You are on page 1of 21

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran ilmu pengetahuan social (IPS) merupakan mata pelajaran yang tidak mudah untuk disampaikan kepada siswa. Cara pembelajarannya perlu mengunakan metode social juga, tanpa menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab maka hasil yang diharapkan hanya di bawah rata-rata dari standar ketuntasan belajar yang sudah diterapkan. Menurut Winataputra dkk. (20003 : 3.1), semua guru sangat memerlukan kemampuan-kemampuan utuk menjelaskan kegiatan

pendahuluan pembelajaran, menerapkan kegiatan inti dalam pembelajaran, menerapkan kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran. Menurut suryosubroto (2002 :179), metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa. (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulaan atau berbagai arternatif pemecahan atas suatu masalah. Fenomena yang sering ditemui pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah: 1. Nilai yang didapatkan oleh siswa masih kebanyakan dibawah standar ketuntasan belajar. 2. Siswa kurang mencerminkan interaksi social baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah 3. Sebagian besar siswa belum memiliki kecakapan untuk menyampaikan keinginan dalam kegiatan belajar. Dari fenomena di atas penulis melakukan penelitian untuk bagaimana memperbaiki proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan harapan nilai yang diperoleh siswa dapat mencapai di atas standar ketuntasan belajar yang sudah ditentukan. Untuk mencapai di atas hasil belajar yang memuaskan, penulis meneliti penerapan metode diskusi dalam menyampaikan bahan ajar kepada perserta didik.

B. Rumusan Masalah Sangatlah dianjurkan agar pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan strategi, metode, atau alat peraga yang sesuaia dengan materi, lingkungan belajar, serta kondisi anak. Hal ini adalah demi tercapainya keberhasilan pembelajaran IPS pada kelas IV SD Negeri 22 Kota Bengkulu. Masalahnya selama ini anak lamban mengerti dan kurang semangat saat belajar pada mata pelajaran IPS. Salah satu cara yang sesuai dan pas untuk digunakan adalah menggunakan metode diskusi pada saat belajar di sekolah. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah dengan penggunaan metode diskusi dan Tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 2. Apakah penerapan metode diskusi dan Tanya jawab dapat mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian Diadakannya PKP ini dengan harapan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPS. Secara jelas tujuan penelitian ini adalah : 1. Memperbaiki proses belajar mengajar dengan metode diskusi dan strategi mengajar yang sesuai dengan situasi siswa yang dihadapinya. 2. Agar siswa dapat melakukan cara belajar yang lebih baik sesuai dengan tingkat kesulitan melalui diskusi dan Tanya jawab. 3. Sebagai tolak ukur serta pedoman untuk melakukan perbaikan

pembelajaran pada masa yang akan datang khususnya mata pelajaran IPS.

D. Manfaat Penelitian 1. Siswa a. Dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab siswa dapat mengetahui sejauh mana dirinya menerima dan menyerap materi pelajaran yang telah diajarkan. b. Dengan memberikan penugasan, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuannya menguasai materi pelajaran.

2. Guru a. Meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan PKP. b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai keterampilan mengajar. c. Dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima materi pelajaran. d. Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. 3. Sekolah a. Meningkatkan kualitas kemitraan antara kepala sekolah dan eksterns sekolah. b. Meningkatkan kualitas pembelajaran. 4. Peneliti a. Mengamati dan merasakan langsung proses belajar mengajar yang dilaksanakan. b. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar serta meningkatakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam Sistem Pendidikan Nasional yang telah diatur dengan UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menetapkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini merupakan langkah awal dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya, pendidikan harus diciptakan melalui kondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran merupakan interaksi belajar antara siswa, guru dan lingkungan belajar dengan memaksimalkan pemanfaatan berbagai sarana dan prasarana penunjang seperti perpustakaan, alat peraga agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tuntunan kurikulum. Suatu pembelajaran yang baik semestinya dapat menumbuhkan minat belajar pada diri siswa yang ditandai dengan perubahan aspek tingkah laku seperti sikap, pengetahuan dan keterampilan. Proses belajar mengajar dalam pendidikan ini dapat diartikan sebagai kegiatan belajar yang sedang terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua dan berlangsung seumur hidup (Sardiman, dkk. 1998). Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik (Mulyasa, 2003). Tugas guru adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidikan. Menurut Parawangsa dan Abdullah secara propesional seorang guru SD berperan sebagai pembimbing, pengembang materi pelajaran, pengelola proses

belajar mengajar dan agen perubahan situasi sebagai evaluator bagi siswa dalam kegiatan pendidikan. (Winata Putra, dkk. 2005: 9.8). Syamsudin (2007: 1.21) menegaskan bahwa seorang pendidikan selain menjadi seorang konservator, dan transmitor, juga harus menjadi seorang transformator (penerjemah) sistem nilai melalui penjelmaan sistem nilai tersebut dalam pribadi dan perilakunya. Sebagai hasil refleksi, penulis banyak menemukan kekurangan dan kelemahan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dan teman sejawat kelemahan-kelemahan pada pembelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 22 Kota Bengkulu teridentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran 2. Siswa kurang tanggap dan aktif dalam pembelajaran 3. Beberapa siswa kurang fokus dalam proses pembelajaran 4. Beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru 5. Prestasi belajar siswa rendah Kelemahan tersebut di atas disebabkan karena kurang memiliki keterampilan dalam memilih dan menggunakan berbagai strategi dan metode secara tepat. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, upaya peningkatan kualitas pembelajaran merupakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilakukan. Salah satu alternatif yang dapat mengembalikan keresahan tersebut adalah dengan memperbaiki keterampilan guru dalam mengelola proses diskusi dan tanya jawab pada mata pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 22 Kota Bengkulu. Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Di samping itu juga ditujukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada Program S1 PGSD. Maka berkenaan dengan penjelasan di atas, laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan, serta selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus PKP untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berkenaan dengan itu maka laporan ini akan memuat pendahuluan, perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan atau hasil yang diperoleh serta ditutup dengan kesimpulan, saran dan saran tindak lanjut.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.

Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 22 Pasar Minggu Kota Bengkulu. Sekolah ini dipilih karena merupakan tempat mengajar penulis. 2. Waktu Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2008-2009, semester II . Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran No Waktu Pelaksanaan 1 2 14 Mei 2009 21 Mei 2009 Mata Pelajaran IPS IPS Kelas IV IV Keterangan Siklus I Siklus II

3. Mata Pelajaran Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran, maka penulis mengambil salah satu mata pelajaran yang dianggap masih mengalami permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yaitu mata pelajaran IPS pada materi Koperasi. 4. Kelas Adapun kelas yang di pilih oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah kelas IV SD Negeri 22 Kota Bengkulu. Kelas ini dipilih karena berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis kelas ini merupakan kelas yang kegiatan pembelajaran IPS. 5. Karakteristik Siswa Siswa kelas IV SD Negeri 22 Kota Bengkulu yang berjumlah 37 orang yang terdiri dari 14 laki-laki dan 23 peremspuan. Keadaan siswa di kelas ini pada saat dilakukan observasi masih terlihat bersifat heterogen, antara siswa yang satu dengan siswa yang lain nampak jelas perbedaan yang dapat dilihat dari sifat dan cara belajar mereka yang dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal serta faktor ekonomi orang tua siswa. Keadaan inilah yang membedakan cara belajar mereka di kelas. mengalami permasalahan dalam

B. Deskripsi Per Siklus Prosedur Pelaksanaan Tiap Siklus Kegiatan pada tahap diagnostic dilakukan pada siklus I, yang dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah. Kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan pada siklus I dan siklus II sebagai berikut 1. Perencanaan Merancang tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut dari siklus I. sasaran kegiatan adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran / pemecahan masalah dari perumusan masalah tersebut. 2. Pelaksanaan Melalui pembelajaran baik RPP I dan RPP II dari mulai kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dengan metode penugasan dan diskusi. 3. Observasi Pada tahap pengamatan pemantauan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat, pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan agar penulis dapat

pembelajaran berlangsung dan mengevaluasi

mengetahui hambatan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi Kegiatan yang dilakukan paa tahapan ini : a. Mengidentifikasi hal-hal yang telah tercapai b. Mengidentifikasi hal-hal yang belum tercapai Menelaah penyebab adanya ketidakberhasilan tindakan dan merumuskan cara perbaikan yang akan dilaksanakan pada rencana perbaikan pemberjaran berikut.

Siklus I a. Perencanaan Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: 1. Menyusun perencanaan pembelajaran dengan konsep, tujuan, dan manfaat. 2. Menyusun alat evaluasi 3. Menyusun alat observasi 4. Menyiapkan media pelajaran

b. Pelaksanaan Dalam tahapan ini kegiatan yang akan dilaksanakan adalah guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan RRP yang sudah dibuat. Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal (15 menit) a. Apersepsi b. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang koperasi c. Tanya jawab tentang koperasi Bentuk usaha yang berdasarkan asas kekeluargaan Sebutkan perngertian koperasi Jelaskan amnfaat koperasi

2. Kegiatan inti (60 menit) a. Guru menjelaskan tentang pengertian koperasi dan

membandingkan koperasi dengan jenis lainnya b. Siswa mengadakan diskusi kelompok c. Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok d. Perwakilan masing-masing kelompok memeaparkan hasil diskusi e. Tanya jawab antara guru dan siswa 3. Kegiatan akhir (15 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran b. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkerja dengan baik. c. Guru melakukan evaluasi d. Tindak lanjut c. Observasi Pada siklus I diadakan observasi terhadap proses belajar mengajar, baik aktivitas siswa maupun guru ( peneliti) selama berlangsung proses pembelajaran, observasi dilakukan oleh 1 orang pengamat yaitu guru SD Negeri 22 Kota Bengkulu. Adapun aspek yang diamati oleh observer terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut: 1). Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru, 2). Siswa berpartisipasi dalam suatu kegiatan

pembelajaran. 3). Siswa mencatat hasil penemuan, 4). Siswa menyajikan hasil penemuan 5). Siswa menarik kesimpulan, 6). Siswa mengerjakan soal pos tes. Sedangkan aspek yang diamati oleh

observer terhadap aktivitas guru adalah sebagai berikut: 1). Guru memberikan apersepsi dan motivasi, 2). Guru menjelaskan tujuan dan indikator pembelajaran yang akan dicapai, 3). Guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran, 4). Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan kegiatan, 5). Guru membimbing siswa menyajikan hasil pengamatan, 6). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 7). Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan, 8). Guru memberikan evaluasi. Pengamat memberikan tanda () penilaian terhadap aspek yang diamati dibantu dengan indikatornya. Pada akhir pelaksanaan siklus 1 diadakan tes selama 20 menit untuk mengukur hasil belajar siswa. Adapun aktivitas guru adalah sebagai berikut: 1). Guru memberikan apersepsi dan motivasi, 2). Guru menjelaskan tujuan dan indikator pembelajaran yang akan dicapai, 3). Guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran, 4). Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan kegiatan, 5). Guru membimbing siswa menyajikan hasil pengamatan, 6). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 7). Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan, 8). Guru memberikan evaluasi. Skor tertinggi untuk setiap butir observasi terhadap aktivitas guru adalah 3, sedangkan jumlah butir observasi adalah 8, maka skor tertinggi adalah 24 Kriteria penilaian terhadap aktivitas guru yaitu kategori kurang nilainya 1, kategori cukup nilainya 2, dan kategori baik nilainya 3. Penentuan nilai untuk tiap kriteria menggunakan rumus rata-rata skor, skor tertinggi, skor terendah, selisih skor, dan kisaran nilai tiap kriteria. Adapun instrument yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Istrumen Tes Instrument tes berupa tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan konsep siswa terhadap materi yang telah diajarakan, bentuk tes esay soal sebanyak 5 soal yang dipakai pada tiap akhir siklus

10

2. Instrument non tes Instrument tes berupa lembar observasi yang terdiri dari lembar

observasi inti kegiatan siswa dengan lembar observasi untuk kegiatan guru. d. Refleksi Merancang rencana perbaikan pembelajaran (RPP 2) untuk dilaksanakan pada siklus II sebagai upaya penyempurnaan dari tindakan pertama, dengan mengacu pada kendala yang dihadapi pada siklus I, diantara siswa belum telihat secara optimal dalam proses pembelajaran. Setelah di evaluasi ternya siswa masih ada yang belum mengerti tentang mengumpulkan tentang kesempatan berkerja dan jenis pekerjaan yang tersedia. Untuk mengatasi permasalahan ini guru menggunakan media gambar yang bervariasi untuk perbandingannya.

Siklus II Berdasarkan refleksi siklus I di susun pembelajaran siklus II dengan melakukan perbaikan pembelajaran dengan metode diskusi dan Tanya jawab dengan rincian sebagai berikut: b. Perencanaan Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Menyusun perencanaan perbaikan pembelajaran (RPP) dengan konsep sejarah berdirinya koperasi di Indonesia 2. Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa 3. Membuat alat evaluasi berupa alat pos tes 4. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam menyampaikan materi 5. Melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang terdapat pada siklus I Adapun tujuan dari perbaikan pada siklus ini adalah siswa dapat berpikir kreatif untuk menjelaskan tentang tujuan dan manfaat koperasi. c. Pelaksanaan Dalam tahapan ini kegiatan yang dilaksanankan alah guru melaksanakan penyiapan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP 2) yang sudah dibuat disesuaikan dengan refleksi pada siklus I atau langkah-langkah dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:

11

1. Kegiatan awal (15 menit) a. Apersepsi b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Tanya jawab tentang koprasi Kata koperasi berasal dari bahasa Inggris Cooperation yang artinya. Koperasi pertama kali didirikan oleh.. Koperasi pada jaman jepang dikenal dengan nama..

2. Kegiatan inti (60 menit) a. Menjelaskan sejarah berdirinya koperasi di Indonesia b. Guru melakukan Tanya jawab kepada siswa tentang koperasi c. Guru memberikan tindak lanjut (memberikan (PR) 3. Kegiatan Akhir (15 menit) a. Guru menyimpulkan materi pelajaran tentang koperasi b. Guru melakukan evaluasi c. Guru memberikan tindak lanjut (memberikan (PR) d. Observasi Pada siklus I diadakan observasi terhadap proses belajar mengajar, baik aktivitas siswa maupun guru ( peneliti) selama berlangsung proses pembelajaran, observasi dilakukan oleh 1 orang pengamat yaitu guru SD Negeri 22 Kota Bengkulu. Adapun aktivitas guru adalah sebagai berikut: 1). Guru memberikan apersepsi dan motivasi, 2). Guru menjelaskan tujuan dan indikator pembelajaran yang akan dicapai, 3). Guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran, 4). Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan kegiatan, 5). Guru membimbing siswa menyajikan hasil pengamatan, 6). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 7). Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan, 8). Guru memberikan evaluasi. Skor tertinggi untuk setiap butir observasi terhadap aktivitas guru adalah 3, sedangkan jumlah butir observasi adalah 8, maka skor tertinggi adalah 24 Kriteria penilaian terhadap aktivitas guru yaitu kategori kurang nilainya 1, kategori cukup nilainya 2, dan kategori baik nilainya 3. Penentuan nilai untuk tiap kriteria menggunakan rumus rata-

12

rata skor, skor tertinggi, skor terendah, selisih skor, dan kisaran nilai tiap kriteria. Adapun aspek yang diamati oleh observer terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut: 1). Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru, 2). Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. 3). Siswa mencatat hasil penemuan, 4). Siswa menyajikan hasil penemuan 5). Siswa menarik kesimpulan, 6). Siswa mengerjakan soal pos tes. Skor tertinggi untuk setiap butir observasi terhadap aktivitas siswa adalah 3, sedangkan jumlah butir observasi adalah 6, maka skor tertinggi adalah 18. Kriteria penilaian terhadap aktivitas siswa yaitu kategori kurang nilainya 1, kategori sedang nilainya 2, dan kategori baik nilanya 3. Penentuan nilai untuk tiap kriteria menggunakan rumus rata-rata skor, skor tertinggi, skor terendah, selisih skor, dan kisaran nilai tiap kriteria. e. Refleksi Pada siklus II, sebagai penyempurnaan dari siklus I dengan mengacu pada kendala yang dihadapi dan dapat dilihat dari hasil lembar observasi dan nilai tes yang masih jauh dari nilai ketuntasan belajar secara klasikal, maka harus diperbaiki pada pembelajaran siklus berikutnya.

13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi per Siklus 1. Siklus I Pada siklus ini nilai rata-rata siswa 6,5 daya serap 65%, ketuntasan belajar secara klasikal 48% termasuk dalam kategori cukup. Namun demikian, belum dapat dikatakan tuntas karena dari 37 siswa hanya 18 orang siswa atau 48% yang mendapat nila 6,5 NILAI IPS SIKLUS 1 No Nama Siswa Nilai Siklus I Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Aan jevi Agung Tri Putra Ahmad Suryadi Aisyah Rahma D A ldiano Danu N Ade Saputra Bayu Gunawan Dahlia Habibah Desi Triyanti Dian Aristanto Dian Sahara Dea Meiliza P Endah Putri Utami Friska Pricilia Fatya Hayati Hanifatul Safira Hafiz Sanjaya Heru Putra Pratama Hendi Herdiansayah Hari Rahman Takwin Jagat Ari Kerniawan Lia Riani

7 9 5 7 4 6 5 4 4 8 9 4 6 7 8 10 6 7 9 6 4 7

Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas

14

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

M. Abrar M. Hasbi Ash- Shiidiqi M. Trio Febriansyah M. Wahyu Meizon Nikita Greynada Puspa Nurfat Meila Octary Rama Raimonza Rima Maria Octavia.s Rizky devita sari Selly liana nadira Saperizal mukmin Suryati Tisa Pratiwi Titin Purnama Sella Thio Satriadi

7 6 6 7 6 6 5 7 9 3 9 9 6 7 6

Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas

Observasi Aktivitas Guru dan siswa Siklus I a. Deskripsi tentang aktivitas guru siklus I Dari observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh satu orang pengamat setelah dianalisis total skor 22. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan guru masuk dalam kategori baik, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada proses pembelajaran selanjutnya yaitu : 1. Guru belum mengoordinasi kelas dengan baik. 2. Guru kurang member motivasi 3. Guru kurang memperjelas konsep melalui media yang lebih variatif Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Siklus I No 1. Pengamat I Kriteria Skor 22 Baik

b. Deskripsi observasi aktivitas siswa siklus I Dari observasi aktivitas yang dilakukan oleh satu orang pengamat, setelah dianalisis total skor 12 . Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran masuk dalam kategori cukup,

15

namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada proses pembelajaran selanjutnya yaitu : 1. Siswa belajar pada suasana yang tidak kondusif 2. Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk memperjelas konsep 3. Siswa kurang dibimbing dalam membuat rangkuman dan kesimpulan Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Siklus I No Pengamat Skor 1. I Kriteria 12 Cukup

c. Refleksi Siklus I Untuk meningkatkan aspek yang masih kurang, berdasarkan analisis observasi aktivitas guru dan siswa maka perlu adanya perbaikan untuk tindakan selanjutnya : 1. Refleksi untuk aktivitas guru a. Guru harus benar-benar mengoordinasi dengan baik proses pembelajaran b. Guru harus memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran c. Guru harus menjelaskan materi melalui media gambar koperasi dengan baik 2. Refleksi untuk aktivitas siswa a. Siswa harus diarahkan dengan baik, supaya belajar jadi lebih menyenangkan b. Siswa diberi kesempatan untuk memperagakan konsep dalam proses pembelajaran c. Siswa dibimbing untuk dapat membuat rangkuman dan menarik kesimpulan

2. Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini berdasarkan refleksi pada siklus I, di mana pada siklus II merupakan siklus akhir pada penelitian tindakan kelas. Hasil tes siklus II nilai rata-rata siswa 8,1, daya serap 81%, ketuntasan belajar secara klasikal 94%. Pada siklus ini masuk kategori tuntas karena memenuhi standar. Ketuntasn belajar yang di tetapkan oleh

16

Dekdikbut (1996), yaitu 85% siswa mendapat nilai 6,5. Dari 37 orang siswa yang mengikuti tes, 35 orang siswa telah mendapat 6,5 atau 94% dari jumlah siswa. Adapun nilai tes siswa pada siklus II dapat dilihat pada table dibawah ini: NILAI IPS SIKLUS II No Nama Siswa Siklus II Nilai Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Aan jevi Agung Tri Putra Ahmad Suryadi Aisyah Rahma D A ldiano Danu N Ade Saputra Bayu Gunawan Dahlia Habibah Desi Triyanti Dian Aristanto Dian Sahara Dea Meiliza P Endah Putri Utami Friska Pricilia Fatya Hayati Hanifatul Safira Hafiz Sanjaya Heru Putra Pratama Hendi Herdiansayah Hari Rahman Takwin Jagat Ari Kerniawan Lia Riani M. Abrar M. Hasbi Ash- Shiidiqi M. Trio Febriansyah M. Wahyu Meizon

8 9 7 10 8 7 7 7 7 8 8 6 9 10 8 10 7 10 8 9 7 8 8 10 7 9

Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

17

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

Nikita Greynada Puspa Nurfat Meila Octary Rama Raimonza Rima Maria Octavia.s Rizky devita sari Selly liana nadira Saperizal mukmin Suryati Tisa Pratiwi Titin Purnama Sella Thio Satriadi

8 7 8 8 10 6 10 10 7 8 7

Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa seperti terlihat dalam table berikut. Nilai IPS Siklus I dan Siklus II siklus Jumlah Perserta Tes Jumlah Siswa Yang tuntas Belajar I 37 18 6,5 65% 48% Belum tuntas II 37 35 8,1 81% 94% Tuntas Nilai Daya Ketuntasan belajar Ket

Rata- Serap rata

Observasi aktivitas guru dan siswa siklus II a. Deskripsi tentang aktivitas guru siklus II Dari observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh satu orang pengamat. Setelah dianalisa total skor 23 dengan rata-rata 23. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan guru masuk dalam katagori baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu: membimbing siswa ketika membuat laporan hasil diskusi. Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Siklus II No Pengamat Skor 1. I 23 Kriteria Baik

18

b. Deskripsi observasi aktivitas siswa siklus II Dari observasi aktifitas yang dilakukan oleh satu orang pengamat, setelah dianalisis total skor 17. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran masuk dalam katagori cukup namun masih ada beberapa hal yang diperbaiki yaitu: siswa kurang mampu menanggapi pernyataan guru. Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus II No Pengamat Skor 1. I 17 Kriteria Baik c. Refleksi siklus II 1) Refleksi untuk aktivitas guru Guru harus benar-benar membimbing siswa dalam membuat laporan dan pengutan. Hasil analisis observasi guru siklus I dan II Siklus Skor yang Diperoleh Pengamat I II 22 23 22 23 22 23 Baik Baik Jumlah skor Rata-rata Criteria Skor Penilaian

2) Refleksi untuk aktivitas siswa Guru harus benar-benar membimbing siswa dalam

menjawab pertanyaan yang diberikan, agar siswa dapat menjawab dengan benar. Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan

sebanyak dua siklus, maka dapat diketahui peningkatan hasil aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti terlihat dalam table berikut: Hasil analisis observasi siswa siklus I dan II Siklus Skor yang Diperoleh Pengamat I II 12 17 12 17 12 17 Cukup Baik Jumlah skor Rata-rata Criteria Skor Penilaian

19

B. Pembahasan dari Setiap Siklus Siklus I Pada siklus I terlihat bahwa nilai rata-rata siswa 6,5, daya serap 65%, ketuntasan belajar secara klasikal 48% dan jumlah siswa yang tuntas belajar 18 siswa. Ini menunjukan bahwa pada silkus I proses pembelajaran tentang konsep membandingkan koperasi dengan jenis usaha lainnya melalui metode cerama dan diskusi masih jauh dan tuntas (48% dari 37 orang siswa), sedangkan pada proses pembelajaran dikatakan tuntas apabila 85% siswa mendapat nilai 6,5. Hal ini disebabkan oleh: (1) proses pembelajaran belum terkoordinasi dengan baik, hal ini mengakibatkan siswa kurang maksimal mengikuti proses pembelajaran; (2) penggunaan metode demonstrasi belum tepat sehingga siswa bingung.

Siklus II Pada siklus ini suda dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus sebelumnya. Pada table siklus II terlihat nilai rata-rata 8,1 daya serap 81%, ketuntasan belajar secara klasikal 94% dan siswa yang tuntas belajar 35 orang siswa (94% dari 37 siswa). Hal ini menunjukan bahwa siklus II proses belajar melalui metode diskusi tentang tujuan dan manfaat koperasi termasuk kedalam kategori tuntas karena sudah memenuhi standar ketuntasan belajar yang ditetapkan

Depdikbut (1996) yaitu 85% siswa mendapat nilai lebih dari 6,5% Dari peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran pada tiap siklus I nilai rata-rata 6,5 daya serap 65% ketuntasan belajar klasikal 48% dan tuntas belajar 18 siswa (48% dari 37 siswa). Namun demikian, ketuntasan belum mencapai hasil yang diharapakan, sehingga proses pada silkus I belum tuntas karena jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 belum mencapai 85%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 8,1,daya serap 81%

ketuntasan secara klasikal 94% siswa yang tuntas 35 siswa (94% dari 37 siswa) pada siklus II ini terdapat peningkatan, ketuntasan belajar secara klasikal meningkat. Hal ini menunjukan proses pembelajaran siklus II tuntas karena lebih dari 85% siswa memperoleh nilai 6,5 Dari peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran tiap siklus, ini menunjukan bahwa dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil dan mengoptimalkan proses belajar siswa.

20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatakan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai ratarata siswa 6,5, daya serap 65% ketuntasan belajar secara klasikal 48%. Pada siklus II meningkat nilai rata-rata 8,1, daya serap 81% ketuntasan belajar 94%. 2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan mengguanakan metode diskusi dapat meningkatakan proses pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa 12 dengan katagori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 17 dengan katagori baik.

B. Saran dan tindak lanjut Untuk lebih berhasilnya meningkatkan dalam menerapkan metode diskusi dan Tanya jawab guru harus betul-betul menguasai dan memiliki teknik-teknik pembelajaran mengunakan metode diskusi. Dalam menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab guru harus membagi menjadi kelompok yang kecil dan membagi tugas pada setiap siswa, dengan tujuan setiap siswa belajar secara optimal.

21

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Proyek Peningkatan Mutu SD

Herman, Herry Asep. (2007). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : universitas terbuka

Tabrani. A ddk. (2001). Terpadu untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga

Wardani, Dr. I.G.A.K. Drs. Kuswaya Wihardik. Drs. Noehi Nasution. MA. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka

Wardani, I.G.A.K, dkk. (2007). Panduan Pemantapan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka

Zainul, A.dkk. (2007). Tes Assesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

You might also like