Professional Documents
Culture Documents
A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian keluarga Menurut Depkes RI dalam Nasrul Effendy (1998 : 32). "Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan". Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Bailon dan Maglaya dalam Nasrul Effendy, 1998 : 32 ). Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah suatu unit yang terdiri dari dua atau lebih individu, yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka tinggal di suatu tempat dibawah satu atap berinteraksi satu sama lain dalam keadaan saling ketergantungan dan menjalankan peranannya masingmasing. 2. Pengertian Keluarga Resiko Tinggi Keluarga resiko tinggi / keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan keluarga yang mempunyai individu bermasalah" (Depkes RI, 1998 : 4).
Dalam melaksanakan Asuhan keperawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi : a. masalah : 1) 2) kesehatan sendiri. 3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik / keluarga dengan penyakit keturunan. b. 1) 2) 3) 4) 5) c. 1) 2) 3) 4) bayi. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil: Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun). Menderita kurang gizi atau anemia. Menderita hipertensi. Primipara atau multipara. Riwayat persalinan dengan komplikasi. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena; Lahir prematur / BBLR. Berat badan sukar naik. Lahir dengan cacat bawaan. ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan.
3) 4)
Ada anggota keluarga yang sering sakit. Salah satu orang tua (suami / istri) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga (Nasrul Effendy, 1998 : 41). Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi yang tergolong kedalam
keluarga risiko tinggi. 3. Tipe / Bentuk Keluarga Tipe dan bentuk keluarga menurut Nasrul Effendy ( 1998 : 33) adalah sebagai berikut : .a Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. .b Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi dan sebagainya.
10
.c
Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
.d
Keluarga Duda / Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
.e
Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
.f
Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
4.
Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (1985) dalam Suprajitno
(2003 : 4 ) adalah sebagai berikut : a. Keluarga baru menikah Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu : 1) 2) b. Membina hubungan intim yang memuaskan Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial. Keluarga dengan anak baru lahir Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu : )1 )2 keluarga. )3 )4 Interaksi keluarga. Hubungan sexual dan kegiatan. Mempersiapkan menjadi orang tua. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota
11
c.
Keluarga dengan anak usia pra-sekolah Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1)
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman.
2) 3)
Membantu anak untuk bersosialisasi. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain ( tua ) harus terpenuhi.
4)
Memepertahankan hubunngan yang sehat, baik didalam atau diluar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar ).
5)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( biasanya keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi ).
6) 7)
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
d.
Keluarga dengan anak usia sekolah Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1)
Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas ( yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat ).
2) 3)
Mempertahankan keintiman pasangan. Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesejahteraan anggota keluarga.
e.
12
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu : 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. 2) 3) Memeprtahankan hubungan intim dalam keluarga. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan. 4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan ( anggota ) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu : 1) besar. 2) 3) 4) g. Mempertahankan keintiman pasangan. Membuka anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah. Keluarga usia pertengahan Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu : 1) Mempertahankan pertengahan 2) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya. 3) h. Meningkatkan keakraban pasangan. Keluarga usia tua : kesehatan individu dan pasangan usia Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga
13
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu : 1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya. 2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga. 3) 4) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat. Melakukan life review kehidupan masa lalu.
5.
a. 1)
Keluarga mengetahui masalah kesehatan, dengan kriteria : Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah kesehatan yang ada.
2) 3) kesehatan. 4) b. kriteria: 1) 2)
Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah kesehatan. Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah
Keluarga mempunyai persepsi yang positif terhadap masalah. Keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, dengan
Masalah kesehatan dirasakan keluarga. Keluarga dapat menyebutkan / mengungkapkan akibat dari masalah kesehatan.
14
3)
Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah kesehatan tersebut.
c.
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan, dengan kriteria :
1)
Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan (sumber daya dapat berupa pembiayaan untuk kesehatan, alat P3K, Kartu Menuju Sehat (KMS), dan kartu kesehatan keluarga).
2)
Keluarga terampil mampu melaksanakan perawatan pada anggota keluarga (preventif, promotif dan kuratif).
3) kesehatan.
Pembagian kategori berdasarkan pengelompokan adalah : a. b. c. 6. a. 35) adalah sebagai berikut : 1) a) b) Fungsi Biologis Untuk meneruskan keturunan. Memelihara dan membesarkan anak. Fungsi keluarga Fungsi keluarga menurut Nasrul Effendy (1998 : Keluarga Mandiri I (KM I) : skornya 1-4 Keluarga Mandiri II (KM II) Keluarga Mandiri III (KM III) : skornya 5-7 : skornya 8-10
15
c) d) keluarga. 2) a) aman. b) anggota keluarga. c) anggota keluarga. d) 3) a) b) Fungsi Sosialisasi Fungsi Psikologis
Memberikan
perhatian
diantara
Membina sosialisasi pada anak. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c) keluarga.
Meneruskan
nilai-nilai
budaya
4) a)
b)
16
c)
Menabung
untuk
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang. 5) a) Fungsi Pendidikan Menyekolahkan anak untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b) Mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c) tingkat-tingkat perkembangannya. b. a. 5 fungsi keluarga menurut Freedman (1998 : 100) Fungsi afektif ( the affective function ), adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajakarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan sosial anggota keluarga. b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi ( socialization and social placement function ), adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan oranglain di luar rumah. c. Fungsi reproduksi ( the reproductive function ), adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Mendidik anak sesuai dengan
17
d.
Fungsi ekonomi ( the economic function ), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e.
function ), yaitu fungsi untuk memeprtahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
B. Konsep Dasar Anemia 1. Pengertian Anemia Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah ( hematokrit ) per 100 ml darah. ( Sylvia A. Price alih bahasa Peter Anugrah, 1995 : 232 ). Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. (Smelzer&Bare alih bahasa Agung Waluyo, 1997 : 935). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 g % pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 g % pada trimester II (Sarwono Prawirohardjo, 2002 : 450).
2.
Etiologi
18
Penyebab anemia adalah kekurangan zat besi dalam tubuh terutama yang dapat disebabkan oleh: a. Kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan zat besi terutama yang berasal dari sumber hewan b. Kebutuhan yang meningkat karena kehamilan, penyakit infeksi (Malaria dan penyakit TBC). c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada
perdarahan termasuk haid yang berlebih, sering melahirkan dan cacingan. d. Ketidakseimbangan antara hubungan tubuh akan zat besi dibandingkan dengan zat makanan ( http://www.depkes.go.id/index) 3. Tanda-tanda anemia antara lain : a. b. c. d. e. f. g. Kulit pucat Rasa lelah Napas pendek Kuku mudah pecah Kurang selera makan Sakit kepala sebelah depan Terkadang tidak ada keluhan bila pasien mengalami anemia ringan ( http://www.depkes.go.id/index ) Tanda dan Gejala Anemia
4.
Patofisiologi
19
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2002: 448), timbulnya anemia dalam kehamilan disebabkan karena keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sum-sum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. 5. Klasifikasi Anemia Barbara Engram alih bahasa Suharyati Samba (1998: 429) mengklasifikasikan anemia menjadi 3 bagian, yaitu: a. b. c. Anemia ringan, kadar hemoglobin sekitar 10 gr/dL Anemia sedang, kadar hemoglobin antara 6-10 gr/dL Anemia berat, kadar hemoglobin kurang dari 6 gr/dL Sedangkan menurut Sarwono Prawirohardjo (2002: 450) anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi :
20
a.
Anemia Defisiensi Besi Anemia dalam kehamilan yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dalam makanan karena gangguan resorbsi, gangguan penggunaan atau terlalu banyak besi keluar dari badan misalnya pada perdarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir. b. Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik dalam kehamila disebabkan karena defisiensi asam folik dan jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. c. Anemia Hipoplastik Anemia hipoplastik dalam kehamilan disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun atau obat-obatan. Dalam hal yang terakhir anemianya dianggap hanya sebagai komplikasi kehamilan. Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita dengan selamat mencapai masa nifas, akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamila-kehamilan berikutnya biasanya wanita menderita anemia hipoplastik lagi.
d.
Anemia Hemolitik
21
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sulit menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. 6. kehamilan Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia, antara lain : a. b. c. d. e. f. g. Abortus Partus prematurus Partus lama karena inertia uteri Perdarahan post partum karena atonia uteri Syok Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum Anemia yang sangat berat (Hb < 4 gr/ 100 ml) menyebabkan decompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan. Selain itu hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik, antara lain: a. b. c. d. Kematian mudigh (keguguran) Kematian perinatal Prematuritas Dapat terjadi cacat bawaan Pengaruh anemia dalam
22
e. 7.
a. 1)
Pencegahan dan penanggulangan Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat hewani seperti ikan, daging, hati dan lain-lain,serta sumber nabati seperti sayur hijau, tempe, tahu, dan buah-buahan berwarna untuk membantu proses pembentukan hemoglobin.
Dosis pencegahan : sehari 1 tablet berturut-turut minimal 90 tablet selama hamil. (1) (2) pemeriksaan (3) Bila ibu hamil telah melahirkan tetapi Fe yang dimakan belum mencukupi 90 tablet, maka Fe harus diteruskan sampai selesai. b) (1) Efek samping obat Pemebrian tablet tambah darah kadang-kadang dapat menimbulkan gejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, muntah, kadang-kadang diare atau sulit buang air besar. Diberikan tanpa pemeriksaan hemoglobin Dimulai pada waktu pertama kali
23
(2)
Setelah minum tablet tambah darah kotoran akan menjadi hitam, hal ini sama sekali tidak membahayakan.
c)
Cara minum obat : Untuk mencegah timbulnya gejala diatas dianjurkan minum tablet tambah
darah setelah makan malam. Dianjurkan tidak minum tablet tambah darah bersama-sama dengan susu, teh, dan kopi. b. Memodifikasi lingkungan untuk menunjang perbaikan gizi ibu hamil dengan cara : 1) Memanfaatkan pekarangan sebagai sumber sayuran, protein hewani, protein nabati. 2) 8. Terhadap Sistem Tubuh Pengaruh anemia terhadap sistem tubuh diantaranya adalah : a. Sistem Kardiovaskuler Apabila kadar hemoglobin rendah, jantung akan berkompensasi dengan memompa lebih cepat dan lebih kuat sebagai usaha mengangkut lebih banyak darah kejaringan yang mengalami hipoksia, peningkatan beban jantung tersebut mengakibatkan berbagai gejala seperti takhikardi dan palpitasi. Selanjutnya akan Mendapat perhatian yang cukup dari keluarga. Dampak Ibu Hamil Anemia
24
terjadi gagal jantung kongestif yang ditandai dengan pembesaran jantung (kardiomegali), pembesaran hati (hepatomegali) dan edema perifer. b. Sistem Pernafasan. Peningkatan beban kerja jantung juga akan mengakibatkan gangguan pada pernafasan diantaranya : dispneu, ortopneu, dan dispneu saat latihan.
c.
Sistem Pencernaan. Menurunnya suplai oksigen dalam darah akibat kadar hemoglobin yan rendah
dapat merangsang nervus vagus sehingga terjadi mual, muntah, anoreksia yang menyebabkan asupan nutrisi kurang. d. Sistem Perkemihan. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hepatoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas), hemoglobin akan terdifusi dalam glomelurus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). e. Sistem Muskuloskeletal Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun yang mengakibatkan proses pembentukan ATP terhambat. Akibatnya energi yang dihasilkan sedikit, menyebabkan klien merasa lelah dan lemah, yang mengakibatkan aktivitas intoleran.
25
f.
Sistem Integumen. Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah ke daerah
perifer dapat memberikan dampak kulit tampak pucat, capilary refiling time melambat. g. Sistem Persarafan Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah dapat menyebabkan suplai darah ke otak terganggu sehingga perfusi jaringan otak terganggu. Bila oksigen yang dialirkan ke otak berkurang dapat menyebabkan hipoxia / anoxia yang dapat mengakibatkan kerusakan otak menetap atau temporer dan akhirnya terjadinya kerusakan otak permanen yang dapat mengakibatkan defisit neurologis.
C.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil Anemia Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui parktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (Depkes RI, 1998 : 3 ) Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya,
bersifat dinamis disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap-tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahap: 1. Pengkajian Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan, secara keseluruhan pada tahap ini semua data dan informasi klien dibutuhkan, dikumpulkan untuk pembentukkan masalah kesehatan dan keperawatan.
26
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Nasrul Effendy, 1998 : 46).
a. 1)
Pengkajian Keluarga Data Umum Meliputi : Nama Puskesmas, Tanggal Pengkajian, Jarak untuk mencapai
Puskesmas, Nama Kepala Keluarga, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku / bangsa, Alamat. 2) Daftar Anggota Keluarga Yang perlu dikaji yaitu nama anggota keluarga, hubungan keluarga dengan klien, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, agama, keadaan kesehatan, program Keluarga Berencana (KB) dan imunisasi. 3) a) Data Khusus Keluarga Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut. b) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap prekembangan keluarga ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan anak tertua dari keluarga inti yang dikaji.
27
c) Terpenuhi
Menjelaskan secara singkat mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
4) a)
Keadaan Biologis Keluarga Keadaan Kesehatan Perlu dikaji penyakit yang sedang diderita klien saat sekarang, bagaimana
penanganan yang telah dilakukan. b) Kebersihan Keluarga Dalam hal ini perawat perlu mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota keluarga, kebersihan rumah dan sekitarnya, karena data ini sangat mendukung dalam perawatan anemia c) Penyakit yang Sering Diderita Perlu dikaji jenis penyakit apa yang biasa diderita oleh seluruh anggota keluarga, hal ini mengindikasikan adanya pemaparan panyakit yang sudah lama dan mungkin sudah menginfeksi pada semua anggota keluarga namun tidak dirasakan oleh keluarga. d) Penyakit Kronis/Menular
28
Perlu dikaji riwayat penyakit menahun yang dapat memperburuk keadaan klien. e) Kecacatan Anggota Keluarga Dalam hal ini perlu dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang mengalami kecacatan fisik atau mentalnya. f) Pola Makan Menjelaskan mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi makan dalam sehari, keseimbangan gizi, jenis makanan, cara pengolahan dan penyajian makannya, hal ini menunjukkan ada tidaknya perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami anemia. g) Pola Istirahat Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga meliputi berapa jam keluarga tidur dan adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat keluarga. h) Reproduksi / Akseptor KB Menjelaskan mengenai jumlah anak, perencanaan pengaturan anak, metode KB yang digunakan dan masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi keluarga. 5) a) Psikologis Keluarga Keadaan Emosi / Mental Kecemasan akan timbul pada klien dan keluarga karena ketakutan penyakit bertambah parah dan menyebabkan kematian. b) Koping Keluarga
29
Mengetahui cara keluarga menyelesaikan masalah baik yang berhubungan dengan kesehatan maupun masalah lainnya yang bisa terjadi dalam suatu rumah tangga. c) Kebiasaan Buruk Keluarga yang di dalamnya ada anggota keluarga yang menderita anemia perlu dikaji kebiasaan buruk, seperti merokok minum alkohol dll.
d)
melakukan refreshing atau rekreasi baik yang sifatnya rutininitas maupun tidak rutin, baik yang bentuknya rekreasi keluar maupun rekreasi yang biasa dilakukan di dalam rumah. e) Pola Komunikasi Keluarga Menjelaskan mengenai cara keluarga berkomunikasi satu dengan yang lainya di dalam keluarga. f) Pengambil Keputusan Menjelaskan mengenai siapa yang biasa berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga terkait dengan kemampuannya dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku ataukah dilakukan dengan cara lain, misal musyawarah keluarga. g) Peran Informal
30
Menjelaskan mengenai peran informal dari setiap anggota keluarga, misalnya penurut, motivator, inovator, diktator, dll. Hal ini perlu dikaji karena akan menentukan sejauh mana anggota keluarga berinisiatif untuk menentukan sikapnya dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapinya masing-masing. 6) a) Sosial Ekonomi Keluarga Hubungan Dengan Orang lain Menjelaskan mengenai hubungan anggota keluarga dengan orang lain, termasuk teman, tetangga, dan masyarakat sekitarnya. Klien dengan anemia cenderung untuk banyak dirumah karena mengeluh lemas dan pusing sehingga hubungan dengan orang lain dapat terganggu. b) Kegiatan Organisasi Sosial Menjelaskan kegiatan yang diikuti oleh keluarga dalam organisasi sosial atau perkumpulan sosial, misalnya kelompok pengajian, karang taruna, LSM dll. Data ini dapat menunjukkan adanya perasaan malas tersebut. c) Keadaan Ekonomi Ditentukan oleh pendapatan keluarga baik yang didapat oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lain. Serta ditentukan juga oleh kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga dan barang-barang yang dimiliki keluarga. Anggota keluarga dengan ibu hamil akan ditemukan setiap bulannya biaya untuk pemeriksaan kesehatan. 7) a) Spiritual Kultural Keluarga Keadaan Beribadah dalam mengikuti kegiatan
31
Menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga dalam melakukan aktivitas ibadah sesuai agama yang dianutnya. b) Keyakinan Tentang Kesehatan Menjelaskan mengenai keyakinan atau kepercayaan keluarga tentang kesehatan. Dapat dikaji melalui pandangan hidup keluarga terhadap keadaan sehat.
c)
Nilai dan Norma Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga. Meliputi
sesuatu yang dianggap baik atau buruk oleh keluarga. Dapat juga dikaji kesesuaian antara nilai dan norma keluarga dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. d) Adat yang Mempengaruhi Kesehatan. Menjelaskan mengenai adaptasi atau tabu-tabu yang dianut keluarga dan pengaruhnya terhadap kesehatan, biasanya pada ibu hamil banyak pantangan, seperti ibu hamil jangan keluar malam, ibu hamil harus membawa alat-alat seperti peniti, gunting kuku, dan gunting kecil yang dipercaya sebagai tolak bala. 8) a) Lingkungan Rumah Kebersihan dan Kerapihan Menjelaskan mengenai keadaan kebersihan dan kerapihan di dalam maupun di luar rumah, kebersihan rumah sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan. b) Penerangan
32
Penerangan yang cukup terutama dari sinar matahari sangat mempengaruhi keaadaan kesehatan, oleh karena itu perlu dikaji keadaan penerangan di dalam rumah dan di seluruh bagian rumah lainnya. c) Ventilasi Ventilasi udara diperlukan untuk proses pertukaran gas yang ada di dalam rumah dengan udara bersih yang berasal dari luar. Keadaan rumah yang ventilasinya kurang menyebabkan keadaan ruangan tidak segar dan
memungkinkan penderita anemia tidak bisa bernafas sehat. d) Jamban Perlu dikaji letaknya, kepemilikannya, jumlah, jenis dan kebersihannya e) Sumber Air Minum Menjelaskan mengenai sumber air yang digunakan untuk kebutuhan seharihari, termasuk jenisnya (PAM, mata air, air sumur, pompa tanah dll) ketersediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga f) Pemanfaatan Halaman Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga memanfaatkan halaman yang ada apakah digunakan untuk menanam sayur-sayuran yang tinggi akan zat besinya seperti daun singkong, daun katuk, dll g) Pembuangan Air Kotor Menjelaskan mengenai cara pembuangan air kotor seperti dialirkan ke sungai, menggunakan septic tank, termasuk jarak pembuangan dari sumber air minum. h) Pembuangan Sampah
33
Menjelaskan bagaimana cara keluarga mengelola sampah misal : dibakar, ditimbun, didaur ulang, dibuang ke sungai, diangkut dll i) Sumber Pencemaran Menjelaskan mengenai apakah terdapat sumber pencemaran didekat rumah. Terkait dengan jenis pencemaran (polusi), jenis zat pencemar (polutan), jarak dari rumah, tindakan yang telah dilakukan dalam menanggunlangi masalah tersebut.
9)
Genogram Genogram diisi untuk menggambarkan ada tidaknya penyakit yang diturunkan
secara genetik dari generasi-generasi sebelumnya (minimal 3 generasi keatas), dengan ketentuan sebagai berikut : : Laki-laki : Perempuan : laki-laki/perempuan yang telah meninggal dunia : Hubungan perkawinan : Bercerai : Tinggal serumah
: penderita anemia
10)
Denah Rumah
34
Denah rumah dibuat untuk memperlihatkan keadaan rumah dan tata letak. b. 1) Pengkajian Individu Identitas Meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat. 2) a) Riwayat Kesehatan Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami Suatu pernyataan mengenai masalah kesehatan atau penyakit yang dialami oleh klien serta penanganan yang pernah dilakukan. Biasanya klien dengan anemia mengeluh pusing, lemah, letih, lesu, mata berkunang-kunag, mudah mengantuk, wajah, lidah, bibir, dan kuku pucat. b) Masalah Kesehatan Keluarga (Keturunan) Suatu pernyataan mengenai kesehatan atau penyakit dalam keluarga, dapat ditemukan keluarga yang menderita anemia, dapat dihubungkan dengan beberapa jenis anemia bersifat herediter seperti anemia hemolitik. 3) a) (1) Pola Makan Pengkajian nutrisi akan menunjukan adanya kekurangan nutrisi esensial seperti besi, Vitamin B12, dan asam folat (2) Pola Minum Pola minum penderita anemia akan mengalami penurunan. (3) Pola Tidur Kebiasaan Sehari-hari Biologis
35
Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur meliputi berapa jam dan adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat. (4) BAB / BAK Ditemukan frekuensi BAK yang sering, pada ibu hamil anemia yang mengkonsumsi penambah darah akan ditemukan warna feses hitam sebagai efek samping dari obat. (5) Aktifitas Sehari-hari Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun yang mengakibatkan proses pembentukan ATP terhambat. Akibatnya energi yang dihasilkan sedikit, menyebabkan klien merasa lelah dan lemah. Dikaji mengenai kebiasaan
melakukan olahraga karena latihan dapat menurunkan eritopoesis dan ketahanan hidup sel darah merah pada beberapa orang yang gemar melakukan olahraga. (6) Rekreasi Anemia biasanya menyebabkan keletihan dan kelemahan, pasien akan jarang atau hampir tidak melakukan rekreasi keluar rumah. b) Psikologis Keadaan emosi penderita anemia biasanya bervariasi tergantung koping tiap individunya, ada yang emosinya tampak labil karena tidak bisa menerima kenyataan yang menimpanya sehingga cenderung menarik diri dan mengisolasi diri, tapi ada pula yang memiliki keadaan emosi yang stabil, dimana ia akan menerima setiap keadaannya dengan ikhlas. c) Sosial
36
(1) Hubungan Antar Keluarga Hubungan antar keluarga dengan penderita anemia biasanya jarang terganggu, karena keluarga sudah memahami betul kondisi klien sehingga lebih bisa menerima klien apa adanya. (2) Hubungan Dengan Orang Lain Klien terkadang tidak melakukan interaksi dengan masyarakat dikarenakan keluhan pusing yang menyebabkan kelemahan sehingga malas untuk beraktivitas.
Spiritual / Kultural
Pelaksanaan ibadah terkadang terganggu karena merasa pusing atau lemah. (2) Kayakinan Tentang Kesehatan Keluarga yang anggota keluarganya menderita anemia biasanya termasuk kedalam keluarga yang berasal dari kalangan menengah kebawah, sehingga yakin bahwa sehat itu sangat mahal. 4) a) (1) Riwayat Menstruasi Dikaji mengenai riwayat kehilangan darah melalui menstruasi yang meliputi : menarche, siklus haid, lamanya haid, keluhan saat haid, menstruasi berlebih. Dikaji mengenai hari pertama haid terakhir untuk menentukan taksiran persalinan. (2) Riwayat Perkawinan Pemeriksan Khusus Ibu Hamil Riwayat Ginekologi.
37
Dikaji mengenai usia pada pertama kali menikah, status perkawinan, lama perkawainan, dan jumlah perkawinan. (3) Riwayat KB Dikaji mengenai riwayat penggunaan alat kontrasepsi, keluhan selama menggunakan alat kontrasepsi seperti adanya perdarahan diluar menstruasi yang berlebih.
Riwayat Obstetri
Dikaji mengenai adanya riwayat anemia pada kehamilan yang lalu, penggunaan obat penambah darah, jumlah pemeriksaan kehamilan, nutrisi selama kehamilan. (2) Riwayat Persalinan Yang lalu Dikaji mengenai adanya tidaknya kesulitan saat melahirkan, bayi lahir cacat atau abortus, persalinan lama, perdarahan, shock, dan payah jantung, kematian janin , cacat bawaan, dan prematur. (3) Riwayat Kehamilan Sekarang Ditemukan kelulahan seperti mata berkunang-kunang, lemah, badan lesu, cepat lelah, pusing atau sakit kepala, mudah mengantuk, dan wajah, bibir, lidah, kuku pucat. Penggunaan obat penambah darah, kebiasaan mengkonsumsi nutrisi esensial seperti besi, vitamin B12 dan asam folat.
38
Tanda-tanda vital
Ditemukan kondisi tampak lema, pucat. (2) Kesadaran Klien masih dapat berorientasi dengan baik (3) Suhu Tidak ditemukan adanya gangguan.
(4) Nadi. Ditemukan takhikardi karena kadar hemoglobin yang rendah jantung akan berkompensasi dengan memompa lebih cepat dan lebih kuat sebagai usaha mengangkut lebih banyak darah kejaringan yang mengalami hipoksia (5) Tensi Ditemukan penurunan (6) Pernafasan Ditemukan dispneu, ortopneu dan dispneu saat latihan. (7) Berat badan Ditemukan penurunan berat badan akibat kurangnya asupan nutrisi esensial seperti besi,vitamin B12, dan asam folat. (8) Tinggi badan Biasanya tetap seperti sebelum hamil.
39
(9) Lingkar lengan atas (LILA) Ditemukan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 yang menunjukan status gizi yang kurang. b) (1) Rambut Ditemukan keadaan rambut defisiensi besi. (2) Mata Ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik yang biasanya ditemukan pada anemia pernisiosa atau hemolitika (3) Telinga Fungsi pendengaran baik yang dibuktikan dengan dapat menjawab pertanyaan dengan baik. (4) Hidung Fungsi penciuman baik yang dibuktikan dengan dapat membedakan baubauan. (5) Mulut Ditemukan Bibir pucat, membran mukosa pucat. (6) Leher Dikaji mengenai pembesaran kelenjar getah bening dan peningkatan vena jugularis. (7) Dada (a) Putting susu kering yang biasanya terjadi pada anemia Pemeriksaan fisik ibu hamil dengan anemia
40
Ditemukan keadaan puting susu menonjol atau tidak, adanya hiperpigmentasi. (b) Jantung Ditemukan mengenai takhicardi, palpitasi, pusing, ortopneu, dan dispneu saat latihan, adanya pembesaran jantung. (8) Abdomen Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagia apa yang ada di fundus, Leopold II untuk menentukan punggung kanan (PUKA ) atau punggung kiri (PUKI), Leopold III untuk menentukan apakah bagian terendah sudah masuk ke pintu atas panggul (PAP) atau belum, Leopold IV menetukan sejauh mana bagian terendah masuk pintu atas panggul. Dikaji mengenai denyut jantung janin apakah teratur atau tidak serta frekuensinya. Pemeriksaan Mc. Donald mengenai tinggi fundus uteri dengan menggunakan met line dapat menentukan usia kehamilan dalam bulan dan minggu serta dapat menetukan taksiran berat badan janin sehingga dapat diketahui apakah berat janin rendah atau tidak, serta lingkar perut. Pada keadaan anemia lebih lanjut (gagal jantung kongestif) Ditemukan adanya pembesaran hati (hepatomegali), ditemukan adanya keluhan mual, muntah, diare, anoreksia, glositis (peradangan lidah). (9) Integumen Ditemukan kulit pucat, dingin, kering, clubbing finger, capilary refilling time (CRT) lebih dari 3 detik. (10) Ekstrimitas
Pemeriksaan homman sign dapat menentukan adanya thromboplebitis. Dapat ditemuakn baal, parestesia perifer, ataksia, gangguan koordinasi, edema perifer
41
Pemeriksaan penunjang
Ditemukan kadar Hb dibawah 11 g % pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 g % pada trimester II. c. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga Untuk menentukan sejauh mana keluarga memahami dan menjalankan peran dan fungsinya dalam merawat anggota keluarga yang sakit, maka perlu dilakukan pengkajian data fungsi perawatan keluarga, yang meliputi :
1)
2)
3)
Masalah kesehatan Masalah kesehatan adalah data senjang yang didapat dari pengkajian. Data
kesehatan dapat berupa diagnosa medis. 4) Masalah keperawatan Masalah keperawatan didapat dari hasil pengkajian. Masalah keperawatan dapat berupa masalah aktual, risiko dan potensial. 5) Data fungsi perawatan keluarga
42
Adalah data subjektif dan objektif yang didapat melalui pengkajian terhadap fungsi perawatan keluarga dalam menghadapi suatu masalah keperawatan dari kemampuan keluarga dalam : (a) (b) (c) Mengenal masalah Mengambil keputusan Merawat anggota keluarga, termasuk didalamnya kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 6) Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari pengkajian ini, yaitu apakah keluarga tidak mengetahui mengenai suatu masalah, tidak mau mengambil tindakan mengenai suatu masalah atau tidak mampu melaksanakan perawatan terhadap anggota keluarga dengan masalah keperawatan tertentu. Dimana kesimpulan mengenai fungsi perawatan keluarga ini akan menjadi etiologi pada diagnosa keperawatan keluarga. d. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah apakah masalah itu masalah keperawatan atau masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat (Nasrul Effendy, 1998: 97). Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan, kesehatan keluarga yaitu : 1) 2) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
43
3) e.
Karakter keluarga. Perumusan Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang
mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan. (Nasrul Effendy, 1998 : 51). Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penderita anemia dalah : 1) 2) Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intoleransi aktivitas. (Smelzer&Bare alih bahasa Agung Waluyo, 1997 : 937). f. Menentukan Prioritas Masalah Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keperawatan keluarga. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut : 1. Tidak mungkin masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus. 2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang
mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit. 3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian
keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. 4. yang mereka hadapi Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah
44
5.
Sumber
daya
keluarga
yang
dapat
menunjang
pemecahan masalah kesehatan/keperawatan keluarga. 6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga. Untuk menentukan masalah, perawat dapat menggunakan skala untuk menyusun masalah kesehatan keluarga sesuai dengan prioritas. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu : 1. Sifat masalah, dikelompokan, menjadi ancaman kesehatan, tidak/kurang sehat dan sejahtera yang dapat diketahui. 2. Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan tindakan keperawatan dan kesehatan. 3. Potensi masalah dapat dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan. 4. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan. Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini : TABEL 3 SKALA UNTUK MENYUSUN MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI DENGAN PRIORITAS
45
No Kriteria 1 2 1 Sifat masalah Skala : Ancaman kesehatan Tidak/kurang sehat Sejahtera 2 Kemungkinan masalah dapat diubah skala : Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat 3 Potensi masalah untuk dicegah Skala : Tinggi Cukup Rendah Menonjol masalah Skala : Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak segera ditangani Masalah tidak dirasakan
Nilai 3 2 3 1 2 1 0 3 2 1 2 1 0
Bobot 4 1
Skoring : 1. 2. dengan bobot Skor X Bobot Angka tertinggi 3. Jumlahkan skor untuk tertinggi adalah 5 sama dengan seluruh bobot. Faktor faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas diantaranya adalah : 1. Sifat Masalah semua kriteria. Skor Tentukan skor untuk tiap kriteria Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan
46
Dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit kemudian baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga. 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah : a. tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah. b. Sumber diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana. c. Sumber diantaranya adalah pengetahuan, keterampilan dan waktu. d. Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, DUKM, Polindes dan sebagainya. 3. a. Potensial masalah dapat dicegah Kepelikan/kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah yang menunjukan kepada prognosa dan beratnya masalah. b. Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat daya perawat, daya keluarga, Pengetahuan, teknologi, dan
47
dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah dapat dicegah. c. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga. d. Adanya kelompok risiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah. 2. Perencanaan Tahap selanjutnya melakukan pengkajian adalah perencanaan pelayanan keperawatan sebagai pedoman untuk memberikan pelayanan perawatan pada seseorang berdasarkan diagnosa perawatan yang muncul. Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendy, 1998 : 54). Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan yang bertujuan : a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara : 1) 2) kesehatan 3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan. Memebrikan informasi yang tepat Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
48
b.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
1) 2) keluarga. 3) c.
Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar
Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit meliputi :
1) 2) 3) d.
Mendemonstrasikan cara perawatan Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah Mengawasi keluarga melakukan perawatan Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi)
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara : 1) 2) mungkin. e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitanya dengan cara : 1) keluarga. 2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga. Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal
49
Hal yang penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan
mmpunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan pancaindra perawat yang objektif. c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah kekemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat dieliminasi. Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung kepada : a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga. b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan. c. d. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam menentukan masalah dan kebutuhan keperawatan keluarga. 1) 2) 3) 4) e. Menentukan prioritas masalah. Masalah tindakan yang tepat. Pelaksanaan tindakan. Penilaian hasil tindakan. Rencana keperawatan dibuat secara tertulis.
50
Keterangan : Proses dalam mengembangkan rencana perawatan keluarga, menyangkut penggunaan metode Problem Solving atau pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa bagian penentuan masalah, sasaran, tujuan perawatan, rencana tindakan dan rencana evaluasi. Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah anemia pada ibu hamil berdasarkan diagnosa keperawatan adalah : a. tubuh Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan
51
1)
Kekurangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi pada ibu hamil anemia. a) (1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi (2) Tujuan khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mengenal masalah nutrisi pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat : (a) pengertian nutrisi pada ibu hamil. (b) Menyebutkan penyebab timbulnya masalah nutrisi pada ibu hamil (c) tanda dan gejala kurangnya nutrisi pada ibu hamil (d) Membandingkan keadaan Menyebutkan kembali kembali Menyebutkan kembali Tujuan Tujuan umum
kurangnya nutrisi ibu hamil anemia dengan keadaan yang normal / standar (e) Menerima keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang sehat yaitu kurangnya nutrisi pada ibu hamil. b) (1) pada ibu hamil Intervensi Berikan penyuluhan tentang pengertian nutrisi
52
(2)
Berikan penyuluhan tentang penyebab, tanda dan gejala kurang nutrisi pada ibu hamil.
Kaji
ulang
pengetahuan
keluarga
setelah
Diskusikan
dengan
keluarga
cara
membandingkan keadaan fisik kurangnya nutrisi pada ibu hamil anemia dengan kondisi fisik ibu hamil normal / standar. (5) Berikan kesempatan pada keluarga untuk
menerima keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang sehat yaitu kurangnya kebutuhan nutrisi pada ibu hamil. (6) Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga menjawab pertanyaan dengan benar. 2) Kekurangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia. a) (1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi (2) Tujuan khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mau menngambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat : Tujuan Tujuan umum
53
Menyebutkan
kembali
akibat
dari
Menyebutkan kembali alternatif untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia.
(c)
Mengambil keputusan / tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia.
b) (1)
Intervensi
Berikan penyuluhan kepada keluarga mengenai akibat kurang nutrisi pada ibu hamil. (2) Berikan alternatif penyelesaian untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia. (3) Berikan kesempatan pada keluarga untuk memilih alternatif penyelesaian terhadap masalah nutrisi pada ibu hamil anemia. (4) Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga menjawab pertanyaan dengan benar. 3) Kekurangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat masalah nutrisi pada ibu hamil anemia. a) Tujuan
54
(1) Tujaun umum Kebutuhan nutrisi terpenuhi (2) Tujuan khusus Setelah dilakukan pertemuan selama 4 x 15 menit keluarga mampu merawat masalah nutrisi pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat : (a) Menyebutkan kembali tentang cara perawatan untuk masalah nutrisi pada ibu hamil anemia. (b) Menyebutkan kembali tentang tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kurangnya kebutuhan nutrisi pada ibu hamil anemia (c) Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia (d) nutrisi pada ibu hamil. (e) hamil anemia. b) (1) Intervensi Berikan penyuluhan tentang cara perawatan kurangnya kebutuhan nutrisi pada ibu hamil anemia. Melakukan perawatan dengan masalah nutrisi pada ibu Memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi masalah
55
(2)
Berikan penyuluhan mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kekurangan nutrisi pada ibu hamil anemia
(3)
Berikan penjelasan mengenai cara memelihara lingkungan untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia
(4)
Berikan penjelasan mengenai cara memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia
(5)
Diskusikan bersama keluarga tentang pentingnya memeriksakan status gizi ibu hamil dengan anemia secara teratur ke pelayanan kesehatan
(6)
Berikan penjelasan tentang manfaat dan kelebihan pelayanan kesehatan dalam mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil.
(7)
Berikan motivasi pada keluarga untuk merawat masalah nutrisi pada ibu hamil.
b. 1)
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah intoleransi aktivitas a) (1) Klien mampu mentoleransi setiap aktivitas. (2) Tujuan khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mengenal masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat : Tujuan Tujuan umum
56
(a) butkan kembali pengertian intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia. (b)
Menye
Menye butkan kembali penyebab timbulnya masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(c)
Menye butkan kembali tanda dan gejala intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(d)
Memba ndingkan keadaan aktivitas ibu hamil anemia dengan keadaan yang normal.
(e)
Meneri ma keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang sehat yaitu intoleransi aktivitas pada ibu hamil.
b) (1)
Intervensi Berikan penyuluhan tentang pengertian intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(2)
Berikan penyuluhan tentang penyebab, tanda dan gejala intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(3) (4)
Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan. Diskusikan dengan keluarga cara membandingkan keadaan fisik intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kondisi fisik ibu hamil normal.
(5)
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga menjawab pertanyaan dengan benar.
57
2)
Intoleransi
aktivitas
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil tindakan yan tepat untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas. a) (1) Klien mampu mentoleransi setiap aktivitas. (2) Tujuan khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mau menngambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat : (a) butkan kembali akibat intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia. (b) Menye butkan kembali alternatif untuk mengatasi masalah intoleran aktivitas ibu hamil anemia. (c) Menga mbil keputusan / tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia. b) (1) Intervensi Berikan penyuluhan kepada keluarga mengenai akibat intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia. Menye Tujuan Tujuan umum
58
(2)
Berikan alternatif penyelesaian masalah intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia.
(3)
Berikan kesempatan pada keluarga untuk memilih alternatif penyelesaian terhadap masalah intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia.
(4)
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga menjawab pertanyaan dengan benar.
3)
Intoleransi
aktivitas
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia. a) (1) Klien mampu mentoleransi setiap aktivitas. (2) Tujuan khusus Setelah dilakukan pertemuan selama 4 x 15 menit keluarga mampu merawat masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat : (a) Menye butkan kembali tentang cara perawatan untuk masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia. Tujuan Tujuan umum
59
(b)
Menye butkan kembali tentang tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(c)
Meman faatkan lingkungan untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil.
(d)
Melaku kan perawatan dengan masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
b) (1)
Intervensi Berikan penyuluhan tentang cara perawatan intoleransi aktivitas anemia. pada ibu hamil
(2)
Berikan penyuluhan mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(3)
Berikan penjelasan mengenai cara memelihara lingkungan untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(4)
Berikan penjelasan mengenai cara memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(5)
60
(6)
Berikan motivasi pada keluarga untuk merawat masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
3.
rencana keperawatan yang telah disusun, pada tahap ini perawat berperan dalam melaksanakan perawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan dengan mengikut sertakan peran serta keluarga. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan keluarga disebabkan : a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan. b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh. c. Tidak mau menghadapi sesuatu. d. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan : 1) 2) dengan sasaran. 3) diusulkan. e. Faktor lain yang bersumber dari perawat adalah : 1) kurang luwes). Menggunakan pola pendekatan yang tetap (kaku, Kurang percaya terhadap tindakan yang Adat istiadat yang berlaku. Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan
61
2)
3)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan terhadap keluarga : a) Sumber daya keluarga. b) Tingkat pendidikan keluarga. c) Adat istiadat yang berlaku. c) d) 4. Respon dan penerimaan keluarga. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga. Evaluasi Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (Nasrul Effendy, 1998 : 59). Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai perkembangan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional : S : Merupakan hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga dan klien secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan O : Merupakan hal-hal yang ditemui secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan yang terkait dengan diagnosa keperawatan.
62
P : Merupakan perancanaan yang akan datang berdasarkan respon dari keluarga pada tahap evaluasi. Tahap evalusi dapat dilakukkan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evalusi sumatif adalah evaluasi akhir. Hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam tahap evaluasi adalah : a. realistis. b. keperawatan yang tidak tepat. c. yang tidak dapat diatasi. Hasil asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia dapat diukur dari tiga bidang (Nasrul Effendy, 1998 : 60). a. Keadaan fisik Seperti peningkatan kadar hemoglobin, konjungtiva tidak anemis, kuku dan wajah tidak pucat. b. Keadaan psikologis Keluarga dapat menerima dengan positif terhadap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia dirumah. c. Pengetahuan dan perubahan perilaku Faktor lingkungan Tindakan Tujuan tidak
63
Keluarga dapat menerima keadaan ibu hamil dengan anemia, keluarga dapat bertambah pengetahuan mengenai masalah ibu hamil dengan anemia serta melaksanakan apa yang telah diberikan perawat.