You are on page 1of 10

amoxilin Amoxilin itu adalah nama dagang dari obat antibiotik golongan penisilin sub golongan amoksisilin, yaitu

amoksisilin trihidrat. Obat golongan ini bekerja sebagai broad-spectrum (bisa untuk membunuh bakteri gram positif dan negatif), seperti salmonella, shigella dan lainnya (ananda bisa baca di buku mikrobiologi tentang jenis-jenis bakteri). Obat ini berindikasi / mempunyai efek yang diharapkan yaitu untuk infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan kelamin. Juga infeksi salmonella dan shigella, infeksi kulit, luka selulitis, dan furunkulosis. Setiap obat pasti punya efek samping, apalagi obat antibiotik seperti obat ini. Efek sampingnya antara lain gangguan usus (sistem pencernaan) dan gangguan kulit berupa rash / kemerahan. Walau sepertinya efek sampingnya tidak seberapa, tapi kami sarankan berhati-hatilah minum obat ini, karena obat ini adalah antibiotik dan bisa saja tubuh kita bereaksi negatif terhadapnya. Dan usahakan untuk menuntaskan minum obatnya seperti perintah dokter yang memberi obat ini, karena jika antibiotik tidak tuntas diminumnya, bakteri yang harus musnah tuntas malah jadi bereaksi kebal. Kalau itu terjadi, maka dibutuhkan antibiotik tingkat yang lebih tinggi untuk menggempur bakteri yang sama. Dosis minum obat ini : Untuk dewasa dan anak dengan berat badan 20 kg ke atas = 3 x sehari 250-500 mg. Untuk bayi dan anak dengan berat badan di bawah 20 kg = 25-75 mg/kg berat badan perhari dibagi 3 kali pemberian. Untuk gonorrhea akut = 2-3 g sebagai dosis tunggal. Pemberian dosis ini juga harus tepat guna, karena kalau kurang, maka bakteri tidak akan tuntas dimusnahkan, Dan kalau kelebihan, pastinya bisa memberi reaksi negatif bagi tubuh. Namun, tidak perlu khawatir, para dokter tidak akan salah memberikan dosis ini, tapi kalaupun ada salah, para apoteker di apotik akan mengoreksinya bersama dokter yang memberikan, sehingga dosis jadi benar tepat guna. Amoxicillin merupakan antibiotika yang paling laku di seluruh dunia. Obat yang mempunyai nama generik Amoxicillin ini mempunyai nama paten yang jumlahnya mencapai ratusan buah. Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl, Yusimox merupakan beberapa nama dagang/paten dari antibiotika ini.Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain. Karena berada dalam satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip. Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.

Sesuai dengan mekanisme kerja diatas maka Amoxicillin seharusnya memang digunakan untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh kuman kuman yang sensitif terhadap Amoxicillin. Beberapa penyakit yang biasa diobati dengan Amoxicillin antara lain infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa digunakan untuk mengobati gonorrhea.Untuk memperoleh obat ini, selain penderita harus menyiapkan sejumlah uang, juga diharuskan untuk membawa resep dokter untuk mencegah penggunaan yang tidak benar. Bila menginginkan harga murah, obat ini sudah tersedia dalam bentuk generik yang diproduksi oleh beberapa BUMN farmasi terkemuka di Indonesia.Obat ini tersedia di pasaran dalam bentuk Kapsul : 250 dan 500 mg. Tablet : 500 mg. Sirop kering : 125mg/5ml dan 250mg/5ml. Vial untuk injeksi : 1000mg dan 500mg.Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya. Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius. Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu.Dosis therapi untuk Amoxicillin pada orang dewasa adalah 250 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 12 jam, terggantung dari derajat keparahan dari penyakit yang di derita. Untuk pengobatan gonorrhea pada orang dewasa, diberikan Amoxicillin sebanyak 3 g sekali minum. Dosis untuk anak anak diatas 3 bulan adalah 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam, 20 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam, 40 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam atau 45 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam terggantung dari derajat keparahan penyakit.Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.Efek samping dari Amoxicillin antara lain : diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan reaksi alergi lainnya. Mengenal Asetosal Selain parasetamol, zat berkhasiat yang dapat dijadikan sebagai obat penurun demam adalah asetosal. Nama lain : aspirin Kegunaan : - mengurangi rasa sakit, misalnya: sakit kepala, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri haid. - menurunkan demam, misalnya: demam setelah imunisasi. - antiradang, misalnya: radang sendi rematoid, radang tulang dan sendi. Tidak boleh digunakan pada: - penderita alergi (termasuk asma), tukak lambung (maag), pernah atau sering mengalami perdarahan dibawah kulit. - penderita yang sedang diterapi dengan antikoagulan. - penderita hemofilia dan trombositopenia Hal yang perlu diperhatikan : - sebaiknya obat ini diminum setelah makan atau bersama dengan makanan.

- penderita demam harus dikonsultasikan dengan dokter atau unit pelayanan kesehatan, bila : 1. dua hari demam atau panas tidak menurun setelah menggunakan obat ini. 2. penderita dengan gangguan fungsi ginjal atau hati, kehamilan, wanita menyusui, dehidrasi. 3. penggunaan pada anak dengan gejala demam terutama flu, cacar air dikonsultasikan dulu dengan dokter. Efek yang tidak diinginkan: - nyeri lambung, mual, muntah - pemakaian jangka lama dapat menimbulkan tukak lambung, perdarahan lambung. Aturan pemakaian: Jangan digunakan bila terlihat kristal jarum pada tablet atau serbuk. Dewasa : 500 - 650 mg setiap 4 jam (maksimal 4 g/hari) Anak-anak: 2 - 3 tahun : 80 - 160 mg setiap 4 jam 4 - 5 tahun : 160 - 240 mg setiap 4 jam 6 - 8 tahun : 240 - 320 mg setiap 4 jam 9 - 10 tahun : 320 - 400 mg setiap 4 jam > 11 tahun : 400 - 480 mg setiap 4 jam Asetosal [ Index Informasi Obat ] Deskripsi - Nama & Struktur Merupakan ester salisilat dari asam. C9H8O4 Kimia - Sifat Fisikokimia Berbentuk kristal putih seperti batang/jarum, berbau. Sedikit larut dalam air, sangat larut dalam alkohol. pKa : 3,5 - Keterangan Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang - Aptor - Aspilets - Aspimec - Aspirin Bayer - Astika - Bodrexin - Cardio Aspirin - Farmasal - Procardin - Restor - Thrombo Aspilets - Ascardia Indikasi : Nyeri : Sakit kepala, nyeri-nyeri ringan lain yang berhubungan dengan adanya inflamasi. Nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan, sakit gigi, dismenore. Demam Penyakit Inflamasi, Rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, osteo atrhritis, SLE, kondisi poli arthritis, psoriatic arthritis/Reiter's syndrome, Demam Rematik Mencegah terjadinya Tromboemboli TIA & AIS, Menurunkan risiko Transient Ischemic Attacks & menurunkan risiko stroke yang lebih parah dari Acute Ischemic Stroke, CAD & MI, Pencegahan Sekunder Coronary Artery Disease & Myocardial Infarction, Emboli yang berhubungan dengan Atrial Fibrilation & atau Mitral Valve Disease, Trombosis pada Arteri lain, Trombosis Mikrosirkular, Prostthetic Heart Valves, Trombosis Vena, Kondisi trombosis lain, Perikarditis, Kawasaki Disease, Komplikasi pada kehamilan (menurunkan faktor resiko preeklamsia, dll), Pencegahan kanker colorectal, Penggunaan lain. Farmakologi :Aspirin bekerja dengan mengasetilasi enzim

prostaglandin H2 endoperoxide synthase (PGHS) & menghambat kerja enzim COX secara permanen. COX-1 umumnya ada di semua sel termasuk platelet. Aspirin relatif selektif menghambat COX-1 & sedikit COX-2. PGH2 dala platelet & endotel vaskular memproduksi tromboxan A2 (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) & prostacyclin (bertanggung jawab dalam menghambat agregasi platelet & vasodilatasi) sehingga dosis sangat bervariasi.Efek pada darah : Menghambat fase kedua agregasi platelet & mencegah pelepasan adenosin diphosphate (ADP) dari platelet & faktor 4 platelet.Antitrombotik : Menghambat sintesa prostaglandin di vena. Aspirin dosis rendah dapat mencegah trombosis dengan cara menghambat secara selektif sintesa PGHS & tromboxan A2. Stabilitas Penyimpanan :Stabil pada udara kering. Lembab, panas & perubahan pH dapat menghidrolisis Aspirin. Asprin stabil pada pH rendah (2-3). Simpan pada suhu 2-15C & jauhkan dari jangkauan anak-anak. Kontraindikasi :Alergi terhadap Aspirin dan golongan salisilat Efek Samping :Reye's syndrome : Iritasi lambung karena bersifat asam.Efek terhadap Sistem syaraf : Nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi, perubahan mental, koma, paralisis, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur.Efek lain : Demam, myopathy, epistaxis, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal, meningkatkan kreatinin, hematouria, oligouria, UTI, asidosis, asidosis metabolit, hiperfosfatemia, hipomag-nesemia, hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia, hiperka-lemia hiperkalsemia, abnormalitis elektrolit. Tumor lisi sindrom sepsis, infeksi lain, Kerusakan jantung, gangguan pernafasan. Interaksi : - Dengan Obat Lain : Meningkatkan konsentrasi serum alopurinol sehingga dapat meningkatkan toksisitas allopurinol. Chlorpropamide : Meningkatkan reaksi hepatorenal, monitor hipoglikemi. Obat lain : Cotrimoxazole : Trombositopenia Cyclosporin : Meningkatkan konsentrasi cyclosporin dalam darah (penyesuaian dosis) . - Dengan Makanan : Makanan & susu : Menurunkan efek merugikan terhadap saluran cerna. Pengaruh : - Terhadap Kehamilan : -, - Terhadap Ibu Menyusui : -, Terhadap Anak-anak : Reyes Syndrome., - Terhadap Hasil Laboratorium : Bentuk Sediaan :Tablet Salut Tahan Asam 80 mg, 100 mg, 160 mg, Tablet Biasa 500 mg. Peringatan :Reye's syndrome pada anak Swamedikasi nyeri dan demam. Informasi Pasien:Minum setelah makan dengan satu gelas air / susu. Mekanisme Aksi: Asetilasi enzim PGHS. Monitoring Penggunaan Obat:Munculnya efek samping. Eritronisin Dosis : anak 1 tahun : 50 mg/kali, tiap 6 jam ; 1-5 tahun : 100 mg/kali, tiap 6 jam ; 6-12 tahun: 200mg/kali, tiap 6 jam dewasa 4 x 250-500 mg/hari, maks. 500 mg/kali atau maks. 4 g/hari

ERITROMISIN Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid. Antibiotika golongan makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya. 1. ASAL DAN KIMIA Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5 biasanya tahan sampai beberapa minggu. STRUKTUR ERITROMISIN 2AKTIVITAS MIKROBA Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya. Spektrum antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif, seperti Str. Pyogenes dan Str. Pneumoniae. Str. Viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin serin dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial). Batang gram positif yang pka terhadap eritromisin ialah Cl. Perfringens, C. Diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. Gonorrhoeae, Campylobacter jejuni, M. Pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. Trachomatis. H. Influenzae mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini. 3. RESISTENSI Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid yaitu : 1. Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman, 2. Berubahnya reseptor obat pada ribosom kuman, dan 3. Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu (Enterobacteriaceae) 4. FARMAKOKINETIK 1. Pemberian Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat ini diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-oral. 2. Distribusi Distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan sebrospinal. Obat ini merupakan satu diantara sedikit antibiotika yang bedifusi ke dalam cairan prostat da mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam makrofag. Obat ini berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih

baik. 3. Metabolisme Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistemsitokrom P-450. 4. Ekskresi Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan dalam bentuk aktif dalam empedu. Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik. 5. EFEK SAMPING 1. Gangguan epigastrik Efek samping ini paling sering dan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin. 2. Ikterus Kolestatik Efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin estolat. Reaksi ini timbul pada hari ke 10-20 setelah dimulainya terapi. Gejalanya berupa nyeri perut yang menyerupai nyeri pada kolestasis akut, mual, muntah, kemudian timbul ikterus, demam, leukositosis dan eosinofilia; transaminase serum dan kadar bilirubin meninggi; kolesitogram tidak menunjukkan kelainan. 3. Ototoksisitas Ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam dosis tinggi. 4. Reaksi Alergi Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan. 6. INTERAKSI OBAT 1. Eritromisin dengan obat asma (turunan teofilin) Efek obat asma dapat meningkat. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara paru-paru dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya : terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak obat asma. Gejala yang dlaporkan : mual, salit kepala, pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, aritmia jantung, takhikardia, dan kemungkinan kejang. 2. Eritromisin dengan Karbamazepin Efek karbamazepin dapat meningkat. Karbamazepin adalah antikonvulsan yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada gangguan seperti ayan. Akibatnya : terjadi efek samping merugikan yang disebabkan karena terlalu banyak karbamazepin. Gejala yang dilaporkan : pusing, mual, nyeri perut, dan nanar. 3. Eritromisin dengan Digoksin Efek digoksin meningkat. Digoksin digunakan untuk layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur. Akibatnya : terjadi fek samping merugikan karena terlalu banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan : mual, kehilangan nafsu makan, aritmia jantung, takhikardia atau bradikardia. 4. Erirtromisin dengan Klindamisin atau Linkomisin Efek antibiotika klindamisin dan linkomisin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh seperti yang diharapkan. 5. Erirtromisin dengan Antibiotika penisilin Efek masing-masing antibiotika dapat meningkat atau berkurang. Karena akibatnya sulit diramalkan, sebaiknya kombinasi ini dihindari. 7. SEDIAAN DAN POSOLOGI

Tabel Posologi eritromisin Preparat Kemasan Posologi/ cara pemberian Keterangan Eritromisin Kapsul/tablet 250 mg dan 500 mg Dewasa : 1-2 g/hari, dibagi dalam 4 dosis Anak : 30-50 mg/kg berat badan sehari dibagi dalam 4 dosis Dosis dapat ditingkatkan 2x lipat pada infeksi berat Obat diberikan sebelum makan Eritromisin stearat Kapsul 250 mg dan tablet 500 mg Suspensi oral mengandung 250 mg/5 ml Dewasa : 250-500 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam Anak : 30-50 mg/kg berat badn sehari dibagi dalam beberapa dosis Idem Eritromisin etilsuksinat Tablet kunyah 200 mg Suspensi oral mengandung 200 mg/5 ml dalam botol 60 ml Tetes oral mengandung 100 mg/2,5 ml dalam botol 30 ml Dewasa : 400-800 mg tiap 6 jam atau 800 m tiap 12 jam Anak: 30-50 mg/kg berat badan sehari dibagi dalam beberapa dosis Obat tidak perlu diberikan sebelum makan.Perhatian :Gangguan hati dan gangguan ginjal; rentan terhadap perpanjangan interval QT (termasuk gangguan elektrolit dan penggunaan obat bersamaan yang memperpanjang interval QT).Kehamilan dan meyusui :Kehamilan : eritromisin tidak diketahui membahayakan.Menyusui : hanya dalam jumlah sedikit di air susu; tidak diketahui membahayakan.Interaksi :Makrolida Meter pada awalnya ditetapkan oleh Akademi Sains Perancis (Acadmie des sciences) sebagai 1/10.000.000 jarak sepanjang permukaan Bumi dari Kutub Utara hingga Khatulistiwa melalui meridian Paris pada tahun 1791, dan pada 7 April 1795 Perancis menggunakan meter sebagai jarak resmi untuk panjang. Ketidakpastian dalam pengukuran jarak tersebut menyebabkan Biro Berat dan Ukuran Internasional (BIPM - Bureau International des Poids et Mesures) menetapkan 1 meter sebagai jarak antara dua garisan pada batang platinumiridium yang disimpan di Sevres, Perancis pada tahun 1889.Pada tahun 1960, ketika laser diperkenalkan, Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuran (Confrence Gnrale des Poids et Mesures/CGPM) ke-11 mengganti definisi meter sebagai 1.650.763,73 kali panjang gelombang spektrum cahaya oranyemerah atom krypton-86 dalam sebuah ruang vakum. Pada tahun 1983, BIPM menetapkan meter sebagai jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299.792.458 detik (kecepatan cahaya ditetapkan sebesar 299.792.458 meter per detik). Oleh karena kecepatan cahaya dalam vakum adalah sama di manapun saja, definisi ini lebih universal dibandingkan dengan jarak ukurlilit bumi atau panjang batang logam tertentu. Oleh karena itu, jika batang logam itu hilang atau musnah, panjang meter standar masih dapat diulangi dalam laboratorium manapun. Selain itu ia secara teori dapat diukur dengan lebih tepat dibandingkan dengan ukuran yang lain..Sistem satuan SI merupakan system satuan yang digunakan di seluruh dunia kecuali Amerika Serikat, Liberia, dan Myanmar (Burma). Sistem satuan ini ditetapkan sebagai system yang digunakan

di seluruh dunia berdasarkan hasil keputusan suatu pertemuan yang diselenggarakan di Paris pada tahun 1870 yang dihadiri oleh perwakilan dari 17 negara. Pertemuan tersebut menetapkan standard-standard bagi satuan-satuan dasar (satuan panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, intensitas cahaya, dan jumlah zat). Dari tujuh besaran pokok tersebut, dapat diturunkan besaran-besaram turunan yang memiliki satuan yang juga merupakan turunan dari satuan besaran pokok.Sistem satuan yang ditetapkan tersebut digunakan untuk kepentingan pengukuran dari benda yang sangat kecil seperti atom hingga sesuatu yang sangat besar seperti galaksi. Oleh karena itu, digunakan prefix untuk mempermudah penulisan nilai-nilai besaran tersebut.Penulisan angka dalam setiap pengukuran yang dilakukan sebaiknya menggunakan notasi ilmiah. Hal itu disebabkan penggunaan notasi ilmiah akan memepermudah penentuan angka penting dari angka tersebut. sebagain besar negara di dunia, akan tetapi, ukuran meter telah digunakan sebagai satuan ukur standard. Awalnya, satu meter disamaartikan dengan satu per sepeuluh miliar antara jarak kutub utara dan garis ekuator. Ukuran meter standard sebenarnya adalah jarak antara dua garis yang ditarik lurus pada batang PlatinumIridium yang menyanggah sebuah gedung yang berada di pinggiran kota Paris. Pada tahun 1960, meter telah diresmikan menjadi 1,650,763,73 gelombang energi suara atau bunyi (dalam keadaan hampa udara) yang ditandai tanda cahaya orange yang menyala pada krypton 86 (kondisi gas yang hampir kosong). Presisi dari ukuran tersebut adalah 1 per 109. Meter saat ini adalah Standard internasional (SI), baik dalam pengukuran panjang ataupun standard Internasional. Ukuran dimensi SI terkecil adalah ukuran nanometer (1nm=10-10m).Definisi meter tahun 1889, diganti dengan definisi baru pada Confrence Gnrale des Poids et Mesures (CGPM) tahun 1960. Definisi baru ini mengacu pada panjang gelombang radiasi krypton-86. Tahun 1983, dalam forum yang sama, definisi diubah kembali untuk meminimalkan ketidakpastian. Definisi terbaru 1 m adalah panjang lintasan yang dilalui cahaya pada ruang hampa selama interval waktu satu per 299.792.458 detik. Mengenal Parasetamol Parasetamol merupakan zat berkhasiat dari salah satu obat penurun demam. Nama lain : - asetaminofen - para-aminofenol Kegunaan : - mengurangi rasa sakit, misalnya : sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid. - menurunkan demam, misalnya : setelah imunisasi, influenza. Tidak boleh digunakan pada : - penderita dengan gangguan fungsi hati

- alergi terhadap obat ini Hal yang perlu diperhatikan : - tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan, karena dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. - bagi penderita penyakit ginjal, apabila akan menggunakan obat ini sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. - bila setelah 2 hari demam tidak menurun, segere hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan. Aturan pemakaian : Dewasa : 325 mg - 600 mg, setiap 4 atau 6 jam Anak-anak : 0 - 1 tahun : 60 - 120 mg setiap 4 atau 6 jam >1 - 5 tahun : 120 - 250 mg setiap 4 atau 6 jam 6 - 12 tahun : 250 - 500 mg setiap 4 atau 6 jam

Parasetamol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Asetaminofen (parasetamol) N-acetyl-para-aminophenol

Berat molekul Rumus empiris (Metabolisme) Golongan hamil (farmasi)

151.17 C8H9NO2 Hati B (AS) A (Aus)

Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.

Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin.

[sunting] Asal kata


Kata asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut: Versi Amerika N-asetil-para-aminofenol asetominofen Versi Inggris para-asetil-amino-fenol parasetamol

You might also like