You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lambat dan kurang lincah (Siti Maryam, 2008). Perubahan lansia pada sistem kardiovaskuler didapatkan gejala sebagai berikut katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah 20 tahun. Hal ini memyebabkan kontraksi dan volume menurun, curah jantung menurun, kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi berkurang, kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan, tekanan darah meningkat akibat resistensi pembuluh darah perifer meningkat. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik yang intermiten atau menetap dengan sistolik 150 mmHg dan diastolik 95 mmHg pada orang yang berusia di atas 50 tahun (Jaime, L,

Stockslager,2008). Sekarang ini jumlah orang lansia di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data kependudukan, jumlah penduduk lansia pada tahun 1971

berjumlah 5,31 juta orang, pada tahun 1996 meningkat menjadi 13,30 juta orang, dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk lansia sebanyak 28,82 juta orang (BPS 1997). Meningkatnya jumlah usia lanjut tidak terlepas dari faktor keberhasilan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1968 usia harapan hidup rata-rata penduduk Indonesia adalah 45,7 tahun dan pada tahun 1997 mengalami peningkatan menjadi 67,12 tahun (BPS 1997). Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi faktor resiko yang tidak terkendalikan (mayor) dan faktor resiko yang dikendalikan (minor). Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikendalikan yaitu olahraga, makanan (kebiasaan makan garam), gaya hidup, stress, alkohol, kelebihan berat badan (obesitas), kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi (Asep, Pajario, 2002). Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Pada keadaan merokok keadaan pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke alatalat tubuh dengan jumlah yang tetap. Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat (Wardoyo, 1996). Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Namun rokok akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan darah.

Merokok sebatang saja akan meningkatkan takanan sistolik 10-25mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali per menit. Kurangnya pengetahuan dalam kontek keluarga yang mempunyai masalah hipertensi termasuk anggota keluarga yang termasuk usia lanjut akan mengakibatkan tidak tepatnya penanganan yang dilakukan pada penderita, dan hal ini juga dapat mempengaruhi fungsi dan peran anggota keluarga. Pengobatan hipertensi memerlukan jangka waktu yang lama (seumur hidup) karena hipertensi hanya dapat dikurangi bukan dihilangkan. Dianjurkan agar upaya penanggulangan hipertensi dilakukan secara kontinu dan terus menerus. Disini peran perawat sangat penting untuk membantu pasien dalam merubah pola kebiasaan hidup keluarga, selain itu peran aktif dan dukungan keluarga sangat dibutuhkan demi keberhasilan klien. Faktor resiko untuk terjadinya hipertensi adalah umur, riwayat keluarga, asupan garam yang berlebihan, merokok dan obesitas (Le Mone, 2001).

B. Tujuan penulisan 1. Tujuan Umum : Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi. 2. Tujuan Khusus :

a. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada keluarga yang menderita hipertensi b. Mendiagnosa masalah keluarga yang menderita hipertensi

c. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga yang menderita hipertensi d. Memberikan tindakan keperawatan pada keluarga yang menderita hipertensi e. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga yang menderita hipertensi

C. Pengumpulan data Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sedangkan teknik penulisan yang digunakan sebagai berikut ; 1. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan penunjang sebagai acuan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan, studi kepustakaan meliputi: a. Mata kuliah yang berhubungan dengan masalah keperawatan b. Bahan pustaka yang berhubungan dengan studi kasus

2. Wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga untuk memperoleh data-data, khususnya yang terkait dengan hipertensi dan tugas-tugas kesehatan serta fungsi kesehatan dalam keluarga sesuai dengan masalah yang dihadapi.

3. Observasi Yaitu dengan melakukan observasi, dengan cara mengamati perilaku dan kondisi lain, misalnya lingkungan yang berkaitan dengan faktor yang mungkin menyebabkan hipertensi.

4. Pemeriksaan fisik Dilakukan terhadap klien yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan.

D. Sistematika penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh isi dari Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu : BAB I :Pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang masalah, Tujuan Penulisan, Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan BAB II BAB III : Konsep Keluarga dan Konsep Hipertensi :Tinjauan kasus yang meliputi Pengkajian, Analisa data, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi BAB IV :Pembahasan yaitu membahas tentang kesenjangan antara teori atau konsep dengan kasus nyata serta alternatif penyelesaian masalah. BAB V :Kesimpulan dan saran

You might also like