You are on page 1of 8

ANALISIS ARTIKEL KAJIAN PERPUSTAKAAN DIGITAL Suatu Wacana Mengembangkann Perpustakaan Masa Depan di Indonesia Oleh : Sugiharto

Mata Kuliah:Filsafat Ilmu Dosen Pengampu:Yulia Nasrul Latifi, S.Ag, M.Hum

Disusun Oleh Alfiana Nurul Hudha Laila N Husna IPI B (11140008) (11140018) Ayu Yuli Wijayanti (11140044)

PRODI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Ilmu merupakan gabungan dari cara-cara manusia sebelumnya dalam mencari pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat di sebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah. Seperti diketahui berfikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan, cara berpikir manusia dalam memeperoleh pengetahuan terdapat dua pola, yaitu: pertama, berfikir secara rasional, dimana berdasar paham rasionalisme ini, ide tentang kebenaran sebenarnya sudah ada. Pikiran manusia dapat mengetahui ide tersebut namun tidak menciptakannya dan tidak juga mempelajarinya lewat pengalaman. Lalu berkembanglah apa yang dinamakan pola berfikir empiris yang mana pendekatan ini belum tentu membawa kita kepada kebenaran, sebab gejala yang terdapat dalam pengalaman kita baru mempunyai arti kalau kita memberikan tafsiran terhadap mereka disamping itu juga tidak ada yang menjamin bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu benar. Dengan demikian, merujuk pendapat diatas bahwa pengetahuan yang benar dapat dicapai manusia melaui cara atau metodologi ilmiah ataupun non ilmiah, maka pembahasan kita saat ini yakni tentang metode ilmiah yang merupakan salah satu fasilitator manusia untuk mencapai kebenaran dari sebuah pengetahuan yang dipertanyakannya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Ilmiah


Metode ilmiah pada umumnya diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh ilmuwan-ilmuwan dalam pencarian sistematis terhadap pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang telah ada. Atau teknik-teknik dan prosedurprosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang dipergunakan oleh ilmuwan-ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsirannya sesuai dengan asas-asas dan aturan-aturan tertentu. Metode ilmiah menurut para ahli antara lain : Menurut Almadk (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Menurut Barnamid (1994:85), metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu, maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat mutlak.. Menurut Soejono Soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua macam, yaitu : 1. Metode ilmiah yang bersifat umum Metode ilmiah yang bersifat umum dibagi menjadi dua, yaitu metode analitikosintesa dan metode nondeduksi. Metode analitiko-sintesa merupakan gabungan dari metode analisis dan metode sintesa. Sedangkan, metode nondeduksi merupakan metode gabungan dari metode deduksi dan metode induksi. Metode analisis ialah cara penanganan terhadap suatu objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milahkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Ketika kita menggunakan metode ini maka dalam hasil akhir kita akan memperoleh pengetahuan analitis. pengetahuan analitis itu sendiri ada 2 macam, yaitu : pengetahuan analitik apriori dan pengetahuan analitik aposteriori. Pengetahuan analitis apriori

misalnya, definisi segitiga mengatakan bahwa segitigaitu merupakan suatu bidang yang dibatasi oleh garis lurus dan membentuk sudut 180 . Pengetahuan analitis aposteriori misalnya, kita mengamati sejumlah kursi yang ada, kemudian kita berusaha menentukan apakah yang dinamakan kursi itu ? definisinya, kursi adalah perabot kantor maupun rumah tangga yang khusus disediakan untuk tempat duduk. Metode sintesa ialah cara penanganan terhada sesuatu objek tertentu denagn cara menggabungkan pengertian yang satu dengan pengertian yanglainnyasehingga menghasilkan sesuatu pengetahuan yang baru. Metode deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat khusus baerdasarkan hal-hal yang bersifat umum. Metode induksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertntu dengan jalan menarik kesimpulan yang bersifat umum terhadap hal yang bersifat khusus. 2. Metode penyelidikan ilmiah Metode penyelidikan ilmiah dibagi menjadi 2, yaitu penyelidikan yang berbentuk daur/metode siklus empiris dan metode vertical atau yang berbentuk garis lempang/metode linier. Yang dimaksud metode siklus empiris ialah suatu cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu yang biasanya bersifat empiris-kealaman dan penerapannya terjadi di tempat tertutup, seperti di dalam laboratorium dan sebagainya. Metode inimenghasilkan hipotesa, teori, dan hukum-hukum alam . (Soejono Soemargono 1983) Metode vertical/berbentuk garis tegak lurus pada umumnya mempunyai objek material yang pada dasarnya bersifat kejiwaan atau tentang tingkah laku manusia dalam berbagai kehidupan. Penerapan metode ini diawali dengan pengumpulan bahan secukupnya dan kemudian bahan tersebut dikelomokkan kemudian kita dapat mengambil kesimpulan berdasarkan bahan yang sudah dikelompokkan tersebut.

Berdasarkan pendapat dari ketiga ahli diatas dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah merupakan prosedur dalam menentukan suatu kebenaran dengan menjelaskan

hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor serta mengumpulkan fakta yang relefan dan menggunakan sistematika tertentu. B. Unsur - unsur metode ilmiah

Karakterisasi Prediksi dari hipotesis Eksperimen Evaluasi dan pengulangan PROLOG PERPUSTAKAAN DIGITAL Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi

berbagai bidang kehidupan dan profesi. Hal ini menyebabkan perubahan sistim pada instansi atau perusahaan dan otomatis akan mengubah cara kerjanya, karena semakin berkembangnya teknologi pada dewasa ini berefek pada perubahan kehidupan secara signifikan, membuat masyarakat mau tidak mau, siap tidak siap harus mengikutinya. Hal itu serupa dengan keadaan perpustakaan, bila tidak ingin ditinggalkan masyarakat dan tetap terjaga eksistensinya harus memasukkan teknologi informasi itu ke dalam sistem manajemen perpustakaan. Apalagi dewasa ini banyak orang, jika mendapatkan tugas atau memiliki kesulitan dalam pelajarannya, selalu google yang menjadi pelarian utama mereka untuk mencari tugas tersebut. Maka dari itu penulis membuat makalah ini untuk memperkenalkan kemajuan perpustakaan saat ini jika memasukkan teknologi informasi di dalamnya, yang disebut digital library (perpustakaan digital). Secara sederhana perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek informasi yang tersaji secara digital. Fenomena ini menjadikan teknologi informasi menjadi penting atau diperlukan didalam diri perpustakaan. Sebagai sistem informasi manajemen, sebagai sarana untuk penyimpanan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital.

HASIL ANALISA ONTOLOGI 1. Hubungan perpustakaan dan tekhnologi informasi---ilmu sosial-humaniora 2. Manusia dan kebutuhan intelektual---ilmu sosial-humaniora 3. Perpustakaan Digital dan teknik arsitektur---ilmu eksakta 4. Sejarah : sejarah perpustakaan dan sejarah perkembangan teknologi EPISTEMOLOGI 1. Keutamaan dalam menuntut ilmu atau mencari infomasi dalam Al-Quran (QS. Al-alaq:1-5), (QS. Al Mujaadalah : 11) Kritik penulis Kurangnya kemampuan masyarakat dalam bidang teknologi dapat mempersulit penggunaan perpustakaan digital tersebut. Kemudian penggunaan perpustakaan digital tergantung pada adanya akses internet, jadi apabila akses internet terganggu maka perpustakaan digital tidak dapat diakses atau digunakan.

AKSIOLOGI 1. Peranan teknologi informasi untuk memajukan perpustakaan. 2. Kemudahan dalam pencarian informasi. 3. Penyimpanan koleksi dalam bentuk digital dapat dirawat jauh lebih lama. 4. Perpustakaan digital tidak memerlukan banyak perangkat. 5. Kemudahan dalam sharing data. KRITIK TERHADAP PERPUSTAKAAN DIGITAL 1. Tidak semua pengarang mengijinkan karyanya dijadikan digital. 2. Masih banyak orang yang kurang mengetahui teknologi.

3. Masih sedikit pustakawan yang menguasai cara-cara mendigitalkan suatu koleksi perpustakaan.

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
The liang gie. 2004. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar populer. Jakarta: Pustaka sinar harapan. Suriasumantri, Jujun S. 2003. Ilmu dalam perspektif: Sebuah kumpulan karangan tentang hakikat ilmu. Jakarta: yayasan Obor Indonesia. Kattsoff, louis O. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Bakker, Anton. 1986. Metode-metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sudarto. 1996. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

You might also like