You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatifalternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi. Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusankeputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian

terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan. Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi. Kesukaran yang pokok daripada pengambilan keputusan (decision maker) dan pelaksanaan tugas pokoknya ialah menentukan mana yang menjadi masalah yang utama (core problems) dan mana yang menjadi masalah yang kedua (secondary problem). Misalnya ditentukan bahwa masalah utama yang menjadi penghambat kelancaran pelaksanaan tugas ialah kurangnya sumber keuangan. Akan tetapi setelah diselidiki lebih mendalam ternyata karena kurangnya kebijaksanaan yang baik terhadap sistem alokasi dana. Berdasarkan atas kasus tersebut maka kurangnya sumber keuangan menjadi masalah kedua, sedangkan kurang baiknya kebijaksanaan dalam sistem alokasi dana ini menjadi masalah utama. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat kemukakan dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut : 1. apa yang dimaksud dengan keputusan? 2. Apa yang menjadi ciri-ciri dari keputusan?

3. Bagaimana tipe dari keputusan? 4. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ? 5. Apakah fungsi dan tujuan dari pengambilan keputusan? 6. Apakah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan? 7. Faktor apakah yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan? 8. Apa sajakah jenis-jenis pengmbilan keputusan dalam organisasi? 9. Bagaimana proses pengambilan keputusan itu? 10. Bagaimana metode-metode dalam pengambilan keputusan? 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini bertujuan untuk : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Mengetahui definisi dari keputusan Mengetahui ciri-ciri dari keputusan Mengetahui tipe dari keputusan Mengetahui definisi dari pengambilan keputusan. Mengetahui fungsi dan tujuan pengambilan keputusan. Mengetahui dasar yang menjadi pengambilan keputusan. Mengetahui faktor-faktor pengambilan keputusan. Mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan. Mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan.

10. Mengetahui metode-metode pengambilan keputusan 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. 2. Dapat dijadikan subtansi dalam penambahan wawasan dan pengetahuan dalam memahami tentang pengambilan keputusan. Dapat dijadikan sabagai informasi seputar metode dan procedural dalam melaksanakan pengambilan keputusan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Keputusan Yang dimaksud dengan keputusan (decision) menurut Mc. Farland ialah "A decision is an act of choice wherein an executive forms a conclusion about what must not be done in a given situation" (Keputusan ialah suatu tindakan pemilihan dimana pimpinan menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan dalam suatu situasi yang tertentu). Keputusan ialah suatu perbuatan (sikap) pemilihan dari pada sejumlah kemungkinan alternatif dan sejumlah alternatif tersebut tidak harus dipilih semua, tetapi dipilih beberapa saja, atau dipilih satu saja. 2.2 Ciri-ciri Keputusan (Characteristics of decision). Ciri-ciri keputusan dapat diuraikan dalam : 2.2.1 Proses Keputusan Keputusan adalah suatu proses yang terus menerus (continue), sebab kalau tidak adanya suatu proses yang berkesinambungan bearti tidak adanya hubungan dengan keputusan tersebut. Apabila tidak ada tindakan lebih lanjut maka keputusan itu tidak mempunyai arti. Sifat daripada pengambilan keputusan ini dapat dipertimbangkan dengan faktor waktu yang dapat dibagi menjadi : a. Pertimbangan waktu yang lampau, di mana masalah itu timbul dan informasi dapat dikumpulkan. b. Waktu sekarang di mana keputusan itu dibuat. c. Waktu yang akan datang di mana keputusan dilaksanakan, dan diadakan penilaian. Rangkaian keputusan tersebut diambil oleh sejumlah individu yang berbeda. Faktor waktu ditambah dengan rangkaian sifat-sifat adalah merupakan suatu komponen daripada proses, yang merupakan dasar daripada pengambilan keputusan.

2.2.2 Konsep Ikatan Kalau suatu keputusan menyangkut sejumlah besar orang-orang, maka hal yang penting adalah kemampuan untuk menghadapi reaksi dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan dengan kedua belah pihak itu. Hasil daripada syarat-syarat yang telah ditentukan dalam keputusan yang baik dapat digambarkan sebagai suatu kesimpulan: keputusan itu akan sukses apabila menimbulkan suatu ikatan antara pengambil keputusan dengan keputusannya. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi disebabkan karena cara bekerjanya keputusan itu sendiri. Ikatan akan timbul karena orang-orang di dalam organisasi berusaha untuk menyesuaikan dan melaksanakan keputusan itu. Keputusan itu bersifat berkesinambungan karena adanya unsur dinamis dan pengharapan-pengharapan daripada orang-orang yang ada di dalam organisasi itu. Keputusan itu juga sering menimbulkan perubahan antara satu bidang yang akan mempengaruhi terhadap bidang lain. Misalnya : Suatu keputusan kenaikan harga bensin akan mempengaruhi biaya angkutan/transport. 2.2.3. Penilaian Faktor penilaian di dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan atas 2 hal : Pimpinan (pengambil keputusan) menghadapi suatu pertanyaan pilihan antara 2 atau lebih alternatif. Masalah daripada hasil keputusan itu sendiri yang telah diambil. Pemilihan daripada pengambil keputusan (pimpinan) tidak atas dasar pertimbangan, tetapi atas dasar beberapa alternatif yang oleh pengambil keputusan dianggap penting. Adapun yang merupakan pertimbangan pokok bagi Pimpinan dalam pengambilan keputusan tidak hanya didasarkan kepada pribadinya, pengalamannya, pengabdiannya dan kecakapannya, tetapi sebagai unsur yang penting ialah pertimbangan dari orang-orang yang membantunya (sifatnya) dalam memberikan saran-sarannya. Dengan demikian maka terdapat dua unsur yang mempengaruhi terhadap keputusan itu yaitu :

a. Kepentingan pribadinya, dan b. Kepentingan organisasi yang akan bersama-sama menjadi pertimbangan, sekalipun dua faktor penilaian itu sangat kompleks. Dalam menghadapi masalah ini Pimpinan harus mengadakan penilaian daripada keputusan-keputusan yang lampau dan mengadakan penilaian pula terhadap hal-hal yang relelvan dalam waktu yang sekarang ini, dan meneliti akibat yang akan timbul dalam waktu yang akan datang. 2.2.4 Prilaku dengan maksud tujuan tertentu Setiap penilaian dalam pemilihan alternatif tersebut di atas harus dibandingkan satu sama lain dengan hasil daripada pemilihan yang diharapkan dari salah satu alternatif yang penting, yaitu yang berhubungan dengan maksud dan tujuan organisasi, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Maksud dan tujuan organisasi, merupakan suatu standar untuk mengadakan penilaian daripada kemungkinan hasil tindakan-tindakan yang berbeda-beda. Oleh karena itu maka tujuan organisasi adalah bersifat dominan (terkuat), yang dapat dihubungkan dengan tujuan pribadi, secara sadar maupun tidak sadar bagi pimpinannya. Jelasnya, prilaku dengan maksud/tujuan untuk mencapai tujuan organisasi itu adalah merupakan suatu pertimbangan yang pokok dalam pengambilan keputusan. 2.3 Tipe daripada keputusan Tipe daripada keputusan dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu: 1. Keputusan kelompok/Organisasi. 2. Keputusan Pribadi 3. Keputusan Dasar. 2.3.1 Keputusan kelompok/Organisasi. Yang dimaksud dengan keputusan kelompok/Organisasi ialah dimana seseorang mempunyai peranan sebagai anggota dari kelompok/organisasi dan pimpinan bertindak sebagai pejabat pelaksana. Keputusan kelompok/organisasi

dapat juga didelegasikan kepada orang lain. Mereka biasanya membantu dan mengerjakan keputusan-keputusan yang telah ditentukan oleh pimpinan, dan merupakan suatu mata rantai daripada sikap perbuatan untuk melaksanakan sikap kelompok/ organisasi. Keputusan kelompok/organisasi dibagi dalam bentuk: a. Keputusan Pokok Keputusan pokok memerlukan suatu kesadaran yang dalam, dengan maksud agar supaya pelaksanaannya bisa mencapai tujuan dan mempunyai pengaruh besar dan luas terhadap kegiatan kelompok/organisasi itu. b. Keputusan Pelaksanaan Keputusan pelaksanaan hanyalah mengisyaratkan suatu pelaksanaan pekerjaan yang mempunyai pengaruh relatif kecil, yang mempunyai bentuk rutin dan secara sistematis hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap kegiatan kelompok organisasi. Adapun yang membuat keputusan-keputusan pokok (major decision) adalah pimpinan atas, sedangkan yang membuat keputusan pelaksanaan (minor decision) adalah pimpinan tingkat bawah yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat repetative yang harus diselesaikan secara cepat dan berkesinambungan. Misalnya: Sekretaris Jenderal suatu Departemen membuat keputusan untuk mengadakan rehabilitasi Gedung Kantor, maka yang mengerjakan keputusan pelaksanaannya ialah Kepala Biro beserta stafnya untuk merencanakan anggarannya, dan menunjuk penanggung jawabnya untuk melaksanakan yang berhubungan dengan rehabilitasi kantor tersebut. Jadi sudah tidak perlu menanyakan lagi kepada pembuat keputusan pokok (Sekretaris Jenderal yang bersangkutan ). 2.3.2 Keputusan Pribadi Keputusan pribadi adalah keputusan yang dipertanggung-jawabkan kepada individu sebagai pribadi, sekalipun sebagai anggota dari organisasi. Sebagai orang yang harus melaksanakan pekerjaan itu ia bisa memilih banyak hal yang berhubungan tindakannya daripada tanggung jawabnya. Sekalipun demikian

keputusan tersebut mensyaratkan tindakan oleh dirinya sendiri atau dengan kebijaksanaannya sendiri, dan keputusan pribadi ini tidak dapat didelegasikan dan biasanya tidak menyangkut prilaku organisasi yang merupakan bagian daripada keseluruhan, sekalipun keputusan ini mempunyai masalah yang berhubungan dengan organisasi. Hal ini mungkin sebagai suatu usaha untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas. Misalnya: kalau suatu pekerjaan belum selesai dalam waktu yang telah ditentukan maka Kepala itu bisa mengambil keputusan sendiri, umpama: pekerjaan harus dilembur. Suatu keputusan pribadi akan berpengaruh terhadap keputusan organisasi. Misalnya: Apabila seorang Kepala suatu oraganisasi memutuskan untuk mengundurkan diri, maka pengganti kepala tersebut merupakan masalah organisasi. 2.3.3 Keputusan Dasar Keputusan dasar ialah merupakan keputusan oraganisasi yang sangat penting dan ini dianggap sebagai bentuk khusus daripada keputusan pokok. Ciri-ciri daripada Keputusan Dasar itu adalah sebagai berikut : a. Mempunyai ikatan jangka lama; b. Yang menyangkut pengeluaran daripada anggaran; c. Yang menyangkut kesejahteraan pokok daripada organisasi. Sebagai misal daripada Keputusan Dasar adalah: menentukan letak Kantor. Letak Kantor ini mempunyai pengaruh terhadap pemasaran, fasilitas transpor, langganan, komunikasi, dan sebagainya. Keputusan Dasar ini penting, karena merupakan suatu dasar untuk proses pengambilan kepuusan selanjutnya akan menjadi baik. Sekalipun mungkin juga keputusan selanjutnya (keputusan pelengkapnya) akan tidak baik, namun keputusan dasarnya sudah diuasahakan dengan baik. 2.4 Definisi Pengambilan Keputusan Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan.

Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations. Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang pengambilan keputusan. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan). Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada sehingga pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. 2.5 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu

dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut. Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain : 1. Awal dari semua aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional. 2. Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yg akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu : 1. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dgn masalah lain. 2. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yg diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat tidak kontradiktif. 2.6 Dasar Pengambilan Keputusan Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu : 1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. 2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya

2.6.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan. 2.6.2 Pengambilan Keputusan Rasional Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. 2.6.3 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit. 2.6.4 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat

apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah. 2.6.5 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. 2.7 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu : a) b) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.

c) d) e) f) g) h) i)

Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatifalternatif tandingan. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

2.8

Proses Pengambilan Keputusan Menurut W.H. Newman1 pengambilan keputusan ini menyangkut 4 (empat)

langkah/tahap pokok : 1. Menentukan diagnosa dari masalah yang sebenarnya (Diagnose the problem properly); 2. Pikirkan satu atau lebih pemecahan yang baik (conceive of one or more good solution); 3. Proyeksikan dan bandingkan konsekwensi daripada alternatif itu(Project and compare the consequences of such alternative); 4. Berilah penilaian course of action). Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
1

perbedaan dari sejumlah konsekwensi itu dan pilihlah

langkah tindakannya (Evaluate these different sets of consequences and select a

W.H. Newman. Op. Cit. pp. 105-117.

1 2 3

Kegiatan Intelijen, menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan. Kegiatan Desain, tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan. Kegiatan Pemilihan, pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia. Menurut Elbing ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:

1. Identifikasi dan Diagnosa masalah. 2. Pengumpulan dan Analisis data yang relevan. 3. Pengembangan dan Evaluasi alternative alternatif. 4. Pemilihan Alternatif terbaik. 5. Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil. 2.9 Metode-Metode Pengambilan Keputusan Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu : 2.9.1 Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion) Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.

2.9.2 Pendapat Ahli (expert opinion) Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit. 2.9.3 Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion) Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh. Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan

keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan. 2.9.4 Kesepakatan (consensus) Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalanpersoalan yang kritis dan kompleks. Namun demikian, metode pengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari penjelasan yang telah dipaparkan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa keputusan ialah suatu perbuatan (sikap) pemilihan dari pada sejumlah kemungkinan alternatif dan sejumlah alternatif tersebut tidak harus dipilih semua, tetapi dipilih beberapa saja, atau dipilih satu saja. Pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan. 3.2 Saran Di dalam mengambil keputusan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Keputusan yang diambil melalui proses sistematis akan menghasilkan suatu implementasi yang baik. Untuk pemerintah, menganalisis pemimpin, serta dan pejabat-pejabat mempertimbangkan negara mesti konsekuensi dapat masalah sebelum

mengeluarkan suatu keputusan terkhusus yang menyangkut masyarakat sehingga keputusan tersebut sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. Suhadi. 2012. Organisasi Manajemen dan Perencanaan Evaluasi. Kendari: FKM Unhalu Anonim .2013. Fungsi, Tujuan dan Unsur-unsur Pengambilan Keputusan.
http://didikdotcom.blogspot.com/2012/05/fungsi-tujuan-dan-usur-unsur.html

Anonim. 2013. Proses Pengambilan Keputusan.


http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/10/proses-pengambilan-keputusan.html

You might also like