You are on page 1of 10

ACARA III DESTILASI

A. TUJUAN Tujuan dari praktikum acara III yaitu Destilasi adalah sebagai berikut : 1. Dapat memisahkan suatu senyawa dalam suatu sampel dengan metode destilasi sederhana. 2. Mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan pendahuluan bahan terhadap rendemen dan mutu suatu sampel hasil destilasi. 3. Dapat memahami proses yang berlangsung pada saat destilasi.

B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Bahan Mnyak atsiri adalah salah satu komoditas ekspor tradisional Indonesia yang sudah diusahakan sejak sebelum Perang Dunia II. Sampai saat ini hamper seluruh minyak atsiri Indonesia masih diekspor. Pada tahun 2001, ekspor minyak atsiri Indonesia 5.080 ton dengan nilai US $ 52,97 juta (BPS, 2002). Tanaman atsiri umumnya diusahakan oleh petani dengan modal dan luasan terbatas serta kebanyakan menggunakan alat penyuling yang sederhana, sehingga mutu dan randemen yang dihasilkan masih rendah (Hobir et al., 2003). Untuk mendapatkan minyak atsiri yang bermutu tinggi dengan harga pokok relative rendah (rendemen tinggi misalnya untuk nilam >2,00 %) antara lain harus menggunakan alat penyuling yang efektif dan efisien. Tabel 3.1. Komponen Minyak Daun Jeruk Purut Komponen Prosentase Sitronelal 81,49% Sitronelol 8,22% Linalol 3,69% Geraniol 0,31% Komponen lain 6,29% (Sumber: Koswara, 2009)

Etanol disebut juga etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna. Tabel 3.2. Sifat Fisika dan Kimia Etanol Karakteristik Rumus Molekul Massa molekul relative Titik leleh Titik didih Densitas pada 20C Kelarutan dalam air 20C Viskositas pada 20C Kalor spesifik pada 20C (Sumber: Rizani, 2000). 2. Tinjauan Teori Ada banyak jenis bahan tumbuhan yang mengandung minyak atsiri, seperti adas, jahe, jeruk purut, kapolaga, kayu manis yang belum dimanfaatkan sebagai sumber minyak atsiri. Hingga saat ini bahanbahan tersebut masih diperdagangkan sebagai bahan mentah dan harganya sangat rendah. Melalui teknologi sederhana seperti penyulingan, bahan-bahan tersebut dapat dibuat menjadi minyak atsiri yang harganya jauh lebih lebih tinggi, akan tetapi data pendukung bagi pengembangan potensi tersebut belum diketahui secara pasti. Suatu hasil kajian menyimpulkan bahwa perkembangan perdagangan internasional pada bahan-bahan hasil flora (tumbuhan) termasuk minyak atsiri berkembang sangat cepat dengan nilai yang sangat besar (Apriantono, 2007). Minyak nilam dan minyak kayu putih tergolong ke dalam minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industry parfum dan obat-obatan. Minyak nilam yang diperoleh dari tanaman nilam (pogostemon patchouli), dalam perdagangan dikenal sebagai patchouli oil, Syarat C2H5OH 46,07 g/mol 114,3C 78,32C 0,7893 g/cm3 Sangat larut 1,17 cP 0,579 kal/gC

merupakan salah satu komoditi andalan minyak atsiri Indonesia karena 80% minyak nilam dunia masih disuplai oleh Indonesia (Singh, dkk, 2002). Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak atsiri adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan metode yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan destilasi uap. Namun belum ada penelitian tentang pengaruh kedua metode destilasi tersebut terhadap minyak atsiri yang dihasilkan. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh kelenjar minyak, pembuluhpembuluh, kantung minyak atau rambut granular. Sebelum diproses, sebaiknya bahan tanaman dirajang (dikecilkan ukurannya) terlebih dahulu. Namun dalam proses destilasi tradisional pada umumnya ukuran bahan yang digunakan tidak seragam, karena proses pengecilan ukurannya hanya melalui proses penghancuran sederhana (Fuki Tri dkk, 2012).

C. METODOLOGI 1. Alat a. Pisau b. Waskom c. Gelas ukur d. Timbangan e. Unit destilasi 2. Bahan a. Daun Jeruk

3. Cara kerja Bahan yang akan disuling ditimbang sebanyak 2500 gram Dilakukan perlakuan percobaan sesuai dengan petunjuk Dimasukkan bahan baku ke dalam distilator Diatur, disetel dan dicek semua unit destilat

Dinyalakan api, dihidupkan pompa air untuk mensirkulasi air dingin dan dicatat waktu dimulainya percobaan

Bila sudah terjadi tetesan (hasil distilasi) , pastikan tidak ada kebocoran uap dan dicatat waktunya Dimatikan apinya bila sudah semua cairan sudah terdistilasi dan dicatat waktunya Diambil minyak atsirinya, diukur volumenya dan dicatat massa minyak atsiri yang didapat Dihitung randemen minyak atsirinya (RMA), massa jenis minyak atsiri (MA) dan diamati keadaan fisiknya

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Tabel Berat Jenis dan Randemen Daun Jeruk Nipis No Shift 1 Shift 2 Berat Jenis () (gr/ml) 0,83 0,84 Randemen (%) 0,893 0,882 Sumber : Laporan Minyak atsiri sebenarnya adalah minyak yang diproses dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, biji, buah, batang, akar atau

rimpang. Ia bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, beraroma wangi, rasa getir dan larut dalam pelarut organic. Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yag berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih dan memurnikan air. Pada praktikum acara III destilasi ini metode yang digunakan adalah destilasi uap air. Ciri dari metode ini, yaitu bahan tidak kontak langsung dengan air sehingga bahan diletakkan diatas rak. Dan sebelum dilakukan destilasi bahan sebelumnya diperam dan dirajang, hal ini sesuai dengan teori bahwa sebelum melakukan penyulingan, bahan perlu perlakuan pendahuluan. Perlakuan pendahuluan meliputi pengecilan ukuran, pengeringan atau pelayuan dan fermentasi (pemeraman). Pengecilan ukuran dilakukan dengan merajang bahan, perajangan ini dimaksudkan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dan untuk mengurangi sifat kamba bahan olah. Pelayuan atau pengeringan (pemeraman) bahan dilakukan untuk menguapkan sebagian air sehingga memudahkan proses penyulingan dan untuk menguraikan zat tidak berbau menjadi berbau wangi. Sedangkan proses pemeraman dilakukan pada minyak-minyak tertentu untuk memecahkan sel-sel minyak pada daun (Ketaren, 1985).

Dengan pemeraman dinding-dinding sel akan terbuka sehingga akan lebih mudah ditembus uap. Suhu dapat meningkat, terjadi aktivitas enzim, warna daun sragam, timbul aroma yang khas. Perbedaan metode destilasi yang digunakan mempengaruhi rendemen minyak atsiri kulit kayu manis yang dihasilkan. Pada destilasi uap air, antara air dan minyak atsiri dalam kulit kayu manis tidak menguap secara bersama-sama. Pada awalnya air akan menguap setelah proses pemanasan dilakukan, setelah mencapai suatu keseimbangan tekanan tertentu maka uap air akan msuk ke dalam jaringan dalam bahan dan mendesak minyak atsiri ke permukaan. Kemudian minyak atsiri akan ikut menguap bersama uap air menuju kondensor. Menurut Harris (1987) dalam Zulnely (2008) pada penyulingan system kukus (destilasi uap air) letak bahan baku yang diambil minyaknya terpisah dengan air pembawa, sehingga penguapan air dan minyak dari tumbuhan yang disuling tidak bersamaan, selain itu pada destilasi uap-air mempunyai suhu proses yang relative lebih tinggi bila dibandingkan dengan destilasi air. Perbedaan suhu yang relative lebih tinggi tersebut yang menyebabkan proses ekstraksi minyak atsiri pada destilasi uap air akan berjalan lebih baik dibandingkan pada destilasi air. Harris (1987) dalam Zulnely (2008) juga mengemukakan bahwa persentase senyawa yang terdapat dalam minyak hasil destilasi uap air memiliki randemen yang lebih tinggi karena senyawa-senyawa yang terestrak lebih banyak. Menurut Guenther (1987), dibandingkan dengan destilasi air, destilasi dengan uap-air lebih unggul karena proses dekomposisi minyak lebih kecil (hidrolisa ester, polimerisasi, resinifikasi). Pada destilasi air beberapa jenis ester misalnya linalil asetat akan terhidrolisa sebagian, persenyawaan yang peka seperti aldehid, mengalami polimerisasi karena pengaruh air mendidih. Faktor yang mempengaruhi hasil randemen dalam praktikum ini, yaitu kurangnya perlakuan pendahuluan seperti proses pemeraman yang kurang lama, menurut (Hernani dan Risfaheri 1989) bahwa pelayuan yang

semakin lama memperlihatkan kenaikan rendemen minyak dan pengecilan ukuran bahan kurang kecil karena semakin kecil bahan maka akan semakin banyak minyak yang diperoleh. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi jumlah minyak yang menguap bersama-sama uap air, yaitu besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan (Satyadiwiria 1979). Dari hasil praktikum destilasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ukuran bahan dan metode destilasi daun jeruk purut mempengaruhi randemen dan viskositas minyak atsiri yang dihasilkan. Sedangkan bila ditinjau dari berat jenis, indeks bias dan kelarutan dalam alcohol, maka ukuran bahan dan metode destilasi tidak memberikan pengaruh (beda nyata).

E. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Acara III Destilasi, maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut : 1. Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. 2. Metode destilasi terbaik adalah metode destilasi uap. 3. Minyak atsiri sebenarnya adalah minyak yang diproses dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, biji, buah, batang, akar atau rimpang. Ia bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, beraroma wangi, rasa getir dan larut dalam pelarut organic. 4. Randemen yang dihasilkan dalam praktikum ini untuk shift 1 dan shift 2 sebesar 0,882 %. 5. Faktor yang mempengaruhi hasil randemen adalah perlakuan pendahuluan yaitu pemeraman dan pengecilan ukuran, besarnya

tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan.

DAFTAR PUSTAKA Apriantoro, A. 2007. Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. BPS (Badan Pusat Statistik), 2002. Ekspor Indonesia. Jakarta. 748 hal. Hernani dan Risfaheri. 1989. Pengaruh Perlakuan Bahan Sebelum Penyulingan Terhadap Rendemen dan Karakteristik Minyak Nilam. Pemberitaan Penelitian Tanaman Industri. Vol. XV (2) : 84-86. Hobir Y. Nuryani, Emmyzar dan Anggraeni, 2003. Peningkatan produktivitas dan mutu minyak nilam melalui perbaikan varietas dan tehnik pengolahan. Laporan Hasil Penelitian. Balittro, Bogor (tidak dipublikasikan). 8 hal. Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S. Ketaren. Universitas Indonesia Press. Jakarta Ketaren, S.1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. Zulnely. 2008. Pengaruh Cara Penyulingan terhadap Sifat Minyak Pohon Wangi. Jurnal : Penelitian Hasil Hutan Volume 26 No. 1 Maret 2008. Bogor. Sastrohamidjojo, H., 2002. Kimia Minyak Atsiri. FMIPA UGM, Yogyakarta. Satyadiwiria Y. 1979. Pembuatan Minyak Atsiri. Medan: Dinas Pertanian. Yuliarto Tri Fuki, dkk. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi (Destilasi Air Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis Cinnamomum burmannii). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN III

NAMA NIM

: ANGGITA ARUM DIASTAPUTRI : H1912001

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

You might also like