You are on page 1of 6

LTM Imunologi Dasar

Definisi, Sejarah, dan Manfaat Vaksinasi


-Ni Luh Rosvitha Amanda Dewi/1206207395

Latar Belakang Vaksinasi merupakan salah satu alat dalam publikasi kesehatan yang memiliki manfaat vital dalam menyelamatkan nyawa manusia dan dapat melemahkan penyakit pada dunia kesehatan anak.1 Vaksinasi dapat didefinisikan sebagai proses stimulasi sistem imun adaptif dimana dengan cara memanjankan komponen nonpatogenik atau suatu komponen dari mikroba yang lazim disebut vaksin.2 Vaksin dapat ditemukan dalam bentuk yang cair, dimana dimasukkan ke dalam tubuh dapat dengan cara injeksi, oral, maupun rute intranasal.3 Pada setengah abad ke 21 vaksinasi telah memperlihatkan efek yang membagakan yaitu penyakit yang dulunya menjadi laun penyakit karena tersebut vaksin
Gambar 1 Edward Jenner memberikan vaksinasi
www.google.com/image

pandemik, menyebabkan Pencapaian

lambat

pemberian imunisasi secara global, penyakit besar dari menjadi langka dan jarang terjadi.1

merupakan pembuktian perkembangan dari imunologi.


2

Sejarah Vaksinasi Vaksinasi sejak dahulu digunakan di Cina, India, dan Persia dimana pada abad ke19 tepatnya pada tahun 1796 dibawa ke barat oleh Edward Jenner seorang ahli fisika dan saintis.4 Pada saat itu seorang pemerah susu yang bernama Sarah Nelmes mengeluhkan di tangannya timbul lesi yang saat ini banyak diketahui disebabkan oleh sapi (cowpox) kemudian Edward Jenner mengambil beberapa materi dari lesi tersebut dan memindahkannya pada James Phipps, anak dari tukang kebun di keluarganya. Hasilnya anak tersebut menderita cacar air namun dapat sembuh dengan cepat. Edward Jenner telah mendemonstarsikan yaitu dengan menggosok atau menggores virus cowpox pada kulit hanya menghasilkan lesi lokal yang merangsang terbentuknya antibodi yang akan membantu tubuh untuk melawan virus smallpox yang lebih virulen.2,4 Setelah

menemukan hal tersebut, Edward Jenner lalu membuat sebuh buku yang berjudul An Inquiry the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae. Edward Jenner menjelaskan bahwa pemberian vaksin tersebut dapat menyebabkan perlindungan dari penyakit cacar. Setelah diakui oleh dunia, ilmu imunologi kemudian lahir. Akibat keberhasilan tersebut, vaksinasi telah berhasil mengeradikasi penyakit smallpox secara mendunia dimana penyakit ini bertanggung jawab akan lebih dari 500 juta jiwa dimana jumlah korban ini mencapai dua kali lipat dari jumlah korban perang pada periode yang sama.1,4 Pada abad yang sama setelah Edward Jenner berhasil menemukan vaksin pertama yaitu vaksin smallpox, tepatnya di tahun 1895, seorang saintis yang bernama Louis Pasteur melakukan percobaan di laboratorium mengenai vaksin anthrax dan vaksin kolera. Ia mengembangkan vaksin kolera melalui
Gambar 2 Louis Pasteur bekerja di laboratorium http://www.historyofvaccines.org/content/timelines/pasteur

media ayam. Ia bekerja dengan cara melemahkan bakteri. Ia melemahkan

bakteri dengan cara yang tidak ia sengaja yaitu ketika ia sedang belajar mengenai penyakit kolera dengan menginjeksikan ayam dengan bakteri kolera yang masih hidup, ayam tersebut kemudian mati karena menderita penyakit kolera tersebut kemudian setelah kejadian tersebut ia memerintahkan pada asistennya untuk menginjeksi bakteri yang telah dikultur kepada ayam, namun ternyata asistennya lupa dan baru menginjeksikan bakteri yang telah dikultur itu sebulan kemudian. Hasilnya ayam tersebut mengalami penyakit kolera yang ringan dan cepat sembuh. Melihat hal tersebut, Louis Pasteur kemudian menginjeksikan kembali ayam tersebut dengan bakteri kolera tapi yang masih hidup dan hasilnya ayam tersebut kebal terhadap penyakit tersebut. Percobaan Louis Pasteur yang lain yaitu ia secara sukses membuat tubuh seorang anak yang berumur 9 tahun yang bernama Joseph Meister kebal terhadap penyakit rabies. Joseph Meister yang digigit anjing dibawa oleh ibunya menemui Pasteur dimana Pasteur merasa bahwa anak kecil tersebut akan meninggal akibat dari virus rabies apabila dia tidak

melakukan apapun pada anak itu. Pasteur akhirnya memvaksinasi Meister dengan vaksin yang dibuat dari sel saraf kelinci dimana diberi 13 injeksi yang masing-masing berisi vaksin yang telah dilemahkan. Hasilnya adalah Meister tidak menampakkan gejala rabies sama sekali sehingga percobaan dari Louis Pasteur cenderung disebut berhasil dengan vaksin rabies.5 Pada tahun 1886 di Amerika Serikat, Daniel Ermen Salmon dan Theobald Smith mendemonstrasikan bahwa vaksin tidak hanya dapat diproduksi dari organisme hidup namun juga dapat diperoleh dari organisme yang telag mati atau terbunuh dimana vaksin ini membimbing pada suatu penemuan yaitu inactivated vaccine. Pada awal abad ke-20 ditemukan bahwa beberapa penyakit tidak hanya disebabkan oleh bakteri itu sendiri, namun juga akibat dari adanya toksik yang terkandung pada bakteri tersebut sehingga melahirkan vaksin yang berisi toksin yang telah diaktivasi ini disebut toxoids.3 Selama periode perang dunia ke II, penyakit polio merupakan penyakit yang paling ditakuti di Amerika Serikat. Pada tahun 1952, diestimasikan bahwa terdapat kurang lebih 21.000 penduduk di Amerika Serikat menderita kelumpuhan karena penyakit polio. Sejak ditemukannya pasien polio, kampanye vaksin polio mulai digalakkan. Hasilnya tidak mengecewakan, vaksinasi polio menurunkan penyakit polio hingga 99% turun hingga 1.349 kasus per tahun. Kampanye selanjutnya adalah kampanye bagi Measles penyakit lebih anak yang cepat dan vaksi measles. merupakan menular pada sama dengan dari

penyakit cacar pada anakberbahayanya


Grafik 1 Penderita Penyakit Measless dari tahun 1980-2010 http://www.path.org/publications/files/VAC_vacc_history_fs.pdf

penyakit cacar. Penyakit ini dapat menyebabkan

kebutaan, encephalitis, dan kematian. Dalam kurun tahun 200-2008, setelah adanya kampanye vaksinasi measles, angka kematian dari penyakit ini menurun hingga 78% di dunia.

Vaksin berikutnya adalah vaksin rubella. Rubella merupakan penyakit walaupun yang tergolong ringan pada anak-anak, tetapi dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang melakukan kontak dengan penyakit ini selama masa kehamilan. Vaksin rubella yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 telah membuat penyakit ini menurun dengan jumlah yang signifikan. Vaksin berikutnya merupakan vaksin difteri. Dahulu penyakit difeteri merupakan salah satu penyakit pembunuh paling besar pada anak-anak. Pada tahun 1920, jumlah orang yang terinfeksi penyakit ini mencapai 200.000 orang per tahun di Amerika dan merenggut hingga 15.000 korban jiwa. Walaupun sekarang dapat dikategorikan sebagai penyakit yang jarang, penyakit ini masih merenggut 5.000 nyawa tiap tahunnya. Terakhir adalah vaksin penyakit Pertussis. Pertussis merupakan penyakit batuk rejan yang dapat menyebabkan spasmodic sehingga sang penderita tidak bisa mengontrol batuknya hinga bermingguminggu, sebelum ada vaksin ini, ada sebanyak kurang lebih 200.000 jiwa pertahun yang terjangkit virus ini di Amerika Serikat. Dewasa ini, penyakit ini juga membunuh sekitar 195.000 manusia tiap tahunnya.1 Manfaat Imunisasi Telah diketahui bahwa secara umum fungsi vaksin adalah untuk memberikan kekebalan spesifik pada suatu individu penerima vaksin. Vaksin memiliki jenis yang beragam dimana sehubungan dengan manfaat vaksin. Misalnya vaksin sub-unit dimana penyusun dari vaksin ini merupakan protein sub-unit sehingga memiliki keuntungan bahwa vaksin ini aman bagi anak, menghindari vaksin yang virulen. Vaksin konjugat yang merupakan vaksin polisakarida yang diberikan pada anak usia dibawah 2 tahun yang dapat merangsang peningkatan respon imun. Secara umum, mengapa individu harus mengalami proses vaksinasi atau lebih tepatnya bagi anak adalah, (1) imunisasi dapat menyelamatkan hidup anak, (2) vaksinasi sangat aman dan efektif, (3) melindungi orangorang yang kamu sayangi, (4) menyelamatkan waktu dan uang keluarga, (5) melindungi generasi masa depan.6

REFENSI 1. Path Organization. Vaccine Development: A History of Vaccines. Path. Non-profit organization website [online] Available from: http://www.path.org/publications/files/VAC_vacc_history_fs.pdf. [Accessed 15th April 2013]. 2. 3. Abbas A.K., Lichtman A.H. Basic Immunology: Function and Disorder of Immune System. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2009. Phrma-Japan Organization. Vaccine Fact Book: Basic Concept of Vaccination. Phrma-Japan. E-book. [online] Available from: http://www.phrmajp.org/archives/pdf/vaccine_factbook_2012/en/1_Basic_Concept_of_V accination.pdf. [Accessed 15th April 2013]. 4. The Columbia Encyclopedia. Vaccination. Columbia University. Official Website. [online] Available from: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 2&cad=rja&ved=0CDcQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.credorefer ence.com%2Ftopic%2Fvaccination%2Fpdf&ei=Qf1rUZHrCIXLrQeYv oHACA&usg=AFQjCNFErpp7UPPgXvVafL166R3aeccuQ&bvm=bv.45175338,d.bmk. [Accessed 15th April 2013] 5. The College of Physicians of Philadelphia. Bibliography of Louis Pasteur. The History of Vaccines. Official Website. [online] Available from: http://www.historyofvaccines.org/content/timelines/pasteur#EVT_1008 71. [Accessed 15th April 2013]. 6. U.S. Department of Health and Human Service. Five Important Reasons to Vaccinate Your Child. Vaccines. Official Website. [online] Available from: http://www.vaccines.gov/more_info/features/fiveimportant-reasons-to-vaccinate-your-child.html.

You might also like