You are on page 1of 3

Faktor resiko hipertensi adalah sebagai berikut: a.

Faktor genetik Faktor genetik merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor genetik ini memainkan peran penting dalam hipertensi primer (esensial). Faktor-faktor tersebut meliputi: 1). Faktor usia Hipertensi umumnya berkembang di usia antara 35-55 tahun. Semakin tua usia seseorang, maka pengaturan metabolisme zat kapurnya (kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya, darah menjadi lebih padat dan tekanan darah pun meningkat. 2). Faktor keturunan Pada 70-80 % kasus hipertensi esensial, terdapat riwayat hipertensi dalam keluarga. Jika kedua orang tua menderita hipertensi, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. 3). Etnis Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit hitam daripada orang berkulit putih. Penyebabnya secara pasti belum diketahui, tetapi pada orang yang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin lebih besar. 4). Jenis kelamin Pada umumnya resiko hipertensi pada pria lebih besar daripada wanita. Namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita meningkat. Ini berkaitan dengan masa premenopause yang dialami wanita yang mengakibatkan tekanan darah cenderung naik. Sebelum menopause wanita relative terlindungi dari penyakit kardiovaskuler karena adanya hormon esterogen. Sementara itu, kadar esterogen menurun pada wanita yang mengalami menopause. Dengan demikian, resiko hipertensi pada wanita berusia diatas 65 tahun menjadi lebih tinggi.

b. Faktor lingkungan Faktor lingkungan di sini meliputi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor lingkungan tersebut meliputi: 1). Stress dan beban mental Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Peningkatan aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu. 2). Konsumsi makanan berlebih atau obesitas Obesitas lebih banyak terjadi pada orang dengan gaya hidup pasif (kurang olahraga). Jika makanan yang di konsumsi lebih banyak mengandung kolesterol dapat menimbulkan penimbunan lemak di sepanjang pembuluh darah. Akibatnya aliran darah menjadi kurang lancar. Orang yang memiliki kelebihan lemak (hiperlipidemia), berpotensi mengalami penyumbatan darah sehingga suplai oksigen dan zat makanan kedalam tubuh terganggu. Penyempitan dan sumbatan oleh lemak ini memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke jaringan. Akibatnya, tekanan darah meningkat, maka terjadilah hipertensi. 3). Merokok Rokok mengandung ribuan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, antara lain nikotin, tar dan karbonmonoksida. Tar merupakan zat yang dapat meningkatkan kekentalan darah. Nikotin dapat memacu pengeluaran zat catecholamine tubuh seperti hormon adrenalin. Hormon tersebut dapat memacu jantung untuk memacu jantung untuk berdetak lebih kencang, akibatnya volume darah meningkat dan jantung menjadi cepat lelah. Karbonmonoksida (CO) dapat meningkatkan keasaman sel darah. Akibatnya, darah menjadi lebih kental dan menempel di dinding pembuluh darah. Hal tersebut memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi dan lambat laun tekanan darah pun akan meningkat. d). Konsumsi alkohol

Alkohol juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbonmonoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa untuk memompa darah lebih kuat agar darah yang sampai ke jaringan jumlahnya mencukupi. e). Kelainan ginjal Hipertensi dapat disebabkan oleh adanya penurunan massa ginjal yang dapat berfungsi dengan baik, kelebihan produksi angiotensin dan aldosteron serta meningkatnya hambatan aliran darah dalam arteri ginjal. Penurunan fungsi ginjal dalam menyaring darah, menyebabkan sisa metabolisme yang seharusnya ikut dibuang beredar kembali ke bagian tubuh yang lain. Akibatnya, volume darah total meningkat sehingga darah yang dikeluarkan jantung juga meningkat. Hal ini mengakibatkan darah yang beredar melalui kapiler jaringan meningkat sehingga terjadi pengerutan sfingter prekapiler. Peningkatan volume darah total yang keluar dari jantung dan peningkatan hambatan pada pembuluh darah tepi yang mengerut menyebabkan tekanan darah meningkat. f). Kebiasaan minum kopi Kafein dalam kopi dapat memacu kerja jantung dalam memompa darah. Peningkatan tekanan dari jantung diteruskan pada arteri sehingga tekanan darah meningkat. g). Kurang olahraga Olahraga yang teratur dapat melancarkan peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga juga bermanfaat menurunkan obesitas dan dapat mengurangi asupan darah ke dalam tubuh. (Sofia Dewi dan Digi Familia, 2010)

You might also like