Professional Documents
Culture Documents
f. Penggalian terbuka selama proses konstruksi pondasi sumuran tidak disarankan. g. Jika selama pelaksanaan pondasi sumuran muka air tanah cukup tinggi, maka perlu dilakukan upaya menurunkan elevasi muka air tanah di lokasi konstruksi dengan menggunakan pompa air. h. Jika lokasi kepala jembatan yang melintasi sungai mengurangi penampang basah sungai, maka diperlukan perlindungan gerusan pada kaki/bagian atas pondasi sumuran. Alternatif lainnya adalah bentang jembatan di perbesar. Pokok perencanaan pondasi sumuran untuk dapat mendukung bangunan bawah dan struktur atas dapat dinyatakan sebagai berikut a. Pondasi sumuran harus mempunyai keawetan yang memadai untuk penggunaan yang dipilih b. Tanah pendukung harus memberikan daya dukung dan ketahanan geser yang memadai c. Struktur pondasi sumuran harus mempunyai kekuatan memadai d. Penurunan dan perpindahanhorisontal tidak boleh menimbulkan pengurangan kekuatan pada komponen-komponen struktural. Dalam perencanaan pondasi sumuran analisa yang harus dilakukan adalah: a. Analisa kestabilan terhadap guling b. Analisa ketahanan terhadap geser c. Analisa kapasitas daya dukung tanah d. Analisa penurunan e. Analisa stabilitas secara umum 8.2.2.1 Kestabilan Terhadap Guling Kestabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan berikut :
SFguling =
M M
R O
(8.1)
MO = Jumlah dari momen-momen yang menyebabkan struktur terguling dengan titik pusat putaran di titik O. MO disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada elevasi H/3. MR = Jumlah dari momen-momen yang mencegah struktur terguling dengan titik pusat putaran di titik O. MR merupakan momen-momen yang disebabkan oleh gaya vertikal dari struktur dan berat tanah diatas struktur. Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8 Nilai minimum dari angka keamanan terhadap geser yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2 8.2.2.2 Ketahanan Terhadap Geser Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan persamaan berikut
VIII - 2
SFgeser =
F F
(8.2)
FD = Jumlah dari gaya-gaya horizontal yang menyebabkan stuktur bergeser. FD disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada struktur FR = Jumlah gaya-gaya horizontal yang mencegah struktur bergeser. FR merupakan gaya gaya penahan yang disebabkan oleh tahanan gesek dari struktur dengan tanah serta tahan yang disebabkan oleh kohesi tanah.
SFgeser =
( V ) tan
+ Bc 2 + Pp
Ph
(8.3)
Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 4.4.4, Nilai 2 biasanya diambil sama dengan sudut geser tanah untuk beton pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai tanah untuk pondasi beton pracetak dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c 2 biasanya diambil 0.4 dari nilai kohesi c tanah Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8 Nilai minimum dari Angka Keamanan terhadap guling yang digunakan dalam perencanaan adalah 2.2 8.2.2.3 Daya Dukung Tanah Dasar Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dasar pondasi sumuran harus dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Daya dukung tanah pada dasar pondasi sumuran ditentukan dengan cara yang sama seperti dalam menentukan daya dukung pondasi dangkal. Teori yang berkaitan dengan perhitungan daya dukung pondasi dangkal diberikan dalam Bab 4.2 Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran berupa lingkaran dengan diameter D dapat di ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B dihitung sebagai berikut.
B=
D2 4
(8.4)
Pemeriksaan tegangan yang terjadi dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal segi empat. Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya ke pondasi dengan dengan menggunakan persamaan berikut
eks = B M net 2 V
(8.5)
6 eks V 1 B B
(8.6)
VIII - 3
Jika nilai eksentrisitas beban eks > B/6 maka tegangan kontak minimum qmin akan lebih kecil dari 0. Hal ini adalah sesuatu yang tidak diharapkan. Demikian juga jika tegangan kontak maksimum qmak lebih besar dari daya dukung ijin. Jika hal ini terjadi maka lebar pondasi B perlu di perbesar atau diameter pondasi D perlu diperlebar. 8.2.2.4 Tekanan Tanah Lateral Tekanan tanah yang bekerja pada pondasi sumuran disebakan adalah tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif. Tekanan tanah pasif yang digunakan dalam analisis didasarkan tekanan tanah pada keadaan diam at rest. Teori yang berkaitan dengan tekanan tanah dapat dilihat pada Bab 1.2.2 Tekanan Tanah Lateral 8.2.3 GAYA GAYA YANG BEKERJA PADA PONDASI SUMURAN Notasi gaya-gaya yang bekerja pada pondasi sumuran diberikan pada Gambar 8.1 di bawah.
Surcharge Load q
V
Lapisan tanah 1 (urugan) : C1,1, dan 1 Batas tanah urugan Lapisan tanah 2 : C2, 2, dan 2 Tekanan Tanah Aktif Lapisan 2 Batas Lapisan tanah 2 Lapisan tanah 3 : C3, 3, dan 3 Tekanan Tanah Aktif Lapisan 3 Tekanan air
Gaya Luar V, H, dan M harus sudah memasukkan tekanan tanah aktif dari lapisan 1 (urugan) H
Muka tanah efektif setelah tergerus Tekanan Tanah Pasif Lapisan 2 Tekanan Tanah Pasif Lapisan 3 Muka air tanah tertinggi
Tekanan air
VIII - 4
Gambar 8.2 Penempatan Pondasi Sumuran d. Beban Merata di Atas Tanah /Surcharge Load (kN/m2). Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan 2.2.6, beban merata diatas tanah yang diklasifikasikan sebagai beban lalu lintas yang diekivalensikan dengan tanah urugan setinggi 0.6 meter. e. Kedalaman Muka Air Tanah Maksimum (m) Kedalaman muka air tanah diperlukan untuk menghitung tegangan efektif tanah pada kedalaman tertentu. f. Daya Dukung Ijin Tanah di Dasar Pondasi Sumuran (kN/m2) Karena pondasisumuran diklasifikasikan sebagai pondasi dangkal, daya dukung ijin tanah tersebut didapat dari analisis daya dukung pondasi dangkal pada dasar pondasi sumuran.
g. Angka Keamanan Terhadap Geser dan Guling Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Bagian 2.8, Nilai minimum dari SF terhadap geser dan guling yang digunakan dalam perencanaan adalah masing masing 2.2 h. Gaya Luar yang Bekerja Pada Dasar Pile-Cap Gaya Luar pada dasar Pile-Cap terdiri dari 3 komponen yaitu Gaya Vertikal (V), Gaya Horisontal (H), dan Momen (M). Gaya luar tersebut merupakan akibat dari beban dari struktur atas, sub-struktur seperti abutmen, dan tekanan tanah pada sub-struktur tersebut. Perjanjian tanda untuk gaya-gaya luar tersebut mengikuti Gambar 8.3. Tanda
VIII - 5
positif untuk gaya-gaya ke atas atau ke kanan, momen positif untuk putaran momen yang serah dengan jarum jam i. Data Lapisan-Lapisan Tanah Data lapisan tanah yang diperlukan adalah tebal lapisan (m), berat jenis (kN/m3), sudut geser dalam (derajat), dan kohesi c (kN/m2). Untuk lapisan paling bawah sebaiknya ketebalan lapisan dinyatakan dengan suatu angka yang relatif besar.
e.
f. g.
h.
VIII - 6
VIII - 7
8.6.1
Lap 1 (urugan) : C1=0, 1= 35, 1=1.8 t/m3 Batas tanah urugan Lap 2 : C2=0.5 t/m2, 2= 20, 2=1.8 t/m3 Tekanan Tanah Aktif Lapisan 2 -5.00 Tekanan air -3.00
Gaya Luar V, H, dan M -259.94 ton harus sudah memasukkan tekanan tanah aktif dari lapisan 1 (urugan) -13.44 t-m
+0.00
18.93 ton
-3.50 Muka tanah efektif setelah tergerus
Batas Lapisan tanah 2 +8.00 Lap 3 : C3=0.3 t/m2, 3= 30, 3=1.9 t/m3 Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer 3.0 VIII - 8
8.6.2
D 2 32 L 24 2(buah) = 5 24 2 = 1696.41 kN 4 4
8.6.3 TEKANAN TANAH AKTIF 8.6.3.1 Lapisan 1 (Tanah Urugan) Tekanan tanah aktif dari lapisan 1 (tanah urugan) sudah termasuk kedalam gaya-gaya pada dasar pile cap. 8.6.3.2 Lapisan 2 Koefisien tekanan tanah aktif untuk lapisan 2 dihitung dengan rumus
Ka = 1 sin = 0.49 1 + sin
Tekanan tanah aktif pada lapisan 2 elevasi 3.00 q-3.00 = 1*h1*Ka + q Ka 2cKa= 18*3*0.49 + 4.8*0.49 - 2*5*0.49 = 21.83 kN/m2 Tekanan tanah aktif lapisan 2 elevasi 5.00 q-5.00 = 1*h1*Ka + 2*h2*Ka + q Ka 2cKa = 18*3*0.49 + 18*2*0.49 + 4.8*0.49 - 2*05*0.49 = 39.48 kN/m2 Tekanan tanah aktif pada lapisan 2 elevasi 8.00 q-8.00 = 1*h1*Ka + 2*h2 *Ka+ 2*h2*Ka+ q Ka 2cKa = 18*3*0.49 + 18*2*0.49 + (18-10)*3*0.49 + 4.8*0.49 - 2*5*0.49 = 51.24 kN/m2 Gaya tekanan tanah aktif pada lapisan 2 di atas muka air tanah
P= q 3.00 + q 5.00 21.83 + 39.48 HL = 2 (2 * 3.0) = 367.86 kN 2 2
Gaya tekanan tanah aktif pada lapisan 2 di bawah muka air tanah
P= q 5.00 + q 8.00 39.48 + 51.24 HL = 3 (2 * 3.0) = 816.84 kN 2 2
VIII - 9
8.6.4 TEKANAN TANAH PASIF 8.6.4.1 Lapisan 1 (Tanah Urugan) Lapisan 1 tidak memberikan sumbangan terhadap tekanan tanah pasif 8.6.4.2 Lapisan 2 Koefisien tekanan tanah pasif dalam keadaan diam untuk lapisan 2 dihitung sebagai Ko = 1 sin = 0.658 Tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 elevasi 3.5 q-3.50 = 2cKo+ = 2*5*0.658 = 8.11 kN/m2 Tekanan tanah pasif keadaan diam lapisan 2 elevasi 5.00 q-5.00 = 2*h2*Ko + 2cKo = 18*1.5*0.658 + 2*05*0.658 = 25.88 kN/m2 Tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 elevasi 8.00 q-8.00 = 2*h2*Ko + 2*h2 *Ko + 2cKo = 18*1.5*0.658 + (18-10)*3*0.658 + 2*5*0.658 = 41.67 kN/m2 Gaya tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 di atas muka air tanah q + q 5.00 8.11 + 25.88 P = 3.50 HL = 1.5 ( 2 * 3.0) = 152.95 kN 2 2 Gaya tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan 2 di bawah muka air tanah q + q 8.00 25.88 + 41.67 P = 5.00 HL = 3 (2 * 3.0) = 607.91 kN 2 2 8.6.5 GAYA-GAYA BEKERJA Gaya-gaya yang bekerja pada pondasi sumuran ditampilan dalam bentuk table sebagai berikut No. Arah 1 2 3 4 5 6 7 8 (v) (v) (h) (m) (h) (h) (h) (h) Deskripsi gaya el. 1 pondasi g. ver. str. atas g. hor. str. atas momen str. atas tek. aktif lap : 2 tek. aktif lap : 2 tek. pasif lap : 2 tek. pasif lap : 2 Besar gaya (kN) -169.646 -259.940 18.930 .000 36.783 81.650 -15.295 -60.791 y thd O (m) -1.500 -1.500 -1.500 -1.500 3.000 3.000 .000 .000 y thd O (m) 2.500 5.000 5.000 5.000 3.904 1.435 3.619 1.383 Momen thd O (kN-meter) -254.469 -389.910 94.650 -13.440 143.601 117.180 -55.357 -84.080
VIII - 10
Dimana lokasi titik referensi O(0,0) adalah y = 0 pada dasar sumuran/elemen 1 dan x = 0 pada tepi kanan dari sumuran Total gaya gaya yang bekerja adalah sebagai berikut Gaya vertikal = -4295.86 kN Gaya horisontal aktif = 1373.62 kN Gaya horisontal pasif = -760.86 kN Momen penahan = 6578.19 kN-meter Momen guling aktif = 3554.30 kN-meter Momen guling pasif = -1394.38 kN-meter 8.6.6 KESTABILAN TERHADAP GULING Kestabilan pondasi sumuran terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan berikut
SFguling =
M M
R O
Angka keamanan terhadap guling lebih besar dari 2.2, sehingga memenuhi persyaratan keamanan terhadap guling 8.6.7 KESTABILAN TERHADAP GESER Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan Persamaan (8.3) dimana nilai 2 biasanya diambil sama dengan tanah untuk beton pondasi yang dicor ditempat dan 2/3 dari nilai tanah untuk pondasi beton pracetak dengan permukaan halus. Sedangkan nilai c2 biasanya diambil 0.4 dari nilai kohesi c tanah. Luas 2 buah sumuran = 2*0.25**3.02 = 14.137 m2
SFgeser =
( V ) tan
+ Bc 2 + Pp
Ph
Angka keamanan terhadap geser lebih besar dari 2.2, sehingga memenuhi persyaratan keamanan terhadap geser. 8.6.8 TEGANGAN PADA TANAH DASAR Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran berupa lingkaran dengan diameter D dapat di ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B dihitung sebagai berikut.
B=
D2 =2.658 m 4
VIII - 11
Pemeriksaan tegangan yang terjadi dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal segi empat. Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya-gaya pada dasar pondasi
eks = B M net 2.658 6578.19 + 1394.38 3554.30 = = 0.3005 m 2 V 2 4295.86
6 eks V 1 BL B
(8.6)
Untuk 1 pondasi sumuran nilai V = 4295.86/2 = 2147.93 kN Dari persamaan diatas diperoleh a. Tegangan maksimum ke tanah = 510.18 kN/m2 b. Tegangan minimum ke tanah = 97.56 kN/m2 Nilai tegangan maksimum ke tanah lebih kecil dari daya dukung ijin di dasar sumuran sebesar 1000 kN/m2, tegangan minimum ke tanah dasar juga lebih besar dari 0 yang berarti tidak ada tegangan kontak tarik pada dasar pondasi seumuran, sehingga pondasi memenuhi persyaratan daya dukung.
VIII - 12