Professional Documents
Culture Documents
3.1 PROSES PENELITIAN Adapun tahapan yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
Mulai
Studi Literatur
Desain turbin - Dimensi turbin - Rotor power coefficient - Tip speed ratio
Modifikasi Alternator - Penentuan jumlah lilitan stator - Uji coba putaran Alternator
Uji Coba
TIDAK
Selesai
Tahapan awal dalam menyelesaikan tugas akhir ini dimulai dengan studi literature dan pencarian informasi mengenai dasar teori tentang angin, jenis-jenis turbin angin, turbin angin horizontal tipe multiblade, modifikasi alternator untuk putaran rendah dan pengaplikasian alternator putaran rendah pada pembangkit listrik tenaga angin. serta pencarian data-data perangkat keras yang diperlukan. Selanjutnya dilakukan disain alat dan pembuatan alat. mencakup
pengumpulan data awal perancangan, spesifikasi peralatan, dan fungsi-fungsi kerja yang harus dipenuhi seperti data kecepatan angin di daerah pantai Alue Naga untuk mencari dimensi turbin Horisontal tipe multiblade yang sesuai karakteristik daerah Alue Naga. kemudian diteruskan dengan tahap desian alat yaitu perancangan gambar prototipe pembangkit listrik tenaga angin mini menggunakan software autocad.
Proses pembuatan prototipe pembangkit listrik tenaga angin mini dimulai dengan mengkalkulasikan hasil pengukuran kecepatan angin dengan rumus dimensi turbin dan model modifikasi alternator low speed yang cocok untuk kecepatan angin di daerah Alue Naga Tahap uji coba terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pengujian turbin angin multiblade tipe horizontal dan pengujian alternator hasil modifikasi serta perancangan ulang lilitan pada kumparan jangkar. Pada tahap Pengambilan data dan analisa dilakukan pengujian terhadap turbin angin yang dihubungkan dengan alternator hasil modifikasi di pantai Alue Naga. Kemudian di ukur tegangan keluarannya tanpa dihungkan ke beban dan saat berbeban. 3.2 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukakan pada bulan April Mei, yang berlokasi di Laboratorium Elektronika Daya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNSYIAH untuk desain dan pembuatan alat serta lokasi penelitiannya dilaksanakan di pantai Alue Naga, Aceh Besar.
3.3
3.3
RANGKAIAN SISTEM ALTERNATOR Langkah awal dari perencanaan adalah membuat rangkaian dari sistem
alternator yang akan dimodifikasi. Rangkaian ini menghubungkan alternator mobil hingga ke beban. Bentuk rangkaian diperlihatkan pada Gambar 3.3.
Alternator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan magnet listrik (rotor coil) di dalam kumparan stator (stator coil). Saat magnet berputar dialam kumparan maka akan timbul arus bolak-balik pada kumparan. Pada alternator terdapat 3 kumparan yang berjarak masing-masing 120o. Pada saat alternator berputar pada masing-masing kumparan akan timbul arus bolak-balik, yang berarti alternator membangkitkan arus bolak-balik 3 phase. Ujung dari tiap kumparan dihubungkan menjadi satu, dimana sambungan/titik tengah kumparan itu disebut titik netral (netral point). Kelistrikan untuk pengisian baterai membutuhkan arus searah, oleh karena itu diperlukan dioda yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Tegangan yang dihasilkan alternator bervariasi bergantung dari kecepatan putaran dan banyaknya beban. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alternator tetap konstan.
3.4
PROSES MODIFIKASI ALTERNATOR Pada proses modifikasi alternator, dilakukan beberapa tahapan sehingga
dalam penelitian ini didapatkan hasil yang lebih ekonomis dan efisien. Secara garis besar proses tahapan tersebut terbagi dua, yaitu perhitungan parameter alternator dan tahapan modifikasi alternator tersebut.
3.4.1
PERHITUNGAN PARAMETER ALTERNATOR Beberapa parameter yang diketahui sebelum melakukan proses modifikasi
yaitu harus diketahui beberapa nilai kuat medan, fluks magnet yang dihasilkan, hambatan kawat, serta tegangan induksi. Semua parameter tersebut dapat kita hitung dengan persamaan yang telah disebutkan pada bab 2.
3.4.2
TAHAPAN MODIFIKASI ALTERNATOR Tahapan modifikasi alternator yang pertama yaitu mengukur diameter kawat
tembaga yang belum dimodifikasi. Selanjutnya menghitung banyaknya jumlah lilitan yang terdapat pada kumparan stator dan rotor. Dengan hasil parameter yang didapat, kita dapat menentukan besar nya diameter kawat tembaga yang akan dimodifikasi untuk mendapatkan nilai tegangan output sesuai dengan yang diinginkan. Dan dari hasil modifikasi alternator dapat dioperasikan dengan putaran yang lebih rendah namun menghasilkan tegangan output yang lebih besar dibandingkan dengan tegangan output alternator sebelum dimodifikasi.
3.5
Untuk mengetahui hasil kenerja dari alternator yang akan dimodifikasi perlu dilakukan pengujian kinerja alternator sebelum dan sesudah dimodifikasi. Alternator mobil digerakkan oleh motor DC yang dapat diatur kecepatannya. Selanjutnya kecepatan putaran alternator diatur untuk menghasilkan tegangan nominal. Sehingga didapatkan perbandingan kinerja alternator sebelum dan sesudah dimodifikasi.
3.6
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh kemudian akan ditampilkan sehingga dapat
dibandingkan arus, tegangan dan daya pada alternator yang belum dimodifikasi dengan alternator yang sudah dimodifikasi.
3.7