You are on page 1of 144

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENYEWA ALAT BERAT


PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI SURABAYA

Nama Mahasiswa : Nida Istiqlaliyah


NRP : 3104.203.004
Pembimbing : Supani, ST., MT.
Ir. Sri Pingit Wulandari, MSi.

ABSTRAK

Keberhasilan dalam sebuah proyek juga ditentukan oleh sumber daya


peralatan. Keberadaan alat sebagai sarana utama untuk mendukung pelaksanaan
proyek juga memegang peranan penting dalam penanganan proyek. Semakin
bervariasinya jenis proyek yang dikerjakan, perusahaan dituntut untuk
memperhatikan terhadap peningkatan dan pengelolaan sumber daya peralatan
yang efisien dan produktif. Pengadaan alat berat pada suatu perusahaan konstruksi
dapat diperoleh melalui pembelian maupun dengan sewa. Alternatif sewa dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan, diantaranya perusahaan tidak perlu
mengeluarkan sejumlah modal besar pada tahun pertama, fleksibilitas dari
mekanisme sewa dan sebagainya. Alternatif menyewa atau membeli alat beart
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mungkin berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mepengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menyewa alat berat pada
perusahaan konstruksi di Surabaya dan juga untuk mengetahui variabel apa saja
yang membedakan perusahaan golongan besar dan golongan menengah dalam
pengambilan keputusan. Variabel penelitian diperoleh dari studi pustaka dan
survei pendahuluan yang selanjutnya divalidasi oleh responden yaitu pihak yang
terlibat dalam pengambilan keputusan menyewa alat melalui wawancara dan
kuisioner. Data hasil kuisioner dianalisa dengan menggunakan teknik analisa
faktor untuk menginterpretasikan seluruh informasi dengan mereduksi menjadi
beberapa faktor dan analisa diskriminan untuk mengerahui variabel yang
membedakan perusahaan golongan besar dan golongan menengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi
perusahaan konstruksi untuk menyewa alat berat adalah faktor operasional
(30.251 %) yaitu ketersediaan spare part, Kontinuitas masa sewa, ketersediaan
SDM untuk operator dan maintenance, optimalisasi jam kerja alat dan
Fleksibilitas dari masa sewa. Faktor kedua adalah faktor kelayakan investasi
(10.941 %), faktor ketiga adalah faktor modal (7.720 %). Sedangkan variabel
yang membedakan dari perusahaan golongan besar dan golongan menengah
dalam pengambilankeputusan menyewa alat berat adalah NPV, Pajak dan Ukuran
Proyek. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan konstruksi untuk
kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan sumber daya alat
konstruksi, serta bagi pemilik alat dapat meningkatkan pelayanan dalam
menyewakan peralatan sebagai penunjang peningkatan usaha.

Kata kunci : pengambilan keputusan, sewa, alat berat, analisa faktor, kontraktor
DECISION MAKING FACTORS TO LEASE
HEAVY EQUIPMENT IN CONSTRUCTION COMPANY
AT SURABAYA

Name : Nida Istiqlaliyah


Student Identity Number : 3104.203.004
Supervisor : Supani, ST., MT.
Ir. Sri Pingit Wulandari, MSi.

ABSTRACT

The successful of any project is determined on equipment resources. The


equipments are also the main instrument to maintain and to manage the project.
Supervising various projects, a company has to be more concern about the
improvement and the management of equipment give in a more effective and
productive way. The contribution of the equipment in the project can be fulfilled
by buying and leasing activities. With leasing activities, a company does not have
to spend a lot of investment by their first year, as an advantage. Moreover, leasing
also have a flexible mechanism. A decision to buy or lease heavy equipment is
influenced by various factors.
This study aims to identify factors to lease heavy equipment in
Construction Companies at Surabaya and to analyze variables that distinguish
intermediate and big companies. The study’s variable delivered from literatures
review and an initial survey which is subsequently validated by respondents. The
respondents are person who is involved in decision making to lease a heavy
equipment. The results is analyzed using factor analysis technique and
discriminate analysis. Factor analysis technique is used to interpret the whole
information by reduces them into some factors. Whereas the discriminate analysis
technique aim to identify the discriminate variables of intermediate companies
from big companies.
The results indicated that the most significant factor in leasing heavy
equipment was operational factors (30.251%) which is the spare part supply, lease
period continuity, human resources for operator and maintenance, equipment
work time optimization and lease period flexibility. The second factor was
investment appropriate (10.941%) and the third was funding factor (7.720%).
Afterwards, variables which distinguishes the intermediate companies and big
companies in leasing heavy equipment is NPV, taxes and scope of the project.
This study is expected to be consequential for construction companies, in decision
making policy of heavy equipment resources management, and also to the owner
of heavy equipment, by improving equipment lease services to enhance their
business.

Keyword: decision making, lease, heavy equipment, factor analysis, contractor


KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur yang sedalam-dalamnya, penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT atas karunia serta hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan menyewa alat berat pada perusahaan
konstruksi di Surabaya”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan Program Pascasarjana, Program Studi Manajemen Proyek Konstruksi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya.
Penulis berharap dengan terselesaikannya tesis ini, dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan. Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya penulisan tesis ini dengan baik. Terima kasih ini
penulis ucapkan kepada :
1. Kedua orang tua, H. Syaichur Rozy dan Hj. Chalishah Amali dan
keluarga besar yang selalu memberikan kesabaran, dorongan, nasihat dan
do’a bagi terselesaikannya tesis ini.
2. Bapak Supani, ST., MT dan Ibu Ir. Sri Pingit Wulandari, Msi., selaku
Dosen Pembimbing Tesis yang telah memberi bantuan, arahan, koreksi
dan bimbingan dalam penulisan dan penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Ir. I Putu Artama Wiguna, MT. PhD, Ibu Retno Indryani, MS dan
Bapak Tri Joko Wahyu Adi, ST., MT, selaku Dosen Penguji Tesis atas
masukan, bimbingan, nasihat dan evaluasi yang sangat penting dan
bermanfaat dalam penyusunan Tesis ini menuju kesempurnaan.
4. Sahabat dan teman-teman: Nine, Ana, mbak Nuffida, mbak Tria, Puri,
Mbak Nita, mbak Farida, mbak Fibri, Shindy, mbak Eva, mbak Depsy,
mas Isol, mas Doni, mas Djudjuk, Pak Sumardi dan temen-teman yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan
dan semangat bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kemajuan
selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya bagi penulis pribadi dan Insya Allah dapat menambah
pengetahuan dan Daftar Pustaka bagi yang mempergunakannya.

Surabaya, 8 Februari 2007

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar ............................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................ iii
Daftar Tabel ........................................................................................ vii
Daftar Gambar ............................................................................ xi
Daftar Lampiran ............................................................................ xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3 Tujuan ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 3
1.5 Batasan Penelitian ................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengambilan Keputusan ..................................................... 5
2.1.1 Behaviorist Theory (Teori Ahli Perilaku) ................. 5
2.1.2 Learning Theories (Teori Belajar) ............................. 7
2.2 Investasi ............................................................................. 7
2.3 Sewa (Lease) ............................................................................. 9
2.3.1 Pengertian Leasing ..................................................... 9
2.3.2 Pihak-pihak dalam leasing ......................................... 9
2.3.3 Jenis pembiayaan dalam leasing ............................. 10
2.3.4 Keuntungan dan Kerugian Leasing ............................. 11
2.4 Alat Berat ............................................................................. 12
2.4.1 Klasifikasi fungsional alat berat ............................. 12
2.4.2 Klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya ................. 14
2.5 Penggolongan Perusahaan ..................................................... 15
2.6 Variabel-variabel dalam pengambilan keputusan
menyewa alat berat .................................................................. 20
2.7 Analisa Statistik .................................................................. 27
2.7.1 Sampel .............................................................................. 27
2.7.2 Rancangan Kuisioner ................................................ 28
2.7.3 Pengukuran variabel penelitian .................................... 28
2.7.4 Uji Validitas dan Reabilitas .................................... 28
2.7.5 Uji Distribusi Normal Multivariat ........................ 30
2.7.6 Analisa Faktor ............................................................ 30
2.7.7 Analisis Cluster ............................................................ 33
2.7.8 Analisis Diskriminan ................................................ 33
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 35
3.2 Proses Penelitian ............................................................ 35
3.3 Pengumpulan Data ............................................................ 38
3.3.1 Data Primer ............................................................ 38
3.3.2 Data Sekunder ............................................................ 38
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 38
3.4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ........................ 38
3.4.2 Teknik Pengambilan Sampel .................................... 38
3.5 Rancangan Kuisioner ............................................................ 39
3.6 Pengukuran Variabel Penelitian .................................... 39
3.7 Pengolahan Data ............................................................ 40
3.8 Identifikasi Variabel ............................................................ 40
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Survei Pendahuluan ............................................................. 43
4.2 Pengumpulan Data ............................................................. 43
4.2.1 Profil Responden ................................................. 46
4.2.2 Deskripsi Jenis Alat Berat Yang Banyak Disewa
Oleh Responden ................................................. 48
4.2.3 Deskripsi Penilaian Responden terhadap Faktor-faktor
Yang Mendasari Dalam Pengambilan Keputusan .......... 49
BAB 5 ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Uji Validitas ........................................................................... 53
5.2 Uji Reabilitas ........................................................................... 54
5.3 Uji Distribusi Normal Multivariat ....................................... 55
5.4 Analisa Deskriptif ............................................................ 54
5.5 Hasil Analisis Faktor Terhadap Faktor-faktor Yang Mendasari
Dalam Pengambilan Keputusan Menyewa Alat Berat ............. 57
5.5.1 Hasil Uji Kelayakan Data untuk Analisa Faktor ........... 57
5.5.2 Analisa Komponen Utama (Principal
Component Analysis) ................................................. 61
5.5.3 Komunalitas ............................................................. 62
5.5.4 Pola Matriks Sesudah Rotasi ..................................... 64
5.6 Hasil Analisis Cluster ............................................................. 66
5.7 Hasil Analisis Diskriminan Terhadap Faktor-faktor Yang
Mendasari Dalam Pengambilan Keputusan
Menyewa Alat Berat ............................................................ 66
5.7.1 Pengujian Box’s M ................................................ 67
5.7.2 Stepwise Statistics ................................................ 67
5.7.3 Canonical Correlation ................................................ 68
5.7.4 Fungsi Diskriminan ................................................ 69
5.7.5 Ketepatan Klasifikasi ................................................ 70
5.8 Pembahasan ........................................................................ 71
5.8.1 Faktor Operasional ................................................ 71
5.8.2 Faktor Operating Cost ................................................ 72
5.8.3 Faktor Modal ............................................................ 73
5.8.4 Faktor Sarana dan Prasarana .................................... 73
5.8.5 Faktor Kewajiban dan Asuransi ........................ 74
5.8.6 Faktor Alat dan Lingkungan .................................... 74
5.8.7 Faktor Proyek ............................................................ 75
5.8.8 Faktor Instict dan Nilai Alat .................................... 75
5.9 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-faktor
Yang Terbentuk ......................................................................... 76
5.10 Variabel Yang Tereduksi Selama Iterasi Pada
Analisa Faktor ........................................................................ 77
5.11 Variabel Yang Menjadi Pembeda Antara Perusahaan
Golongan Besar Dengan Perusahaan Golongan Menengah ...... 77
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................ 81
6.2 Saran .................................................................................... 81
Daftar Pustaka ........................................................................ 83
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batas Nilai Pekerjaan dan Jumlah Banyaknya Paket


Pekerjaan Sesaat Perusahaan Golongan Kecil ............ 15
Tabel 2.2 Kemampuan Perusahaan Golongan Kecil ............ 16
Tabel 2.3 Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
Perusahaan Kecil ................................................. 16
Tabel 2.4 Pengalaman Pekerjaan selama 8 tahun terakhir
Perusahaan Golongan Kecil .................................... 16
Tabel 2.5 Keterangan Perusahaan Golongan Kecil ............ 17
Tabel 2.6 Batas Nilai Pekerjaan dan Jumlah Banyaknya Paket
Pekerjaan Sesaat Perusahaan Golongan Menegah ........ 17
Tabel 2.7 Kemampuan Perusahaan Golongan Menengah ............ 17
Tabel 2.8 Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
Perusahaan Menegah ................................................ 17
Tabel 2.9 Pengalaman Pekerjaan selama 8 tahun terakhir
Perusahaan Golongan Menengah ........................ 18
Tabel 2.10 Keterangan Perusahaan Golongan Menengah ........... 18
Tabel 2.11 Batas Nilai Pekerjaan dan Jumlah Banyaknya Paket
Pekerjaan Sesaat Perusahaan Golongan Besar ........... 18
Tabel 2.12 Kemampuan Perusahaan Golongan Besar ............ 19
Tabel 2.13 Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
Perusahaan Besar ................................................ 19
Tabel 2.14 Pengalaman Pekerjaan selama 8 tahun terakhir
Perusahaan Golongan Besar .................................... 19
Tabel 2.15 Keterangan Perusahaan Golongan Besar ........... 19
Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Populasi dan Sampel ............ 39
Tabel 3.2 Variabel-variabel dalam penelitian ........................ 41
Tabel 4.1 Jumlah Responden ................................................ 44
Tabel 4.2 Ringkasan Data Responden .................................... 46
Tabel 4.3 Jenis Alat Berat Yang Sering Disewa Oleh Responden 48
Tabel 4.4 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X1, X2,
X3 dan X4 ............................................................. 49
Tabel 4.5 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X5, X6,
X7 dan X8 ............................................................. 50
Tabel 4.6 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X9, X10,
X11 dan X12 ............................................................. 50
Tabel 4.7 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X13, X14,
X15 dan X16 ............................................................. 51
Tabel 4.8 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X17, X18,
X19 dan X20 ............................................................. 51
Tabel 4.9 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X21, X22,
X23 dan X24 ............................................................. 51
Tabel 4.10 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X25, X26,
X27 dan X8 ............................................................. 52
Tabel 4.11 Skor Penilaian Responden Terhadap Variabel X29....... 52
Tabel 5.1 Uji Validitas ............................................................. 53
Tabel 5.2 Nilai MSA Hasil Analisa Faktor ......................... 60
Tabel 5.3 Hasil Ekstraksi Faktor ................................................. 61
Tabel 5.4 Nilai Komunalitas Setiap Variabel ......................... 63
Tabel 5.5 Hasil Bentukan Faktor ................................................. 64
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Box’s M ..................................... 67
Tabel 5.7 Wilk’s Lamda ............................................................. 67
Tabel 5.8 Eigen value ............................................................. 68
Tabel 5.9 Wilk’s Lamda ............................................................. 68
Tabel 5.10 Koefisien Fungsi Diskriminan ..................................... 69
Tabel 5.11 Fungsi Kelompok ................................................. 69
Tabel 5.12 Hasil Pengelompokan ................................................. 68
Tabel 5.13 Skor Penilaian Responden Perusahaan Golongan
Besar dan Mennegah terhadap variabel NPV ............. 68
Tabel 5.13 Skor Penilaian Responden Perusahaan Golongan
Besar dan Mennegah terhadap variabel NPV ............. 78
Tabel 5.14 Skor Penilaian Responden Perusahaan Golongan
Besar dan Mennegah terhadap variabel Pajak ............. 78
Tabel 5.15 Skor Penilaian Responden Perusahaan Golongan
Besar dan Mennegah terhadap variabel Ukuran
Proyek ......................................................................... 80
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................... 37


Gambar 4.1 Pie Chart Prosentase Golongan Perusahaan ............ 47
Gambar 4.2 Pie Chart Prosentase Jenis Kelamin Responden ........ 47
Gambar 4.3 Pie Chart Jabatan Responden ........................ 48
Gambar 5.2 Grafik Mean Significance index ........................ 56
Gambar 5.3 Scree Plot ............................................................ 62
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Survei Pendahuluan ........................ 85


Lampiran 2 Kuisioner Survei ................................................ 88
Lampiran 3 Daftar Anggota Gapensi Sub Bidang
Gedung dan Pabrik ................................................ 92
Lampiran 4 Daftar Anggota Gapensi Sub Bidang
Gedung dan Pabrik (lanjutan) ........................ 93
Lampiran 5 Daftar Anggota Gapensi Sub Bidang
Gedung dan Pabrik (lanjutan) ........................ 94
Lampiran 6 Daftar Anggota Gapensi Sub Bidang
Gedung dan Pabrik (lanjutan) ........................ 95
Lampiran 7 Tabel Perhitungan Sampel .................................... 96
Lampiran 8 Tabel Perhitungan Sampel (lanjutan) ........................ 97
Lampiran 9 Jawaban Persepsi Responden .................................... 98
Lampiran 10 Jawaban Persepsi Responden (lanjutan) ............ 99
Lampiran 11 Uji Validitas dan Reabilitas .................................... 100
Lampiran 12 Tabel Korelasi (Perason Product Moment) ............ 102
Lampiran 13 Uji Multinormal ................................................ 104
Lampiran 14 Analisa Faktor ................................................ 105
Lampiran 15 Analisa Diskriminan ................................................ 114
Lampiran 16 Deskripsi Skor Jawaban Responden ........................ 117
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan dalam sebuah proyek juga ditentukan oleh sumber daya
peralatan. Keberadaan alat sebagai sarana utama untuk mendukung pelaksanaan
proyek, dan juga memegang peranan penting dalam penanganan proyek. Dengan
semakin bervariasinya jenis proyek yang dikerjakan, perusahaan dituntut untuk
memperhatikan terhadap peningkatan dan pengelolaan sumber daya peralatan
yang efisien dan produktif. (Konstruksi, Agustus 2002)
Menurut Rudy Badaruddin Presdir PT. International Auction Multi
Machine diperkirakan karena adanya otonomi daerah, pembangunan konstruksi
di daerah akan terus berkembang. Sehingga kedepan akan banyak membutuhkan
mesin dan alat berat (Pikiran Rakyat, 2003).
Permintaan terhadap alat berat di Indonesia cukup tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari periode tahun 1983 hingga pertengahan Juni 1997 mencapai sekitar
44.701 unit. Periode 1997 hingga tahun 2000 menurun 30%-40% menjadi sekitar
24.313 unit karena adanya krisis ekonomi. Pada tahun 2001 mulai membaik
dengan permintaan sekitar 5000 unit. Dan untuk tahun-tahun berikutnya di
prediksi akan meningkat sekitar 15%-20% (Konstruksi, November-Desember
2001; Pikiran Rakyat, 2003). Dengan adanya peningkatan alat berat tersebut
perlu untuk di tentukan metode pengadaan yang sesuai.
Pengadaan suatu barang pada suatu perusahaan sebagai pendukung dari
kegiatan produksi, seperti alat berat pada suatu proyek, dapat diperoleh melalui
pembelian maupun dengan sewa dari perusahaan yang menyediakan alat tersebut
(Konstruksi November–Desember 2000). Pembiayaan dengan sewa lebih fleksibel
karena dapat dilakukan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi periode
penyewaan tersebut bisa diperpanjang hingga 3 sampai 10 tahun untuk jenis
peralatan tertentu.
Sewa dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan yang akan
melakukan investasi. Diantaranya perusahaan tidak perlu mengeluarkan sejumlah
modal besar pada tahun pertama, fleksibilitas dari mekanisme sewa, dan
sebagainya. (Anwari, 1987; Soekadi, 1990)
Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang paling penting pada
beberapa eksekutif. Hal tersebut berbahaya dan penuh resiko. Keputusan yang
buruk dapat merusak bisnis dan karir, terkadang juga tidak dapat diperbaiki.
Keputusan yang buruk bisa berasal dari proses untuk membuat keputusan, seperti
alternatif yang digambarkan dengan tidak jelas, kebenaran informasi yang
dikumpulkan, biaya-biaya dan keuntungan yang tidak akurat. Tetapi terkadang
kesalahan bukan pada ketidak benaran pada proses pengambilan keputusan tetapi
lebih pada pemikiran dari pengambil keputusan (Hammond, 2006).
Menurut Norm Fujisaki, Wakil Direktur, Sistem Investasi U.S. FAA,
teknis sudut pandang seseorang terhadap pertimbangan kritis finansial yang
mengatur keputusan suatu bisnis. Yang perlu diketahui dalam konsep pokok dan
pengertian yang mendalam dasar keuangan dari teori keuangan dan aplikasi dari
teori keputusan bisnis yaitu analisa laporan keuangan, perencanaan keuangan dan
pertumbuhan yang mendukung. (Scharfstein, 2002).
Pengadaan peralatan pada perusahaan konstruksi di Surabaya, baik untuk
golongan besar maupun menengah berdasarkan hasil dari wawancara langsung
dengan sampel sebanyak 30 perusahaan, satu perusahaan yaitu PT. Prambanan
Dwipaka memiliki alat berat sendiri sedangkan perusahaan yang lainnya
menyewa. Selain itu juga ada beberapa perusahaan sebagian dari alat berat yang
digunakan milik sendiri dan sebagian lagi menyewa. Pertimbangan beberapa
perusahaan konstruksi untuk memiliki sendiri atau menyewa alat bermacam-
macam. Perbedaan dasar pengambilan keputusan untuk menyewa alat juga terjadi
pada perusahaan besar dan perusahaan menengah. Seperti pertimbangan besar
proyek yang sedang dikerjakan, asuransi, payback period, modal, penyimpanan
alat, fasilitas pemeliharaan, dan sebagainya. Adanya perbedaan dalam
pengambilan keputusan dalam pengadaan alat berat menunjukkan bahwa ada
alasan tertentu mengapa perusahaan tersebut memilih untuk menyewa alat berat
untuk pelaksanaan proyeknya.
Dari latar belakang diatas maka perlu diadakan studi untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk

2
menyewa alat pendukung produksi, dalam hal ini alat berat, bagi perusahaan
konstruksi di Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pada perusahaan konstruksi di
Surabaya dalam mengambil keputusan untuk menyewa alat berat sebagai
pendukung pelaksanaan proyek.
2. Variabel apa saja yang dapat membedakan dari perusahaan konstruksi
dengan golongan besar dan menengah dalam pengambilan keputusan
menyewa alat berat

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan untuk menyewa alat berat berdasarkan persepsi
para praktisi yang berwenang dan terlibat dalam pengambilan keputusan
terhadap penyewaan alat berat pada perusahaan konstruksi di Surabaya.
2. Mengetahui perbedaaan variabel dari perusahaan konstruksi dengan
golongan besar dan menengah pengambilan keputusan menyewa alat
berat.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perusahaan konstruksi untuk kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan untuk pengelolaan sumber daya alat konstruksi (manajemen
peralatan).
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemilik alat sehingga dapat
meningkatkan pelayanan dalam menyewakan peralatan sebagai
penunjang peningkatan usaha.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi kepentingan peneliti dan
akademik.

3
1.5 Batasan Penelitian
Lingkup penelitian ini meliputi :
1. Responden penelitian ini adalah para praktisi yang berwenang dan
terlibat dalam pengambilan keputusan untuk menyewa alat berat pada
perusahaan konstruksi di Surabaya
2. Menyewa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah operating lease.
Dimana biaya-biaya yang diperhitungkan dalam sewa adalah harga
barang, bea masuk, bongkar muat di pelabuhan dan transpor.
3. Obyek penelitian ini adalah perusahaan konstruksi golongan Besar (B)
dan Menengah (M) di Surabaya, yang terdaftar sebagai anggota Gapensi
Jawa Timur tahun 2005 Sub bidang Gedung dan Pabrik.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengambilan Keputusan


Cara setiap kita mengerti dan memecahkan masalah adalah menggunakan
logika deduktif terhadap penyelesaian urusan yang sudah umum. Pada situasi
yang tidak terstruktur, orang cenderung bertindak berdasarkan “gut feelings”
(intuisi) daripada tetap berdasarkan kepada rasional.
Orang tidak hanya memiliki perbedaan feeling (intuisi) terhadap situasi
yang sama, tetapi intuisi mereka berubah atau dapat dirubah dengan diskusi,
petunjuk baru, dan interaksi dengan orang lain yang berpengalaman. Pada
kenyataannya ketika kita membuat suatu keputusan, pilihan kepribadian dan
kepercayaan biasanya lebih jelas dan lebih logis.
Pengambilan keputusan adalah kompromi. Pengambil keputusan harus
memberatkan nilai pertimbangan yang mempengaruhi faktor ekonomi, teknik
pratikal, keperluan ilmiah, manusia dan pertimbangan sosial, dan sebagainya.
Untuk membuat keputusan yang benaradalah untuk memilih satu alternatif dari
beberapa yang memungkinkan keseimbangan terbaik atau mengoptimalkan nilai
total, dengan mempertimbangkan semua bermacam-macam faktor-faktor. Hal ini
sering diperlukan untuk nilai penjualan pada sebuah dimensi (yang disebut
reabilitas) dalam rangka memperoleh nilai pada dimensi yang lain (disebut biaya).
Menemukan alternatif yang menghasilkan kompromi yang optimum dari semua
faktor-faktor yang relevan merupakan tugas dari pengambil keputusan. (Dixon,
1966)
Menurut Saaty (1988) tingkah laku manusia sangat kompleks; ada banyak
teori yang menjelaskan bahwa tingkah laku manusia dalam dan berlapis-lapis, dan
semuanya kemungkinan berkontribusi pada pengertian kita tentang tingkah laku
manusia.
2.1.1 Behaviorist Theory (Teori Ahli Perilaku)
1. Instict-Drive Theory (Teori Dorongan – Naluri)

5
Beberapa dari tingkah laku kita dikendalikan oleh naluri. Sama halnya
seperti tawon yang memiliki naluri untuk membangun sarang dan
burung memiliki karakteristik lagu mereka, manusia juga mengikuti
pola tanpa pembelajaran dari perilaku, seperti mencari makan, kawin,
menghindari sakit, dan sebagainya. Walaupun tidak cukup untuk
meliputi kebanyakan perilaku orang dewasa, termasuk perasaan, nilai,
ambisi, sikap, rasa, dan kecenderungan.
2. Reason-Impuls Theory (Teori Nalar-Impuls)
Beberapa dari keputusan yang diambil dirasakan mengalir dari
keputusan logis bukan berasal dari tingkah dan perubahan pikiran yang
secara tiba-tiba. Walaupun kita boleh mengakui adanya kebutuhan itu
dan alasan pribadi adalah daya penggerak di balik tingkah laku
manusia, kita anggap bahwa kita menggunakan akal sehat (nalar)
untuk mencapai tujuan kita dalam batas dari sumberdaya yang ada.
Dan banyak dari kita pada akhirnya memang belajar mengunakan
teknik yang rasional pada pengambilan keputusan, terlepas dari apa
yang didesakkan oleh keinginan prbadi.
Para ahli teori nalar-impuls menyatakan bahwa reaksi berdasarkan
pada tiruan, kebiasaan, sugensti atau bentuk pemikiran subrasional
yang lain dari pikiran dan jarang berdasarkan logika murni. Tindakan
yang direncanakan adalah hasil dari analisa yang didasarkan pada
prefensi terhadap apa yang dianggap paling bermanfaat bagi
pencapaian sasaran dan prefensi justru sangat kuat dipengaruhi oleh
kebiasaan dan latihan, daripada pemikiran secara rasional..
3. Dynamic Field Theory (Teori Bidang Dinamik)
Kita bertindak pada tanggapan terhadap sebuah bidang dinamis
(dynamic field) dari tekanan dan tegangan ketika kita mempersepsi
lingkungan untuk menyangkal atau memenuhi keinginan atas apa yang
kita inginkan dan butuhkan. Hirarki dari kebutuhan manusia yang
memotivasi tingkah laku; kebutuhan ini berkisar dari hal-hal yang
paling mendasar mulai dari kebutuhanfisiologis dan kebutuhan

6
keamanan dan keselamatan ke dalam ktualisasi diri dan kebutuhan
estetika.
2.1.2 Learning Theories (Teori Belajar)
Kebanyakan orang cenderung mengasumsikan bahwa cara berfikir
dan logika yang digunakan untuk mengembangkan pikiran kita merupakan
bawaan manusia sejak lahir dan dasar dari pengetahuan manusia datang
kepada manusia sebagai pemberian dari Yang Maha Kuasa. Tetapi teori
pembelajaran saat ini membantah bahwa pembelajaran utamanya dari trial
and error dan lebih melalui perasaan (feeling) daripada melalui logika.
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengenali suatu tindakan khusus dipandang dari sudut pengalaman
sebelumnya. Hal ini merupakan sebuah iteratif, atau pengulangan, proses
dari penambahan pengetahuan yang menguraikan atau memperluas
meninggalkan pengetahuan. Pembelajaran dapat disengaja dan sadar,
seperti pada ingatan fakta, atau dapat tak disengaja dan tak sadar.

2.2 Investasi
Investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana
pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil dan
sebagainya) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel dan
sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar
dimasa mendatang.
Pengertian investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal
pada saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang atau jasa
agar dapat diperoleh manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang, selama
dua tahun atau lebih. (Haming, 2003)
Resiko yang ada pada investasi berkaitan dengan pengeluaran dana pada
saat sekarang dan manfaatnya baru diterima dimasa mendatang, yaitu : (Haming,
2003)
1. Resiko nilai riil dari uang yang akan diterima di masa mendatang.
2. Resiko mengenai ketidakpastian menerima uang dalam jumlah yang sesuai
dengan yang diperkirakan akan diterima di masa mendatang.

7
Perencanaan keuangan untuk sebuah bisnis konstruksi sering berasal dari
investasi pada peralatan, karena seluruh elemen mendasari modal investasi jangka
panjang yang paling besar pada bisnis. (Day, 1989)
Alat analisis pada investasi dibedakan menjadi dua golongan besar
(Haming, 2003), yaitu :
1. Metode konvensional
Merupakan metode analis yang dibekalkan sebagai peralatan dari capital
budgeting, yaitu :
a. Metode pemulihan investasi (payback method)
b. Metode tingkat balikan akunting rata-rata (average accounting rate
of return atau AARR)
c. Metode nilai sekarang (present value method)
d. Indeks kemapulabaan (profitability index)
e. Metode tingkat balikan internal (internal rate of return atau IRR)
f. NPV (Net Present Value)
2. Metode analisis riset operasional
Merupakan alat analisis yang berorientasi pasa sitem acuan optimal.
Metode yang biasa digunakan adalah :
a. Teori antrian (waiting line models)
b. Simulasi Monte Carlo (Monte Carlo Simulation)
c. Metode titik impas (break even point method)
d. Program linier (linear programming)
Dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi, ada lima metode
standar yang biasa digunakan untuk mengevaluasi yaitu payback period,
discounted payback period, net present value (NPV), internal rate of return (IRR)
dan modified internal rate of return (MIRR). Selain itu ada empat pendekatan lain
untuk mengevaluasi investasi, masing-masing pendekatan memiliki kekurangan.
Pendekatan yang pertama dengan tidak menggunakan seluruh analisa keuangan
formal seperti NPV. Kedua, yang diusulkan Kaplan yaitu menyaring NPV;
kekurangan utama dari model ini adalah tidak memberikan perhatian yang tegas
untuk isu stategi. Ketiga yaitu pendekatan dari Porter yaitu menghubungkan
keputusan teknologi ke dalam analisa strategi. Pendekatan yang keempat oleh

8
Bromwich dan Bhimani yaitu membantah suatu terintegrasi kerangka analisis
strategi finansial. Tetapi mereka tidak memaksakan ide-ide mereka hanya
memberikan pengertian pengarahan bagi manajer dalam mengevaluasi investasi.
(Shank, 1992)

2.3 Sewa (Lease)


2.3.1 Pengertian leasing
Leasing berasal dari bahasa Inggris Lease berarti sewa atau lebih
umum sebagai sewa menyewa (Anwari, 1987; Soekadi, 1990). Definisi
leasing berdasarkan menurut Surat Keputusan Bersama Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia No. Kep-122/MK/IV/2/1974, 32/M/SK/2/1974, 30/Kpb/I/1974
tanggal 7 Februari 1974 yaitu :
Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan
barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka
waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.
Dapat disebut juga leasing adalah kontrak yang memperbolehkan
individual atau perusahaan menggunakan nilai ekonomis dari suatu aset
pada jangka waktu tertentu tanpa memperoleh hak kepemilikan atas aset
tersebut. (Pikiran Rakyat, 2004)
2.3.2 Pihak-pihak dalam leasing
Pihak-pihak yang terlibat di dalam leasing yaitu : (Anwari, 1987)
1. Lessor adalah pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari
beberapa perusahaan. Disebut juga sebagai Investors, Equity – holders,
Owner – participants atau trusters – Owner.
2. Lessee adalah pihak yang menikmati barang tersebut dengan
membayar sewa dan mempunyai hak opsi.

9
2.3.3 Jenis pembiayaan dalam leasing
Pembiayaan investasi melalui leasing terdapat beberapa cara,
yaitu : (Anwari, 1987; Soekadi, 1990)
1. Financial lease
Jangka waktu kontrak financial lease lebih singkat dari umur ekonomis
barang yang disewakan. Biaya sewa meliputi biaya modal serta biaya-
biaya lain seperti bunga, pajak, asuransi, biaya pemeliharaan dan
sebagainya, karena lessor mengharapkan pengembalian biaya meliputi
seluruh harga modal yang disewakan sekaligus biaya-biaya tersebut.
Dalam perjanjian ini biasanya tidak bisa dibatalkan dalam pertengahan
masa leasing oleh salah satu pihak, kecuali jika pihak lessee tidak
memenuhi perjanjian/kontrak.
Financial lease dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Direct Financial lease
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki
barang yang dijadikan obyek lease.
Dapat dikatakan bahwa lessor membeli suatu barang atas
permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh lessee.
Segi menonjol dari transaksi ini adalah lessee memerlukan suatu
barang untuk kepentingan proses produksi dalam usahanya.
b. Sale and lease back
Cara pembiayaan dimana pemilik barang menjual hak miliknya
kepada lessor kemudian barang tersebut di-lease-kan kembali
kepada pemilik semula (pemilik menjadi lessee).
Bentuk perjanjian ini biasanya terjadi karena pihak lessee, biasanya
perusahaan besar, ingin menutup defisit yang telah diperkirakan
akan terjadi.
2. Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang untuk disewakan kepada
lessee untuk jangka waktu tertentu. Lesse membayar uang sewa yang
besarnya secara keseluruhan tidak meliputi pajak, biaya service,
asuransi. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam sewa antara lain

10
harga barang, bea masuk, bongkar muat di pelabuhan, transpor dan
persentase sewa.
Resiko kepemilikan selama jangka waktu leasing menjadi tanggung
jawab lessor, sehingga pajak kekayaan menjadi tanggung jawab lessor.
Resiko turunnya nilai barang, kerusakan barang serta perawatan
barang ditanggung oleh Lessor.
Lessee dapat memutuskan perjanjian secara sepihak dengan
pemberitahuan maksud pemutusan hubungan sewa secara tertulis
dalam waktu yang layak dengan konsekuensi lessee memayar sewa
penuh.
2.3.4 Keuntungan dan Kerugian Leasing
2.3.4.1. Keuntungan Leasing (Soekadi, 1990) :
1. Penghematan modal
Dapat menghemat modal dikarenakan tidak perlu
mengeluarkan tunai yang besar pada awal tahun.
2. Flexibilitas
Fleksibilitas ini meliputi struktur kontraknya, besarnya
pembayaran sewa dan jangka waktu pembayarannya
3. Sebagai sumber dana
Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan-
perusahaan industri maupun perusahaan-perusahaan komersil
lainnya. Mekanisme untuk untuk memperoleh dana yaitu
melalui sale and lease back atas asset tersebut.
4. On atau Off Balance sheet
Kemudahan dalam pembukuan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, bisa dibukukan dengan menggunakan on atau off
balance sheet.
5. Menguntungkan cash flow
Fleksibilitas dari penentuan besarnya sewa sangat
menguntungkan cash flow, karena dapat disesuaikan dengan
kemampuan cash flow yang ada.
6. Menahan pengaruh inflasi

11
Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya sewa yang
sama. Dengan demikian niali riil dari sewa tersebut telah
berkurang. Dapat dikatakan bahwa lessee membayar
membayar hari ini dengan dengan perhitungan niali mata
uang kemarin.
7. Bebas beban pajak dan biaya seperti pajak kekayaan,
depresiasi.
8. Bebas dari kewajiban mengurusi laporan investasi, barang
bekas, dan lain-lain.
2.3.4.2. Kerugian leasing (Soekadi, 1990) :
1. Sewa membutuhkan biaya yang lebih besar karena
kehilangan keuntungan pajak tertentu.
2. Kehilangan nilai ekonomis dari aset pada saat akhir dari
waktu sewa, karena tidak memiliki aset.
3. Tidak dapat membatalkan perjanjian sewaktu-waktu. Jika
melakukan pembatalan perjanjian maka dikenakan biaya
sewa penuh.

2.4 Alat Berat


Alat berat yaitu sarana angkut yang khusus dirancang untuk pelaksanaan
rancang bangun yang berat dan tugas konstruksi. (www.wikipedia.com)
Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia melakukan pekerjaan pembangunan suatu
struktur. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-
proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat
tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga
hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif
singkat. Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain
dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat
pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti
roller dan compactor, dan lain-lain. (Rostiyanti, 2002)

12
Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi.
2.4.1 Klasifikasi fungsional alat berat
Klasifikasi fungsional adalah pembagian alat berdasarkan fungsi-fungsi
utama alat.
2.4.1.1 Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang
harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada
lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan
dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan
lapisan tanah paling atas menggunakan scraper. Sedangkan untuk
pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunkaan
juga motor grader.
2.4.1.2 Alat Penggali
Alat penggali juga dikenal dengan istilah excavator. Beberapa alat
berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan
clamshell.
2.4.1.3 Alat Pengangkut Material
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat
ini dapat mengangkut material secara vertikal dan kemudian
memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif
kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan
jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang dapat digunakan dapat berupa
belt, truck, dan wagon.
2.4.1.4 Alat Pemindah Material
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak
digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk
memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan
dozer adalah alat pemindah material.
2.4.1.5 Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut
perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk

13
pembuatan jalan, baik itu jalan tanah dan jalan dengan perkerasan
lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat
adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor dan lain-lain.
2.4.1.6 Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi
sutu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya
adalah batuan bergradasi, semen, beton dan aspal. Yang termasuk
dalam kategori alat ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur
material-material diatas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses
material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
2.4.1.7 Alat Penempatan Akhir Material
Alat ini berfungsi untuk menempatkan material pada tempat yang telah
ditentukan . di tempat atau lokasi ini mterial disebarkan secara merata
dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang
termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt
paver, motor grader dan alat pemadat.
2.4.1.8 Klasifikasi operasional alat berat
Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakkan atau statis.
2.4.2 Klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas:
2.4.2.1 Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan
hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah
crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan
alat penggerak pada conveyor belt.
2.4.2.2 Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, batching plant,
baik untuk beton maupun aspal serta crusher plant.
Dalam pemilihan alat-alat berat konstruksi diperlukan efisiensi dan
efektifitas dalam pengelolaan dan pelaksanaannya. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengunaan alat berat adalah biaya dari konstruksi, diantaranya
kontraktor dihadapkan pada pilihan untuk menyewa, membeli atau memakai milik

14
sendiri tetapi harus mendatangkan dari tempat yang jauh. Pengeluaran biaya awal
juga menentukan dalam pemilihan alat-alat konstruksi, yang terdiri dari biaya
pembelian (investasi), biaya operasi dan pemeliharaan. Pilihan ini dipengaruhi
oleh besar kecilnya ukuran proyek, tersedianya fasilitas pemeliharaan dan
cashflow. Selain itu juga, faktor ekonomi dan jadwal proyek akan menjadi
pertimbangan utama dalam mengambil keputusan tersebut.
Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan
penggunaan alat berat untuk konstruksi yang harus diteliti sebelum sampi pada
suatu keputusan seperti bengkel lokal, kelengkapan peralatan, ketersediaan suku
cadang dan personil untuk menanganinya. Produktivitas serta usia serta penjualan
kembali dari peralatan juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan alat-alat
konstruksi. (Soeharto, 1998).
Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor. Faktor yang
pertama adalah biaya dalam jumlah yang besar yang dikeluarkan karena membeli
alat tersebut. Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk membeli alat tersebut
maka akan ada biaya terhadap bunga pinjaman. Faktor kedua adalah depresiasi
alat. Sejalan dengan bertambahnya umur alat maka akan ada penurunan nilai alat.
Faktor ketiga yang penting adalah pajak. Faktor keempat adalah biaya yang harus
dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat. Dan faktor terakhir adalah
biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat.
(Day, 1989; Rostiyanti, 2002)

2.5 Penggolongan Perusahaan


Perusahaan jasa konstruksi digolongkan berdasarkan klasifikasi dan
kualifikasinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonnesia Nomor 28
Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi, yang dimaksud
dengan klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan
penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut bidang dan sub bidang
pekerjaan atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang
perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau
keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian masing-masing.

15
Sedangkan yang dimaksud dengan kualifikasi adalah bagian kegiatan
registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi
menurut tingkat/ kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha, atau
penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di
bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan
profesi dan keahlian.
Berdasarkan LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi), golongan
perusahaan terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Golongan Kecil
Golongan Kecil terbagi menjadi 3 kualifikasi, yaitu :
Tabel 2.1 Batas Nilai Pekerjaan dan Jumlah Banyaknya Paket Pekerjaan
Sesaat Perusahaan Golongan Kecil
Jumlah Banyaknya
Kuali- Batas Nilai
No Gol. Paket Pekerjaan
fikasi Satu Pekerjaan
Sesaat
0 s/d
1 K1 3
Rp 100.000.000,-
Rp 100.000.000,- s/d
2 Kecil K2 3
Rp 400.000.000,-
Rp 400.000.000,- s/d
3 K3 3
Rp 1.000.000.000,-
Sumber : LPJK
Tabel 2.2 Kemampuan Perusahaan Golongan Kecil
Range Kemampuan
Kuali-
No Gol. Kemampuan Keuangan
fikasi Kekayaan Bersih
Sesaat
Rp 50.000.000,- s/d Rp 50.000.000,- s/d
1 K1
Rp 400.000.000,- Rp 720.000.000,-
Rp 100.000.000,- s/d Rp 180.000.000,- s/d
2 Kecil K2
Rp 600.000.000,- Rp 1.080.000.000,-
Rp 400.000.000,- s/d Rp 720.000.000,- s/d
3 K3
Rp 1.000.000.000,- Rp 1.800.000.000,-
Sumber : LPJK
Tabel 2.3 Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Perusahaan Kecil
Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
Kuali-
No Gol. TA/T = Tenaga Ahli atau Terampil
fikasi
(Minimal Jumlah dan Pendidikan)
PJTBU : 1 STM / 2 th / Badan Usaha
TT sesuaikan dengan bidang pekerjaan bangunan /sipil/listrik/
1 Kecil K1 mesin
Tahun 2004 dilengkapi SKA/SKT sesuai bidang usaha

16
.....Lanjutan Tabel 2.3
Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
Kuali-
No Gol. TA/T = Tenaga Ahli atau Terampil
fikasi
(Minimal Jumlah dan Pendidikan)
TAT : belum disyaratkan
PJTBU : 1 STM / 5 th / Badan Usaha
TT sesuaikan dengan bidang pekerjaan bangunan /sipil/listrik/
2 K2 mesin
Tahun 2004 dilengkapi SKA/SKT sesuai bidang usaha
TAT : belum disyaratkan
Kecil
PJTBU : 1 D3 / 4 th / Badan Usaha atau 1 STM / 10 th / Badan
Usaha
TT sesuaikan dengan bidang pekerjaan bangunan /sipil/listrik/
3 K3 mesin
Tahun 2004 dilengkapi SKA/SKT sesuai bidang usaha
TAT : belum disyaratkan
Sumber : LPJK
Tabel 2.4 Pengalaman Pekerjaan selama 8 tahun terakhir Perusahaan
Golongan Kecil
Kuali- Pengalaman Pekerjaan
No Gol.
fikasi Selama 8 th terakhir pada sub-bidang
1 K1 Tanpa Pengalaman
Pengalaman melaksanakan pekerjaan K1 sesuai sub bidangnya
2 Kecil K2 dengan jumlah total Rp 200.000.000,- selama 8 th
Pengalaman melaksanakan pekerjaan K1 sesuai sub bidangnya
3 K3 dengan jumlah total Rp 200.000.000,- selama 8 th
Sumber : LPJK
Tabel 2.5 Keterangan Perusahaan Golongan Kecil
Kuali-
No Gol. Keterangan
fikasi
1 K1 1. Pengalaman pekerjaan dibuktikan dengan kontrak
2 K2 pekerjaan yang dipunyainya dilengkapi dengan Berita Acara
serah terima dan bukti pembayaran PPN atau laporan SPT
tahun proyek ybs dilegalisasi pemilik pekerjaan
Kecil
2. Untuk naik kulaifikasi maka harus dipenuhi dulu minimal
3 K3 satu sub bid yang punya pengalaman
3. Tambahan 2 sub bid tanpa pengalaman pada kompetensi
kualifikasi yang lebih rendah dengan lihat totalnya.
Sumber : LPJK
2. Golongan Menengah (M)
Golongan menengah terbagi menjadi dua kualifikasi, yaitu :

17
Tabel 2.6 Batas Nilai Pekerjaan dan Jumlah Banyaknya Paket Pekerjaan
Sesaat Perusahaan Golongan Menengah
Jumlah Banyaknya
Kuali- Batas Nilai
No Gol. Paket Pekerjaan
fikasi Satu Pekerjaan
Sesaat
Rp 1.000.000.000,- s/d
1 M1 5
Rp 3.000.000.000,-
Menengah
Rp 3.000.000.000,- s/d
2 M2 5
Rp 10.000.000.000,-
Sumber : LPJK
Tabel 2.7 Kemampuan Perusahaan Golongan Menengah
Range Kemampuan
Kuali-
No Gol. Kemampuan
fikasi Kekayaan Bersih
Keuangan Sesaat
Rp 1.000.000.000,- s/d Rp 420.000.000,- s/d
1 M1
Rp 3.000.000.000,- Rp 12.500.000.000,-
Menengah Rp 12.500.000.000,-
Rp 3.000.000.000,- s/d
2 M2 s/d
Rp 10.000.000.000,-
Rp 42.000.000.000,-
Sumber : LPJK
Tabel 2.8 Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Perusahaan Golongan
Menengah
Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
Kuali-
No Gol. TA/T = Tenaga Ahli atau Terampil
fikasi
(Minimal Jumlah dan Pendidikan)
PJTBU : D3 / 5 th / Bid. Pekerjaan atau 1 S1/ 2th/ Bid.
Pekerjaan
TT sesuaikan dengan bidang arsitektur/sipil/listrik/mesin/
1 M1 penyehatan
Tahun 2004 dilengkapi SKA/SKT sesuai bidang usaha
Menengah TAT : 1 D3/2th atau 1 STM/8th atau 1 S1/1 th
PJTBU : 1S1 /8 th / Bid. Pekerjaan
TT sesuaikan dengan bidang arsitektur/sipil/listrik/mesin/
2 M2 penyehatan
Tahun 2004 dilengkapi SKA/SKT sesuai bidang usaha
TAT : 1 S1/2th atau 1 D3/5th dan 1 STM/10 th
Sumber : LPJK
Tabel 2.9 Pengalaman Pekerjaan selama 8 tahun terakhir Perusahaan
Golongan Menengah
Kuali- Pengalaman Pekerjaan
No Gol.
fikasi Selama 8 th terakhir pada sub-bidang
Pengalaman melaksanakan pekerjaan K3 sesuai sub
1 Menengah M1 bidangnya dengan jumlah total Rp 2.000.000.000,- selama
8 th
Sumber : LPJK

18
.....Lanjutan tabel 2.9
Kuali- Pengalaman Pekerjaan
No Gol.
fikasi Selama 8 th terakhir pada sub-bidang
Pengalaman melaksanakan pekerjaan M1 sesuai sub
2 M2 bidangnya dengan jumlah total Rp 7.000.000.000,- selama
8 th
Sumber : LPJK
Tabel 2.10 Keterangan Perusahaan Golongan Menengah
Kuali-
No Gol. Keterangan
fikasi
1 M1 Untuk Badan Usaha baru kualifikasi M2 harus memenuhi
modal disetor atau K3 1M dan dimuat dalam akate
Menengah pendiriannya serta satu direksi latar belakang S1 teknik
2 M2
pengalaman 5 th sesuai bidangnya.
Sumber : LPJK
3. Golongan Besar
Golongan Besar hanya terbagi menjadi satu kualifikasi.
Tabel 2.11 Batas Nilai Pekerjaan dan Jumlah Banyaknya Paket Pekerjaan
Sesaat Perusahaan Golongan Besar
Jumlah Banyaknya
Kuali- Batas Nilai
No Gol. Paket Pekerjaan
fikasi Satu Pekerjaan
Sesaat
8
Rp 10.000.000.000,- s/d Atau 12 N
1 Besar B
Tak terbatas N= jumlah paket
sesaat
Sumber : LPJK
Tabel 2.12 Kemampuan Perusahaan Golongan Besar
Range Kemampuan
Kuali-
No Gol. Kemampuan
fikasi Kekayaan Bersih
Keuangan Sesaat
Rp 10.000.000.000,- Rp 64.000.000.000,-
1 Besar B s/d s/d
Tak terbatas Tak terbatas
Sumber : LPJK

19
Tabel 2.13 Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Perusahaan Golongan
Besar
Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
Kuali-
No Gol. TA/T = Tenaga Ahli atau Terampil
fikasi
(Minimal Jumlah dan Pendidikan)
PJTBU : 1 S1 / 8 th / Bid. Pekerjaan atau 1 S1/ 2th/ Bid.
Pekerjaan
S1 sesuaikan dengan bidang arsitektur/sipil/listrik/mesin/
1 Besar B penyehatan
Tahun 2004 dilengkapi SKA/SKT sesuai bidang usaha
TAT : 3 S1/5th untuk 1 Badan Usaha
Sumber : LPJK
Tabel 2.14 Pengalaman Pekerjaan selama 8 tahun terakhir Perusahaan
Golongan Besar
Kuali- Pengalaman Pekerjaan
No Gol.
fikasi Selama 8 th terakhir pada sub-bidang
Pengalaman melaksanakan pekerjaan M2 sesuai sub
1 Besar B bidangnya dengan jumlah total Rp 2.500.000.000,- selama
8 th
Sumber : LPJK
Tabel 2.15 Keterangan Perusahaan Golongan Besar
Kuali-
No Gol. Keterangan
fikasi
Pada akhir tahun 2003 telah mengikuti kursus Pemahaman
Sistem Manajemen Mutu (ISO 9000-94 atau versi ISO
9000-2000)
1 Besar B Badan Usaha harus bersertifikat ISO 9000-94 atau versi
2000 dan dapat diberi sub bidang baru tanpa persyaratan
pengalaman seperti kualifikasi M2
Sumber : LPJK

2.6 Variabel-variabel dalam pengambilan keputusan menyewa alat berat


Varaibel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan
studi literatur dan wawancara. Variabel-variabel tersebut yaitu :
1. Naluri (Instinct)
Beberapa dari tingkah laku kita dikendalikan oleh naluri. Manusia
mengikuti pola tanpa pembelajaran dari perilaku, seperti mencari makan,
kawin, menghindari sakit, dan sebagainya. Walaupun tidak cukup untuk
meliputi kebanyakan perilaku orang dewasa, termasuk perasaan, nilai,
ambisi, sikap, rasa, dan kecenderungan. (Saaty, 1988)

20
2. Reason-impuls
Reaksi berdasarkan pada tiruan, kebiasaan, usul atau bentuk subrasional
yang lain dari pikiran dan jarang berdasarkan logika murni. Tindakan
yang direncanakan adalah hasil analisa dari pilihan yang mengarah pada
sasaran atau tujuan dan pilihan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, dan
latihan daripada oleh pemikiran rasional. (Saaty, 1988)
3. Pembelajaran (Pengalaman)
Teori pembelajaran saat ini membantah bahwa pembelajaran utamanya
dari trial and error dan melalui perasaan (feeling) daripada melalui
logika. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengenali suatu tindakan khusus dipandang dari sudut pengalaman
sebelumnya. Pembelajaran dapat disengaja dan sadar, seperti pada
ingatan fakta, atau dapat tak disengaja dan tak sadar. (Saaty, 1988)
4. Pemulihan investasi (Payback Period)
Analisis kelayakan investasi yang menilai kelayakan menurut jangka
waktu pemulihan modal investasi. Perhitungannya dilakukan
berdasarkan aliran kas baik tahunan maupun merupakan nilai sisa.
Kriteria kelayakan dinilai jika masa pemulihan modal lebih pendek dari
usia ekonomis. (Shank, 1992; Haming, 2003; Wawancara)
5. Nilai sekarang (Present value)
Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan investasi yang
menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai sekarang dengan
melalui pemotongan arus kas dengan memakai faktor pengurang
(diskon) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan.
PVt = At (1+i)-t
(Haming, 2003)
6. NPV (Net Present Value)
jumlah keseluruhan dari jumlah keseluruhan present value dari semua
pemasukan dikurangi dengan jumlah present value dari semua
pengeluaran.
Nilai sekarang bersih (Net present value) dinilai layak jika bertanda
positif (> 0). Dan dinilai tidak layak jika bertanda negatif. (<0).

21
NPV = ΣPV(+) – ΣPV (-)
(Shank, 1992; Haming, 2003)
7. Tingkat balikan internal (internal rate of return atau IRR) atau
Discounted Cash Flow
Menilai investasi untuk mengetahui tingkat balikan internal sewaktu
nilai sekarang arus kas masuk (TPV) sama dengan nilai sekarang
pengeluaran investasi (Io) atau sewaktu NPV = 0. (Shank, 1992; Haming
2003)
8. Modified internal rate of return (MIRR)
Merupakan suatu ukuran keuangan yang digunakan untuk menentukan
penarik dari suatu investasi. Secara umum digunakan sebagai bagian dari
proses penganggaran modal untuk mengurutkan berbagai macam pilihan
alternatif. MIRR merupakan modifikasi dari ukuran keuangan IRR
(Internal Rate of Return). (Shank, 1992; Wikipedia)
9. Tingkat balikan akunting rata-rata (average accounting rate of
return atau AARR)
Yaitu menilai investasi berdasarkan tingkat balikan akunting investasi.
Metode ini menggunakan data laba sesudah pajak, maka sepanjang rasio
laba positif, berarti berada pada posisi laba. Jika tanda dari rasio negatif
maka tidak layak untuk diinvestasi. (Hamming, 2003)
10. Indeks kemapulabaan (profitability index)
Mengukur investasi berdasarkan rasio antara nilai sekarang arus kas
masuk total (TPV) dengan nilai sekarang total dari investasi inisial (Io).
(Haming, 2003)
TPV
PI =
Io
11. Inflasi
Inflasi merupakan waktu atau peristiwa dimana terjadinya kenaikan
harga-harga barang, jasa atau faktor produksi secara umum.
Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya sewa yang sama. Bisa
dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai
mata uang kemarin.

22
Investasi dapat mengurangi tekanan inflasi. Dengan investasi dalam
pemilihan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan
diri agar harta atau kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya
karena digerogoti inflasi. (Ahmad, 1996)
12. Biaya Modal
Pengeluaran biaya menentukan dalam pemilihan alat-alat konstruksi,
yang terdiri dari biaya pembelian (investasi), biaya operasi dan
pemeliharaan. Perhitungan biaya investasi pertahun : (Soeharto, 1998)
S+E
I = ( P + B + A) x
2
I = Biaya investasi pertahun
P = Pajak
B = Bunga
A = Asuransi
S = Harga pasar awal tahun yang bersangkutan
E = Harga pasar akhir tahun yang bersangkutan

Biaya modal adalah jumlah dari biaya-biaya bunga, asuransi, pajak dan
penyimpanan. Dan juga termasuk biaya-biaya dari modifikasi yang
mahal.Keuntungan utama dari memiliki peralatan adalah yang
memungkinkan sedikit biaya pengoperasian setiap jam untuk memiliki
peralatan dibanding menyewa untuk jangka waktu pendek atau menyewa
untuk jangka waktu yang lama. Kerugian dari memiliki (membeli)
peralatan akan mengurangi modal kerja dan mungkin berdampak kurang
baik pada likuiditas kontraktor. (Day, 1989)
Modal kerja (working capital) adalah dana yang diperlukan untuk
membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi
komersial. (Haming, 2003; Wawancara)
13. Bunga (interest)
Bunga adalah biaya untuk peminjaman uang atau pengembalian yang
diharapkan dari uang yang diinvestasikan. Jika uang yang dipinjam
berasal dari bank atau institusi pinjaman yang lain untuk membeli
peralatan, peminjam akan membayar bunga pada pinjaman. Dan juga
jika pemilik peralatan menggunakan hak kekayaannya sendiri untuk

23
membiayai membeli peralatan, pemilik meliputi bunga dalam
menghitung biaya kepemilikan. (Day, 1989; Wawancara)
14. Asuransi
Asuransi merupakan biaya dari premi asurasi untuk melindungi pemilik
dari kerugian keuangan jika peralatannya rusak atau hancur. Asuransi
adalah biaya kewajiban mobil, benturan dan sebagainyua, asuransi untuk
peralatan yang diijinkan beroperasi di jalan dan biaya polis asuransi
peralatan konstruksi kontraktor untuk perlatan yang lain. Biaya tahunan
sekirat 1-3 % dari nilai buku. (Day, 1989; Wawancara)
Dalam operating lease, beban asuransi ada pada lessor. (Anwari, 1987)
15. Pajak
Pajak adalah pajak milik perseorangan yang dibayarkan kepada
pemerintah lokal berdasarkan pada kepemilikan peralatan. Biasanya
sekitar 1-5% dari rata-rata investasi tahunan dari peralatan. (Day, 1989)
Investasi dapat mendorong untuk menghemat pajak. Beberapa negara di
dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya
investasi di masyarakat melalui fasilitas kepajakan yang diberikan pada
bidang-bidang usaha tertentu. (Ahmad, 1996; Wawancara)
Dalam operating lease, beban pajak ada pada lessor. (Anwari, 1987)
16. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan biaya dari menyimpan peralatan agar amam,
tempat yang melindungi ketika tidak bekerja di bawah pengawasan
kontraktor. Termasuk biaya sewa tempat untuk menyimpat peralatan.
Biaya penyimpanan sekitar 1% atau lebih sedikit dari rata-rata investasi
tahunan peralatan. (Day, 1989; Wawancara)
17. Ukuran proyek
Program pengelolaan alat-alat konstruksi yang berpengaruh besar
terhadap biaya adalah pilihan membeli atau menyewa. Pilihan ini
dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran proyek, fasilitas pemeliharaan
dan cash flow serta kondisi ekonomi dan jadwal proyek. (Soeharto,
1998; Wawancara)

24
18. Jumlah Proyek
Banyaknya jumlah proyek yang sedang dikerjakan oleh sebuah
kontraktor pada waktu yang sama. (Soeharto, 1998; Wawancara)
19. Fasilitas pemeliharaan
Dahulu pemeliharaan dipusatkan kepada perbaikan bila terjadi
kerusakan. Sekarang hal tersebut dianggap tidak efektif untuk menjaga
produktivitas dan kinerja peralatan. Pendekatan sekarang adalah dengan
mengusahakan peralatan selalu dalam kondisi prima dan siap pakai,
yaitu dengan mengadakan pemeliharaan preventif. Umumnya dilakukan
dengan mengadakan pemeriksaan berkala harian atau selang tiga hari.
Pemeliharaan ini bertujuan untuk mencari tanda-tanda kemungkinan
terjadinya sumber kerusakan. (Soeharto, 1998; Wawancara)
20. Cash flow
Aliran kas berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran. Fleksibilitas
dari sewa sangat menguntungkan cash flow. (Anwari, 1987;Soeharto,
1998)
Dalam studi kelayakan rencana investasi, arus kas merupakan unsur
analisis yang sangat penting kedudukannya karena kelayakan finansial
sebuah usulan rencana investasi diukur pada nilai sekarang arus kasnya.
Jika nilai sekarang arus kasnya masuk lebih besar daripada nilai
sekarang arus kas keluar, maka rencana investasi itu dari sudut aspek
finansial adalah layak dilaksanakan. (Haming, 2003)
21. Ekonomi (Dampak Sosial-Ekonomi-Lingkungan)
Tim manajemen proyek harus memahami keadaan tertentu dan
kecenderungan pada suatu area mungkin memiliki suatu pengaruh besar
pada proyek : perubahan kecil, biasanya dengan penyimpangan waktu,
perubahan secara tiba-tiba di proyek. Dampak sosioekonomi yang utama
dan sering berpengaruh pada proyek yaitu :
a. Standar dan peraturan.
Standar yaitu dokumen yang disetujui oleh suatu badan, yang
menyediakan, untuk umum dan mengulangi penggunaan, aturan,

25
karakteristik atau petunjuk untuk produk, jasa atau proses di mana
pemenuhan adalah tidak wajib.
Peraturan yaitu dokumen yang meletakkan produk, proses atau
karakteristik (layanan, jasa), mencakup ketentuan administratif yang
bisa diterapkan, dimana pemenuhan adalah wajib.
b. Dampak budaya
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari bentuk perilaku sosial yang
dipancarkan, seni, kepercayaan, institusi dan seluruh produk dari
pekerjaan manusia dan pemikiran. Setiap proyek harus beroperasi
dalam konteks dari sebuah atau lebih norma kebudayaan. Lingkup
dari dampak meliputi politik, ekonomi, demografi, pendidikan,
kesusilaan, etnis, agama, dan lingkup lain dari praktek, kepercayaan,
dan sikap yang mempengaruhi cara orang dan kelompok
berinteraksi.
c. Sosial-ekonomi-lingkungan yang memungkinkan
Hampir semua proyek direncanakan dan diterapkan pada konteks
sosial, ekonomi dan lingkungan, yang suda berniat dan tidak berniat
berdampak positif atau negatif. Kelompok yang terus meningkat
bertanggung jawab untuk dampak sebagai hasil suatu proyek, seperti
halnya pengaruh dari suatu proyek kepada orang, ekonomi dan
lingkungan setelah diselesaikan.
(Soeharto, 1998, Project Manajement Institute; Wawancara)
22. Jadwal Proyek
Jadwal proyek menjelaskan mulai dan berakhirnya tanggal dari masing-
masing aktivitas. (Soeharto, 1998; Project Manajement Institute;
Wawancara)
23. Fleksibilitas Dari Mekanisme Sewa
Pembiayaan dengan sewa lebih fleksibel karena dapat dilakukan dalam
jangka waktu yang pendek, bulanan dan tahunan. Tetapi periode
penyewaan tersebut bisa diperpanjang hingga beberapa tahun untuk jenis
peralatan tertentu. Fleksibilitas ini meliputi struktur kontraknya,

26
besarnya pembayaran sewa dan jangka waktu pembayarannya. (Anwari,
1987; Wawancara)
24. Umur peralatan
Umur peralatan adalah perkiraan berapa lama peralatan masih dapat
bekerja produktif. (Soeharto, 1988)
Masa penggunaan peralatan harus diperkirakan dalam menetapkan suatu
kelayakan biaya atau biaya penggunaan peralatan. Hal ini juga penting
bagi pemilik peralatan untuk menentukan umur ekonomis peralatan
dalam rangka meminimkan biaya dari kepemilikan peralatan atau untuk
memaksimalkan keuntungan yang dapat di wujudkan dengan memiliki
peralatan. (Day, 1989; Wawancara)
25. Penjualan kembali (resale value)
Harga yang berlaku dipasar ketika alat tersebut akan dijual kembali
setelah selesainya proyek. Harga penjualan kembali juga harus
mendapatkan perhatian yang seksama pada pengambilan keputusan
untuk menyewa alat berat. Harga jual kembali alat menjadi
pertimbangan untuk berinvestasi, jika harga jual alat tidak sesuai dengan
harapan serta kesempatan untuk menjual kembali alat berat tersebut
tidak ada, maka keputusan cenderung untuk menyewa. (Soeharto, 1988,
Wawancara)
Alternatif ini lebih sesuai untuk pertimbangan dalam alternatif sewa atau
beli.
26. Kontinuitas masa sewa (Survei pendahuluan )
Kelanjutan masa sewa dari alat yang disewa (perpanjangan masa sewa).
(Survei pendahuluan )
27. Ketersediaan spare part
Disediakannya spare part dari pihak yang menyewakan alat. (Survei
pendahuluan )
28. Ketersediaan SDM untuk operator dan maintenance
Disediakannya operator dan perawatan untuk alat dari pihak yang
menyewakan alat. Sehinnga penyewa hanya menyediakan uang makan
dan biaya BBM. (Survei pendahuluan)

27
29. Optimalisasi jam kerja alat
Kemampuan alat untuk bekerja secara optimal. (Survei pendahuluan )

2.7 Analisa Statistik


2.7.1 Sampel
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri yang sama.
Target population adalah populasi kepada siapa kesimpulan digeneralisasikan.
Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi.
Dalam pengambilan sampel harus representatif, memenuhi tiga parameter
yaitu : jumlah memadahi, ciri-ciri populasi terpenuhi, dan diambil secara ramdom.
Tekhnik sampling atau cara pengambilan sampel dari populasi secara garis
besar dibedakan menjadi dua cara, yakni random sampling (probability sampling)
dan non-random sampling (non-probability sampling). Random sampling adalah
tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan (probabilitas) yang sama
untuk menjadi sampel. Pada non-random sampling tiap unit atau individu populasi
tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel. (Santoso, 2005)
Ada beberapa metode random sampling:
a. Simple random sampling
Digunakan jika populasi dianggap homogen. Tersedia daftar (list), nomor urut
dari seluruh unit populasi (merupakan kerangka sampel). Pengambilan unit
sampel dapat menggunakan undian atau angka random.
b. Systematic random sampling
Metode ini digunakan untuk populasi yang dianggap homogen, telah tersedia
daftar dan nomor urut setiap unit populasi.
c. Stratified random sampling
Digunakan pada populasi yang heterogen. Pada populasi heterogen, tetapi
mempunyai strata atau lapisan yang homogen. Apabila jumlah tiap unit dalam
strata sama, maka digunakan simple stratified random sampling. Bila jumlah
unit dalam setiap strata tidak sama, maka digunakan proportional stratified
random sampling.

28
d. Cluster/area random sampling
Digunakan pada populasi yang heterogen yang terdiri dari beberapa kelompok
(clusters/areas) yang didalamnya masih mengandung unit populasi yang
heterogen.
2.7.2 Rancangan Kuisioner
Kuisioner merupakan alat untuk mendapatkan informasi persepsi
responden terhadap pertanyaan pada kuisioner melalui sejumlah pertanyaan
tertulis dan data-data lain yang dibutuhkan. Dalam kuisioner diberikan penjelasan
mengenai tujuan penelitian, serta petunjuk pengisian agar memudahkan
responden.
2.7.3 Pengukuran variabel penelitian
Untuk mengukur variabel penelitian digunakan skala Likert dimana
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan
menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator yang dapat diukur. Indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan
titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab oleh responden.
Bentuk setiap pertanyaan atau dukungan sikap diungkapkan dari sangat
tidak penting sampai sangat penting dengan skor 1 sampai 5:
a. Sangat Tidak Penting 1
b. Tidak Penting 2
c. Cukup Penting 3
d. Penting 4
e. Sangat Penting 5
2.7.4 Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana skor/nilai/ukuran yang
diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/pengamatan yang
ingin diukur. Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori
besar, yaitu validitas isi (contentvalidity), validitas prediktif (predictive
validity), validitas eksternal (external validity) dan validitas konstruk
(construct validity). Pada penelitian ini jenis validitas yang digunakan

29
adalah validitas konstruk, dimana dalam mencari konsep mengenai
variabel yang membentuk kepuasan yang mengacu pada definisi konsep,
pendapat ahli dan pendapat calon responden. Metode yang digunakan
adalah teknik korelasi product moment.
Hipotesa yang digunakan adalah :
Ho : atribut tidak valid
H1 : atribut valid
Jika nilai r lebih besar dari titik kritis (r≥r kritis) untuk taraf
signifikan 5%, maka H0 ditolak. Artinya ada hubungan antar variable atau
atribut valid.
Pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan pada metoda ini
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam artian
jika alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan
hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut dikatakan reliable (handal/konsisten). Ada beberapa teknik yang
dapat digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas, yaitu teknik
pengukuran ulang (Test-Retest), teknik Spearman-Brown, teknik
Cronbach’s Alpha, teknik K-R 20, teknik KR-21 dan teknik Observasi.
Pada penelitian ini digunakan teknik Cronbach’s Alpha.
Hipotesa yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah
sebagai berikut :
H0 : atribut tidak reliabel
H1 : atribut reliabel
Dengan kriteria penolakan Ho adalah tolak Ho apabila nilai r total
lebih besar dari nilai rtabel dengan derajat bebas n-2 dan tingkat signifikan
5%, artinya atribut reliabel.
Pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan pada metoda ini
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.

30
2.7.5 Uji Distribusi Normal Multivariat
Pengujian distribusi normal multivariate dilakukan untuk memperkuat
dugaan bahwa data sudah berdistribusi normal multivariate. Sebagai asumsi dasar
yang harus dipenuhi dalam analisis rata-rata antar sampel, analisis peta kendali
multivariate, dan analisis kemampuan proses. Kemultinormalan data dapat diuji
dengan menghitung nilai jarak kuadrat (jarak Mahalanobis) pada setiap
pengamatan.
Bila plot mendekati garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal multivariate. Selain dari plot kemultinormalan data, dapat
ditunjukkan oleh nilai probabilitas d2j ≤ χ2 (p; 0,05) minimal atau lebih dari 50%.
2.7.6 Analisa Faktor
Proses analisa faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship)
antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain
sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
jumlah variabel. (Santoso, 2003)
Analisis faktor merupakan perluasan dari analisis komponen utama.
Analisis faktor dipakai untuk menggambarkan hubungan atau korelasi dari
beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor. Variabel-variabel ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa faktor dimana variabel-variabel dalam satu
faktor mempunyai korelasi yang tinggi sedangkan korelasi dengan variabel-
variabel pada faktor lain relatif rendah.
Sebelum data yang terdiri dari beberapa variabel difaktorkan maka harus
dilakukan suatu uji apakah data atau variabel layak untuk difaktorkan atau tidak.
Pengujian ini biasanya menggunakan Uji Kaiser Maiyer Olkin/KMO dan
Bartlett’s Test.
Pada dasarnya analisis faktor bertujuan untuk mendapatkan sejumlah
faktor yang memiliki sifat-sifat antara lain:
a. Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragamaan data.
b. Faktor-faktor saling bebas.
c. Setiap faktor dapat diinterpretasikan.
Faktor-faktor yang diperoleh dari analisis komponen utama pada
umumnya masih sulit diinterpretasikan. Karena itu harus dilakukan transformasi

31
pada matrik loading untuk meningkatkan daya interpretasi faktor. Transformasi
matrik loading dilakukan dengan merotasi matrik tersebut dengan metode rotasi
tegak lurus varimax. Hasil rotasi ini akan mengakibatkan setiap variabel asal
mempunyai korelasi tinggi dengan faktor tertentu saja dan dengan faktor yang lain
korelasi relatif rendah. Sehingga setiap faktor akan lebih mudah untuk
diinterpretasikan. (Santoso, 2003; Johnson, 1992)
Pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan pada metoda ini
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.
a. Kaiser- Meyer-Olkin (KMO)
Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang telah
terambil telah cukup untuk dapat difaktorkan. Dalam uji ini, bila data yang kita
peroleh adalah kurang dari 100 maka nilai dari KMO haruslah lebih besar dari
0.5, tetapi bila data yang terambil antara 101 sampai 300 maka untuk menerima
Ho cukup dengan nilai KMO lebih besar dari 0.4. Hipotesis dari KMO adalah
sebagai berikut :
Hipotesis :
Ho : Jumlah data layak untuk difaktorkan
H1 : Jumlah data tidak layak untuk difaktorkan
Apabila nilai KMO lebih besar dari 0.5 maka terima Ho, sehingga dapat
disimpulkan bahwa jumlah data telah layak difaktorkan. (Santoso, 2003; Johnson,
1992)
Pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan pada metoda ini
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows
b. UJI V-Bartlett
Uji V-Bartlett bertujuan untuk menunjukkan apakah tiap variabel
mempunyai nilai korelasi yang besar dengan variabel lain atau tidak. Adapun
hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Hipotesis :
Ho : R = 1 (matrik korelasi sama dengan matrik identitas) / tidak terdapat korelasi
H1 : R ≠ 1 (matrik korelasi tidak sama dengan matrik identitas) / terdapat korelasi

32
Apabila V-Bartlet ≥ χ p2 ( g −1)(α ) , maka gagal tolak Ho, sehingga dapat

diartikan bahwa terdapat korelasi antar variabel. (Santoso, 2003; Johnson, 1992)
Pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan pada metoda ini
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.
c. Korelasi Anti Image
Untuk pengujian korelasi parsial maka digunakan korelasi anti image.
Pada korelasi anti image, MSA (Measure of Sampling Adequacy) berkisar 0
sampai dengan 1 dengan kriteria:
MSA=1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.
MSA>0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
MSA<0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau
dikeluarkan dari variabel lainnya.
MSA ditunjukkan oleh nilai pada diagonal korelasi anti image yang
berlabel (a). Sesuai dengan prosedur maka variabel yang bernilai paling kecil
dikeluarkan terlebih dahulu dari analisa. Uji ini dilakukan dengan cara
mengeluarkan satu-persatu variabel yang memiliki korelasi paling kecil sampai
didapatkan variabel-variabel dalam matrik anti image yang bernilai korelasi >
0.5. (Santoso, 2003; Johnson, 1992)
d. Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)
Analisis Komponen utama merupakan suatu prosedur yang dikembangkan
oleh Hotteling (1933) yang menawarkan reduksi banyak variabel yang berkorelasi
menjadi sejumlah komponen yang tidak berkorelasi. Metode ini berguna dalam
menjelaskan keratan hubungan (dependensi) antar sekumpulan variabel dan juga
dalam menentukan pengelompokan variabel. (Santoso, 2003; Johnson, 1992)
Pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan pada metoda ini
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.
2.7.7 Analisis Cluster
Analisis cluster merupakan teknik analisis multivariate yang digunakan
untuk mengelompokkan obyek-obyek berdasarkan kesamaan karakteristik di
antara obyek-obyek tersebut. Obyek dapat berupa produk (barang / jasa), benda
(tumbuhan atau lainnya) serta orang (responden, konsumen atau yang lainnya).

33
Obyek yang memiliki derajat kesamaan yang tinggi diantara sesamanya akan
dikelompokkan menjadi satu kelompok. (Santoso, 2003; Johnson, 1992)
2.7.8 Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan adalah suatu teknik analisis data bila variabel
dependennya adalah kategori dan variabel independennya adalag suati interval.
(Haryono, 2003). Analisis diskriminan merupakan bagian dari analisis
multivariate yang digunakan untuk mengetahui variabel-variabel penciri yang
membedakan kelompok populasi. Selain itu juga dipergunakan sebagai kriteria
pengelompokan penguna, yaitu dengan mengelompokan atau mengklasifikasikan
sejumlah obyek ke dalam beberapa kelompok berdasar beberapa variabel dengan
membentuk fungsi diskriminan, sedemikian hingga tiap obyek menjadi anggota
dari salah satu kelompok. (Santoso, 2003; Johnson, 1992)
Tujuan dari analisis diskriminan adalah : (Haryono, 2003)
1. Membuat fungsi diskriminan atau kombinasi linier dari variabel independen,
yang dapat membedakan antara kelompok variabel dependen.
2. Menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok sebagai
fungsi variabel independen.
3. Menentukan variabel independen mana yang mempunyai kontribusi penting
terhadap perbedaan antar kelompok.
4. Mengklasifikasi suatu sampel akan masuk kelompok mana berdasarkan
variabel independen.
5. Mengevaluasi tingkat ketelitian dalam pengklasifikasian.
Pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan pada metoda ini
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.

34
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan menjaring pendapat,
pengalaman dan sikap responden mengenai permasalahan yang telah dan sedang
dihadapi dengan pengambilan data primer melalui kuisioner pada populasi yang
dikehendaki, yaitu perusahaan konstruksi di Surabaya.
Penelitian ini juga bersifat deskriptif, bertujuan mendeskripsikan secara
sistematis, faktual, dan akurat terhadap populasi perusahaan konstruksi di
Surabaya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan menyewa alat berat dengan teknik pembahasan deduktif dimana
pembahasan dimulai dari hal-hal umum menuju ke hal-hal yang lebih khusus.
Penelitian ini diharapkan dapat menjawab persoalan yang mempengaruhi
pengambilan keputusan secara rasional oleh perusahaan konstruksi dalam
pengambilan keputusan terhadap penggunaan alat berat dengan menyewa.

3.2 Proses Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk memeberikan deskripsi mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menyewa alat
berat pada perusahaan konstruksi di Surabaya. Adapun tahapan dalam penelitian
ini adalah :
1. Latar Belakang, memberikan gambaran-gambaran yang terjadi (fenomena)
dalam pengambilan keputusan terhadap menyewa alat berat.
2. Masalah, merumusakan masalah yang terjadi akibat dari fenomena yang ada
yaitu adanya perbedaan dasar pengambilan keputusan dalam menyewa alat
berat.
3. Penyusunan Konseptual, yaitu mendefinisikan masalah penelitian untuk
memberikan arti suatu fenomena dan kumpulan dari teori-teori yang telah
dikumpulkan

35
4. Kuisioner pendahuluan, dilakukan untuk mengumpulkan variabel dari para
ahli (experd) dibidang konstruksi dan penyewa alat berat terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam pengabilan keputusan menyewa alat berat.
5. Menentukan variabel penelitian, yang diperoleh dari kuisioner pendahuluan
terhadap para ahli dan studi lieratur.
6. Penyusunan kuisioner, disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Untuk
mengetahui faktor dominan dari beberapa variabel maka pertanyaan dibagi
kedalam dua bagian, yaitu bagian pertama tentang karakteristik responden,
bagian kedua adalah variabel-variabel yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan menyewa alat berat.
7. Populasi dan sampel, populasi penelitian adalah semua perusahaan konstruksi
di Surabaya yang terdaftar sebagai anggota Gapensi, Subbidang Gedung dan
Pabrik. Sampel dipilih berdasarkan kelompok (strata) golongan perusahaan,
kemudian data dikumpulkan dan dianalisa.
8. Analisa data, pengolahan data dengan pendekatan statistik, yaitu analisa
faktor. Dari analisa data ini, variabel yang banyak diubah menjadi sedikit
variabel yang masih memuat sebagian informasi yang terkandung dalam
variabel asli.
9. Kesimpulan dan saran, memberi kesimpulan dan saran-saran bagi penelitian
selanjutnya.
Untuk mengetahui jalannya tahapan penelitian ini maka dapat dilihat
Gambar 1 halaman 30 Tahapan Penelitian hingga didapatkan kesimpulan.

36
Proses penelitian :
Identifikasi masalah dan tujuan penelitian

Pengambilan Investasi Leasing


Keputusan (Sewa)

Pengumpulan data dan variabel melalui wawancara


dengan para ahli di perusahaan-perusahaan konstruksi

Menyusun variabel yang mempengaruhi dalam


pengambilan keputusan menyewa alat berat pada
perusahaan konstruksi dari literatur-literatur

Menentukan variable penelitian

Populasi dan Sampel

Pembuatan Kuisioner

Pra Survey untuk mendapatkan variabel baru

Uji Validitas dan Reliabilitas

Penyebaran Kuisioner

Kontraktor Gol. Besar Kontraktor Gol.


Menengah

Analisa Fakator dan Analisa Deskriptif

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk menyewa


alat berat pada perusahaan konstruksi di Surabaya

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

37
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer
Data primer didapat dari survei yang dikumpulkan dari responden secara
langsung yaitu bagian yang berwenang dalam pengambilan keputusan untuk
menyewa alat berat pada perusahaan konstruksi di Surabaya. Alat yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah dengan metode kuisioner.
Untuk mengumpulkan data primer digunakan kuisioner dengan variabel
melalui tahap sebagai berikut:
a. Menyusun daftar pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel yang telah
ditetapkan
b. Uji coba kuisioner dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa kuisioner dapat
dimengerti dan tidak menimbulkan salah paham.
c. Perbaikan kuisioner, sekaligus memasukkan variabel baru atau pertanyaan
baru yang perlu namun belum tercantum dalam kuisioner sebelumnya dan
menghilangkan pertanyaan yang tidak relevan.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder didapat dari literatur, jurnal, dan orang-orang yang
ahli/pakar dibidangnya. Pengambilan data sekunder lebih banyak bersamaan
dengan pencarian kajian teori.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Target populasi penelitian adalah seluruh perusahaan konstruksi di
Surabaya dengan Subbidang Gedung dan Pabrik yang terdaftar dalam Gapensi
tahun 2005, sebanyak 100 perusahaan. 29 perusahaan konstruksi golongan besar
(B) dan 71 golongan menengah (M) dan didapat jumlah sampel sebesar 80
perusahaan.
3.4.2 Tekhnik Pengambilan Sampel
Pengambilan data dengan survei yang dilaksanakan selama 10 minggu,
yaitu pada minggu pertama bulan September hingga minggu kedua bulan
November. Jumlah populasi 29 perusahaan konstruksi golongan besar (B),
diperoleh jumlah sampel sebanyak 23 perusahaan dan untuk perusahaan

38
menengah (M) diperoleh jumlah sampel sebanyak 57 perusahaan. Perhitungan
jumlah sampel dapat dilihat pada lampiran
Metode random sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel
penelitian adalah stratified random sampling. Dikarenakan jumlah unit dalam
setiap strata tidak sama dan jumlah sampel juga tidak sama maka digunakan
metode proportional stratified randon sampling. Pengambilan sampel dilakukan
dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel adalah representatif atau mewakili
populasi.
Tabel 3.1. Perhitungan jumlah Populasi dan Sampel
Golongan
Populasi Sampel
Perusahaan
Besar 29 23
Menengah 71 57
Total 100 80
Sumber : Santoso, 2005
3.5 Rancangan Kuisioner
Kuisioner diberikan kepada pihak yang berwenang dalam pengambilan
keputusan untuk menyewa alat berat pada perusahaan untuk memvalidasi
variabel-variabel yang ada pada kuisioner tersebut.
3.6 Pengukuran Variabel Penelitian
Untuk mengukur variabel penelitian digunakan skala Likert dimana
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan
menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator yang dapat diukur. Indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan
titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab oleh responden.
Bentuk setiap pertanyaan atau dukungan sikap diungkapkan dari sangat
tidak penting sampai sangat penting dengan skor 1 sampai 5:
a. Sangat Tidak Penting 1
b. Tidak Penting 2
c. Cukup Penting 3
d. Penting 4
e. Sangat Penting 5

39
3.7 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan akan diolah untuk menperoleh jawaban dari
permasalahan yang ada sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dengan
menggunakan analisa statistika sebagai berikut :
a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, untuk mengetahui apakah alat ukur yang
digunakan sudah reliable dan menghasilkan jawaban yang valid.
b. Uji Distribusi Normal Multivariat
c. Analisis deskriptif, digunakan untuk mengetahui karakteristik responden.
d. Analisa faktor
- Kaiser- Meyer-Olkin (KMO)
- UJI V-Bartlett
- Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)
- Rotasi Faktor
- Interpretasi faktor.
e. Menentukan ketepatan model
f. Analisa Cluster
g. Analisa Diskriminan

3.8 Identifikasi Variabel


Variabel merupakan karakteristik atau keadaan atau kondisi pada suatu
obyek yang mempunyai variasi nilai. Secara umum dapat dinyatakan bahwa
variabel adalah operasionalisasi dari konsep. Variabel harus dapat diukur tetapi
bukan ukuran (paremeter). Variabel merupakan konsep atau faktor yang dapat
menunjukkan variansi nilai. (Santoso, 2005)
Penentuan variabel diperoleh dari kajian pustaka dan survey awal kepada
para ahli atas faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
menyewa alat berat pada perusahaan konstruksi di Surabaya.

40
Tabel 3.2. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

No Kode Variabel Referensi


1 X1 Naluri (Instinct) Saaty, 1988
2 X2 Kebiasaan Saaty, 1988
3 X3 Pengalaman Saaty, 1988
4 X4 Pemulihan Investasi (Payback Period) Shank, 1992;
Haming, 2003;
Wawancara)
5 X5 Nilai Sekarang (Present Value) Haming, 2003
6 X6 NPV (Net Present Value) Shank, 1992;
Haming, 2003
7 X7 Tingkat Balikan Internal (Internal Rate of Shank, 1992;
Return atau IRR) atau Discounted Cash Flow Haming 2003
8 X8 Modified Internal Rate of Return (MIRR) Shank, 1992
9 X9 Tingkat Balikan Akunting rata-rata (Average Hamming, 2003
Accounting Rate of Return Atau AARR)
10 X10 Indeks Kemampulabaan (Profitability Index) Haming, 2003
11 X11 Inflasi Ahmad, 1996
12 X12 Biaya Modal Soeharto, 1998;
Day, 1989;
Haming, 2003;
Wawancara
13 X13 Bunga (Interest) Day, 1989;
Wawancara
14 X14 Asuransi Day, 1989;
Wawancara
15 X15 Pajak Ahmad, 1996;
Wawancara
16 X16 Penyimpanan Day, 1989;
Wawancara
17 X17 Ukuran Proyek Soeharto, 1998;
Wawancara
18 X18 JumlahProyek Soeharto, 1998;
Wawancara
19 X19 Fasilitas Pemeliharaan Soeharto, 1998;
Wawancara
20 X20 Cash Flow (Aliran Kas) Achmad,
1987;Soeharto,
1998
21 X21 Ekonomi (Dampak Sosial-Ekonomi- Soeharto, 1998;
Lingkungan) Project
Manajement
Institute;

41
....Lanjutan Tabel 3.2

No Kode Variabel Referensi


Wawancara
22 X22 Jadwal Proyek Soeharto, 1998,
Project
Manajement
Institute
23 X23 Fleksibilitas dari mekanisme Sewa Ahmad, 1987;
Wawancara
24 X24 Umur Peralatan Soeharto, 1988,
Day 1989,
Wawancara
25 X25 Penjualan Kembali (Resale Value) Soeharto, 1988
26 X26 Kontinuitas masa sewa Survei
pendahuluan
27 X27 Ketersediaan spare part Survei
pendahuluan
28 X28 Ketersediaan SDM untuk operator dan Survei
maintenance pendahuluan
29 X29 Optimalisasi jam kerja alat Survei
pendahuluan

42
BAB 4
PENGUMPULAN DATA

4.1 Survei Pendahuluan


Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei dengan melakukan
pengambilan sampel dari suatu populasi tertentu dengan menggunakan kuisioner
sebagai alat pengumpul data-data primer. Untuk mendapatkan data yang baik dan
lengkap, maka kuisioner tersebut harus mudah dimengerti dan lengkap. Dalam
penelitian ini dilakukan survei pendahuluan untuk memperoleh tujuan tersebut.
Survei pendahuluan dilakukan terhadap beberapa pihak yang dianggap
ahli dalam pengambilan keputusan menyewa alat berat untuk mendapatkan bentuk
kuisioner yang baik dan lengkap. Responden dapat mengurangi atau menambah
variabel jika dianggap perlu. Setelah dilakukan penyempurnaan terhadap
kuisioner awal pada lampiran 1, didapat bentuk kuisioner akhir seperti pada
lampiran 2. Variabel-variabel dipeoleh dari studi literatur serta variabel-variabel
tambahan yang relevan dengan kondisi lapangan hasil dari survei pendahuluan.
Variabel-variabel baru yang diperoleh dari hasil survei pendahuluan antara lain :
1. Kontinuitas masa sewa
2. Ketersediaan spare part
3. Ketersediaan SDM untuk operator dan maintenance
4. Optimalisasi jam kerja alat

4.2 Pengumpulan Data


Data diperoleh melalui survei dengan bentuk kuisioner yang dilakukan
terhadap perusahaan konstruksi gedung dan pabrik dengan golongan Besar dan
Menengah di Surabaya. Responden dari penelitian adalah manajer teknik atau
pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pengambilan keputusan untuk
menyewa alat berat. Data yang diperoleh adalah data mengenai profil responden
dan juga data mengenai penilaian responden terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan menyewa alat berat.

43
Dari populasi penelitian sebanyak 100 perusahaan, diperoleh 80 responden
dari jumlah sampel seharusnya yaitu 80. Adapun perusahaan yang menjadi
responden seperti pada tabel.
Tabel 4.1. Jumlah Responden

No Nama Perusahaan Golongan Jumlah


1 KOP. Jasa Manggalakarya Konstruksi B 1
2 PT. Shanty Wiraperkasa B 1
3 PT. Solobhakti Trading & contractor B 1
4 PT. Waringin Megah B 1
5 PT. Widya Satria B 1
6 PT. Aneka Jasa Pembangunan B 1
7 PT. Anggaza Widya Ridha Mulya B 1
8 PT. Anggrek Merah B 1
9 PT. Bintang Berkah Bersama B 1
10 PT. Cipta Karya Bhakti B 1
11 PT. Hastatunggal Persadabhakti B 1
12 PT. Jatim Mustika Sarana Steel B 1
13 PT. Kali Intanasri B 1
14 PT. Komunikanindo Sembada Sejati B 1
15 PT. Modern Surya Jaya B 1
16 PT. Rekayasa Konstruksi B 1
17 PT. Ryantama Citra Karya Abadi B 1
18 PT. Saka B 1
19 PT. Sanggar Adhisarana Teknik B 1
20 PT. Sasmito B 1
21 PT. Surya Bangun Persada Indah B 1
22 PT. Teduh Karya Utama B 1
23 PT. Trisantoso Karya Sejahtera B 1
24 PT. Wira Bumi Sejati M 1
25 PT. Putra Negara M 1
26 PT. Aries Bangn Karsa M 1
27 PT. Bangun Citra Perkasa M 1
28 PT. Ciptakarsa Baja Unggul M 1
29 PT. Citra Nusa Perdana M 1
30 PT. Dua Mutiara Mandiri M 1
31 PT. Ganesha Jaya M 1
32 PT. Guntur Jaya Makmur M 1
33 PT. Hasiholand M 1
34 PT. Jaya Karya M 1
35 PT. Jaya Raya Konstruksi M 1
36 PT. Jaya Mulya Usmini M 1
37 PT. Kartikamarga Jaya M 1
38 PT. Karya Serat Perdasa Teknik M 1

44
.... Lanjutan Tabel 4.1

No Nama Perusahaan Golongan Jumlah


39 Kopegtel Kandatel SBT M 1
40 PT. Kumala Wandira M 1
41 PT. Marga Utama M 1
42 PT. PT. Media Cipta Sejahtera M 1
43 PT. Prayunita Sakti M 1
44 PT. Rachma Utama M 1
45 PT. Rekayasa Bumi Pertiwi M 1
46 PT. Royan Jaya M 1
47 PT. Sapta Bangun Manunggal M 1
48 PT. Sekawan Sejati Utama M 1
49 PT. Sumber Baru M 1
50 PT. Surya Mandiri Abadi Perkasa M 1
51 PT. Widha Perkasa Qolbunsalam M 1
52 PT. Aprilian Dwipa Internusa M 1
53 PT. Dwiwira Kusuma M 1
54 PT. Eka Bima Pamula Sakti M 1
55 PT. Haris Jaya Utama M 1
56 PT. Jaya Dharmabakti Arthagraha M 1
57 PT. Landas Putra Cahya Perdana M 1
58 PT. Mandhalika Mitrasentosa M 1
59 PT. Media Cipta Perkasa M 1
60 PT. Sahhadi Surya M 1
61 PT. Tukadmas General Contractors M 1
62 PT. Argakencana Persada M 1
63 PT. Arisza M 1
64 PT. Aryana Cakasana M 1
65 PT. Bukidalam Barisani M 1
66 PT. Catur Elang Perkasa M 1
67 PT. Daya Guna Sakti M 1
68 PT. Dian Sentosa M 1
69 PT. Duta Wulyo M 1
70 PT. Erlangga Citra Perkasa M 1
71 PT. Estetika Kencana M 1
72 PT. Inneco Wira Sakti Hutama M 1
73 PT. Makmur Madya Pratama M 1
74 PT. Mawar Ireng M 1
75 PT. Nosa Indah M 1
76 PT. Panca Karya Bersama M 1
77 PT. PT. Primamas Baktitama M 1
78 PT. Sabamas Bangunmega M 1
79 PT. Surya Cipta Nugrahatama M 1
80 PT. Tectonia Grandis M 1
Sumber : Data Primer (2006)

45
4.2.1 Profil Responden
Dari hasil survei terhadap 80 perusahaan di Surabaya dengan golongan
Besar dan Menengah, diperoleh profil responden yang ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel 4.2. Ringkasan Data Responden
Jumlah Prosentase
No. Uraian
Responden (%)
1 Responden 80 100
2 Golongan Perusahaan :
1. Besar 23 28.75
2. Menengah 57 71.25
Total 80 100
3 Jenis Kelamin Responden :
1. Laki-laki 74 92.5
2. Perempuan 6 7.5
Total 80 100
4 Direktur 6 7.5
Estimator 1 1.25
Kepala Divisi Proyek 2 2.5
Manager Teknik 10 12.5
Staff Teknik 13 16.25
Project Manager 4 5
Site Engineer 7 8.75
Site Manager 10 12.5
Kabag Keuangan 1 1.25
Kabag Umum 2 2.5
Staff Bagian Umum 4 5
Logistik 2 2.5
Manager Admnistrasi & umum 2 2.5
Staff Administrasi 5 6.25
Manajer Operasional 2 2.5
Staff Operasional 1 1.25
Pelaksana 3 3.75
Perencanaan 1 1.25
Personalia 2 2.5
Surveyor 2 2.5
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)

Responden dari penelitian ini sebanyak 80 orang. Golongan perusahaan


Besar sebanyak 23 (28.75%) dan golongan Menengah sebanyak 57 (71.25 %).

46
Kualifikasi Perusahaan

29%

1. Besar
2. Menengah

71%

Gambar 4.1 Pie Chart Prosentase Golongan Perusahaan

Jenis Kelamin Responden

1. Laki-laki
2. Perempuan
92% 8%

Gambar 4.2. Pie Chart Prosentase Jenis Kelamin Responden


Adapun jenis kelamin dari responden terdiri dari 74 orang laki-laki (92.5
%) dan 6 orang Perempuan (7.5 %).

47
Jabatan Responden Direktur
Estimator
Kepala Divisi Proyek
Manager Teknik
1%3% 3% 8%
3%1%4% 1%3% Staff Teknik
6% 13%
3% Project Manager
3%
Site Engineer
Site Manager
5%
3%
1% 16% Kabag Keuangan
13% 9% 5% Kabag Umum
Staff Bagian Umum
Logistik

Gambar 4.3. Pie Chart Jabatan Responden


Jika dilihat secara struktur organisasi, ada beberapa jabatan dari responden
yang kurang berwenang dalam proses pengambilan keputusan untuk menyewa
alat berat, namun responden merupakan orang-orang yang pernah terlibat dalam
pengambilan keputusan untuk menyewa alat berat.
4.2.2 Deskripsi Jenis Alat Berat Yang Banyak Disewa Oleh Responden
Berdasarkan hasil survei diketahui beberapa jenis alat berat yang disewa
dan jangka waktu sewa yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi di Surabaya.
Tabel 4.3. Jenis alat berat yang sering disewa oleh responden
Waktu sewa
Jenis Alat yang disewa
minggu bulan Tahun
Alat Pemancang (Pile Hammer) 1 1;2;6
Dump Truck 1;2;6; 8
Excavator 1; 2 ;3;4;6 1.5
Forklift 1
Ponton 1
Scafolding 1 8
Pompa air 1;3;5
Motor Grader 1
Kompressor 2
Pompa Beton 2 1
Vibro roller 2 6
Walles 2
Tandem Roller 3
Crane 10 Ton 2;6 1
Crane 35 Ton 1
Wheel Loader 6
Drager 2;6
Dozer 2;6

48
............lanjutan tabel 4.3
Waktu sewa
Jenis Alat yang disewa
minggu bulan Tahun
Genset 1.5
Tanki Air 3
Stamper 2
Aspalt Finisher 2
Aspalt Spryer 2
Concrete Vibrator 2 1
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Jenis lat-alat berat yang disewa oleh kebanyakan perusahaan konstruksi
bervariasi dan jangka waktu sewa yang beragam. Untuk jenis alat pengolah lahan
seperti Dozer dengan jangka waktu penyewaan selama 2 hingga 6 bulan. Alat
penggali seperti excavator dengan lama penyewaan antara 1 hingga 6 bulan. Jenis
alat pengangkut material seperti crane dengan lama penyewaan antra 1 bulan
hingga 1 tahun.
Perbedaan jangka waktu sewa disesuaikan dengan kebutuhan setiap jenis
pekerjaan pada proyek dan waktu pelaksanaannya.
4.2.3 Deskripsi Penilaian Responden terhadap Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan
Deskripsi hasil penilaian responden terhadap variabel-variabel yang
memepengaruhi dalam pengambilan keputusan menyewa alat berat, disajkan
dalam bentuk ringkasan dalam tabel.
Tabel 4.4. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X1, X2, X3 dan X4
X1 X2 X3 X4
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%) Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 12 15.00 2 2.50 0 0.00 1 1.25
Tidak Penting 8 10.00 10 12.50 4 5.00 11 13.75
Cukup Penting 24 30.00 17 21.25 9 11.25 8 10.00
Penting 30 37.50 41 51.25 30 37.50 24 30.00
Sangat Penting 6 7.50 10 12.50 37 46.25 36 45.00
Total 80 100 80 100 80 100 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Berdasarkan persepsi dari 80 responden, variabel Naluri (Instict) (X1) dan
Kebiasaan (X2) dinilai penting, sedangkan variabel Pengalaman (X3) dan

49
Pemulihan investasi (Payback Period) (X4) dinilai sangat penting dalam
pengambilan keputusan menyewa alat berat.

Tabel 4.5. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X5, X6, X7 dan X8
X5 X6 X7 X8
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%) Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 2 2.50 3 3.75 3 3.75 5 6.25
Tidak Penting 2 2.50 3 3.75 9 11.25 6 7.50
Cukup Penting 21 26.25 20 25.00 27 33.75 30 37.50
Penting 45 56.25 45 56.25 32 40.00 29 36.25
Sangat Penting 10 12.50 9 11.25 9 11.25 10 12.50
Total 80 100 80 100 80 100 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Variabel Nilai sekarang (Present value) (X5), NPV (Net Present Value)
(X6) dan Tingkat balikan internal (internal rate of return atau IRR) atau
Discounted Cash Flow (X7) dinilai penting menurut responden, sedangkan
variabel Modified internal rate of return (MIRR) (X8) dinilai cukup penting.

Tabel 4.6. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X9, X10, X11 dan X12
X9 X10 X11 X12
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%) Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 1 1.25 0 0.00 2 2.50 1 1.25
Tidak Penting 4 5.00 3 3.75 3 3.75 2 2.50
Cukup Penting 34 42.50 26 32.50 35 43.75 22 27.50
Penting 26 32.50 42 52.50 27 33.75 36 45.00
Sangat Penting 15 18.75 9 11.25 13 16.25 19 23.75
Total 80 100 80 100 80 100 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Tingkat balikan akunting rata-rata (average accounting rate of return atau
AARR) (X9) dan Inflasi (X11) menurut para responden dinilai cukup penting.
Dan variabel Indeks kemapulabaan (profitability index) (X10) dan Biaya Modal
(X12) dinilai penting.

50
Tabel 4.7. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X13, X14, X15 dan X16
X13 X14 X15 X16
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%) Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 1 1.25 1 1.25 2 2.50 1 1.25
Tidak Penting 4 5.00 3 3.75 2 2.50 10 12.50
Cukup Penting 20 25.00 19 23.75 19 23.75 22 27.50
Penting 48 60.00 38 47.50 37 46.25 38 47.50
Sangat Penting 7 8.75 19 23.75 20 25.00 9 11.25
Total 80 100 80 100 80 100 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Keempat variabel pada tabel 4.7. diatas, yaitu Bunga (interest) (X13),
Asuransi (X14), Pajak (X15) dan Penyimpanan (X16) dinilai penting berdasarkan
persepsi dari 80 responden.

Tabel 4.8. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X17, X18, X19 dan X20
X17 X18 X19 X20
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%) Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 0 0.00 2 2.50 3 3.75 1 1.25
Tidak Penting 0 0.00 0 0.00 1 1.25 1 1.25
Cukup Penting 9 11.25 5 6.25 4 5.00 8 10.00
Penting 46 57.50 40 50.00 38 47.50 28 35.00
Sangat Penting 25 31.25 33 41.25 34 42.50 42 52.50
Total 80 100 80 100 80 100 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Ukuran proyek (X17), Jumlah Proyek (X18), Fasilitas pemeliharaan (X19)
penting bagi dasar pengambilan keputusan menyewa alat berat, sedangkan Cash
flow (X20) dinilai sangat penting bagi responden.

Tabel 4.9. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X21, X22, X23 dan X24
X21 X22 X23 X24
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%) Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 0 0.00 0 0.00 1 1.25 0 0.00
Tidak Penting 4 5.00 0 0.00 2 2.50 2 2.50
Cukup Penting 47 58.75 7 8.75 34 42.50 10 12.50
Penting 21 26.25 23 28.75 21 26.25 48 60.00
Sangat Penting 8 10.00 50 62.50 22 27.50 20 25.00
Total 80 100 80 100 80 100 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)

51
Variabel Ekonomi (Dampak Sosial-Ekonomi-Lingkungan) (X21) dan
Fleksibilitas Dari Mekanisme Sewa (X23) cukup penting sebagai dasar
pertimbangan menyewa dan umur peralatan (X24) dinilai penting. Dan Jadwal
Proyek (X22) merupakan variabel yang sangat penting bagi dasar pertimbangan
menyewa alat menurut persepsi dari responden.

Tabel 4.10. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X25, X26, X27 dan X28
X25 X26 X27 X28
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%) Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 2 2.50 0 0.00 2 2.50 2 2.50
Tidak Penting 6 7.50 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Cukup Penting 34 42.50 22 27.50 12 15.00 9 11.25
Penting 31 38.75 34 42.50 42 52.50 31 38.75
Sangat Penting 7 8.75 24 30.00 24 30.00 38 47.50
Total 80 100 80 100 80 100 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Dan variabel Penjualan kembali (X25) dinilai cukup penting. Kontinuitas
masa sewa (X26) dan Ketersediaan spare part (X27) merupakan variabel yang
penting bagi responden. Namun Ketersediaan SDM untuk operator dan
maintenance (X28) merupakan variabel yang sangat penting.

Tabel 4.11. Skor Penilaian Responden terhadap variabel X29


X29
Skala Penilaian
Σ (%)
Sangat Tidak Penting 1 1.25
Tidak Penting 0 0.00
Cukup Penting 10 12.50
Penting 37 46.25
Sangat Penting 32 40.00
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)

Menurut responden, Optimalisai jam kerja alat (X29) penting sebagai


dasar pertimbangan menyewa alat.

52
BAB 5
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

5.1 Uji Validitas


Uji validitas merupakan pengujian terhadap alat ukur, dimana setiap
pertanyaan dalam penelitian ini dikatakan valid jika mengukur aspek yang sama.
Hipotesa yang digunakan dalam pengujian validitas adalah sebagai berikut :
H0 : Atribut tidak mengukur aspek / dimensi yang sama
H1 : Atribut mengukur aspek / dimensi yang sama
Jika nilai r lebih besar dari titik kritis ( r≥ r tabel) untuk taraf signifikan
5%, maka H0 ditolak. Artinya ada hubungan antar variable atau atribut valid.
Pada penelitian ini untuk 80 responden diperoleh r tabel sebesar 0.14480
(lampiran 7 halaman 104–105). Dapat dilihat pada tabel bahwa seluruh variabel
memiliki nilai korelasi lebih besar dari nilai r tabel, sehingga dapat dikatakan
bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sudah tepat atau dapat
mengukur aspek yang sama.
Dengan bantuan software SPSS Release 10.0 diperoleh hasil pengujian
validitas pada variabel yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
menyewa alat berat seperti pada tabel 5.1. Hasil perhitungan terlampir pada
lampiran 6 halaman 102.
Tabel 5.1 Uji Validitas

No Variabel r hitung r tabel Keterangan


X1 Naluri (Instinct) 0.8895 0.14480 Valid
X2 Kebiasaan 0.8921 0.14480 Valid
X3 Pembelajaran/Pengalaman 0.8850 0.14480 Valid
X4 Pemulihan Investasi
0.8765 0.14480 Valid
(Payback Period)
X5 Nilai Sekarang (Present
0.8815 0.14480 Valid
Value)
X6 NPV (Net Present Value) 0.8734 0.14480 Valid
X7 Tingkat Balikan Internal
(Internal Rate of Return atau
0.8796 0.14480 Valid
IRR) atau Discounted Cash
Flow

53
......lanjutan tabel 5.1

No Variabel r hitung r tabel Keterangan


X8 Modified Internal Rate of
0.8843 0.14480 Valid
Return (MIRR)
X9 Tingkat Balikan Akunting
rata-rata (Average
0.8760 0.14480 Valid
Accounting Rate of Return
Atau AARR)
X10 Indeks Kemampulabaan
0.8771 0.14480 Valid
(Profitability Index)
X11 Inflasi 0.8763 0.14480 Valid
X12 Biaya Modal 0.8769 0.14480 Valid
X13 Bunga (Interest) 0.8756 0.14480 Valid
X14 Asuransi 0.8799 0.14480 Valid
X15 Pajak 0.8783
0.14480 Valid
X16 Penyimpanan 0.8799 0.14480 Valid
X17 Ukuran Proyek 0.8848 0.14480 Valid
X18 JumlahProyek 0.8821 0.14480 Valid
X19 Fasilitas Pemeliharaan 0.8766 0.14480 Valid
X20 Cash Flow (Aliran Kas) 0.8770 0.14480 Valid
X21 Ekonomi (Dampak Sosial-
0.8828 0.14480 Valid
Ekonomi-Lingkungan)
X22 Jadwal Proyek 0.8834 0.14480 Valid
X23 Fleksibilitas dari mekanisme
0.8779 0.14480 Valid
Sewa
X24 Umur Peralatan 0.8790 0.14480 Valid
X25 Penjualan Kembali (Resale
0.8777 0.14480 Valid
Value)
X26 Kontinuitas masa sewa 0.8816 0.14480 Valid
X27 Ketersediaan spare part 0.8781 0.14480 Valid
X28 Ketersediaan SDM untuk
0.8759 0.14480 Valid
operator dan maintenance
X29 Optimalisasi jam kerja alat 0.8805 0.14480 Valid
Sumber : Hasil Olah Data Primer (2006)

5.2 Uji Reabilitas


Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

54
Hipotesa yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah sebagai
berikut :
H0 : atribut tidak reliabel
H1 : atribut reliabel
Berdasarkan hasil uji reabilitas dengan bantuan software SPSS Release
10.0 for Windows terhadap data yang mempengaruhi menyewa alat berat,
diperoleh nilai alpha sebesar 0.8837. Terlihat bahwa nilai alpha lebih besar dari r
tabel sebesar 0.14480, maka tolak H0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
yang digunakan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan menyewa alat berat adalah reliabel. Hasil perhitungan
terlampir pada lampiran 6 halaman 103.

5.3 Uji Distribusi Normal Multivariat


Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisa faktor, PCA (Principal
Component Analysis), adalah data berdistribusi normal multivariat. Sehingga
langkah kedua yaitu pengujian distribusi normal multivariat untuk seluruh data.
Hipothesis :
H0 : Data mengikuti sebaran distribusi multinormal
H1 : Data tidak mengikuti sebaran distribusi multinormal
Dari pengujian yang dilakukan untuk seluruh data didapatkan daerah
dibawah kurva Chi-Square = 76.25 atau nilai d2j yang kurang dari χ2 (10; 0,.5) lebih
dari 50 %. Sehingga didapatkan kesimpulan gagal tolak H0, artinya data
mengikuti sebaran distribusi multinormal. Berikut ini adalah plot dari uji
multinormal. Hasil perhitungan terlampir pada lampiran 6 halaman 106.

55
PLOT DATA UJI MULTINORMAL

50

40
q

30

20

10
10 20 30 40 50 60 70
dd

Gambar 5.1 Uji Multinormal

5.4 Analisa Deskriptif


Analisa deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran dari
kecenderungan jawaban responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan menyewa alat berat. Nilai yang digunakan unduk
menggambarkan kecenderungan jawaban responden adalah mean significace
index. Hasil perhitungan terlampir pada lampiran 9 halaman 107.

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15

Series1 3.13 3.59 4.25 4.04 3.74 3.68 3.44 3.41 3.59 3.71 3.58 3.88 3.7 3.89 3.89

Gambar 5.2 Grafik Mean Significance index X1 – X15

56
5

0
X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29

Series1 3.55 4.2 4.275 4.238 4.363 3.413 4.538 3.763 4.075 3.438 4.025 4.075 4.288 4.238

Gambar 5.3 Grafik Mean Significance index X16 – X29


Lima variabel yang memiliki nilai mean significance index tertinggi
berdasarkan hasil pengisian kuisioner oleh responden adalah variabel X22 (Jadwal
Proyek), X20 (Cash Flow), X28 (Ketersediaan SDM untuk operator dan
maintenance), X18 (Jumlah Proyek) dan X3 (Pengalaman).

5.5 Hasil Analisis Faktor Terhadap Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Dalam Pengambilan Keputusan Menyewa Alat Berat
Proses analisa faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship)
antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain
sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
jumlah variabel. Analisis faktor dipakai untuk menggambarkan hubungan atau
korelasi dari beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor. Variabel-variabel ini
dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor dimana variabel-variabel dalam
satu faktor mempunyai korelasi yang tinggi sedangkan korelasi dengan variabel-
variabel pada faktor lain relatif rendah.
Dalam analisa faktor ini dilakukan beberapa kali iterasi; uji KMO, uji
Bartlett dan Uji Korelasi Anti Image sebelum dilakukan penetapan faktor utama.
Jika ada variabel yang memiliki korelasi yang kecil (MSA<0.5) maka variabel
yang memiliki korelasi yang kecil harus dikeluarkan satu-persatu dari analisa
selanjutnya hingga diperoleh seluruh variabel dalam matrik korelasi anti image
yang bernilai korelasi > 0.5. MSA ditunjukkan oleh nilai pada diagonal korelasi
anti image yang berlabel (a).

57
5.5.1 Hasil Uji Kelayakan Data untuk Analisa Faktor
Untuk mendapatkan hasil dari uji kelayakan data untuk analisa faktor yang
memiliki nilai MSA dari variabel diatas 0.5 dilakukan dengan itrerasi sebanyak 4
kali.
5.5.1.1 Iterasi Pertama
a. Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang telah
terambil telah cukup untuk dapat difaktorkan. Dalam uji ini, bila data
yang kita peroleh kurang dari 100, maka nilai KMO haruslah lebih dari
0.5.
Pada iterasi pertama nilai KMO dari 29 variabel yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan untuk menyewa alat berat yang layak
digunakan dalan analisa faktor sebesar 0.686.
b. Uji Bartlett
Uji Bartlett bertujuan untuk menunjukkan apakah tiap variabel
mempunyai nilai korelasi yang besar dengan variabel yang lain atau
tidak.
Hipotesis :
Ho : R = 1 (matrik korelasi sama dengan matrik identitas) / tidak
terdapat korelasi
H1 : R ≠ 1 (matrik korelasi tidak sama dengan matrik identitas) /
terdapat korelasi
χ 2p ( g −1)(α )
Apabila V-Bartlet ≥ , maka gagal tolak Ho, sehingga dapat
diartikan bahwa terdapat korelasi antar variabel
Diperoleh Pvalue dari Uji Bartlett sebesar 0.000 dengan α=0.05.
Karena 0.000<0.05, maka dapat diartikan bahwa terdapat korelasi antar
variabel .
c. Korelasi Anti Image
Untuk pengujian korelasi parsial maka digunakan korelasi anti
image. Pada korelasi anti image, nilai MSA (Measure of Sampling
Adequacy) pada setiap variabel semakin memperkuat bukti bahwa antar

58
variabel saling terkait sehingga pemakaian analisis faktor pada data ini
dapat dianggap tepat. MSA digunakan untuk mengukur dua hubungan
yaitu korelasi seluruh variabel terhadap kelayakan untuk digunakan
dalam analisis faktor. Nilai MSA berkisar 0 sampai dengan 1 dengan
kriteria :
1. MSA=1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel lain.
2. MSA>0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut
3. MSA<0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
MSA ditunjukkan oleh nilai pada diagonal korelasi anti image yang
berlabel (a). Sesuai dengan prosedur maka variabel yang bernilai paling
kecil dikeluarkan terlebih dahulu dari analisa.
Pada iterasi pertama, terdapat 2 variabel yang memiliki nilai MSA
dibawah 0.5 yaitu variabel X1 (Naluri) sebesar 0.417 dan X3
(Pengalaman) sebesar 0.397. Variabel yang memiliki nilai MSA terkecil
direduksi atau dikeluarkan pada iterasi kedua. Hasil perhitungan
terlampir pada lampiran 9 halaman 108.
5.5.1.2 Iterasi Kedua
a. Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
Nilai KMO dari 28 variabel pada itersi kedua sebesar 0.706. Karena
nilai KMO sudah lebih besar dari 0.5 maka jumlah data cukup untuk
dianalisis.
b. Uji Bartlett
Pada iterasi kedua diperoleh Pvalue dari Uji Bartlett sebesar 0.000
dengan α=0.10. Karena 0.000<0.10, maka dapat diartikan bahwa
terdapat korelasi antar variabel.
c. Korelasi Anti Image
Terdapat satu variabel yang memiliki nilai MSA dibawah 0.5 yaitu
variabel X2 (Kebiasaan) sebesar 0.458. Sehingga pada iterasi berikutnya

59
variabel ini tereduksi. Hasil perhitungan terlampir pada lampiran 9
halaman 109.
5.5.1.3 Iterasi Ketiga
a. Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
Nilai KMO dari 27 variabel pada itersi ketiga sebesar 0.733. Karena
nilai KMO sudah lebih besar dari 0.5 maka jumlah data cukup untuk
dianalisis.
b. Uji Bartlett
Pada iterasi ketiga diperoleh Pvalue dari Uji Bartlett sebesar 0.000
dengan α=0.10. Karena 0.000<0.10, maka dapat diartikan bahwa
terdapat korelasi antar variabel.
c. Korelasi Anti Image
Pada itersi ketiga masih terdapat satu variabel yang memiliki nilai
MSA dibawah 0.5 yaitu variabel X8 (MIRR) sebesar 0.497. Sehingga
pada iterasi berikutnya variabel ini harus dikeluarkan. Hasil perhitungan
terlampir pada lampiran 9 halaman 110.
5.5.1.4 Iterasi Keempat
a. Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
Nilai KMO dari 26 variabel pada itersi keempat sebesar 0.733.
Karena nilai KMO sudah lebih besar dari 0.5 maka jumlah data cukup
untuk dianalisis.
b. Uji Bartlett
Pada iterasi keempat diperoleh Pvalue dari Uji Bartlett sebesar 0.000
dengan α=0.10. Karena 0.000<0.10, maka dapat diartikan bahwa
terdapat korelasi antar variabel.
c. Korelasi Anti Image
Pada iterasi keempat, seluruh variabel telah memiliki nilai MSA >
0.5 sehingga dapat dilanjutkan pada analisa berikutnya yaitu analisa
komponen utama.
Perhitungan MSA pada variabel-variabel yang mempengaruhi pada
pengambilan keputusan untuk menyewa alat berat, untuk sampai pada
kelompok variabel dengan MSA > 0.5, melalui 4 iterasi. Pada setiap

60
iterasi terdapat 1 variabel yang dikeluarkan dari model karena nilai MSA
< 0.5. pada data ini terdapat 3 faktor yang tereduksi, yaitu variabel
kebiasaan (X2), Pengalaman (X3) dan Modified Internal Rate of Return
(X8). Hasil perhitungan terlampir pada lampiran 9 halaman 111.
Maka 26 variabel ini dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut.
Tabel 5.2. Nilai MSA Hasil Analisa Faktor
Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA
X1 0.565 X17 0.570
X4 0.858 X18 0.568
X5 0.584 X19 0.819
X6 0.871 X20 0.764
X7 0.677 X21 0.544
X9 0.836 X22 0.689
X10 0.852 X23 0.769
X11 0.805 X24 0.745
X12 0.758 X25 0.774
X13 0.790 X26 0.786
X14 0.740 X27 0.728
X15 0.741 X28 0.793
X16 0.603 X29 0.669
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
5.5.2 Analisa Komponen Utama (Principal Komponen Analysis)
Analisa Komponen Utama (Principal Komponen Analysis) merupakan
suatu prosedur yang menawarkan reduksi banyak variabel yang berkorelasi
menjadi sejumlah komponen yang tidak berkorelasi. Metode ini berguna dalam
menjelaskan keeratan hubungan (dependensi) antar sekumpulan variabel dan juga
dalam menentukan pengelompokan variabel.
Pada analisa ini akan diketahui banyaknya faktor yang dapat terbentuk
dengan melihat nilai eigen yang lebih dari satu, persentase varian nilai eigen, hasil
kumulatif dari presentase varian nilai eigen minimal 70 % dan screen plotnya.
Nilai eigen menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam
menghitung varians variabel yang akan dianalisis.
Dari hasil analisis faktor diketahui bahwa berdasarkan kriteria nilai eigin,
komponen yang memiliki nilai eigin lebih besar dari satu ada 8 komponen.
Sehingga nantinya akan terbentuk 8 komponen atau 8 faktor. Sedangkan hasil

61
kumulatif proporsi keragaman yang mampu dijelaskan sebesar 73.966%. Hasil
perhitungan terlampir pada lampiran 9 halaman 113.

Tabel 5.3 Hasil Ekstraksi Faktor


Nilai Eigen
Keragaman
Komponen Keragaman Keterangan
Total Kumulatif
(%)
(%)
1 7.865 30.251 30.251 Digunakan
2 2.845 10.941 41.193 Digunakan
3 2.007 7.720 48.912 Digunakan
4 1.760 6.771 55.683 Digunakan
5 1.345 5.175 60.857 Digunakan
6 1.231 4.733 65.591 Digunakan
7 1.160 4.462 70.053 Digunakan
8 1.017 3.913 73.966 Digunakan
9 0.890 3.422 77.388 Tidak Digunakan
10 0.794 3.055 80.443 Tidak Digunakan
11 0.644 2.477 82.919 Tidak Digunakan
12 0.614 2.361 85.280 Tidak Digunakan
13 0.557 2.124 87.422 Tidak Digunakan
14 0.480 1.848 89.270 Tidak Digunakan
15 0.430 1.656 90.926 Tidak Digunakan
16 0.391 1.504 92.430 Tidak Digunakan
17 0.358 1.377 93.808 Tidak Digunakan
18 0.283 1.090 94.898 Tidak Digunakan
19 0.243 0.934 95.832 Tidak Digunakan
20 0.239 0.920 96.752 Tidak Digunakan
21 0.205 0.789 97.541 Tidak Digunakan
22 0.180 0.693 98.234 Tidak Digunakan
23 0.145 0.557 98.791 Tidak Digunakan
24 0.123 0.474 99.264 Tidak Digunakan
25 0.109 0.418 99.682 Tidak Digunakan
26 8.262E-02 0.318 100.00 Tidak Digunakan
Sumber : Data Primer Diolah (2006)

62
Scree Plot
10

4
Eigenvalue

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Component Number

Gambar 5.4 Scree Plot


Jika pada tabel menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan
perhitungan angka, maka screen plot menampakkan hal tersebut dengan grafik.
Hal ini menunjukkan bahwa 8 faktor adalah yang paling bagus untuk meringkas
keduapuluhenam variabel tersebut.
5.5.3 Komunalitas
Setelah terekstrak menjadi bebrapa faktor, selanjutnya akan diukur
seberapa besar keragaman setiap variabel asal yang dapat diterangkan oleh hasil
ekstraksi faktor. Besar keragaman setiap variabel asal ini dikenal dengan istilah
komunalitas. Nilai Komunalitas diperoleh dengan menghitung jumlah kuadrat
loading faktor setiap variabel asal. Semakin kecil communalities sebuah variabel,
berarti semakin lemah hubungannya dengan faktor yang terbentuk.
Tabel menunjukkan hasil ekstraksi seluruh faktor yang terbentuk dan
perubahan nilai komunalitas yang terjadi. Nilai komunalitas untuk seluruh
variabel setelah diekstrak menjadi beberapa faktor umumnya berada diatas 0.5.
artinya common faktor masih cukup kuat dalam menjelaskan keragaman variabel
asal. Hasil perhitungan terlampir pada lampiran 9 halaman 112.

63
Tabel 5.4. Nilai Komunalitas Setiap Variabel
Nilai
No Kode Variabel
Komunalitas
1 X1 Naluri (Instinct) 0.764
2 X4 Pemulihan Investasi (Payback Period) 0.711
3 X5 Nilai Sekarang (Present Value) 0.680
4 X6 NPV (Net Present Value) 0.656
Tingkat Balikan Internal (Internal Rate of
5 X7 Return atau IRR) atau Discounted Cash 0.772
Flow
Tingkat Balikan Akunting rata-rata
6 X9 (Average Accounting Rate of Return Atau 0.638
AARR)
Indeks Kemampulabaan (Profitability
7 X10 0.666
Index)
8 X11 Inflasi 0.809
9 X12 Biaya Modal 0.737
10 X13 Bunga (Interest) 0.753
11 X14 Asuransi 0.762
12 X15 Pajak 0.855
13 X16 Penyimpanan 0.826
14 X17 Ukuran Proyek 0.690
15 X18 JumlahProyek 0.865
16 X19 Fasilitas Pemeliharaan 0.758
17 X20 Cash Flow (Aliran Kas) 0.744
Ekonomi (Dampak Sosial-Ekonomi-
18 X21 0.746
Lingkungan)
19 X22 Jadwal Proyek 0.613
20 X23 Fleksibilitas dari mekanisme Sewa 0.699
21 X24 Umur Peralatan 0.762
22 X25 Penjualan Kembali (Resale Value) 0.731
23 X26 Kontinuitas masa sewa 0.702
24 X27 Ketersediaan spare part 0.709
Ketersediaan SDM untuk operator dan
25 X28 0.840
maintenance
26 X29 Optimalisasi jam kerja alat 0.747
Sumber : Data Primer Diolah (2006)

64
5.5.4 Pola Matriks Sesudah Rotasi
Komponen yang terbentuk pada analisis faktor dapat dilihat pada
komponen matriks. Nilai-nilai pada kolom komponen matriks menunjukkan
factor loadings yang menyatakan besar korelasi antara suatu variabel dengan
faktor satu dan faktor dua. Penentuan variabel mana yang akan masuk ke suatu
faktor dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris.
Suatu variabel dimasukkan di komponen yang nilai factor loadingnya terbesar.
Transformasi matriks loading dilakukan dengan merotasi matrik tersebut
dengan metode rotasi tegak lurus varimax. Hasil rotasi ini mengakibatkan setiap
variabel asal mempunyai korelasi tinggi dengan faktor tertentu saja dan dengan
faktor yang lain korelasi relatif rendah. Sehingga setiap faktor akan lebih mudah
diinterpretasikan.
Tabel menunjukkan hasil ringkasan masing-masing 8 faktor yang
terbentuk dari 26 variabel yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
menyewa alat berat. Hasil perhitungan terlampir pada lampiran 9 halaman 115.
Tabel 5.5 Hasil Bentukan Faktor
Total
Faktor Nama Kode Variabel Keragaman Loading
(%)
X27 Ketersediaan spare part 0.763
X26 Kontinuitas dari masa 0.748
sewa
1
X28 Ketersediaan SDM 0.736
Faktor untuk operator dan
Operasional maintenance 30.251 %
X29 Optimalisasi jam kerja 0.647
alat
X23 Fleksibilitas dari 0.470
mekanisme sewa
X4 Pemulihan Investasi 0.785
(Payback Period)
X5 Nilai Sekarang (Present 0.650
Faktor
Value)
2 Kelayakan 10.941 %
X13 Bunga (Interest) 0.607
Investasi
X20 Cash Flow (Aliran Kas) 0.584
X6 Net Present Value 0.541
(NPV)

65
....lanjutan tabel 5.5
Total
Faktor Nama Kode Variabel Keragaman Loading
(%)
X7 Internal Rate of Return 0.521
(IRR)
X12 Biaya Modal 0.754
X11 Inflasi 0.742
Faktor
3 X9 Tingkat Balikan 7.720 % 0.435
Modal
Akunting Rata-rata
(AARR)
X16 Penyimpanan 0.782
Faktor
X19 Fasilitas pemeliharaan 0.739
4 Sarana dan 6.771 %
Prasarana X10 Indeks Kemampulabaan 0.402
(Profitability Index)
Faktor X15 Pajak 0.802
Kewajiban X14 Asuransi 0.746
5 5.175 %
dan
Asuransi
X24 Umur peralatan 0.784
Faktor
X21 Ekonomi (Dampak 0.753
Alat dan
6 Sosial-Ekonomi- 4.733 %
Lingkungan
Lingkungan)
Proyek
X17 Ukuran Proyek 0.567
Faktor X18 Jumlah Proyek 0.798
7 4.462 %
Proyek X22 Jadwal Proyek 0.701
Faktor X1 Naluri 0.812
Instict dan X25 Penjualan Kembali 0.489
8 3.913 %
Nilai alat (resale value)

Sumber : Data Primer Diolah (2006)


Berdasarkan hasil bentukan faktor pada tabel 5.5 kemudian dilakukan
penamaan untuk masing-masing faktor yang terbentuk. Faktor 1 diberikan nama
Faktor Operasional. Nama ini diberikan dengan pertimbangan bahwa kelima
variabel pembentuk faktor 1 mempunyai kaitan dengan kegiatan pelaksanaan
menyewa alat, ketersediaan suku cadang, sumber daya manusia dan mekanisme
sewa. Faktor 2 adalah faktor operating cost dimana pada faktor-faktor ini
pembentuknya berkaitan dengan penilaian kelayakan investasi yang berpengaruh
pada biaya operasional pada proyek. Faktor 3 diberi nama faktor modal karena
pembentuk faktornya berhubungan dengan modal yang dimilik perusahaan untuk
proyek. Faktor 4 diberi nama faktor sarana dan prasarana, karena variabel-variabel

66
pada faktor ini berhubungan dengan adanya fasilitas untuk menyimpan alat dan
fasilitas untuk pemeliharaan alat. Faktor 5 diberi nama Faktor kewajiban dan
asuransi. Pada faktor ini variabelnya berhubungan dengan beban pajak dan
asuransi. Faktor 6 adalah faktor alat dan lingkungan proyek. Karen pada faktor ini
menjelaskan tentang umur alat, dampak sosioekonomi dan ukuran proyek. Faktor
7 adalah faktor proyek , dimana pada faktor variabelnya menjelaskan tentang
jumlah proyek dan jadwal proyek yang dikerjakan oleh kontraktor. Faktor 8
adalah faktor instict dan niali alat.
5.6 Hasil Analisis Cluster
Pada analisis cluster pengelompokan terhadap 80 responden dilakukan
berdasarkan golongan perusahaan yaitu Besar dan Menengah. Perusahaan dengan
golongan Besar sebanyak 23 perusahaan, yang pada analisa selanjutnya di sebut
Kelas 1. Dan 57 Perusahaan golongan Menengah yang disebut Kelas 2 pada
analisa selanjutnya untuk memudahkan dalam analisa diskriminan.
5.7 Hasil Analisis Diskriminan Terhadap Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Dalam Pengambilan Keputusan Menyewa Alat Berat
Analisis Diskriminan ini bertujuan untuk membuat sebuah model regresi,
yakni adanya sebuah variabel dependen, dan satu atau lebih variabel independen.
Perbedaan dengan model regresi adalah pada jenis data pada variabel dependen
yang berupa data kategori, yaitu kelas (golongan) perusahaan Besar dan
Menengah.
Pengolahan analisa diskriminan dengan menggunakan bantuan software SPSS
Release 10.0.
5.7.1 Pengujian Box’s M
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Box’s M

Test Results
Box's M 17.921
F Approx. 2.822
df1 6
df2 11282.060
Sig. .010
Tests null hypothesis of equal population covariance matrices

67
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
α :10 %
Hipotesa :
H0 : group covarian matrices adalah relatif sama
H1 : group covarian matrices adalah berbeda secara nyata
Nilai Sig. Dari Tes Box’s M ≥ 0.01, maka terima H0. Berarti group
covariance matrices adalah sama. Hal ini berarti data diatas sudah
memenuhi asusmi analisis diskriminan, sehingga proses bisa
dilanjutkan.

5.7.2 Stepwise Statistics


Tabel 5.7 Wilks’ Lamda
Variables Entered/Removeda,b,c,d

Wilks' Lambda
Exact F
Step Entered Statistic df1 df2 df3 Statistic df1 df2 Sig.
1 X6 .888 1 1 78.000 9.881 1 78.000 .002
2 X15 .840 2 1 78.000 7.316 2 77.000 .001
3 X17 .793 3 1 78.000 6.632 3 76.000 .000
At each step, the variable that minimizes the overall Wilks' Lambda is entered.
a. Maximum number of steps is 58.
b. Maximum significance of F to enter is .05.
c. Minimum significance of F to remove is .10.
d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.

Sumber : Data Primer Diolah (2006)


Wilks’ Lamda pada prinsipnya adalah varians total dalam diskriminant
scores yang tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan diantara kelas Besar dan
Menengah.
Pada step 1, dimasukkan variabel X6 (NPV) dengan angka Wilks’ Lamda
adalah 0.888. hal ini berarti 88.8 % varians tidak dapat dijelaskan oleh
perbedaan antar kelas. Kemudian pada step 2, dengan tambahan variabel
X15 (Pajak), angka Wilks’ Lamda turun menjadi 0.840. dan pada step 3,
variabel X17 (Ukuran Proyek), angka itu turun lagi menjadi 0.793.
Penurunan angka Wilks’ Lamda tentu baik bagi model diskriminan.
Karena varians yang tidak bisa dijelaskan juga menjadi semakin kecil (dari
88.8% menjadi 79.3%).

68
Dari kolom F dan signifikansinya, ketiga variabel adalah signifikan secara
statistik. Hal ini berarti ketiga variabel tersebut yaitu X6 (NPV), X15
(Pajak) dan X17 (Ukuran Proyek) memang berbeda untuk kedua tipe
konsumen.
5.7.3 Canonical Correlation
Canonical Correlation mengukur keeratan hubungan antara discriminant
score dengan kelas.
Tabel 5.8 Eigenvalues
Eigenvalues

% of Cumulativ Canonical
Function Eigenvalue Variance e% Correlation
1 .262a 100.0 100.0 .455
a. First 1 canonical discriminant functions were used in the
analysis.

Sumber : Data Primer Diolah (2006)


Angka 0.455 menunjukkan keeratan yang cukup tinggi, dengan ukuran
skala asosiasi antara 0 sampai 1.
Tabel 5.9. Wilks’ Lamda

Wilks' Lambda

Wilks' Chi-squar
Test of Function(s) Lambda e df Sig.
1 .793 17.788 3 .000

Sumber : Data Primer Diolah (2006)


Angka Chi-Square sebesar 19.321 dengan tingkat signifikansi yang tinggi
menunjukkan perbedaan yang jelas antara dua kelas yaitu perusahaan
Besar dan Menengah.

69
5.7.4 Fungsi Diskriminan
Tabel 5.10 Koefisien Fungsi Diskriminan
Canonical Discriminant Function Coefficients

Function
1
X6 .781
X15 .660
X17 -.868
(Constant) -1.793
Unstandardized coefficients

Sumber : Data Primer Diolah (2006)


Dari tabel diatas diperoleh fungsi diskriminan :
Y=-1.793 + 0.781 X6 + 0.660 X15 - 0.868 X17
Kegunaan dari fungsi ini untuk mengetahui sebuah kasus (dalam hal ini
perusahaan Konstruksi) masuk pada kelas Besar atau Menengah.
Tabel 5.11 Fungsi Kelompok
Functions at Group Centroids

Function
KELAS 1
1.00 .795
2.00 -.321
Unstandardized canonical discriminant
functions evaluated at group means

Sumber : Data Primer Diolah (2006)


Ada 2 kelas perusahaan konstruksi, maka disebut Two-Group
Discrimonant, dimana Kelas 1 (Perusahaan Besar) mempunyai Centroid
(Group Means) positif dan Kelas 2 (Perusahaan Menengah) mempunyai
Centroid (Group Means) positif.
Y > 0.474, maka perusahaan termasuk dalam kelas/Golongan Besar
Y < 0.474, maka perusahaan termasuk dalam kelas/Golongan Menengah.
(Santoso, 2003)

70
5.7.5 Ketepatan Klasifikasi
Setelah fungsi diskriminan dibuat, kemudian diklasifikasi dilakukan, maka
selanjutnya akan dilihat seberapa jauh klasifikasi tersebut sudah tepat.
Atau berapa persen terjadi misklasifikasi pada proses klasifikasi tersebut.
Tabel 5.12. Hasil Pengelompokkan
Classification Resultsb,c

Predicted Group
Membership
KELAS 1.00 2.00 Total
Original Count 1.00 20 3 23
2.00 23 34 57
% 1.00 87.0 13.0 100.0
2.00 40.4 59.6 100.0
Cross-validateda Count 1.00 17 6 23
2.00 23 34 57
% 1.00 73.9 26.1 100.0
2.00 40.4 59.6 100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In
cross validation, each case is classified by the functions derived
from all cases other than that case.
b. 67.5% of original grouped cases correctly classified.
c. 63.8% of cross-validated grouped cases correctly classified.

Sumber : Data Primer Diolah (2006)

Pada bagian Original, terlihat bahwa mereka yang pada data awal
termasuk kelas 1 (Besar), dan dari klasifikasi fungsi diskriminan tetap
pada kelas 1 adalah 20 perusahaan. Sedang dengan model diskriminan,
mereka yang awalnya masuk kelas 1, ternyata menjadi anggota kelas 2
sebanyak 3
Demikian juga dengan Kelas 2, yang tetap pada kelas 2 sejumlah 34
perusahaan dan yang terjadi misklasifikasi adalah 23 perusahaan.
Dengan demikian, ketepatan prediksi dari model adalah :
(20+34)/80 = 0.675 atai 67.5 %
Karena angka ketepatan tinggi sebesar 67.5%, maka model diskriminan di
atas sebenarnya bisa digunakan untuk analisis diskriminan. Atau
penafsiran tentang berbagai tabel yang ada valid untuk digunakan.

71
5.8 Pembahasan
Setelah diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan untuk menyewa alat berat sesuai dengan tujuan penelitian, maka
dilakukan pokok pembahasan sesuai dengan permasalahan penelitian.
Berdasarkan hasil analisis faktor, diperoleh 8 faktor yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan untuk menyewa alat berat berdasarkan persepsi
dari 80 responden dari 80 perusahaan konstruksi di Surabaya.
5.8.1 Faktor Operasional
Faktor ini memiliki nilai pembentuk faktor sebesar 30.251 %. Pada faktor
ini terdapat 5 hal yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk
menyewa alat berat, yaitu :
a. Ketersediaan spare part
Ketersediaan spare part dari pemilik alat menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan menyewa alat berat. Dikarenakan jika ada kerusakan
yang memerlukan penggantian sparepart, penyewa dapat mengajukan
komplain sehingga dapat diganti spare part yang diperlukan dan jika
diperlukan alat diganti dengan alat yang lain. Selain itu juga pertimbangan
harga spare part dan biaya perawatan alat yang relatif mahal juga menjadi
pertimbangan untuk menyewa daripada memiliki alat.
b. Kontinuitas dari masa sewa
Kemudahan dari perpanjangan masa sewa alat oleh penyewa menjadi
pertimbangan dalam menyewa alat berat, dengan lama penyewaan minimal
100 jam dari tiap alat yang disewa.
c. Ketersediaan SDM untuk operator dan maintenance
Keterampilan Sumber Daya Manusia untuk Operator dan Perawatan
yang disediakan dari pemilik alat menjadi dasar pertimbangan dalam
menyewa. Beberapa perusahaan konstruksi menengah dan besar juga
membutuhkan operator yang telah memiliki sertifikat keterampilan untuk
pengoperasian alat yang disewa. Keterampilan operator alat juga menjadi
faktor terselesainya pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh
kontraktor. Selain itu juga kemudahan dalam permintaan untuk mengganti
operator yang kurang memadai dalam pekerjaan dapat dilakukan dengan

72
mudah. Serta perawatan dan perbaikan untuk alat yang mengalami kerusakan
pada proyek dapat diajukan komplain, yang dapat segera diganti dengan alat
yang lain dengan segera. Biaya yang dikenakan untuk penyewa alat tidak
termasuk biaya BBM dan uang makan operator.
d. Optimalisasi jam kerja alat
Kinerja alat juga menjadi pertimbangan. Kemampuan kerja alat dapat
dilihat berdasarkan volume pekerjaan yang dapat diselesaikan selama jam
kerja yang disesuaikan dengan kapasitas dari alat tersebut.
e. Fleksibilitas dari mekanisme sewa
Kemudahan dari pembayaran sewa juga menjadi pertimbangan para
kontraktor untuk menyewa, dikarenakan pembayaran dapat dilakukan dengan
pemberian uang muka (down payment) sejumlah biaya sewa 1 minggu dari
biaya sewa alat secara keseluruhan.
5.8.2 Faktor Kelayakan Investasi
Faktor kelayakan ionvestasi mempunyai nilai keragaman sebesar 10.941
%. Dalam penentuan kelayakan untuk menyewa alat, dilakukan juga perhitungan
kelayakan untuk membeli (investasi) peralatan yang akan digunakan, jadi hanya
bersifat untuk mencari alternatif dalam pembiayaan untuk penggunaan peralatan.
Dimana metode-metode penilaian kelayakan investasu yang biasa
digunakan oleh kontraktor-kontraktor di Surabaya berdasarkan persepsi dari 80
responden dipertimbangkan dari segi pemulihan investasinya (Payback Period)
yang dinilai berdasarkan jangka waktu pemulihan investasinya, Nilai sekarang
(Present Value) atau dengan menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi
nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas dengan memakai faktor
pengurang pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan, pengaruhnya
terhadap aliran kas (cash flow) proyek, NPV (Net Present Value) atau jumlah
keseluruhan dari jumlah keseluruhan present value dari semua pengeluaran
dikurangi dengan jumlah present value dari semua pengeluaran. NV digunankan
untuk menghitung perkiraan nilai suatu modal/asset pada masa yg akan datang
dan IRR (Internal Rate of Return) yaitu tingkat bunga yang menyebabkan
terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran dan semua pemasukan pada
suatu periode tertentu. Semua metode yang menjadi dasar pertimbangan dalam

73
pembiayaan terhadap alat yang akan digunakan, dimana tingkat suku bunga juga
mempengaruhi dalam perhitungan untuk mencari alternatif dalam pembiayaan.
5.8.3 Faktor Modal
Modal yang dimiliki oleh perusahaan juga menjadi dasar pertimbangan
untuk menyewa alat berat. Karena modal akan mempengaruhi dalam kinerja
perusahaan dalam pelaksanaan proyek, dimana modal akan mempengaruhi dari
cash flow proyek. Jumlah dari biaya modal terdiri dari biaya investasi alat, biaya
operasi dan pemeliharaan. Dimana biaya investasi dipengaruhi oleh biaya-biaya
bunga, asuransi dan pajak serta harga dari awal tahun dan harga akhir tahun dari
alat yang akan diinvestasikan.
Dengan menyewa alat tidak akan mengurangi modal kerja, namun dengan
menyewa akan dikenakan biaya pengoperasian setiap jam yang agak besar.
Selaian modal, pertimbangan seperti inflasi juga menjadi dasar
pertimbangan. Dimana waktu terjadinya kenaikan harga-harga barang, jasa atau
faktor-faktor produksi secara umum juga menjadi dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dalam kebijakan penggunaan alat berat.
Penilaian investasi berdasarkan tingkat balikan akunting investasi (Tingkat
balikan akunting rata-rata atau Average Accounting Rate of Return) juga menjadi
dasar pertimbangan. Dimana penilaian ini menggunakan data laba sesudah pajak.
5.8.4 Faktor Sarana dan Prasarana
Dalam penggunaan alat berat konstruksi diperlukan tempat untuk
menyimpan dan sarana untuk perawatan. Faktor ketersediaan tempat untuk
menyimpan alat juga menjadi pertimbangan kontraktor untuk menyewa atau
memiliki alat sendiri. Serta faktor fasilitas untuk pemeliharaan alat juga menjadi
pertimbangan, dikarenakan pemeliharaan atau perawatan dari alat berat relatif
tingi dan memerlukan perawatan secara berkala.
Selain itu juga indeks kemampulabaan (profitability index) juga menjadi
dasar pertimbangan menyewa alat. Jika alat tersebut memungkinkan untuk dibeli
(investasi) maka alat tersebut akan dibeli dan jika tidak memungkinkan maka alat
tersebut akan di putuskan untuk disewa, penilaian berdasarkan rasio antara nilai
sekarang total arus kas masuk dengan nilai sekarang total dari investasi.

74
5.8.5 Faktor Kewajiban dan Asuransi
Dalam menyewa alat, biaya sewa tidak termasuk dalam biaya pajak dari
pembelian alat tersebut. Pajak dibebankan pada pemilik alat. Pajak menjadi dasar
pertimbangan pada saat analisa kelayakan untuk investasi sebagai alternatif
pengadaan alat. Karena pada saat membeli alat akan dipertimbangkan beban
pajak.
Pihak kontraktor selalu memastika bahwa alat yang akan disewa telah
diasuransikan oleh pihak pemilik. Sehingga jika terjadi kerusakan pada alat bukan
menjadi tanggungan pihak penyewa. Pemilik juga dipastikan telah mengetahui
kondisi dan lokasi proyek yang akan mengunakan alat tersebut. Jika lokasi dan
kondisi proyek tidak memungkinkan, maka pemilik alat berhak untuk tidak
menyewakan alatnya. Selain itu juga penyewa tidak di kenakan biaya asuransi
dari alat tersebut.
Faktor kewajiban dan asuransi ini memiliki nilai keragaman sebesar 5.175
% dalam pembentuk faktor.
5.8.6 Faktor Alat dan Lingkungan
Faktor ini memiliki nilai sebesar 4.733 % dalam pembentukan faktor.
Umur alat juga menjadi dasar pertimbangan untuk menyewa. Karena umur dari
alat yang akan digunakan bisa mempengaruhi dari kinerja alat yang akan
digunakan, apakah volume hasil kerja alat telah sesuai dengan kapasitas alat.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan proyek secara tiba-tiba
harus dipahami oleh tim dari manajemen proyek, seperti penyimpangan waktu
serta stabilitas perekonomian seperti harga dollar. Selain itu juga dampak
sosioekonomi seperti standar dan peraturan dari dokumen, serta penerapan pada
konteks sosial tehadap dampak pada lingkungan. Pemilihan jenis alat yang
digunakan juga menjadi pertimbangan terhadap keadaan sosial lingkungan,
dimana pemilihan alat tertentu juga menentukan dalam pembiayaan terhadap alat
yang digunakan.
Ukuran proyek yang dikerjakan pada kenyataan dilapangan berpengaruh
besar pada pengambilan keputusan untuk menyewa alat. Dikarenakan pada setiap
perhitungan rencana anggaran proyek setelah diestimasi dan di breakdown
berdasarkan item pekerjaan, dapat memeberikan pertimbangan dan keputusan

75
untuk menyewa atau membeli alat. Jika proyek berskala besar dan membutuhkan
jangka waktu yang panjang, maka di mungkinkan untuk membeli alat, jika
memenuhi dalam perhitungan operating cost.
Faktor Alat dan Lingkungan memiliki nilai keragaman sebesar 4.733 %
dari totalkeseluruhan njilai keragaman sebesar 73.966 %.
5.8.7 Faktor Proyek
Jumlah proyek yang sedang dikerjakan oleh kontraktor juga bisa
menjadikan dasar pertimbangan untuk memutuskan menyewa alat berat. Jika
jumlah proyek yang sedang dikerjakan banyak namun jadwal pengerjaannya
hampir bersamaan maka dapat diputuskan untuk menyewa alat. Karena ketepatan
waktu dalam penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal juga menjadi prioritas
pada proyek. Namun jika dihitung lebih efisien untuk memiliki alat tersebut, maka
tidak menutup kemungkinan bagi kontraktor untuk membeli alat berat yang bisa
digunakan untuk beberapa proyek yang sedang dikerjakan.
Namun jenis pekerjaan yang dikerjakan juga menjadi dasar pertimbangan.
Seperti pekerjaan jalan dan pekerjaan gedung. Hal ini dikarenakan kebutuhan alat
yang digunakan berbeda dan lama penggunaan juga berbeda. Pada pekerjaan jalan
prosentase biaya penggunaan alat bisa menjadi 60%, 15% untuk upah dan untuk
material bisa menjadi 25 % dari keseluruhan rencana anggaran proyek. Sedangkan
untuk pekerjaan gedung prosentase penggunaan alat sebesar 10-15 %, untuk upah
sebesar 40 % dan biaya untuk bahan sebesar 45% - 50 %.
Pada keadaan dilapangan, faktor ini bisa menjadi faktor utama dalam
pengambilan keputusan menyewa alat berat, namum berdasarkan analisa faktor,
faktor ini hanya memiliki nilai sebesar 4.462 % dalam pembentuk faktor.
5.8.8 Faktor Instict dan Nilai alat
Naluri atau instict dari orang yang berwenang dalam pengambilan
keputusan sedikit perpengaruh dalam pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan
sedikit sekali perusahaan yang menggunakan instict untuk mengambil keputusan.
Instrict digunakan jika pekerjaan sejenis pernah dilakukan. Seperti pekerjaan
pembukaan lahan. Namun untuk pekerjaan tertentu yang membutuhkan tingkat
akurasi dalam perhitungan, seperti perhitungan pekerjaan galian (volume) maka
faktor instict tidak dapat digunakan.

76
Harga jual kembali dari alat dinilai cukup penting dalam pengambilan
keputusan pada beberapa perusahaan. Jika dalam perhitungan kelayakan untuk
alat yang akan digunakan memungkinkan untuk membeli, maka dipertimbangkan
juga nilai dari alat setelah pemakaian jika alat tersebut akan dijual setelah
pemakaian. Karena jika harga jual kembali dari alat menguntungkan, maka bisa
dipertimbangkan untuk memebeli alat, namun harga jual kembali dari alat kecil,
maka keputusan cenderung untuk menyewa alat. Faktor ini memiliki nilai
keragaman sebesar 3.913 %.
5.9 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-faktor Yang Terbentuk
Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden setelah pengolahan
data dan memperoleh faktor yang telah terbentuk berdasarkan analisa faktor,
didapat tanggapan responden terhadap faktor-faktor yang telah terbentuk.
Responden dari PT. Istaka Karya, Ir. Sujono Nurbagyo yang menjabat
sebagai Manajer Operasional memberikan tanggapan bahwa faktor yang telah
terbentuk kurang lebih telah sesuai dengan dasar dalam pengambilan keputusan
dalam menyewa alat berat. Namun ada beberapa urutan faktor yang kurang sesuai.
Urutan faktor menurut Ir. Sujono Subagyo adalah :
1. Faktor Operasional
2. Faktor Operating Cost
3. Faktor Alat dan Lingkungan
4. Faktor Proyek
5. Faktor Modal
6. Faktor Sarana dan Prasarana
7. Faktor Kewajiban dan Asuransi
8. Faktor Instict dan Nilai Alat
Sedangkan menurut dua responden yang lain dari PT. Widya Satria yaitu
Ridwan Sholihin, ST yang menjabat Site Manager dan dari PT. Landas Putra
Cahya Perdana dengan responden Slamet yang menjabat sebagai Site Manager
berpendapat bahwa faktor yang telah terbentuk berdasarkan analisa faktor telah
sesuai dengan proses pengambilan keputusan menyewa alat berat.

77
5.10 Variabel Yang Tereduksi Selama Iterasi Pada Analisa Faktor
Dalam proses analisa faktor terdapat 3 variabel yang tereduksi. Ketiga
faktor tersebut adalah Pengalaman, Kebiasaan dan MIRR. Berdasarkan
wawancara dengan responden, pada beberapa perusahaan Besar dan beberapa
perusahaan Menengah, ketiga variabel tersebut tidak terlalu digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan menyewa alat berat.
Namun ada responden yang berpendapat bahwa variabel pengalaman juga
penting sebagai dasar pertimbangan untuk menyewa. Hal ini dikaitkan dengan
pengalaman dari pekerjaan yang pernah dilakukan. Tetapi tidak semua pekerjaan
baru dapat dilakukan berdasarkan pengalaman, hanya pekerjaan-pekerjaan
tertentu seperti yang tidak memerlukan tingkat akurasi yang tinggi atau volume
pekerjaan tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, seperti pekerjaan pembukaan
lahan untuk jalan daripada pekerjaan galian untuk waduk yang memerlukan
perhitungan volume dengan akurasi yang tinggi.
Sedangkan dari variabel MIRR (Modified Internal Rate of Return) jarang
digunakan oleh kebanyakan perusahaan-perusahaan sebagai bagian dari proses
penganggaran modal untuk mengurutkan berbagai macam pilihan alternatif dalam
penentuan kelayakan untuk menyewa alat dan penilaian kelayakan untuk
investasi.
5.11 Faktor Yang Menjadi Pembeda Antara Perusahaan Golongan Besar
Dengan Perusahaan Golongan Menengah
Dari hasil pengolahan analisis diskriminan, diketahui ada 3 variabel yang
dapat menjadikan pembeda dari perusahaan dengan golongan Besar dan
perusahaan dengan golongan Menengah. Variabel tersebut adalah NPV, Pajak dan
Ukuran Proyek.
Menurut wawancara dengan responden, variabel NPV bisa menjadi
pembeda dari perusahaan denga golongan besar dan golongan menengah. NPV
merupakan metode yang digunakan untuk menghitung perkiraan nilai suatu asset
pada masa yang akan datang. NPV merupakan salah satu indikator untuk menilai
kelayakan investasi. Pada perusahaan golongan besar dalam pengambilan
keputusan untuk menyewa alat, sebelumnya cenderung untuk melakukan
penilaian kelayakan terhadap membeli alat. Sedangkan pada perusahaan

78
menengah kebanyakan cenderung untuk menyewa alat. Hal ini bisa dikarenakan
perusahaan golongan besar lebih punya banyak modal dan memiliki kemampuan
membeli. Hal ini juga bisa dikarenakan perusahaan besar lebih berani untuk
mengambil resiko.
Tabel 5.13 Skor Penilaian Responden Perusahaan Golongan
Besar dan Menengah terhadap variabel NPV
NPV (B) NPV (M)
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 0 0.00 3 5.26
Tidak Penting 0 0.00 3 5.26
Cukup Penting 1 4.35 19 33.33
Penting 18 78.26 27 47.37
Sangat Penting 4 17.39 5 8.77
Total 23 100 57 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Berdasarkan deskripsi penilaian responden dari perusahaan golongan besar
yang menilai variabel NPV cukup penting sebanyak 1 orang (4.35%). Sedangkan
yang menilai penting sebanyak 18 orang (78.26%) dan yang menilai sangat
penting sebanyak 4 orang (17.39 %).
Pada perusahaan golongan menengah, responden yang menilai variabel
NPV sangat tidak penting sebanyak 3 orang (5.26 %). Yang menilai tidak penting
sebanyak 3 orang (5.26 %). Cukup penting sebanyak 19 orang (33.33 %). Yang
menilai penting sebanyak 27 orang (47.37 %) dan yang menilai sangat penting
sebanyak 5 orang (8.77 %).
Sedangkan dari variabel pajak bisa menjadi pembeda dikarenakan dalam
investasi alat juga mempertimbangkan bebab pajak yang ditanggung. Karena
dengan menyewa alat tidak dibebani pajak.
Tabel 5.14 Skor Penilaian Responden Perusahaan Golongan
Besar dan Menengah terhadap variabel Pajak
Pajak (B) Pajak (M)
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 0 0.00 2 3.51
Tidak Penting 0 0.00 2 3.51
Cukup Penting 3 13.04 16 28.07
Penting 9 39.13 28 49.12
Sangat Penting 11 47.83 9 15.79
Total 23 100 57 100

79
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Berdasarkan deskripsi penilaian responden dari perusahaan golongan besar
yang menilai variabel pajak cukup penting sebanyak 3 orang (13.04 %).
Sedangkan yang menilai penting sebanyak 9 orang (39.13 %) dan yang menilai
sangat penting sebanyak 11 orang (47.83 %).
Pada perusahaan golongan menengah, responden yang menilai variabel
pajak sangat tidak penting sebanyak 2 orang (3.51 %). Yang menilai tidak penting
sebanyak 2 orang (3.51 %). Cukup penting sebanyak 19 orang (28.07 %). Yang
menilai penting sebanyak 28 orang (49.12 %) dan yang menilai sangat penting
sebanyak 9 orang (15.79 %).
Ukuran proyek bisa menjadi pembeda golongan perusahaan besar dan
menengah dalam pengambilan keputusan menyewa alat. Ukuran proyek yang
dikerjakan akan berpengaruh terhadap volume pekerjaan dan lama waktu
pelaksanaan proyek. Selain itu juga berdampak pada lama penggunaan alat sesuai
dengan jadwal proyek yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk
menyewa alat atau membeli alat. Dimana jangka waktu proyek pada perusahaan
besar relatif lebih lama daripada perusahaan menengah.
Untuk ukuran proyek yang di kerjakan ada perbedaan seperti pada
peraturan yang telah di tetapkan yaitu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan
untuk mengerjakan proyek (batas nilai satu pekerjaan) seperti yang telah
dijelaskan pada tabel 2.6 dan tabel 2.11. Untuk perusahaan besar hanya
mengerjakan proyek dengan nilai diatas Rp 10 M. Sedangkan untuk perusahaan
menengah, diperbolehkan mengerjakan proyek dengan nilai dibawah Rp 1M s/d
Rp 3M untuk kualifikasi M1 dan Rp 3M s/d Rp 10 M untuk perusahaan golongan
menengah dengan kualifikasi M2.

80
Tabel 5.14 Skor Penilaian Responden Perusahaan Golongan
Besar dan Menengah terhadap variabel Ukuran Proyek
Uk. Proyek (B) Uk. Proyek (M)
Skala Penilaian
Σ (%) Σ (%)
Sangat Tidak Penting 0 0.00 0 0.00
Tidak Penting 0 0.00 0 0.00
Cukup Penting 5 21.74 4 7.02
Penting 12 52.17 34 59.65
Sangat Penting 6 26.09 19 33.33
Total 23 100 57 100
Sumber : Data Primer Diolah (2006)
Berdasarkan deskripsi penilaian responden dari perusahaan golongan besar
yang menilai variabel ukuran proyek cukup penting sebanyak 5 orang (21.74 %).
Sedangkan yang menilai penting sebanyak 12 orang (52.17 %) dan yang menilai
sangat penting sebanyak 6 orang (26.09 %).
Pada perusahaan golongan menengah, responden yang menilai variabel
pajak cukup penting sebanyak 4 orang (7.02 %). Yang menilai penting sebanyak
34 orang (59.65 %) dan yang menilai sangat penting sebanyak 19 orang (33.33
%).

81
82
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dengan mengunakan alat uji analisa faktor, berdasarkan persepsi dari 80
responden diperoleh 8 faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan menyewa alat berat. Faktor yang sangat berpengaruh adalah
Faktor Operasional dengan nilai keragaman pembentuk faktor sebesar
30.251 %. Faktor kedua adalah faktor operating cost sebesar 10.941 %.
Faktor ketiga adalah Faktor Modal dengan nilai keragaman sebesar 7.720
%, Faktor keempat hingga kedelapan adalah faktor sarana dan prasarana
sebesar 6.777 %, faktor Kewajiban dan Asuransi sebesar 5.175 %, faktor
Alat dan Lingkungan Proyek sebesar 4.733%, faktor Proyek sebesar 4.462
% dan faktor Instict dan Nilai alat sebesar 3.913%.
2. Dengan menggunakan alat uji diskriminan, diketahui 3 variabel pembeda
dari perusahaan golongan besar dan perusahaan golongan menengah. 3
variabel tersebut adalah NPV, Pajak dan Ukuran proyek.

6.2 Saran
Beberapa saran yang disampaikan disini lebih bersifat sebagai sebuah
penyempurnaan untuk penelitian yang lebih lanjut.
1. Bagi pembaca yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis,
disarankan untuk menambahkan variabel yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan menyewa alat berat konstruksi. Dari pembagian
kuisioner yang telah dilakukan, terdapat variabel tambahan dari responden,
yaitu: biaya demobilisasi, merek (brand image) dari alat yang akan
disewa, volume pekerjaan, harga sewa, jarak lokasi alat dengan lokasi
proyek, kapasitas alat dan perjanjian kerjasama selama proses sewa antara
pemilik alat dengan penyewa.

83
2. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mencari model dalam
pengambilan keputusan untuk menyewa atau membeli alat berat.

84
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin, SE. 1996. Dasar-dasar manajemen investasi. Penerbit


Rineka Cipta. Jakarta
Anwari, Achmad. 1987. Leasing di Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta
Day, A. David, P.E. 1989. Construction Equipment Guide. A Wiley-Inter Science
Publication. New York
Dixon, John. R. 1966. Design Engineering: Inventiveness, Analysis and Decision
Making. McGraw-Hill Book Company.
Dixon, J., Wilfried dan Massey, J., Frank. 1997. Pengantar Analisis Statistik,
Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Haming, Murdifin, S.E., M. Si dan Salim Basalamah, S.E., M. Si. 2003. Studi
Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis. Penerbit PPM. Jakarta.
Hammond, John S. , Ralph L. Kenney dan Howard Raiffa. Januari 2006. The
Hidden Traps in Decision Making. Harvard Business Review.
Haryono. 2003. Modul 10 Statistika Bisnis dan Industri Teknik Multivariate
Analisis Diskriminan. Program Magister Manajemen Teknologi ITS.
Surabaya.
Johnson, R. A, and D. Wichern.1992. Applied Multivariate Statistical Analysis.
University of Wiscoer-Manson, Precentice-Hall, Inc. Engelwood. New
Jersey.
Konstruksi, November–Desember 2000
Konstruksi, November-Desember 2001
Konstruksi, Agustus 2002
Kountur, Ronny, D.M.S, Ph. D.2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi
dan Tesis. Penerbit PPM. Jakarta.
Pikiran Rakyat, 27 Februari 2003. Diakses melalui : www.pikiran-rakyat.com
PT. Adhi Karya. 2003. Prosedur Pengelolaan Investasi.
Rostiyanti, Susy Fatena. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta

85
Saaty, Thomas L. 1988. Decision Making for Leaders : The Analytical Hierarchy
Process For Decision In A Complex World. University of Pittsburgh.
Santoso, Gempur, Drs. M. Kes., Dr. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Prestasi Pustaka. Jakarta
Santoso, Singgih. 2003. SPSS Statistik Multivariat. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Scharfstein, David S.. Desember 2002. Fundamentals of Finance for the
Technical Executive. MIT Sloan Management Review.
Soekadi, Eddy P. 1990. Mekanisme Leasing. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Soeharto, Imam. 1998. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional) Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Shank, John K. dan Vijay Govindarajan. Fall 1992. Strategic Cost Analysis of
Technological Investments. MIT Sloan Management Review.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2005. Pengembangan
Analisis Multivariate dengan SPSS 12. Penerbit Salemba Infotek. Jakarta
Wikipedia. 2006. Modified Internal Rate of Return. Diakses melalui
www.wikipedia.com

86
Lampiran 1 : Kuisioner Survei Awal

KUISIONER PENELITIAN
Dengan Hormat,
Saya Nida Istiqlaliyah, Mahasiswa Program Pascasarjana Bidang Keahlian Manajemen Proyek Konstruksi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan Thesis yang
berjudul : Faktor-ffaktor Yang Mendasari Dalam Pengambilan Keputusan Menyewa (Leasing) Alat Berat Pada
Perusahaan Konstruksi Di Surabaya.

Tujuan Kuisioner :
Untuk mendapatkan variabel-variabel yang mendasari dalam pengambilan keputusan menyewa (leasing) alat
berat pada perusahaan konstruksi di Surabaya berdasarkan persepsi dari para ahli pada asosiasi-asosiasi
konstruksi di Indonesia.

Kami mengharap bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi dan menjawab pertanyaan dibawah. Hasil Penelitian ini tidak
untuk dipublikasikan, melainkan untuk penelitian thesis.
Atas kesediaan dan kerjasama yang baik, saya sampaikan banyak terima kasih.

Peneliti
Nida Istiqlaliyah (3104.203.004)
Program Pascasarjana
Bidang Keahlian Manajemen Proyek Konstruksi
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Perumdin ITS, Jl. T. Komputer G-1 Sukolilo – Surabaya.


Telp. (031)60201505 ; 08121653585. Fax. (031) 5927939. e-mail : n_ninid1808@yahoo.com

Identitas Narasumber
1. Nama : ______________________________________________________________
2. Nama Asosiasi : ______________________________________________________________
3. Jabatan Asosiasi : ______________________________________________________________
4. Alamat : ______________________________________________________________
______________________________________________________________
5. No. Telp / HP : ______________________________________________________________
6. e-mail : ______________________________________________________________

______________________ 2006

__________________________

87
Bagian I
Petunjuk pengisian : Anda diminta untuk menjawab dengan memberi tanda silang (9) pada pernyataan yang
menggambarkan atau sesuai dengan penilaian Anda.
Skor 1 = Sangat Tidak Penting (STP)
Skor 2 = Tidak Penting (TP)
Skor 3 = Netral (N)
Skor 4 = Penting (P)
Skor 5 = Sangat Penting (SP)

Variabel-variabel yang mendasari dalam pengambilan


No keputusan menyewa (leasing) 1 2 3 4 5
alat berat konstruksi
1 Naluri (Instinct)
Pengambilan keputusan berdasarkan instict dari pengambil keputusan
2 Kebiasaan
Pengambilan keputusan berdasarkan tindakan yang biasa dilakukan
(kebiasaan) pada perusahaan
3 Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman sebelumnya pada
perusahaan atau dari pengambil keputusan
4 Pemulihan investasi (Payback Period)
Pengambilan keputusan berdasarkan analisis kelayakan investasi menurut
jangka waktu pemulihan modal investasi. Perhitungannya dilakukan
berdasarkan aliran kas baik tahunan maupun nilai sisa. Kriteria kelayakan
dinilai jika masa pemulihan modal lebih pendek dari usia ekonomis
5 Nilai sekarang (Present value)
Pengambilan keputusan dengan menyelaraskan nilai akan datang arus kas
menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas dengan
memakai faktor pengurang (diskon) pada tingkat biaya modal tertentu yang
diperhitungkan
6 NPV (Net Present Value)
Penilaian investasi berdasarkan Net present value. Dinilai layak jika bertanda
positif (> 0). Dan dinilai tidak layak jika bertanda negatif (<0)
7 Tingkat balikan internal (internal rate of return atau IRR)
atau Discounted Cash Flow
Menilai investasi untuk mengetahui tingkat balikan internal sewaktu nilai
sekarang arus kas masuksama dengan nilai sekarang pengeluaran investasi
atau sewaktu NPV=0
8 Modified internal rate of return (MIRR)
Ukuran keuangan yang digunakan untuk menentukan penarik dari suatu
investasi. Secara umum digunakan sebagai bagian dari proses penganggaran
modal untuk mengurutkan berbagai macam pilihan alternatif.
9 Tingkat balikan akunting rata-rata (Average Accounting
Rate of Return atau AARR)
Menilai investasi berdasarkan tingkat balikan akunting investasi. Metode ini
menggunakan data laba sesudah pajak, maka sepanjang rasio laba positif,
berarti berada pada posisi laba. Jika tanda dari rasio negatif maka tidak layak
untuk diinvestasi
10 Indeks kemapulabaan (Profitability Index)
Mengukur investasi berdasarkan rasio antara nilai sekarang arus kas masuk
total (TPV) dengan nilai sekarang total dari investasi inisial (Io)
11 Inflasi
Waktu atau peristiwa dimana terjadinya kenaikan harga-harga barang, jasa
atau faktor produksi secara umum
12 Biaya Modal
Pengeluaran biaya menentukan dalam pemilihan alat-alat konstruksi, yang
terdiri dari biaya pembelian (investasi), biaya-biaya bunga, asuransi, pajak
biaya operasi dan pemeliharaan
13 Bunga (Interest)

88
Biaya untuk peminjaman (uang, barang, dsb.) atau pengembalian yang
diharapkan dari uang yang diinvestasikan
14 Asuransi
Asuransi merupakan biaya dari premi asurasi untuk melindungi pemilik dari
kerugian keuangan jika peralatannya rusak atau hancur
15 Pajak
Pajak adalah pajak milik perseorangan yang dibayarkan kepada pemerintah
lokal berdasarkan pada kepemilikan peralatan. Biasanya sekitar 1-5% dari
rata-rata investasi tahunan dari peralatan

16 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan biaya dari menyimpan peralatan agar amam, tempat
yang melindungi ketika tidak bekerja di bawah pengawasan kontraktor.
Termasuk biaya sewa tempat untuk menyimpat peralatan
17 Ukuran Proyek
18 Jumlah Proyek
Jumlah proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan
19 Fasilitas pemeliharaan
Mengusahakan peralatan selalu dalam kondisi prima dan siap pakai, yaitu
dengan mengadakan pemeliharaan preventif.
20 Cash flow (Aliran Kas)
Aliran kas berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran
21 Politik, Ekonomi dan Lingkungan
22 Jadwal Proyek
Mulai dan berakhirnya tanggal dari masing-masing aktivitas
23 Fleksibilitas dari mekanisme leasing
Pembiayaan dengan leasing lebih fleksibel karena dapat dilakukan dalam
jangka waktu yang pendek, sekitar tiga hingga lima tahun. Tetapi periode
penyewaan tersebut bisa diperpanjang hingga 10 tahun untuk jenis peralatan
tertentu
24 Umur peralatan
Umur peralatan adalah perkiraan berapa lama peralatan masih dapat bekerja
produktif
25 Penjualan kembali (resale value)
Harga penjualan alat setelah masa pakai oleh perusahaan

1 = Sangat Tidak Penting (STP); 2 = Tidak Penting (TP); 3 = Netral (N); 4 = Penting (P); 5 = Sangat Penting (SP)

Bagian II
Petunjuk pengisian : Anda diminta untuk menjawab dengan menuliskan dan mengurutkan 5 variabel penting dan
tidak penting, serta menambahkan variabel penting selain 24 variabel diatas.

Variabel lain yang penting menurut Bapak/Ibu selain 25 variabel diatas :

a. ..........................................................................................................................................................................
b. ..........................................................................................................................................................................
c. .........................................................................................................................................................................
d. .........................................................................................................................................................................
e. .........................................................................................................................................................................
f. .........................................................................................................................................................................
g. .........................................................................................................................................................................
h. .........................................................................................................................................................................
i. .........................................................................................................................................................................
j. .........................................................................................................................................................................

89
Lampiran 2 : Kuisioner Survei

KUISIONER PENELITIAN
Dengan Hormat,
Saya Nida Istiqlaliyah, Mahasiswa Program Pascasarjana Bidang Keahlian Manajemen Proyek Konstruksi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan Thesis yang
berjudul : Faktor-faktor Yang Mendasari Dalam Pengambilan Keputusan Menyewa Alat Berat Pada Perusahaan
Konstruksi Di Surabaya.

Tujuan Kuisioner :
Untuk mendapatkan variabel-variabel yang mendasari dalam pengambilan keputusan menyewa alat berat pada
perusahaan konstruksi di Surabaya berdasarkan persepsi dari para pengambil keputusan menyewa terhadap alat
berat pada perusahaan-perusahaan konstruksi di Surabaya dalam lingkup pembangunan gedung.

Kami mengharap bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi dan menjawab pertanyaan dibawah. Hasil Penelitian ini tidak
untuk dipublikasikan, melainkan untuk penelitian thesis.
Atas kesediaan dan kerjasama yang baik, saya sampaikan banyak terima kasih.

Peneliti
Nida Istiqlaliyah (3104.203.004)
Program Pascasarjana
Bidang Keahlian Manajemen Proyek Konstruksi
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Perumdin ITS, Jl. T. Komputer G-1 Sukolilo – Surabaya.


Telp. (031)60201505 ; 08121653585. Fax. (031) 5927939. e-mail : n_ninid1808@yahoo.com

Bagian I
7. Nama : ______________________________________________________________
8. Nama Perusahaan : ______________________________________________________________
9. Jabatan di Perusahaan : ______________________________________________________________
10. Alamat : ______________________________________________________________
______________________________________________________________
11. No. Telp / HP : ______________________________________________________________
12. e-mail : ______________________________________________________________
13. Golongan Perusahaan:
… Besar … Menengah

90
14. Apakah perusahaan pernah menyewa alat berat ?
… Ya … Tidak

15. Jenis alat berat yang pernah disewa :


Jenis alat Jangka waktu sewa

a. ............................................................................................. ......................................................
b. ............................................................................................. ......................................................
c. ............................................................................................. ......................................................
d. ............................................................................................. ......................................................
e. ............................................................................................. ......................................................
f. ............................................................................................. ......................................................
g. ............................................................................................. ......................................................
h. ............................................................................................. ......................................................
i. ............................................................................................. ......................................................
j. ............................................................................................. ......................................................
k. ............................................................................................. ......................................................
l. ............................................................................................. ......................................................

______________________ 2006

__________________________

91
Bagian II
Petunjuk pengisian : Anda diminta untuk menjawab dengan memberi tanda silang (9) pada pernyataan yang
menggambarkan atau sesuai dengan penilaian Anda.
Skor 1 = Sangat Tidak Penting (STP)
Skor 2 = Tidak Penting (TP)
Skor 3 = Cukup Penting (CP)
Skor 4 = Penting (P)
Skor 5 = Sangat Penting (SP)

Variabel-variabel yang mendasari dalam pengambilan


No keputusan menyewa (leasing) 1 2 3 4 5
alat berat konstruksi
1 Naluri (Instinct)
Pengambilan keputusan berdasarkan instict dari pengambil keputusan
2 Kebiasaan
Pengambilan keputusan berdasarkan tindakan yang biasa dilakukan
(kebiasaan) pada perusahaan
3 Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman sebelumnya pada
perusahaan atau dari pengambil keputusan
4 Pemulihan investasi (Payback Period)
Pengambilan keputusan berdasarkan analisis kelayakan investasi menurut
jangka waktu pemulihan modal investasi. Perhitungannya dilakukan
berdasarkan aliran kas baik tahunan maupun nilai sisa. Kriteria kelayakan
dinilai jika masa pemulihan modal lebih pendek dari usia ekonomis
5 Nilai sekarang (Present value)
Pengambilan keputusan dengan menyelaraskan nilai akan datang arus kas
menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas dengan
memakai faktor pengurang (diskon) pada tingkat biaya modal tertentu yang
diperhitungkan
6 NPV (Net Present Value)
Penilaian investasi berdasarkan Net present value. Dinilai layak jika bertanda
positif (> 0). Dan dinilai tidak layak jika bertanda negatif (<0)
7 Tingkat balikan internal (internal rate of return atau IRR)
atau Discounted Cash Flow
Menilai investasi untuk mengetahui tingkat balikan internal sewaktu nilai
sekarang arus kas masuksama dengan nilai sekarang pengeluaran investasi
atau sewaktu NPV=0
8 Modified internal rate of return (MIRR)
Ukuran keuangan yang digunakan untuk menentukan penarik dari suatu
investasi. Secara umum digunakan sebagai bagian dari proses penganggaran
modal untuk mengurutkan berbagai macam pilihan alternatif.
9 Tingkat balikan akunting rata-rata (Average Accounting
Rate of Return atau AARR)
Menilai investasi berdasarkan tingkat balikan akunting investasi. Metode ini
menggunakan data laba sesudah pajak, maka sepanjang rasio laba positif,
berarti berada pada posisi laba. Jika tanda dari rasio negatif maka tidak layak
untuk diinvestasi
10 Indeks kemampulabaan (Profitability Index)
Mengukur investasi berdasarkan rasio antara nilai sekarang arus kas masuk
total (TPV) dengan nilai sekarang total dari investasi inisial (Io)
11 Inflasi
Waktu atau peristiwa dimana terjadinya kenaikan harga-harga barang, jasa
atau faktor produksi secara umum
12 Biaya Modal
Pengeluaran biaya menentukan dalam pemilihan alat-alat konstruksi, yang
terdiri dari biaya pembelian (investasi), biaya-biaya bunga, asuransi, pajak

92
biaya operasi dan pemeliharaan
13 Bunga (Interest)
Biaya untuk peminjaman (uang, barang, dsb.) atau pengembalian yang
diharapkan dari uang yang diinvestasikan
14 Asuransi
Asuransi merupakan biaya dari premi asurasi untuk melindungi pemilik dari
kerugian keuangan jika peralatannya rusak atau hancur
15 Pajak
Pajak adalah pajak milik perseorangan yang dibayarkan kepada pemerintah
lokal berdasarkan pada kepemilikan peralatan. Biasanya sekitar 1-5% dari
rata-rata investasi tahunan dari peralatan
16 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan biaya dari menyimpan peralatan agar amam, tempat
yang melindungi ketika tidak bekerja di bawah pengawasan kontraktor.
Termasuk biaya sewa tempat untuk menyimpat peralatan
17 Ukuran Proyek
18 Jumlah Proyek
Jumlah proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan
19 Fasilitas pemeliharaan
Mengusahakan peralatan selalu dalam kondisi prima dan siap pakai, yaitu
dengan mengadakan pemeliharaan preventif.
20 Cash flow (Aliran Kas)
Aliran kas berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran
21 Politik, Ekonomi dan Lingkungan
22 Jadwal Proyek
Mulai dan berakhirnya tanggal dari masing-masing aktivitas
23 Fleksibilitas dari mekanisme leasing
Pembiayaan dengan leasing lebih fleksibel karena dapat dilakukan dalam
jangka waktu yang pendek, sekitar tiga hingga lima tahun. Tetapi periode
penyewaan tersebut bisa diperpanjang hingga 10 tahun untuk jenis peralatan
tertentu
24 Umur peralatan
Umur peralatan adalah perkiraan berapa lama peralatan masih dapat bekerja
produktif
25 Penjualan kembali (resale value)
Harga penjualan alat setelah masa pakai oleh perusahaan
26 Kontinuitas masa sewa
27 Ketersediaan spare part
28 Ketersediaan SDM untuk operator dan maintenance
29 Optimalisasi jam kerja alat

1 = Sangat Tidak Penting (STP); 2 = Tidak Penting (TP); 3 = Cukup Penting (CP); 4 = Penting (P); 5 = Sangat Penting (SP)

Bagian III
Petunjuk pengisian : Anda diminta untuk menambahkan variabel penting selain 29 variabel diatas.

Variabel lain yang penting menurut Bapak/Ibu selain 29 variabel diatas :

a. ..........................................................................................................................................................................
b. ..........................................................................................................................................................................
c. .........................................................................................................................................................................
d. .........................................................................................................................................................................
e. ........................................................................................................................................................................

93
Lampiran 3 : Daftar Angota Gapensi Sub Bidang Gedung dan Pabrik

94
Lampiran 3 : Daftar Angota Gapensi Sub Bidang Gedung dan
Pabrik (lanjutan)

95
Lampiran 3 : Daftar Angota Gapensi Sub Bidang Gedung dan Pabrik
(lanjutan)

96
Lampiran 3 : Daftar Angota Gapensi Sub Bidang Gedung dan Pabrik
(lanjutan)

97
Lampiran 4 : Tabel Perhitungan Sampel
Sumber : Santoso, 2005

98
Lampiran 4 : Tabel Perhitungan Sampel (Lanjutan)
Sumber : Santoso, 2005

99
Lampiran 5 : Jawaban Persepsi Responden

100
Lampiran 5 : Jawaban Persepsi Responden (Lanjutan)

101
Lampiran 6 : Uji Validitas dan Reabilitas

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. NALURI 3.1250 1.1733 80.0


2. KEBIASAA 3.5875 .9506 80.0
3. PENGALAM 4.2500 .8494 80.0
4. PEMULIHA 4.0375 1.1074 80.0
5. NILAI 3.7375 .8073 80.0
6. NPV 3.6750 .8682 80.0
7. IRR 3.4375 .9658 80.0
8. MIRR 3.4125 1.0150 80.0
9. TINGKAT 3.5875 .9769 80.0
10. PROFITAB 3.7125 .7150 80.0
11. INFLASI 3.5750 .8969 80.0
12. BIAYA 3.8750 .8476 80.0
13. BUNGA 3.7000 .7531 80.0
14. ASURANSI 3.8875 .8567 80.0
15. PAJAK 3.8875 .9000 80.0
16. PENYIMPA 3.5500 .8987 80.0
17. UKURAN 4.2000 .6244 80.0
18. JUMLAH 4.2750 .7952 80.0
19. FASILITA 4.2375 .9035 80.0
20. CASH 4.3625 .8151 80.0
21. POLITIK 3.4125 .7411 80.0
22. JADWAL 4.5375 .6549 80.0
23. FLEKSIBI 3.7625 .9311 80.0
24. UMUR 4.0750 .6894 80.0
25. PENJUALA 3.4375 .8545 80.0
26. KONTINUI 4.0250 .7627 80.0
27. KETERSED 4.0750 .8233 80.0
28. SDM 4.2875 .8597 80.0
29. OPTIMALI 4.2375 .7671 80.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 111.9625 147.5049 12.1452 29

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

NALURI 108.8375 142.4669 .1307 .8895


KEBIASAA 108.3750 148.3892 -.0772 .8921
PENGALAM 107.7125 142.7138 .2005 .8850
PEMULIHA 107.9250 131.8930 .5655 .8765
NILAI 108.2250 139.9994 .3588 .8815
NPV 108.2875 132.3593 .7204 .8734
IRR 108.5250 136.4297 .4495 .8796
MIRR 108.5500 139.9722 .2707 .8843
TINGKAT 108.3750 133.2247 .5909 .8760
PROFITAB 108.2500 137.0000 .5971 .8771
INFLASI 108.3875 134.4935 .5868 .8763

102
BIAYA 108.0875 135.5492 .5694 .8769
BUNGA 108.2625 135.3859 .6592 .8756
ASURANSI 108.0750 137.9943 .4360 .8799
PAJAK 108.0750 136.0956 .5048 .8783
PENYIMPA 108.4125 137.5366 .4346 .8799
UKURAN 107.7625 144.7657 .1564 .8848
JUMLAH 107.6875 140.5973 .3328 .8821
FASILITA 107.7250 134.6323 .5750 .8766
CASH 107.6000 135.9899 .5708 .8770
POLITIK 108.5500 141.8456 .2895 .8828
JADWAL 107.4250 143.1842 .2483 .8834
FLEKSIBI 108.2000 135.3772 .5197 .8779
UMUR 107.8875 138.9366 .4979 .8790
PENJUALA 108.5250 136.0753 .5367 .8777
KONTINUI 107.9375 140.5150 .3544 .8816
KETERSED 107.8875 136.7847 .5215 .8781
SDM 107.6750 134.5513 .6124 .8759
OPTIMALI 107.7250 139.5184 .4082 .8805

Reliability Coefficients

N of Cases = 80.0 N of Items = 29

Alpha = .8837

103
Lampiran 7 : Tabel Korelasi (Pearson Product Moment)

104
Lampiran 7 : Tabel Korelasi (Pearson Product Moment)

105
Lampiran 8 : Uji Multinormal

MTB > %c:/normalmulti.txt c1-c29


Executing from file: c:/normalmulti.txt

Plot q * dd

HIPOTESIS :
============
H0 : DATA MENGIKUTI SEBARAN DISTRIBUSI MULTINORMAL
H1 : DATA TIDAK MENGIKUTI SEBARAN DISTRIBUSI MULTINORMAL

TOLAK H0 JIKA DAERAH DIBAWAH CHI-SQUARE < 50 %

HASIL PENGUJIAN :
=================

Data Display

DAERAH DIBAWAH KURVA CHISQUARE= 76.2500

KESIMPULAN :
============
GAGAL TOLAK H0,
ARTINYA DATA MENGIKUTI SEBARAN DISTRIBUSI MULTINORMAL

PLOT DATA UJI MULTINORMAL

50

40
q

30

20

10
10 20 30 40 50 60 70
dd

106
Lampiran 9 : Analisa Faktor

Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
X1 80 1.00 5.00 3.1250 1.1733
X2 80 1.00 5.00 3.5875 .9506
X3 80 2.00 5.00 4.2500 .8494
X4 80 1.00 5.00 4.0375 1.1074
X5 80 1.00 5.00 3.7375 .8073
X6 80 1.00 5.00 3.6750 .8682
X7 80 1.00 5.00 3.4375 .9658
X8 80 1.00 5.00 3.4125 1.0150
X9 80 .00 5.00 3.5875 .9769
X10 80 2.00 5.00 3.7125 .7150
X11 80 1.00 5.00 3.5750 .8969
X12 80 1.00 5.00 3.8750 .8476
X13 80 1.00 5.00 3.7000 .7531
X14 80 1.00 5.00 3.8875 .8567
X15 80 1.00 5.00 3.8875 .9000
X16 80 1.00 5.00 3.5500 .8987
X17 80 3.00 5.00 4.2000 .6244
X18 80 1.00 5.00 4.2750 .7952
X19 80 1.00 5.00 4.2375 .9035
X20 80 1.00 5.00 4.3625 .8151
X21 80 2.00 5.00 3.4125 .7411
X22 80 3.00 5.00 4.5375 .6549
X23 80 1.00 5.00 3.7625 .9311
X24 80 2.00 5.00 4.0750 .6894
X25 80 1.00 5.00 3.4375 .8545
X26 80 3.00 5.00 4.0250 .7627
X27 80 1.00 5.00 4.0750 .8233
X28 80 1.00 5.00 4.2875 .8597
X29 80 1.00 5.00 4.2375 .7671
Valid N (listwise) 80

107
108
109
110
111
Lampiran 9 : Analisa Faktor

Communalities

Initial Extraction
X1 1.000 .764
X4 1.000 .711
X5 1.000 .680
X6 1.000 .656
X7 1.000 .772
X9 1.000 .638
X10 1.000 .666
X11 1.000 .809
X12 1.000 .737
X13 1.000 .753
X14 1.000 .762
X15 1.000 .855
X16 1.000 .826
X17 1.000 .690
X18 1.000 .865
X19 1.000 .758
X20 1.000 .744
X21 1.000 .746
X22 1.000 .613
X23 1.000 .699
X24 1.000 .762
X25 1.000 .731
X26 1.000 .702
X27 1.000 .709
X28 1.000 .840
X29 1.000 .747
Extraction Method: Principal Component Analysis.

112
Lampiran 9 : Analisa Faktor

Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared


Initial Eigenvalues Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
% of Cumulativ % of Cumulativ % of Cumulativ
Component Total Variance e% Total Variance e% Total Variance e%
1 7.865 30.251 30.251 7.865 30.251 30.251 3.390 13.040 13.040
2 2.845 10.941 41.193 2.845 10.941 41.193 3.014 11.592 24.632
3 2.007 7.720 48.912 2.007 7.720 48.912 2.635 10.134 34.767
4 1.760 6.771 55.683 1.760 6.771 55.683 2.478 9.532 44.298
5 1.345 5.175 60.857 1.345 5.175 60.857 2.156 8.291 52.590
6 1.231 4.733 65.591 1.231 4.733 65.591 1.978 7.608 60.198
7 1.160 4.462 70.053 1.160 4.462 70.053 1.895 7.289 67.487
8 1.017 3.913 73.966 1.017 3.913 73.966 1.684 6.478 73.966
9 .890 3.422 77.388
10 .794 3.055 80.443
11 .644 2.477 82.919
12 .614 2.361 85.280
13 .557 2.142 87.422
14 .480 1.848 89.270
15 .430 1.656 90.926
16 .391 1.504 92.430
17 .358 1.377 93.808
18 .283 1.090 94.898
19 .243 .934 95.832
20 .239 .920 96.752
21 .205 .789 97.541
22 .180 .693 98.234
23 .145 .557 98.791
24 .123 .474 99.264
25 .109 .418 99.682
26 8.262E-02 .318 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Scree Plot
10

4
Eigenvalue

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Component Number

113
Lampiran 9 : Analisa Faktor

Component Matrixa

Component
1 2 3 4 5 6 7 8
X1 8.780E-02 -.644 -7.45E-02 .148 .102 .423 .140 .323
X4 .607 -.210 .178 -.270 .314 -9.78E-02 .278 9.472E-02
X5 .379 .106 .410 -3.93E-03 .561 9.794E-02 .164 -7.28E-02
X6 .772 -9.50E-02 6.593E-02 -1.22E-02 .190 -1.48E-02 5.169E-02 -8.03E-02
X7 .473 -.287 -.135 .103 .457 -.342 -6.61E-02 .328
X9 .648 -.233 -.330 -6.05E-03 9.950E-02 -6.81E-02 .190 -6.34E-02
X10 .677 .149 -.156 .215 -.101 2.684E-02 -9.35E-02 -.309
X11 .646 -.399 -.142 -.101 -.404 .195 1.049E-02 -2.28E-02
X12 .611 -.450 -3.07E-02 -8.00E-02 -.297 .129 .149 -.166
X13 .727 -1.58E-02 .107 -.225 -8.18E-02 -.237 .308 -6.22E-02
X14 .497 -.182 .368 -3.61E-02 -9.36E-02 .170 -.519 .194
X15 .562 7.046E-02 .546 -.233 -.355 .102 -5.58E-02 .204
X16 .464 -.563 -9.01E-02 .254 .232 .101 -.304 -.255
X17 .174 .552 .133 .547 1.380E-02 -.112 .103 .120
X18 .366 .448 8.405E-02 .277 .221 .622 -3.55E-02 .101
X19 .672 -5.95E-02 -.230 .104 .142 -8.04E-02 -.449 -.105
X20 .628 6.302E-03 .498 -.287 -1.63E-02 1.966E-02 .109 8.232E-02
X21 .299 -.261 .248 .618 -.201 -.123 .217 -.205
X22 .310 .483 .268 9.406E-02 7.326E-02 .276 1.941E-02 -.347
X23 .645 .445 1.331E-02 -.216 -2.82E-02 -.103 8.701E-02 -.140
X24 .477 -.175 .115 .579 -.204 -.127 .175 .258
X25 .616 .142 .171 8.993E-02 -7.13E-02 -.423 -.321 -7.92E-02
X26 .415 .484 -.267 .230 -.132 -7.14E-02 3.229E-02 .384
X27 .624 .322 -.317 -.154 -.152 6.406E-02 -.124 .219
X28 .724 .246 -.376 -.306 7.952E-02 4.541E-02 -7.19E-02 8.572E-02
X29 .497 .184 -.597 1.914E-02 -1.97E-02 .184 .259 -9.11E-02
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 8 components extracted.

114
Lampiran 9 : Analisa Faktor

Rotated Component Matrixa

Component
1 2 3 4 5 6 7 8
X1 -8.80E-02 9.339E-02 .238 .122 4.145E-02 9.437E-02 -7.51E-02 -.812
X4 .110 .785 .198 .120 .150 3.873E-03 -2.09E-02 -7.56E-02
X5 -9.98E-02 .650 -.154 .134 7.141E-02 3.780E-02 .447 -1.18E-02
X6 .237 .541 .292 .375 .160 .148 .178 4.358E-02
X7 .243 .521 -.162 .503 -9.66E-03 .183 -.299 -.198
X9 .360 .405 .435 .331 -.144 .124 -6.59E-02 -7.04E-02
X10 .359 8.180E-02 .372 .402 2.777E-02 .245 .311 .270
X11 .260 8.971E-02 .742 .217 .308 9.913E-02 -7.73E-02 -.158
X12 7.773E-02 .230 .754 .190 .199 .144 -4.07E-02 -.102
X13 .275 .607 .418 1.849E-02 .184 .168 -3.88E-02 .263
X14 3.892E-02 7.172E-02 7.930E-02 .414 .746 2.766E-02 9.873E-02 -.101
X15 .132 .271 .241 -.124 .802 .121 .139 .118
X16 -.135 .135 .333 .782 1.110E-02 .116 5.467E-02 -.225
X17 .278 -1.01E-02 -.345 -7.18E-02 -2.29E-02 .567 .348 .211
X18 .356 3.957E-02 -.123 7.167E-02 .139 9.428E-02 .798 -.228
X19 .362 .126 .155 .739 .141 4.341E-02 6.422E-02 .121
X20 7.217E-02 .584 .218 -2.97E-02 .554 5.408E-02 .165 .113
X21 -.228 6.616E-02 .297 .157 -1.85E-03 .753 9.290E-02 2.584E-02
X22 6.691E-02 .108 4.430E-02 2.379E-03 9.322E-02 5.262E-02 .701 .303
X23 .470 .377 .186 2.878E-02 .152 -1.05E-03 .264 .456
X24 .176 .133 .147 .137 .172 .784 -4.11E-02 -.163
X25 .222 .220 2.498E-02 .434 .355 .278 -3.43E-02 .489
X26 .748 -5.65E-03 -.138 -2.67E-02 7.083E-02 .323 8.688E-02 7.475E-02
X27 .763 8.988E-02 .167 .136 .227 -4.47E-02 8.429E-02 .102
X28 .736 .321 .228 .257 9.825E-02 -.210 .104 .116
X29 .647 .104 .397 9.026E-02 -.335 1.549E-02 .197 -3.01E-02
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 17 iterations.

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4 5 6 7 8
1 .486 .496 .406 .396 .310 .232 .191 .100
2 .470 -.110 -.421 -.321 -.027 -.038 .476 .508
3 -.587 .291 -.185 -.206 .608 .208 .251 .136
4 -.063 -.300 -.181 .262 -.226 .820 .235 -.162
5 -.118 .547 -.513 .364 -.369 -.246 .222 -.213
6 .029 -.234 .242 -.104 .124 -.270 .669 -.583
7 .003 .456 .270 -.657 -.436 .279 .037 -.133
8 .423 .076 -.444 -.232 .375 .135 -.348 -.533
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

115
Lampiran 10 : Analisa Diskriminan

Analysis Case Processing Summary

Unweighted Cases N Percent


Valid 80 100.0
Excluded Missing or out-of-range
0 .0
group codes
At least one missing
0 .0
discriminating variable
Both missing or
out-of-range group codes
0 .0
and at least one missing
discriminating variable
Total 0 .0
Total 80 100.0

Box's Test of Equality of Covariance Matrices

Log Determinants

Log
Determin
KELAS Rank ant
1.00 3 -3.116
2.00 3 -1.606
Pooled within-groups 3 -1.803
The ranks and natural logarithms of determinants
printed are those of the group covariance matrices.

Test Results
Box's M 17.921
F Approx. 2.822
df1 6
df2 11282.060
Sig. .010
Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.

116
Stepwise Statistics

Variables Entered/Removeda,b,c,d

Wilks' Lambda
Exact F
Step Entered Statistic df1 df2 df3 Statistic df1 df2 Sig.
1 X6 .888 1 1 78.000 9.881 1 78.000 .002
2 X15 .840 2 1 78.000 7.316 2 77.000 .001
3 X17 .793 3 1 78.000 6.632 3 76.000 .000
At each step, the variable that minimizes the overall Wilks' Lambda is entered.
a. Maximum number of steps is 58.
b. Maximum significance of F to enter is .05.
c. Minimum significance of F to remove is .10.
d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.

Variables in the Analysis

Sig. of F to Wilks'
Step Tolerance Remove Lambda
1 X6 1.000 .002
2 X6 .912 .031 .893
X15 .912 .041 .888
3 X6 .883 .015 .857
X15 .904 .031 .843
X17 .947 .036 .840

Summary of Canonical Discriminant Functions

Eigenvalues

% of Cumulativ Canonical
Function Eigenvalue Variance e% Correlation
1 .262a 100.0 100.0 .455
a. First 1 canonical discriminant functions were used in the
analysis.

Wilks' Lambda

Wilks' Chi-squar
Test of Function(s) Lambda e df Sig.
1 .793 17.788 3 .000

117
Canonical Discriminant Function Coefficients

Function
1
X6 .781
X15 .660
X17 -.868
(Constant) -1.793
Unstandardized coefficients

Functions at Group Centroids

Function
KELAS 1
1.00 .795
2.00 -.321
Unstandardized canonical discriminant
functions evaluated at group means

Classification Statistics

Classification Processing Summary


Processed 80
Excluded Missing or out-of-range
0
group codes
At least one missing
0
discriminating variable
Used in Output 80

Classification Resultsb,c

Predicted Group
Membership
KELAS 1.00 2.00 Total
Original Count 1.00 20 3 23
2.00 23 34 57
% 1.00 87.0 13.0 100.0
2.00 40.4 59.6 100.0
Cross-validateda Count 1.00 17 6 23
2.00 23 34 57
% 1.00 73.9 26.1 100.0
2.00 40.4 59.6 100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In
cross validation, each case is classified by the functions derived
from all cases other than that case.
b. 67.5% of original grouped cases correctly classified.
c. 63.8% of cross-validated grouped cases correctly classified.

118
Lampiran 11 : Deskripsi Skor Jawaban Responden

Frequency Table

X1

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 12 15.0 15.0 15.0
2.00 8 10.0 10.0 25.0
3.00 24 30.0 30.0 55.0
4.00 30 37.5 37.5 92.5
5.00 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

X2

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 2 2.5 2.5 2.5
2.00 10 12.5 12.5 15.0
3.00 17 21.3 21.3 36.3
4.00 41 51.3 51.3 87.5
5.00 10 12.5 12.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

X3

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 2.00 4 5.0 5.0 5.0
3.00 9 11.3 11.3 16.3
4.00 30 37.5 37.5 53.8
5.00 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

X4

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 11 13.8 13.8 15.0
3.00 8 10.0 10.0 25.0
4.00 24 30.0 30.0 55.0
5.00 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

119
X5

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 2 2.5 2.5 2.5
2.00 2 2.5 2.5 5.0
3.00 21 26.3 26.3 31.3
4.00 45 56.3 56.3 87.5
5.00 10 12.5 12.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

X6

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 3 3.8 3.8 3.8
2.00 3 3.8 3.8 7.5
3.00 20 25.0 25.0 32.5
4.00 45 56.3 56.3 88.8
5.00 9 11.3 11.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

X7

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 3 3.8 3.8 3.8
2.00 9 11.3 11.3 15.0
3.00 27 33.8 33.8 48.8
4.00 32 40.0 40.0 88.8
5.00 9 11.3 11.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

X8

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 5 6.3 6.3 6.3
2.00 6 7.5 7.5 13.8
3.00 30 37.5 37.5 51.3
4.00 29 36.3 36.3 87.5
5.00 10 12.5 12.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

120
X9

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 4 5.0 5.0 6.3
3.00 34 42.5 42.5 48.8
4.00 26 32.5 32.5 81.3
5.00 15 18.8 18.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

X10

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 2.00 3 3.8 3.8 3.8
3.00 26 32.5 32.5 36.3
4.00 42 52.5 52.5 88.8
5.00 9 11.3 11.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

X11

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 2 2.5 2.5 2.5
2.00 3 3.8 3.8 6.3
3.00 35 43.8 43.8 50.0
4.00 27 33.8 33.8 83.8
5.00 13 16.3 16.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

X12

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 2 2.5 2.5 3.8
3.00 22 27.5 27.5 31.3
4.00 36 45.0 45.0 76.3
5.00 19 23.8 23.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

121
X13

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 4 5.0 5.0 6.3
3.00 20 25.0 25.0 31.3
4.00 48 60.0 60.0 91.3
5.00 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

X14

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 3 3.8 3.8 5.0
3.00 19 23.8 23.8 28.8
4.00 38 47.5 47.5 76.3
5.00 19 23.8 23.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

X15

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 2 2.5 2.5 2.5
2.00 2 2.5 2.5 5.0
3.00 19 23.8 23.8 28.8
4.00 37 46.3 46.3 75.0
5.00 20 25.0 25.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

X16

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 10 12.5 12.5 13.8
3.00 22 27.5 27.5 41.3
4.00 38 47.5 47.5 88.8
5.00 9 11.3 11.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

122
X17

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 3.00 9 11.3 11.3 11.3
4.00 46 57.5 57.5 68.8
5.00 25 31.3 31.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

X18

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 2 2.5 2.5 2.5
3.00 5 6.3 6.3 8.8
4.00 40 50.0 50.0 58.8
5.00 33 41.3 41.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

X19

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 3 3.8 3.8 3.8
2.00 1 1.3 1.3 5.0
3.00 4 5.0 5.0 10.0
4.00 38 47.5 47.5 57.5
5.00 34 42.5 42.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

X20

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 1 1.3 1.3 2.5
3.00 8 10.0 10.0 12.5
4.00 28 35.0 35.0 47.5
5.00 42 52.5 52.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

X21

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 2.00 4 5.0 5.0 5.0
3.00 47 58.8 58.8 63.8
4.00 21 26.3 26.3 90.0
5.00 8 10.0 10.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

123
X22

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 3.00 7 8.8 8.8 8.8
4.00 23 28.8 28.8 37.5
5.00 50 62.5 62.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

X23

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 1 1.3 1.3 1.3
2.00 2 2.5 2.5 3.8
3.00 34 42.5 42.5 46.3
4.00 21 26.3 26.3 72.5
5.00 22 27.5 27.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

X24

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 2.00 2 2.5 2.5 2.5
3.00 10 12.5 12.5 15.0
4.00 48 60.0 60.0 75.0
5.00 20 25.0 25.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

X25

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 1.00 2 2.5 2.5 2.5
2.00 6 7.5 7.5 10.0
3.00 34 42.5 42.5 52.5
4.00 31 38.8 38.8 91.3
5.00 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

X26

Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid 3.00 22 27.5 27.5 27.5
4.00 34 42.5 42.5 70.0
5.00 24 30.0 30.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

124

You might also like