You are on page 1of 8

Laporan PTK2

Penurunan

Titik Beku

NAMA NIM JURUSAN

: Untung Maulana : {2011430020} : Teknik Kimia

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Laporan PTK 2
Penurunan Titik Beku
I. Prinsip

Melarutkan zat terlarut ke dalam suatu cairan lalu mendinginkannnya hingga membeku dan mengukur temperaturnya saat membeku. Dengan penambahan garam dalam media esbatu sehingga mempercepat pendinginan pembekuan.
II. Maksud Dan Tujuan

Praktikan memahami konsep dasar penentuan penurunan titik beku Untuk menentukan titik beku larutan X yang belum diketahui.

III.

Teori Percobaan Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dr jenis zat terlarut.

Dengan mempelajari sifat koligatif larutan, akan menambah pengetahuan kita tentang gejalagejala di alam, dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan, misalnya:mencairkan salju dijalan raya, menggunakan obat tetes mata atau cairan infuse, mendapatkan air murni dari air laut, menentukan massa molekul relative zat terlarut dalam larutan, dan masih banyak lagi. Yang tergolong sifat koligatif larutan adalah: penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik dari larutan. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut : Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan(mol/L) Molal, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan(mol/Kg) Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol total larutan Setelah mengetahui hal-hal di atas, sekarang kita menginjak pada sifat koligatif yang pertama,

1. Penurunan tekanan uap. Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan untuk melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Jika ke dalam cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk suatu larutan, maka hanya sebagian pelarut saja yang menguap, karena sebagian yang lain penguapannya dihalangi oleh zat terlarut. Besarnya penurunan ini di selidiki oleh Raoult lalu dirumuskan sebagai berikut : P = Po. XB keterangan: P : tekanan uap jenuh larutan

Po : tekanan uap jenuh pelarut murni XB : fraksi mol pelarut Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi : P = Po (1 XA) P = Po Po . XA Po P = Po . XA Sehingga : P = Po . XA keterangan: P : penuruman tekanan uap jenuh pelarut Po : tekanan uap pelarut murni XA : fraksi mol zat terlarut

2. Kenaikan titik didih Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: Tb = m . Kb keterangan: Tb = kenaikan titik didih (oC) m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai : Tb = (100 + Tb) oC jika pelarutnya bukan air,maka titik didih larutan menyesuaikan diri dengan titik didih pelarut yang digunakan.Adanya kenaikan titik didih dapat dihitung dengan: Tb = Tb larutan Tb pelarut 3. Penurunan Titik Beku Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:

Tf = penurunan titik beku m = molalitas larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal W = massa zat terlarut Mr = massa molekul relatif zat terlarut p = massa pelarut Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (O Tf)oC

4. Tekanan Osmosis osmosa adalah proses merembesnya pelarut kedalam larutan melewati membran semi permeable.osmosa juga bisa diartikan merembesnya larutan yang berkonsentrasi kecil kedalam larutan yang berkonsentrasi besar melalui membran.Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti

Konsep Penurunan Titik Beku Air murni membeku pada suhu 0oC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0 oC, melainkan akan turun dibawah 0oC, inilah yang dimaksud sebagai penurunan titik beku. Jadi larutan akan memiliki titikbeku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titikbeku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alcohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol. Contoh, air murni pada suhu 0oC. Pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair kepadat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bias dikatakan fasa cair dan fasa padat pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energy kedua fasa adalah sama.

Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cairakan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energy lebih disukai, misalnya pada suhu 2oC fasa cair memiliki

potensial kimia yang lebih rendah disbanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1oC fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehingga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat. Apabila kedalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada saat proses pendinginan berlangsung larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energy larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cairakan lebih rendah ( turun ) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruhi.

IV.

Alat Dan Bahan

Alat :
1. Tabungreaksi 2. Batangpengaduk 3. Tutuptabungkaret 4. Beaker Glass 5. Thermometer

Bahan :
1. Aquadest 2. 3. 4. Sample Esbatu Garamdapur

V.

Prosedur Kerja 1. Masukkan sedikit sample ke dalam tabung reaksi 2. Tutup dengan tutup karet yang telah diberi thermometer 3. Letakkan tabung di dalam beaker glass berisi es batu, tambahkan juga garam dapur (NaCl) 4. Amati hingga larutan tepat membeku, secara seksama dan teliti 5. Catat temperatur saat zat membeku

VI.

Data Pengamatan

Titik beku air (standar) : 0 0C Kode sample : A Penurunan Titik beku 1 : - 2 0C Penurunan Titik beku 2 : - 2 0C

VII.

Pembahasan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan terhadap sample zat X, maka didapatkan titik beku dibawah titik beku air yaitu - .2 0C. Untuk mempercepat pembekuan / pendinginan media dipakai garam dapur (NaCl) dengan cara dicampurkan kedalam es batu tadi. Penggunaan garam ini juga dimaksudkan agar dapat menghilangkan kondisi yang dinamakan Supercooling. Bisa juga media tersebut di ganti dengan Dry Ice (Eskering) ataupun media Methanol yang mempunyai freezing point di bawah air yang membeku.

VIII.

Kesimpulan

Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan didapat penurunan titik beku sample zat x yaitu : 1. - 2 0C 2. - 2 0C Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku ( Tf = Tf p Tf l). Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentarsi partikel dalam larutan. Penurunan titik beku tergolongsifat koligatif.

IX.

Daftar Pustaka Http ://www.scribd.com Khopkar, S. M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta. A. Day. N dan A.L. Anderwood. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi kelima. Penerbit Erlangga Jakarta

Harjadi, W, 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta. Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA KelasXII . Jakarta: Erlangga.

You might also like