan untuk plesteran ini digunakan perbandingan campuran plesteran trassram 1 Pc : 4 Ps. b. Sebelum pelaksanan plesteran dilaksanakan jalur - jalur instalasi air atau listrik yang masuk dalam beton atau dinding tembok terlebih dahulu harus dipasang dan untuk pasangan tembok atas plafond harus diplester kasar dengan perekat yang sama yaitu plesteran trassram 1Pc : 4 Ps. c. Plesteran beton yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus di aci dengan semen dan digosok dengan amplasi atau kartas zak semen hingga halus dan rata. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG KETENTUAN UMUM a. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton dan rabat beton yang diminta menurut dokumen kontrak dan sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai menurut Standart SNI. b. Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi lantai kerja menggunakan kekuatan beton mutu K 100 sedangkan konstruksi yang bersifat struktural menggunakan kekuatan beton mutu K 175. BAHAN UNTUK ADUKAN BETON a. Semen Jenis semen PC yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan syaratsyarat yang telah ditentukan dalam NI.8-1969 dan sesuai standart SNI. Sebagai pedoman dapat memakai semen merk PC type I produksi Pabrik ( setara : Semen Gresik ) Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk atau merk yang sama produsennya. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta dalam kantong - kantong semen yang masih utuh tanpa sobekan - sobekan. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan diatas lantai panggung minimal 20 cm diatas tanah. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas sebelumnya. Semen yang mulai mengeras tidak boleh digunakan dalam pekerjaan dan segera dibuang dari lokasi pekerjaan. b. Kerikil / Koral Ukuran maksimum dari batu pecah atau split adalah 1 - 3 cm yang mempunyai bidang pecah minimum 3 muka, split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton. Susunan ukuran koral atau pembagi butir harus termasuk susunan batu agregat yang bergradasi. c. Air Yang dimaksud air kerja adalah air untuk pencampuran untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Air untuk adukan sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas, untuk adukan bahan campuran pasangan dan beton dimana air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu. Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas dan bila air yang digunakan meragukan,

maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan penelitian laboratorium dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi. d. Besi Beton Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu kuat tarik besi baja U28 ( Besi Ulir atau polos ) dengan diameter yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan yang tertera dengan jelas di gambar rencana. Ukuran baja tulangan yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana dengan diameter sesuai gambar / ukuran sketmat dan bukan ukuran pasaran. Apabila dalam pemasangan baja tulangan tersebut ternyata kurang maka harus segera ditambah baja tulangan lagi sehingga sesuai dengan gambar ( dihitung dengan penyesuaian luasan tulangan ) Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, menurut gambar rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal atau patrun sesuai dengan diameter masing masing. e. Kayu Untuk Cetakan Beton Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PKKI 70 atau dipakai kayu cetakan, meranti atau kayu tahun. Papan Begisting dari kayu cetakan, meranti atau kayu tahun. merah atau kayu tahun dengan tebal minimum 2 cm. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai kayu meranti minimum ukuran 5/7 cm. Dalam pemakaian bahan cetakan ini harus disesuaikan dengan jumplah berapa kali dalam pemakaianya,dimaksudkan supaya cetakan tetap kokoh dan sempurna. PELAKSANAAN BETON 1. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali dalam keadaan terpaksa dan ini harus sudah diperhitungkan pada tempat - tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. Kontraktor harus sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk pengamanan pelindung dan lain - lain yang dapat menjamin keseterusannya atau kontinuitas pengecoran. 2. Pengaduk Beton / Concrete Mixer ( Molen ) Untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan, maka dalam proses pencampuran beton yang baik dan merata kontraktor harus memakai mesin pengaduk atau molen sehingga merata atau homogen dan waktu pengadukan minimum 2 menit untuk setiap kali mencampur. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila telah mendapat persetujuan tertulis dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. Untuk itu selambat lambatnya 2 ( dua ) hari sebelum tanggal pengecoran yang direncanakan Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan permohonan ijin untuk pengecoran kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. 3. Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator atau alat lainnya dan harus mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. 4. Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut SNI- 2008 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati - hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas. 5. Rongga rongga beton bertulang sejauh mungkin dihindari dan peralatan permukaan beton harus dilakukan penutupan rongga sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. 6. Apalagi konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas permukaan tanah, maka sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata. Jika ditentukan lain maka lantai kerja harus dibuat dari beton mutu K100 dengan tebal lantai kerja harus diambil minimal 5 cm.

7. Setelah proses pengecoran selesai maka selang 3 ( tiga ) jam harus diadakan curring /penyiraman maupun penggenangan dan ini harus disesuaikan dengan jenis 8. konstruksinya curring ini menggunakan air dengan tujuan untuk menghindari proses pengikatan / pengerasan beton secara ekstrim. Proses curring ini harus dilaksanakan sampai dengan beton benar benar sempurna dalam pengerasanya. PEKERJAAN STROUSS PALL 1. Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam SNI, dengan besi yang digunakan 10-4 dan sepiral 6-12 dan harus sesuai dengan gambar. 2. Dalam melakukan pekerjaan pengeboran harus koordinasi dengan pengawas agar tidak terjadi hall hal yang diinginkan dan menjagga keselamatan kerja. 3. Untuk perbandingan beton boor stross menggunakan perbandingan 1 : 2 : 3. 4. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulanngantidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang diisaratkan.Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan terhaap bidang horizontal adalah 4 mm. 5. Alat pengaduk beton ( molen ) harus benar benar kosong dan bersih sebelum diisi bahan bahan untuk mengaduk beton, dan harus dicuci bersih setelah pemakian pengecoran. 6. Tdak diperkenankan melakukan pengecoran untuk sutu bagian dari pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri pengawas atau wakil dari pengawas. PEKERJAAN BESI PAGAR Lingkup pekerjaan 1. pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. 2. Pekerjaan Pagar besi ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan Arsitek / Pemberi Tugas. Persyaratan bahan Bahan pagar besi : Jenis : pipa 1 ; Pipa 1,5 ; Pipa 2 ; Pipa 2.5 Harmonica BW 8 Plat Siku uk. 4 x 4 cm Besi Polos 10 Ketebalan : 3mm. Warna : Pipa black Ukuran : 200 x 240 m seperti tertera pada gambar. Bahan bahan yang dipakai sebelum di kerjakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh contoh untuk mendaptkan persetujuan dari arsitek / Pemberi tugas. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / pengantiaan pekerjaan dalam bagin ini harus baru kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Arsitek / pemberi Tugas. Pelaksanaan Pekerjaan Besi 1. Sebelum melakukan pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar gambar dan kondisi lapangan. 2. Bahan bahan pelengkap lainnya seperti sekrup, baut dan mur berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi. 3. Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubunganya dengan material lain, dengan mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama. 4. Kontraktor diminta untuk menyiapkan gambar shop drawing untuk pekerjan pekerjaan tertentu dengan petunjuk arsitek / Pemberi Tugas.

5. Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan mesin pemotong pembakar yang standar. Pembakaran di bengkel atau dilapangan harus disetujui Arsitek / Pemberi Tugas. 6. Berkas berkas pekerjaan harus diberi tanba agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan. 7. Untuk unit yang di pasang harus diberi tanda tangan agar tidk terjadi kesalahan dalam pemasangan. 8. Pekerjaan sambungan dilakukandengan baut dan dilas sesuai dengan gambar. 9. Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakiran yang rata dari cairan elektroda tersebut.Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas dari kotoran,cat minyak dan karat.

PEKERJAAN PENGECATAN BESI HARMONIKA 1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan bagian bagian besi, pintu pintu atau bagian bagian lain yang ditentukan gambar. 2. Cat yang dipakai adalh merek Emco dengan spisifikasi warna untuk itu. 3. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang dicat selesai diamplas halus dan bebas debu,oli dan lain lainnya. 4. Sebagai pelapis anti karat digunakan cat dasar 1 kali,sambungan las dan ujungujungnya yang tajam harus digerinda halus. 5. Setelah kering selama 8 jam, prmukaan diamplas kembali dan disemprot cat 1 lapis.Setelah 16 jam mengering, baru lapis akhir disemprotkan kembali. 6. Setelah pengecatan selesai,bidang cat halus harus licin utuh dan mengkilap.

C. PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN MC. 100% Setelah semua pekerjaan dilaksanakan, dilakukan perhitungan Mutual Check Akhir (MC.100%) yang dilakukan bersama-sama antara penyedia jasa, pengawas lapangan dan direksi. Apabila dalam perhitungan Mc.100% masih ada kekurangan segera penyedia jasa menyelesaikan pekerjaan yang masih kurang. Setelah disepakati bersama maka dibuat berita acara perhitungan Mutual Check Akhir yang ditandatangani bersama oleh Penyedia jasa, pengawas lapangan dan direksi. Asbuilt drawing Penyedia jasa membuat gambar purna pelaksanaan (Asbuilt drawing) sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan. Gambar Asbult drwing dibuat dengan kertas A3 dan dicopy rangkap 4 yaitu untuk Pengawas lapangan, Direksi dan Pengguna Jasa dan arsip. Laporan laporan yang disampaikan selama masa Kontrak : 1. Laporan Mingguan, memuat antara lain : - Hasil kemajuan fisik pekerjaan Mingguan - Hal hal penting lainnya 2. Laporan Bulanan, memuat antara lain : - Rangkuman laporan Mingguan - Hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan - Hal hal penting lainnya Foto Dokumentasi 100% Foto dokumentasi 100% diambil dari titik awal foto 0% dan 50% serta di buat Album dalam ukuran 3R.

Penyerahan I Setelah semua pekerjaan fisik selesai dan jangka waktu pelaksanaan telah habis maka dilakukan penyerahan pekerjaan pertama (PHO). Pemeliharaan Pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender. Selama masa pemeliharaan kami selaku penyedia jasa akan selalu memantau lokasi pekerjaan dan menjaga serta memperbaiki apabila terjadi kerusakan di sekitar lokasi pekerjaan. Masa pemeliharaan adalah suatu masa (jangka waktu) tertentu setelah suatu proyek selesai dilaksanakan dan diserah-terimakan ke user (pengguna) untuk dioperasikan/digunakan. Dalam masa pemeliharaan, tanggung jawab pemeliharaan sebagian besar masih berada di pihak Kontraktor, termasuk penyediaan spare parts. Tujuan diadakannya masa pemeliharaan ini adalah: 1) Sebagai masa pembelajaran bagi user untuk mengoperasikan, memelihara dan menjaga agar peralatan/sistem yang dipasang dalam proyek tersebut tetap bekerja sesuai dengan yang diinginkan; Ini penting, terutama untuk peralatan/sistem yang baru dimana user belum memiliki pengalaman sebelumnya. 2) Masa untuk menyiapkan sumber daya yang akan digunakan untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan/sistem yang terpasang melalui proyek (diantaranya: anggaran operasi/pemeliharaan, SDM yang melaksanakan pemeliharaan, spare part, consummable material, dsbnya). 3) Masa untuk menyiapkan sistem pengoperasian dan pemeliharaan terhadap peralatan/sistem yang dipasang melalui proyek (termasuk menyipakan Sistem tatakerja pengoperasian maupun pemeliharaan). Walaupun tanggung jawab pemeliharaan selama masa pemeliharaan ini masih berada di pihak Kontraktor, namun demikian keterlibatan secara langsung dari user juga sangat diperlukan, karena proses pembelajaran yang paling efektif adalah dengan cara melakukannya secara langsung. Lingkup masa pemeliharaan. Melimpahkan semua kewajiban/kegiatan pemeliharaan kepada Kontraktor selama masa pemeliharaan, menurut pendapat saya kurang bijaksana. Karena, selain biaya yang mahal, juga proses pembelajaran yang merupakan salah satu tujuan diadakannya masa pemeliharaan tidak akan berjalan dengan baik. Tidak ada rumusan yang baku dalam menentukan lingkup kerja masa pemeliharaan proyek, karena sangat bergantung dari jenis pekerjaan/peralatan yang disupply, kompleksitas serta tingkat kesulitannya. Untuk proyek dengan teknologi yang baru dengan tingkat kesulitan yang tinggi, mungkin sebaiknya porsi kontraktor lebih besar, Sebaliknya, jika teknologi yang disupply sudah pernah digunakan user, maka porsi kontraktor bisa dikurangi, misalnya hanya menyediakan tenaga supervisor atau hanya melakukan kunjungan rutin, sedangkan eksekutor hariannya dilakukan oleh user sendiri. Satu hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penentuan lingkup masa pemeliharaan adalah jangan sampai terjadi duplikasi dengan lingkup garansi. Garansi suatu peralatan merupakan tanggung jawab pabrikan/vendor sedangkan masa pemeliharaan adalah tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu, sebelum membuat lingkup kerja masa pemeliharaan, perlu diidentifikasi/diuraikan terlebih item-item pekerjaan yang masuk dalam garansi, sehingga tidak terjadi duplikasi, yang pada akhirnya akan merugikan kita/user sendiri.

Apapun lingkup kerjanya, yang paling penting adalah lingkup tersebut harus diuraikan secara jelas dalam Scope of Work sehingga tidak terjadi pertentangan (gray area) pada saat pelaksanaan. Dan jika sudah jelas lingkup kerja-nya, maka selanjutnya agar masing-masing pihak, baik itu Kontraktor, Pengelola Proyek maupun User agar komit terhadap kewajibannya, sehingga sistem/peralatan yang dipasang dapat digunakan secara optimal. Penyerahan II Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Penyerahan II (FHO). D. PENANGANAN K3 (KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA)

Implementasi mengenai keselamatan & kesehatan kerja secara praktis dirancang melalui suatu sistem yang dinamakan dengan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SM-K3) atau dalam paradigma modern dikenal dengan istilah "HSE / SHE " (Health Safety & Environment). Setiap perusahaan idealnya wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dan sistematis untuk menjamin faktor resiko terhadap keselamatan & kesehatan di lingkungan kerja. Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari: Pembentukan komitmen Komitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil mengenai arti penting keselamatan & kesehatan kerja. Pembentukan komitmen tentang arti pentingnya K3 harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT supaya penerapan sistem K3 berjalan efektif dan optimal. Sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 dijelaskan bahwa unsur pimpinan (direktur) bertanggungjawab untuk melaksanakan keselamatan & kesehatan kerja. Unsur pimpinan inilah yang nantinya diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang positif tentang K3 dan mampu menggerakan aspek-aspek penunjang/fasiltas sampai dengan karyawan-karyawan level bawah untuk menjalankan fungsi K3 untuk mencapai "ZERO ACCIDENT" Perencanaan Perencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 yang nantinya akan dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan. Dalam menentukan program kerja K3, idealnya komite K3 melakukan assessment di area kerja mengenai maslah-masalah K3 di perusahaan tersebut. Cara mudah biasanya menggunakan teknik.tools berupa HIRARC (High Identification Risk Assessment & Risk Control), yaitu suatu cara/teknik mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan kerja/penyakit kerja dan melakukan langkah penanggulangan sebagai kontrol/preventif. Dapat dilakukan dengan identifikasi potensi, penilaian faktor resiko dan pengendalian faktor resiko. Pengorganisasian Bentuk komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan tertulis, dapat juga memfasilitasi pembentukan komite K3 yang khusus menangani permasalahan K3 yang

terdiri dari berbagai wakil dari divisi yang terlibat sesuai dengan kompetensinya masingmasing. Selain itu yang paling penting untuk menggerakan orhganisasi/komite K3 tersebut diperlukan seorang "ahli K3" yaitu seseorang yang berkompeten di bidang K3 yang telah tersertifikasi sebagai ahli K3. Mengapa demikian? karena dala penerapan program kerja serta aktivitas-aktivitas K3 tidak bisa lepas dari visi dan misi ahli K3 tersebut yang mampu menggerakan jalannya oranisasi kerja. Efektivitas komite K3 tentu saja diperhitungkan dari penerapan program-program K3 yang tersistematis dan mendapatkan support dari seluruh level karyawan. Penerapan Penerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas program-program kerja K3 secara optimal. Harus disertai evidence serta bukti-bukti lapangan mengenai penerpan program kerja tersebut. Contoh program kerja yang bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety training, safety talk, safety for visitor, safety for contractor, simulasi & evakuasi, safety alert, dll. Pengendalian Setiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai bukti evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai penunjang administrasi K3 yang terintegrasi. Evaluasi Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektivitas program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum. Secara praktis biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit dan verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut: 1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama mengoperasikan. 2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya. 3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang

banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya. 4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai. 5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya. 6) Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaanyang berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya pemadatan tanah dengan stamper dan sebagainya.

Dan pada awal pekerjaan, kita akan segera membuat Asuransi Tenaga Kerja pada JAMSOSTEK.

PRA - RENCANA K3 KONTRAK

(RK3K)

RENCANA K3 KONTRAK PEKERJAAN : AREA KILANG PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI RENOVASI PAGAR PUSDIKLAT MIGAS CEPU Tahun Anggaran 2012

CV. KARTIKA KARYA JL. MELIWIS NO. 29 - BLORA

DAFTAR ISI RENCANA K3 KONTRAK LEMBAR PENGESAHAN KEBIJAKAN K3 PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PERENCANAAN Identifikasi Bahaya, penilaian Risiko dan Pengendaliannya Pemenuhan Perundang - undangan dan Persyaratan lainnya Sasaran dan Program PENERAPAN dan OPERASI Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi Dokumentasi

1. 2. 2.1 2.2 2.3 3 3.1 3.2 3.3 3.4

3.5 3.6 3.7 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 5 5.1

Pengendalian Dokumen Pengendalian Operasional Kesiagaan dan Tanggap Darurat PEMERIKSAAN Pengukuran dan Pemantauan Evaluasi Kepatuhan Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Pengendalian Rekaman Audit Internal TINJAUAN MANAJEMEN Tinjauan Manajemen

CV. KARTIKA KARYA KEBIJAKAN K3 Kebijakan K3 dalam melaksanakan kegiatan ini. 1. Pengguna Pekerjaan Konstruksi dan penyedia bertanggungjawab atas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi karyawan dan pekerja di tempat pekerjaannya, masyarakat umum di sekitar lokasi pekerjaan, kegiatan konstruksi termasuk alat, bahan dan hasil pekerjaan dan kondisi lingkungan Pengguna Konstruksi dan penyedia wajib melaksanakan semua peraturan perundang-undangan dan standar yang terkait dengan teknilogi konstruksi, mutu, K3 dan lingkungan yang berlaku. Melaksanakan Peraturan Perundangan terkait teknologi Konstruksi dan K3 yang berlaku, persyaratan dan standar lingkungan yang mutakhir. Pengguna Pekerjaan Konstruksi dan Penyedia wajib menyepakati tersusunnya dan terlaksananya Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K). Penyedia setiap saat harus selalu melakukan tindakan yang patut diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan Personil/tenaga kerjanya. Penyedia harus merencanakan, menerapkan, memelihara tempat kerja sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan kebersihan yang diperlukan. Penyedia harus menunjuk Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 di lapangan sesuai ketentuan resiko pekerjaan yang dilaksanakan.

2.

3.

4.

5.

6. 7.

IDENTIFIKASI BAHAYA, RESIKO DAN PENGENDALIAN

N O 1.

URAIAN PEKERJAAN Pekerjaan Persiapan

PERALATA N Alat Ukur Benang, Patok ukur

TENAGA KERJA Tukang kayu, tukang gali dan tenaga kerja

IDENTIFIKAS I BAHAYA Saat Pengukuran dan pemasanga n patok uitset, bowplank bisa terpeleset. Saat pembongka ran bangunan, saat melangsir material,saa t pemasanga n batu bata

PENILAIAN RESIKO PELUANG Terpeleset, terjatuh AKIBAT Luka ringan dan luka berat RESIKO Cacat

PENGENDALI AN RESIKO Menggunaka n alat keselamatan Kerja : Helm, sepatu, sarung tang an

PENANGGU NG JAWAB Mandor, Pelaksana

2.

Pekerjaan Renovasi Pagar Area Kilang

Pacul, Cetok, Concrete Mixer, Peralatan Las dll

Tukang batu dan tenaga

Terjadi kecelakaan saat melakukan bongkaran, kejatuhan bongkaran saat melangsir, kaki terkena besi,paku saat memasang

Luka-luka

Cacat, tdk bisa bekerja kembali

Menggunaka n alat keselamatan Kerja : Helm, sepatu, sarung tangan.

Mandor, Pelaksana

SASARAN DAN PROGRAM CV. KARTIKA KARYA 1. SASARAN K3 Tenaga Kerja dan karyawan yang terlibat secara langsung mapupun tidak langsung pada Pekerjaan ini. PROGRAM K3 DALAM MENCAPAI SASARAN Memperkenalkan, Menjelaskan, sehingga Tenaga kerja dan karyawan bisa dan mampu Menjalankan K3

2.

ORGANISASI KEGIATAN (Dalam Hubungan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa)

PENGGUNA ANGGARAN

KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

PENYEDIA JASA

KOORDINATOR PELAKSANA

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

PELAKSANA LAPANGAN

PENGAWAS LAPANGAN

BLORA, 20 Mei 2012 CV. KARTIKA KARYA

ANDY KURNIAWAN, SE Direktur

You might also like