You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelemahan dalam pengontrolan suatu tindakan atau wewenang terutama yang berkaitan dengan keuangan merupakan salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan. Hal ini tidak terkecuali di kalangan akademisi khususnya mahasiswa. Dalam upaya menciptakan pengontrolan sehingga menghilangkan penyimpangan ini maka diperlukan sebuah system terpercaya dan dapat diterima serta digunakan secara berkesinambungan dalam mengatur pengelolaan keuangan mahasiswa. Upaya pengontrolan ini antara lain dengan menerapkan suatu sistem transparansi. Sistem ini merupakan sistem yang cukup efektif dipakai hingga saat ini untuk mencegah bibit korupsi dengan memberikan akses yang terbuka mengenai hak dan wewenang yang digunakan selama dalam masa kerja kepada public secara eksplisit.

1.2 1. 2. 3.

TUJUAN PENULISAN Definisi korupsi dan transparansi? Indikator transparasi? Hubungan tranparansi keuangan dengan pencegahan korupsi?

1.3 1. 2. 3. 4.

IDENTIFIKASI MASALAH Definisi korupsi Definisi transparansi Indikator transparansi Hubungan transparansi keuangan dengan pencegahan korupsi

BAB II PEMBAHASAN 1.4 DEFINISI KORUPSI

Berbicara tentang korupsi tentu kita sering mendengar, tetapi kita belum tahu apa korupsi itu sendiri. Untuk itu, mahasiswa harus mengetahui apa itu korupsi. Kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio (Fockema Andrea : 1951) atau corruptus (Webster Student Dictionary : 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa corruptio berasal dari kata corrumpere, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis) dan corruptie/korruptie (Belanda).

Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.Disamping itu banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara. Dan dari desifini ini bisa disimpulkan secara singkat bahwa korupsi sama dengan tindakan memperkaya diri dan merugikan orang lain.

1.5

DEFINISI TRANSPARANSI

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang hak atau wewenang yang digunakan dalam hal ini adalah pengelolaan keuangan mahasiswa , yakni berupa informasi tentang pemasukan keuangan, pengeluaran, dan pelaksanaan target sesuai keuangan yang dipakai serta hasil-hasil yang

dicapai. Keterbukaan informasi dalam lingkup internal ini diharapkan akan menjadi salah satu upaya pencegahan korupsi sejak dini sekaligus menutup isu dan pikiran negative mengenai akses pengelolaan keuangan berdasarkan pada pendapat public (mahasiswa).

Selain itu, prinsip ini juga memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh pengelola keuangan dalam hal ini bendahara yang di pegang oleh mahasiswa sendiri, dan (2) hak mahasiswa lain dalam mengakses informasi. Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika mahasiswa tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi.

Komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari mahasiswa untuk membuka dan mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan. Transparansi harus seimbang, juga, dengan kebutuhan akan kerahasiaan maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu. Karena itu dalam pelaksanaan transparansi kepada mahasiswa perlu dijelaskan alasan dari adanya kebijakan tersebut.

Peran media juga sangat penting bagi transparansi dalam pengelolaan keuangan, baik sebagai sebuah kesempatan untuk berkomunikasi pada publik maupun menjelaskan berbagai informasi yang relevan, juga sebagai watchdog atas berbagai aksi dan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa yang menjadi pengelola keuangan itu sendiri.

1.6

INDIKATOR TRANSPARANSI

Secara ringkas dapat disebutkan bahwa, prinsip transparasi dalam kasus ini paling tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti : a. mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua proses-proses pengelolaan keuangan. b. mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan public.mahasiswa tentang berbagai kebijakan pengelolaan keuangan c. mekanisme yang memfasilitasi pelaporan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan.

1.7 TRANSPARANSI KEUANGAN DAN PENCEGAHAN KORUPSI

Selain mengenal karakteristik korupsi dan transparasi, juga perlu dipahami kaitannya terhadap mahasiswa yang menjadi subjek sekaligus objek dalam tata pengeloaan keuangan internal. Dalam hal ini, mahasiswa yang menjadi subjek harus menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi. Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa, maka kita akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu sisi mahasiswa merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat, pengusaha, dokter, dan berbagai profesi lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual ,kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk menjadi serakah, egois, dan bersikap negatif lainnya. Dengan berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat menjadi agen pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-peran pendahulunya di masa yang akan datang akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik.

Namun dilain sisi, mahasiswa juga sebenarnya bisa menjadi objek dari korupsi yang bisa terjadi dimanapun dan kapanpun. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa mahasiswa seringkali

dihadapkan pada persoalan-persoalan internal di kampus termasuk dalam pengelolaan keuangan antar mahasiswa dan tentunya seperti yang diketahui bahwa korupsi seringkali berhubungan dengan masalah keuangan. Karena itulah hal ini bisa menjadi celah untuk terjadinya tindakan korupsi pada mahasiswa dan akan membahayakan baik dari segi kerugian materi maupun tuduhan sosial yang akan timbul terkait tindakan korupsi skala kecil ini.

Nur Syam (2000) memberikan pandangan bahwa penyebab seseorang melakukan korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Jadi jika dikaitkan dengan mahasiswa, ketergodaan untuk melakukan tindakan korupsi seringkali karena keinginan untuk memiliki uang yang berada dalam lingkup kerjanya namun tanpa diketahui orang lain. Dalam mengelola uang tentunya diperlukan suatu keberanian untuk dapat
4

mempercayai diri sendiri sehingga dorongan yang kuat untuk melakukan korupsi dapat ditahan. Dengan demikian, jika menggunakan sudut pandang penyebab korupsi seperti ini, maka salah satu penyebab korupsi adalah cara pandang terhadap kekayaan. Cara pandang terhadap kekayaan yang salah akan menyebabkan cara yang salah dalam mengakses kekayaan sehinga maraknya aksi korupsi di negeri ini dikarenakan masih maraknya budaya hedonisme, yaitu keyakinan dan pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan merupakan tujuan utama dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, bagaimana memanjakan diri dalam kemewahan maupun kesenangan sesaat. Mulai dari pamer harta, tahta, kebiasan hidup berfoyafoya, cara berpakaian yang berlebih-lebihan hingga bersikap yang tidak sewajarnya. Alhasil, beragam cara dilakukan demi pemuasan nafsu tersebut, mendapatkan uang dan materi sebanyakbanyaknya sekalipun dilakukan dengan beragam cara yang tidak sewajarnya, termasuk korupsi. Yang lebih memalukan, hal demikian pun juga kian mewabah di dunia kampus dan kehidupan mahasiswa.

Oleh karena itu, untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi sekecil apapun termasuk yang akan menimpa kalangan akdemisi seperti mahasiswa ini diperlukan pembenahan terhadap sistemnya. Dengan kata lain, dalam mahasiswa di kampus ini ada system baru kasus pengelolaan keuangan mahasiswa harus

yang terbentuk dimana

mempublikasikan segala hal yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran keuangan secara terperinci atau yang lebih dikenal dengan istilah transparansi. Hal ini tentunya akan menutup kemungkinan tindakan korupsi dan fitnah dari mahasiswa lain yang tidak paham.

Tentunya dalam pelaksanaan transparansi ini dibutuhkan suatu kepercayaan diri dan idealisme yang tinggi dalam pencegahan korupsi. Disini perlu dibangunnya suatu sikap terbuka dan malu terhadap tindakan penyimpangan yang mengarah ke tindakan korupsi sehingga diharapkan pelaksanaan transparansi dalam skala kecil yaitu dalam lingkup mahasiswa di kampus ini dapat menjadi suatu budaya yang bisaterus dilestarikan untuk membentengi mahasiswa dalam tindakan korupsi.

Adapun tujuan dari membudayakan transparansi dalam mengelola keuangan mahasiswa: Menjadikan contoh buat generasi muda dalam menghindari korupsi Menumbuhkan kepercayaan mahasiswa Mencegah asumsi yang salah mengenai keuangan mahasiswa

BAB III PENUTUP


1.8 KESIMPULAN 1. Korupsi diartikan : sebagai bentuk penyimpangan ketidakjujuran yang memerlukan rencana dan strategi yang akan memberikan keuntungan kepada pelakunya. Problematika korupsi merupakan probelem yang dinilai harus di berantas oleh semua pihak termasuk dalam lingkup mahasiswa. Problematika korupsi yang sudah mengakar, membudaya serta sudah menjadi cara pikir, dan mental harus ditangani dengan cara yang lebih komprehensif dan pencegahan (preventif) sejak dini yaitu salah satunya dengan mengimplementasikan anti korupsi melalui transparansi pada setiap hal termasuk pengelolaan keuangan.

2. Dalam menegakkan sikap antikorupsi perlu adanya kesedaran yang dimulai dari diri sendiri serta pemahaman terhadap praktik korupsi serta aplikasi moral antikorupsi dalam tindakan untuk mencegah perilaku korupsi.

3. Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk menentukan strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa harus menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi.

1.9 SARAN Dalam implementasi tindakan anti korupsi perlu adanya kesadaran dan pembenahan internal dari suatu system tata kelola keuangan. Mahasiswa yang berperan didalamnya juga harus memiliki kepercayaan diri dan idealisme yang anti korupsi sehingga dapat menjalankan transparansi keuangandengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.portalkbr.com/berita/perbincangan/2628249_4215.html http:// jiptain-abdunnafid-8548-8-babvi.pdf http;//bpkp.go.id/public/upload/unit/peranan-mahasiswa.pdf http; // blog.mdp.ac.id

You might also like