You are on page 1of 12

Proposal Proliptek: Riset Peningkatan Kapasitas Sistem Produksi

Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi


Jakarta, November 2011

PROPOSAL PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG UNTUK IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012


Judul : Audit Energi di PT Aero Wisata Catering (ACS) : Dr. Ir. Agus Nurrohim, M.Eng

Nama Peneliti/Perekayasa Utama Jenis Riset : Riset Peningkatan Kapasitas Sistem Produksi Produk Target : Audit, Rekomendasi dan Konsultasi Instansi Pengusul : Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT

DAFTAR ISI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Daftar Isi Abstrak Pendahuluan Perumusan Masalah Kelayakan Teknis dan Metodologi Prospek (status teknologi, solusi iptek yang ditawarkan, pemanfaatan hasil ristek) Manfaat Ekonomi (dampak ekonomi, pemanfaatan hasil, kontribusi terhadap sector lain) Personil Pelaksana Jadwal Penelitian Profil Mitra Industri Daftar Pustaka

ABSTRAK
Industri pelayanan jasa makanan/catering Indonesia untuk perusahaan penerbangan baik nasional maupun internasional sangat membutuhkan suatu inovasi teknologi dalam mengifisienkan biaya operasional yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan biaya operasional ini diakibatkan oleh peningkatan beban kerja/produksi dan kenaikan harga bahan baku dan energi. Industri pelayanan jasa catering merupakan salah satu industri yang padat energi (energy intensive). Kegiatan operasional bisnis jasa makanan yang melibatkan sistem peralatan memasak, sistem pendingin udara, sistem penerangan dan sanitasi (air) menjadi penyebab tingginya konsumsi listrik dan gas pada industri tersebut. Salah satu industri pelayanan jasa makanan yang sangat membutuhkan inovasi dalam hal mengifisienkan konsumsi energi adalah PT Aerowisata Catering Service yang merupakan anak perusahaan PT Garuda Indonesia. Dengan menerapkan teknologi hemat energi pada perusahaan tersebut, konsumsi energi per tahun bisa turun maksimum 20%. Penghematan sebesar tersebut bisa meningkatkan keuntungan perusahaan sekitar 33%.

PENDAHULUAN
Industri jasa makanan merupakan salah satu industri yang intensif dalam hal penggunaan energi (energy intensive) dibanding industri komersial lainnya. Kegiatan operasional bisnis jasa makanan yang melibatkan sistem peralatan memasak, sistem pendingin udara, sistem penerangan dan sanitasi (air) menjadi penyebab tingginya konsumsi listrik dan gas pada industri tersebut. Marjin keuntungan dari bisnis ini umumnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu mengurangi tingkat penggunaan energi memiliki arti signifikan dalam menurunkan biaya operasional untuk lebih meningkatkan keuntungan perusahaan. Apalagi, dengan kenaikan tarif dasar listrik PLN sebesar 10 15% mulai bulan Juli 2010, akan berdampak sangat besar terhadap pendapatan industri jasa makanan yang sangat bergantung pada sumber energi listrik dalam proses produksinya. Energi yang dikonsumsi industri jasa makanan sebagian besar digunakan untuk persiapan makanan, sekitar 35% dan HVAC sebesar 28% (lihat Gambar 1). Potensi penghematan energi di industri jasa makanan di Indonesia masih cukup besar. Secara kasar penghematan energi sebesar 20% pada biaya operasional energi dapat meningkatkan keuntungan sebesar 33%.

Gambar 1. Distribusi Konsumsi Energi di Industri Jasa Makanan.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang bisnis jasa makanan di Indonesia yang cukup besar adalah PT Aerowisata Catering Service (ACS). PT ACS adalah anak perusahaan PT Garuda Indonesia yang bergerak dibidang bisnis catering. Selama ini PT ACS melayani tidak hanya maskapai penerbangan Garuda Indonesia saja tetapi juga maskakpai asing seperti JAL, Korean Airline, Air Asia, Quantas, dan masih banyak lagi. Sehingga PT ACS sangat mengutamakan mutu pelayanan. Hal ini mengakibatkan tingginya biaya operasional terutama untuk energi. Dengan kondisi tersebut, perlu diidentifikasi peluang-peluang penghematan energi di PT ACS untuk menekan biaya energi yang cukup besar melalui audit energi secara komprehensif. Dengan audit energi, kita akan mendapatkan gambaran menyeluruh daripada pola konsumsi energi dan sekaligus mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi yang dapat dihindari dan dihemat.

PERUMUSAN MASALAH
Selama ini kebutuhan listrik PT ACS seluruhnya dipasok dari PLN dengan kapasitas 2.000 kVA, dengan biaya pembayaran listrik mencapai Rp. 700 juta per bulan. Untuk standby unit tersedia Genset (diesel) dengan kapasitas 1750 kVA dengan konsumsi bahan bakar solar sebesar 800 liter/jam. Sedangkan untuk keperluan uap air, disuplai dari boiler yang berkapasitas 3 ton/jam, disamping itu terdapat 2 boiler lain yang berfungsi sebagai standby unit. Konsumsi bahan bakar solar untuk boiler adalah 2000 liter/hari. Tujuan dari kegiatan audit energi di PT ACS ini adalah melakukan investigasi potensi penghematan energi di PT ACS dan memberikan rekomendasi peningkatan efisiensi penggunaan energi (listrik dan bahan bakar) termasuk alternatif penyediaan energi yang lebih murah (substitusi ke BBG, sistem kogenerasi, dll).

KELAYAKAN TEKNIS DAN METODOLOGI


Konsumsi energi di PT ACS yang sangat tinggi dan belum menerapkan teknologi hemat energi memberikan beberapa peluang-peluang, sebagai berikut peluang penghematan di sistem peralatan kelistrikan, peluang penghematan bahan bakar dan substitusi ke BBG, peluang substitusi listrik ke BBG termasuk peluang penerapan sistem kogenerasi, menghitung peluang pemanfaatan Photovoltaic (PV) sebagai bagian dari penerapan energi terbarukan dengan memanfaatkan lahan yang tersedia. Sedangkan metodologi yang akan diterapkan dalam kegiatan ini dijelaskan sebagai berikut dan ditunjukkan dengan suatu diagram alur pikir. a. Survei dan Pengukuran Mengumpulkan data-data mengenai pola konsumsi energi dan biaya pengeluaran energi baik listrik maupun bahan bakar. Melakukan pengukuran pada sistem-sistem yang mengkonsumsi energi cukup besar dan mempunyai peluang untuk dilakukan penghematan energi. Pengukuran dilakukan antara lain pada Sistem Kelistrikan, Boiler, Sistem Pendingin Udara, Sistem Refrigerasi, dan pengukuran-pengukuran pada titik-titik yang dianggap penting untuk dilakukan identifikasi terjadi pemborosan energi. b. Analisis Penghematan Energi Melakukan identifikasi sumber pemborosan energi dan melakukan analisa penghematan energi pada sistem peralatan yang secara teknis mempunyai potensi untuk diterapkan dan memberikan penghematan energi yang signifikan. Analisa penghematan energi yang dilakukan meliputi: Analisa peluang penghematan di sistem kelistrikan, Analisa peluang penghematan bahan bakar dan substitusi ke BBG, Analisa peluang substitusi listrik ke BBG termasuk peluang penerapan sistem kogenerasi,

Analisa peluang pemanfaatan Photovoltaic (PV) sebagai bagian dari penerapan energi terbarukan dengan memanfaatkan lahan yang tersedia.

c. Analisis Ekonomi Melakukan analisis kelayakan ekonomi sederhana dari tindakan penghematan energi yang sudah teridentifikasi berdasarkan Cost/Benefit ratio, Simple Payback Period, IRR dan indikator kelayakan ekonomi lainnya.

Survei dan Pengukuran Analisis Teknis Analisis Ekonomi

Pilih Solusi Teknologi Terbaik Analisis Biaya

Hasil Rekomendasi

Pelaksanaan dan Monitoring

Gambar 2.

Pelaksanaan Audit Energi di PT ACS.

PROSPEK
a. Sistem Penerangan Dengan tanpa mengorbankan iluminasi standar yang diperlukan, sistem penerangan di PT ACS bisa dihemat dengan mengoptimalkan atau mengubah desain fixture lampu yang ada dan/atau mengganti lampu yang selama ini dipakai dengan lampu yang lebih hemat energi. Lampu pijar (incandescent lamps) dan TL (fluorescent lamps) yang selama ini paling banyak digunakan bisa digantikan dengan lampu hemat energi seperti CFL (compact fluorescent lamps) atau LED (light emitting diode). Efikasi lampu CFL bisa mencapai 90 LPW dan mempunyai umur operasional yang lebih panjang (15000 20000 jam). Meskipun membutuhkan biaya investasi yang lebih besar di awal, sebagai contoh, penggantian lampu pijar dengan lampu CFL bisa memotong biaya penerangan sebesar 50% selama setahun. Penggunaan lampu LED bisa memberikan penghematan lebih tinggi (80%).

b. Sistem Pendingin Udara (AC) Sistem pendingin udara di industri jasa dan PT ACS khususnya tidak jauh berbeda dengan yang ada di bangunan komersial, rata-rata menggunakan chiller yang digerakkan oleh motor listrik. Melalui setting temperatur yang optimal, akan menghemat penggunaan energi dengan perkiraan setiap kenaikan suhu ruangan sebesar 1oC, energi yang dihemat bisa berkisar 4 5%. Pembenahan sistem ventilasi dan exhaust juga dapat menghemat energi. Penggunaan variable speed pada motor-motor penggerak di sistem AC maupun sistem ventilasi/exhaust akan memberikan penghematan biaya pada sistem exhaust sebesar 30 50%. Merawat dan membersihkan sistem AC dengan teratur tentu saja akan memberikan unjuk kerja yang lebih baik dan menghemat biaya operasional. c. Sistem Memasak Peralatan memasak di industri jasa makanan seringkali menggunakan peralatan listrik yang mengkonsumsi energi listrik sangat besar dan tentu saja biaya tinggi. Penggunaan peralatan memasak yang mempunyai efisiensi tinggi berlabel energy star akan memberikan penghematan energi yang cukup siginifikan. Mematikan peralatan yang tidak dipakai akan memberikan penghematan energi dan tentu saja juga biaya. d. Sistem Refrigeration Sistem lemari dan ruangan pendingin (walk in refrigerators) juga merupakan pengguna energi yang sangat besar. Penggunaan motor fan yang efisien energi untuk sirkulasi udara dingin di dalam lemari/ruangan pendigink akan menghemat penggunaan energi listrik pada fan. Selain hal tersebut, kapasitas pendinginan dari ruangan pendingin yang besar bisa dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk mendinginkan air chiller. Hal ini akan mengurangi beban kerja chiller yang pada akhirnya akan menghemat penggunaan energi pada chiller. Di sisi lain, buangan panasl dari compressor bisa dimanfaatkan untuk memanaskan air yang pada akhirnya dapat menurunkan beban boiler. e. Sistem Boiler Penggunaan gas, selain untuk memasak, pada boiler akan meningkatkan efisiensi boiler dan sekaligus menghemat biaya operasional bila dibandingkan dengan menggunakan solar. Mengubah sistem boiler konvensional menjadi sistem kogenerasi dengan memanfaatkan panas buang untuk menghasilkan uap dan/atau air panas disamping listrik yang dihasilkan. Hal ini jelas akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan listrik PLN. Penghematan yang diperoleh bisa cukup besar, hingga 30% dari biaya energi pertahun. f. Sistem Kelistrikan. Memperbaiki kualitas daya listrik PLN merupakan salah satu cara untuk menghemat biaya listrik. Mengganti bahan bakar genset dari solar menjadi gas dan penggunaan PV (photovoltaic) merupakan alternatif yang menarik dan juga akan memberikan penghematan listrik dan mengurangi besar tagihan listrik PLN. Perlu dianalisa juga optimalisasi pola

pembebanan untuk menghindari penggunaan listrik pada waktu beban puncak yang memakan biaya listrik cukup tinggi.

MANFAAT EKONOMI
Penerapkan teknologi hemat energi pada sistem kelistrikan, memasak dan pendinginan di PT ACS akan menghemat energi cukup signifikan dan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini akan memberikan peningkatan daya saing jasa yang ditawarkan oleh PT ACS dibandingkan dengan perusahaan sejenis baik di dalam maupun di luar negeri. Peningkatan kinerja PT ACS akan memberikan kesempatan terhadap perusahaan tersebut untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih besar dengan cakupan pasar yang lebih luas. Hal ini akan berdampak pada kesempatan kerja yang lebih luas dan tentu saja memberikan kontribusi ekonomi nasional. Berikut adalah gambaran umum mengenai dampak finansial yang bisa dihemat dari penerapan teknologi hemat energi di industri jasa catering

Gambar 3.

Potensi Penghematan Di Industri Jasa Makanan

PERSONIL PELAKSANA
No Nama Pendidikan Jenis Kelamin Unit Kerja Bidang Keahlian Tugas Peneliti Utama: - Koordinator kegiatan - Energy Management Perekayasa Madya: - Analisis Teknologi Hemat Energi - Analisis ekonomi Perekayasa Muda: - Audit Energi - Energi Baru Terbarukan Alokasi Waktu (jam) Lembaga

Dr. Ir. Agus Nurrohim, M.Eng

S3

Pria

PTKKE

Teknik Lingkungan

560

BPPT

Ir. Joko Santosa, M.Sc

S2

Pria

PTKKE

Teknik Mesin

560

BPPT

Euis Djubaedah, ST

S1

Wanita

PTKKE

Teknik Mesin

560

BPPT

JADWAL PENELITIAN
Pelaksanaan audit energi di PT ACS diperkirakan memerlukan waktu 10 bulan (efektif) dengan jadwal sebagaimana berikut.
No 1 2 3 4 5 Uraian Kegiatan Persiapan dan Koordinasi Survei dan Pengukuran Analisa Data Pelaporan dan Presentasi Perbaikan Laporan Waktu/Minggu ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KEBUTUHAN BIAYA
Untuk pelaksanaan Audit Energi di PT ACS membutuhkan biaya sebesar Rp 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) (belum termasuk PPn), dengan rincian sebagaimana berikut.
No 1 2 3 4 Uraian Man Hours Sewa Alat Survei dan Pengukuran Lain-Lain Jumlah Biaya Jumlah (Rp) 75.000.000 25.000.000 25.500.000 25.000.000 150.000.000

PROFIL MITRA INDUSTRI


Saat ini, Aerofood ACS melayani jasa boga kepada lebih dari dua puluh maskapai penerbangan domestik maupun internasional, serta menyediakan berbagai layanan boga lainnya, seperti industrial catering, in-flight logistics & distribution services. Aerofood ACS memiliki enam cabang di seluruh Indonesia - Jakarta, Denpasar, Surabaya, Medan, Balikpapan, Makassar dan Jogjakarta - untuk melayani ratusan ribu penumpang pesawat setiap hari. Pedoman produk in-flight catering tertuju pada komitmen untuk memberikan kualitas terbaik. Semua produk didesain dan dipersiapkan secara konsisten oleh sebuah tim yang profesional yang dipimpin oleh Executive Chef bertaraf internasional yang termotivasi memberikan nilai tambah berkualitas tinggi dan memberikan kepuasan pelanggan yang lebih besar. Sebagai anggota aktif dari International Travel Catering Association (ITCA), Aerofood Service beroperasi dengan standar kualitas bersertifikasi internasional ISO 9001 & ISO-22000 yang ketat serta sertifikasi Halal. Koki berkelas internasional menyiapkan tiap makanan dengan kebersihan, penyajian, dan cita rasa yang tinggi. Untuk menjaga standar tersebut, Aerofood ACS hanya menggunakan bahan makanan lokal dan import pilihan untuk untuk memuaskan kebutuhan individu pelanggan. Dengan dapur berkelas internasional dan fasilitas serta peralatan penguji makanan yang berteknologi tinggi, Aerofood ACS menyediakan makanan yang disesuaikan dengan standar kualitas yang tinggi dari maskapai domestik dan internasional. Aerofood ACS juga telah melakukan ekspansi dengan mendirikan industrial catering dan memasuki dunia ritel bisnis F & B. Peluang pasar seperti perusahaan-perusahaan minyak & gas bumi serta rumah sakit telah berkembang pesat dalam tiga tahun terakhir, dan sejak 2008, ritel bisnis F & B dikembangkan dalam bentuk kafe & restoran, yakni Panini House dan Dapur Selera. Selain di bisnis layanan jasa boga, Aerofood ACS mengembangkan bisnisnya di bidang laundry. Saat ini, Aerofood ACS telah memiliki jasa laundry di Jakarta dan Denpasar.

Aerofood ACS berkomitmen untuk berjalan seiring dengan pertumbuhan keinginan dan kebutuhan para pelanggannya dan secara terus menerus menyediakan layanan yang unggul, dengan kepercayaan yang dipegang teguh oleh Aerofood ACS.

DAFTAR PUSTAKA
US EPA, ENERGY STAR Guide for Restaurants: Putting Energy into Profit, Desember 2009 Efficiency Partnership, Boosting Restaurant Profits With Energy Efficiency: A Guide for Restaurant Owners and Managers, Agustus 2006

You might also like