You are on page 1of 6

22 Mar 2013 09:37:00

Berita Budaya

Pameran Kriya Keramik Kontemporer di Bentara Budaya Yogyakarta Bertajuk Vacuum Learning
Vacuum yang berarti kosong adalah sebuah ide imajiner yang muncul akibat dari kondisi keramik yang sudah lama terdiam dalam dunia seni rupa kontemporer Indonesia. Pameran berakhir pada 27 Maret 2013.

Dacon karya Azis Kurniawan, 30x10x20 cm

Ikatan Mahasiswa Keramik (IWAK) dan beberapa alumnus Kriya Keramik ISI Yogyakarta, melalui pameran kriya keramik Vacuum Learning, menyuguhkan 34 karya individu yang membuat wacana baru

mengenai perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia, khususnya Yogyakarta. Para seniman dalam pameran yang berlangsung pada tanggal 19 27 Maret 2013 , di Bentara Budaya Yogyakarta ini, mencoba menampilkan karya keramik dengan konsep, teknis dan kreativitas yang merujuk pada identitas masing-masing seniman. Dalam perkembangannya, keramik merupakan penjelajahan medium, sebagai salah satu karya seni yang memiliki kualitas estetis. Kebutuhan ini dipandang sebagai bentuk dan ruang alternatif dari keramik buatan Industri. Keramik menjadi tidak sekadar tanah liat, dengan teknis dan proses pembuatannya, tapi juga produk rumah tangga, yang selama ini dianggap sebagai hasil seni industri massal yang memiliki fungsi pakai yang sebenarnya, serta rujukan terhadap kelas dan selera.

Warna-Warni Sosialita, karya Sheila Sonia, 25x17x11 cm

Seni kontemporer dan kerajinan kontemporer, memiliki infrastruktur yang berbeda meskipun keberagaman kemungkinan dalam seni rupa dapat menerobos batas-batas eksperimental. Ruang ekspresi dalam Vacuum Learning, membawa karya-karya eksperimental yang merespon kekinian, nostalgia, pop dan imajinatif dalam penerjemahan karakter dan ide masing-masing personal seniman yang terlibat dalam pameran ini. Seni rupa kontemporer disebut-sebut sebagai seni rupa yang plural dan memperbolehkan apapun sebagai (karya) seni. Dacon merupakan karya azis Kurniawan yang menggabungkan nostalgia permainan tradisional papan kayu dakon dengan keramik glassir berbentuk mangkuk dan miniatur tubuh, yang menyisakan ruang asumsi bagi yang melihat.

Juga karya Sheila sonia Warna-warni Sosialita, yang menggunakan tambahan material kulit sebagai aksen dekoratif dalam menerjemahkan sosialita melalui sebuah instalasi keramik berbentuk tas. Pengutamaan menggunakan medium keramik yang digunakan oleh Dona Prawita Arissuta, dalam Adam and Eve Crossed the Sins Accidentally diterjemahkan dengan variabel dimensi cat dan kanvas. Pengombinasian tersebut menjadi salah satu kredo kontemporer dalam seni rupa modern, yang menciptakan karya yang bebas dan imajiner. Tentu saja itu memberi ruang pemaknaan karya seni yang lebih segar bagi pengunjung.

Adam and Eve Crossed the Sins Accidentally, karya Dona Prawita Arissuta

Seni keramik merupakan cabang seni rupa yang mengolah material keramik, sehingga menjadi karya seni dari yang bersifat tradisional

sampai kontemporer. Sebagai bentuk seni dekoratif, keramik sudah popular sejak lama. Namun di wilayah Asia dan Australia, eksistensi keramik sebagai seni mulai tampak nyata di dekade awal abad 21 ini. Seni keramik kontemporer menaruh aspek karakteristik dengan tematema kekinian, dengan penerjemahan tema yang variatif, konsep ini terlihat dalam tema Vacuum Learning yang membawa konsep segar dari para senimannya. Mengintip Pesan dari Surga karya Apri Susanto, merupakan penerjemahan ide imajiner yang abstrakt dalam campuran material kayu, porselen dan keramik, dengan dua paduan pewarnaan keramik yang sederhana. Hadirnya karya-karya dalam ruang pamer Bentara Budaya Yogyakarta ini, menjadi hal kongkrit dari kesenian keramik dalam ruang seni rupa, yang biasanya hadir dan tetap eksis melalui Biennale keramik di Jakarta. Acara ini mengakomodasi pengunjung Yogyakarta untuk melihat perkembangan seni kriya saat ini.

Mengintip Pesan dari Surga, karya Apri Susanto, 116x57x5cm

Alia Damaihati

Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website http://www.tembi.net

You might also like