You are on page 1of 23

1.

Pengertian KLB (Kejadian Luar Biasa) menurut Kementerian Kesehatan RI (2004) adalah:

Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. KLB dapat terjadi dalam lingkup: 1. penyakit menular, misalnya diare, kolera, meningitis, flu burung, dll. 2. penyakit tidak menular, misalnya cedera/kecelakaan, intoksikasi bahan berbahaya, bencana alam, gangguan kejiawaan dll.

Kriteria kejadian luar biasa (KLB) menurut Kep.Dirjen P2M PL DEPKES RI NO.451/91 1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal dalam suatu wilayah 2. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian terus menerus selama 3 tahun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu) 3. Jumlah penderita baru dalam waktu 1 bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dari rata-rata jumlah per bulan pada tahun sebelumnya. 4. Angka kejadian kesakitan per bulan dalam 1 tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dari rata-rata jumlah per bulan pada tahun sebelumnya. 5. Angka kematian suatu penyakit dalam satu periode tertentu menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih dari periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama 6. Angka penderita penyakit baru dalam suatu kurun waktu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dari periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

1b. Penyebab dari KLB DBD : Virus dengue yang bereplikasi pada tubuh nyamuk genus Aedes(A. aegypti dan A. albopictus) Virus dengue berkembang biak (bereplikasi) dengan baik di dalam tubuh nyamuk dewasa. Soegijanto (2004) menyatakan bahwa, banyak penelitian yang melaporkan adanya transovarial transmission (perpindahan virus dari induk ke telur) virus dengue yang ada dalam tubuh nyamuk betina Ae. aegypti ke dalam telur-telurnya.

Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti memilki siklus hidup yang sama dengan seragga Telur Telur Aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran 0,5 mm. Nyamuk Aedes biasanya meletakan telurnya ditempat yang berair karena di tempat yang keberadaannya kering maka telur akan rusak dan mati. Stadium telur ini memakan waktu kurang dari 1sampai 2 hari. Nyamuk Aedes aegypti akan menghasilkan telur 100 sampai 102 butir setiap kali bertelur.

Larva

Larva memerlukan empat tahap perkembangan. Jangka waktu perkembangan larva tergantung pada suhu, keberadaan makanan, dan kepadatan larva dalam wadah. Dalam kondisi optimal waktu yang dibutuhkan sejak telur menetas hingga menjadi nyamuk dewasa adalah tujuh hari termasuk dua hari masa pupa.

Pupa Pupa merupaka stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pupa berbentuk koma, gerakan lambat, sering ada di permukaan air. Stadium pupa memerlukan waktu kurang lebih 1 sampai 2 hari. Nyamuk jantan dan betina dewasa memilki perbandingan 1:1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari pupa, baru kemudian disusul nyamuk betina dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang nyamuk sampai nyamuk betina keluar. Setelah nyamuk betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini nyamuk betina sebelum betina menghisap darah.

Nyamuk Dewasa Kebanyakan nyamuk dewasa tidak pergi jauh dari air tempat mereka hidup pada tahapan larva mereka. Waktu mengigit nyamuk Aedes aegypti lebih banyak pada siang hari daripada malam hari, yaitu antara jam 08.00- 12.00 dan jam 15.00-17.00 (Cahyati & Suharyo 2006). Hanya nyamuk-nyamuk betina yang menghisap darah sedangkan nyamuk jantan (dan kadang-kadang juga nyamuk betina) makan bakal madu dan cairan-cairan tumbuhan lainnya.

2. Interpretasi dari ABJ 50 %

ABJ : jumlah rumah / bangunan yang tidak ditemukan jentik dalam suatu wilayah tertentu. Dihitung dengan jumlah rumah yang tidak ditemukan jentik / jumlah rumah dalam suatu wilayah tertentu ABJ 50 % : terdapat sebagian / 50 % dari rumah dalam suatu wilayah yang tidak ditemukan jentik nyamuk

3. Masalah utama : belum diterapkannya PHA yang baik terutama dalam hal pergerakan

petugas puskesmas

4. Karena belum diterapkannya perencanaan, pengorganisasian , pelaksanaan dan

pengawasan dengan baik pada kasus KLB, maka angka kejadian KLB DBDnya meningkat dan juga ABJ 50 %.

5.

c. Kerjasama lintas sektoral di bidang kesehatan Puskesmas harus melakukan kerjasama dengan lintas sektor di tingkat kecamatan agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya dalam pembangunan kesehatan. Puskesmas bersama-sama dengan lintas sektoral bersama-sama menyusun rencana kerja. Misalnya merencanakan dilakukannya foging, penyuluhan mengenai pentingnya 3 M. Dilakukan juga lokakarya lintas program agar dapat meningkatkan kerjasama antara puskesmas (petugas puskesmas) dan dapat merencanakan dan melaksanakan RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan) yang telah disepakati.

d. cara memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan - menganjurkan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan penampungan bak air yang terbuka karena penampungan bak air yang terbuka dapat menjadi tempat pengindukkan nyamuk (penampungan bak air ditutup) - melakukan 3 M (mengubur, menguras dan menutup)

LO Nyamuk Aedes aegypti Nyamuk Aedes termasuk ke dalam famili Culicidae dengan subfamily Culicinae. Genus Aedes memilki lebih dari 900 spesies (Kettle 1989). Secara morfologi nyamuk Aedes aegypti memilki garis putih yang agak melengkung di bagian thoraksnya sehingga Aedes aegypti dapat dibedakan dengan nyamuk Aedes albopictus. Selain itu pada tarsus Aedes aegypti terdapat gelang putih (Christophers 1960).

Nyamuk jantan Aedes mempunyai antena yang memilki banyak bulu, sehingga disebut antena plumose, sedangkan antena nyamuk betina memilki sedikit bulu yang disebut antena pilose (Christophers 1960). Nyamuk Aedes lebih menyukai tempat perindukan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar, berisi air tawar jernih dan tenang (Soegijanto 2006). Tempat perindukan nyamuk (tempat nyamuk meletakkan telur) terletak di dalam maupun diluar rumah. Tempat perindukan nyamuk juga dapat ditemukan pada tempat penampungan air alami misalnya pada lubang pohon dan pelepah-pelepah daun (Soegijanto 2006). Nyamuk Aedes aegypti hidup di dalam dan di sekitar rumah dimana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan (Womack 1993). Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia (antropofilik) dibandingkan darah binatang. Nyamuk ini memiliki kebiasaan menghisap darah pada jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-17.00 WIB. Kebiasaan menghisap darah ini dilakukan berpindah-pindah dari individu satu ke individu lain (Soegijanto 2006). Dalam hal ini darah dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan protein dalam proses pematangan telurnya (Christopers 1960; Clements 2000) Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti memilki siklus hidup yang sama dengan seragga lainnya. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti terdiri dari telur, larva, pupa dan nyamuk dewasa. Telur Telur Aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran 0,8 mm. Nyamuk Aedes biasanya meletakan telurnya ditempat yang berair karena di tempat yang keberadaannya kering maka telur akan rusak dan mati. Nyamuk Aedes meletakan telur dan menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya. Stadium telur ini memakan waktu kurang dari 1 sampai 2 hari (Christophers 1960). Nyamuk Aedes aegypti akan menghasilkan telur 100 sampai 102 butir setiap kali bertelur (Bahang 1978; Gunandini 2002). Pada interval 1-5 hari, telur yang diletakkan seluruhnya berkisar 300-750 butir dan waktu yang dibutuhkan untuk bertelur sekitar 6 minggu (Cahyati dan Suharyo 2006). Pada umumnya nyamuk Aedes akan meletakan telurnya pada suhu sekitar 20 sampai 30C. Pada suhu 30C, telur akan menetas setelah 1 sampai 3 hari dan pada suhu 16C akan menetas dalam waktu 7 hari. Telur nyamuk Aedes aegypti sangat tahan terhadap kekeringan (Sudarmaja dan Mardihusodo 2009) sehingga telur tersebut dapat bertahan sampai beberapa hari bahkan bulan. Telur dari spesies Aedes dapat bertahan sampai beberapa tahun (Herms dan James 1961). Kemampuan telur bertahan dalam keadaan kering membantu kelangsungan hidup spesies dalam kondisi yang tidak menguntungkan (Cahyati dan Suharyo 2006). Larva Larva memerlukan empat tahap perkembangan. Jangka waktu perkembangan larva tergantung pada suhu, keberadaan makanan, dan kepadatan larva dalam wadah. Dalam kondisi optimal waktu yang dibutuhkan sejak telur menetas hingga menjadi nyamuk dewasa adalah tujuh hari termasuk dua hari masa pupa. Pada suhu rendah, diperlukan waktu beberapa minggu (Cahyati dan Suharyo 2006). Pada perkembangan stadium larva nyamuk Aedes aegypti tumbuh
6

menjadi besar dengan panjang 0,5 sampai 1 cm. Larva nyamuk selalu bergerak aktif ke atas air. Larva nyamuk Aedes paling banyak berkembang biak di genangan air dan hutan (Borror et al. 1992). Ciri-ciri larva Aedes aegypti yaitu memilki corong udara pada segmen terakhir, pada segmen-segmen abdomen tidak dijumpai adanya rambut-rambut berbentuk kipas, pada corong udara terdapat pecten, adanya sepasang rambut serta jumbai pada corong udara, pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan terdapat comb scale sebanyak 8 sampai 21 atau berjejer 1 sampai 3, bentuk individu dari comb scale seperti duri, pada sisi toraks terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan ada sepasang rambut di kepala, dan terdapat corong udara atau sifon yang dilengkapi pecten (Christophers 1960; Borror et al. 1992; Clements 2000). Gerakan larva Aedes berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah. Larva nyamuk bernafas terutama pada permukaan air, biasanya melalui satu buluh pernafasan pada ujung posterior tubuh (sifon). Saluran pernafasan pada Aedes secara relatif pendek dan gembung. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air (Borror et al. 1992). Stadium larva memerlukan waktu satu minggu untuk perkembangannya. Larva tidak menyukai genangan air yang langsung dengan tanah. Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, kelembaban, dan nutrisi. Pupa Pupa merupaka stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pupa nyamuk juga akuatik dan tidak seperti kebanyakan pupa serangga, sangat aktif dan sering kali disebut akrobat (tumbler). Mereka bernafas pada permukaan air melalui sepasang struktur seperti terompet yang kecil pada toraks (Borror et al. 1992). Pupa berbentuk koma, gerakan lambat, sering ada di permukaan air. Jika pupa diganggu oleh gerakan atau tersentuh, maka pupa akan bergerak cepat untuk menyelam dalam air selama beberapa detik kemudian muncul kembali dengan cara menggantungkan badannya menggunakan tabung pernafasan pada permukaan air di wadah atau tempat perindukan (Cahyati dan Suharyo 2006). Stadium pupa memerlukan waktu kurang lebih 1 sampai 2 hari. Nyamuk jantan
7

dan betina dewasa memilki perbandingan 1:1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari pupa, baru kemudian disusul nyamuk betina dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang nyamuk sampai nyamuk betina keluar. Setelah nyamuk betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini nyamuk betina sebelum betina menghisap darah.

Nyamuk Dewasa Kebanyakan nyamuk dewasa tidak pergi jauh dari air tempat mereka hidup pada tahapan larva mereka. Nyamuk Aedes aegypti umumnya mempunyai daya terbang sejauh 50-100 km (Sigit et al. 2006). Waktu mengigit nyamuk Aedes aegypti lebih banyak pada siang hari daripada malam hari, yaitu antara jam 08.0012.00 dan jam 15.00-17.00 (Cahyati & Suharyo 2006). Hanya nyamuk-nyamuk betina yang menghisap darah sedangkan nyamuk jantan (dan kadang-kadang juga nyamuk betina) makan bakal madu dan cairan-cairan tumbuhan lainnya. Jenis kelamin nyamuk kebanyakan dapat dilihat dengan mudah dari bentuk antena. Antena nyamuk jantan sangat plumose, sedangkan pada betina hanya mempunyai beberapa rambut yang pendek (pilose) (Borror et al. 1992).

Virus dengue berkembang biak (bereplikasi) dengan baik di dalam tubuh nyamuk dewasa. Soegijanto (2004) menyatakan bahwa, banyak penelitian yang melaporkan adanya transovarial transmission (perpindahan virus dari induk ke telur) virus dengue yang ada dalam tubuh nyamuk betina Ae. aegypti ke dalam telurtelurnya. Dilaporkan bahwa di Birma tahun 1983 telah berhasil menemukan virus tipe 2 yang berasal dari larva dan nyamuk dewasa Ae. aegypti yang ditangkap di lapangan. Menurut Supartha (2008), keturunan nyamuk yang menetas dari telur nyamuk terinfeksi virus DBD secara otomatis menjadi nyamuk terinfeksi yang dapat

menularkan virus DBD kepada inangnya. Dengan demikian, telur-telur tersebut apabila menetas
10

menjadi larva telah memiliki virus DBD di dalam tubuhnya tanpa harus menghisap darah penderita DBD. Perilaku Makan Nyamuk betina Aedes aegypti lebih menyukai makan darah manusia dibandingkan dengan darah hewan, sehingga nyamuk ini termasuk ke dalam antropofilik. Metode makan yang digunakan oleh nyamuk betina adalah kapiler feeder, dimana stilet akan menembus kapiler darah untuk menghisap. Waktu mengigit nyamuk Aedes aegypti lebih banyak pada siang hari daripada malam hari, yaitu antara jam 08.00-12.00 dan jam 15.00-17.00 (Cahyati & Suharyo 2006). Nyamuk betina akan menghisap darah sampai setidaknya 1-3 hari setelah terjadinya perkawinan (Mullen dan Durden 2002). Nyamuk jantan tidak menghisap darah seperti nyamuk betina. Pada proporsi tertentu nyamuk betina akan menusukkan mulutnya lebih dari satu kali, meskipun biasanya serangga tidak mudah meninggalkan tusukan yang dibuat pertama kali dan jika darah tidak terhisap pada menit pertama nyamuk akan tetap diam beberapa menit hingga darah dari inang terhisap. Pada keadaan baik nyamuk betina akan menghabiskan waktu 2 sampai 5 menit untuk menghisap darah (Christophers 1960).

PUSKESMAS

Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan S i s t e m Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kab/kota dan Sistem Pemerintahan Daerah.

1. Sistem Kesehatan Nasional Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai s a r a n a pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upayakesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Sistem Kesehatan Kab/Kota

11

Kedudukan sebagai

puskesmas

dalam

Sistem

Kesehatan kab/kota

adalah

u n i t pelaksana teknis dinas kesehatan kab/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakansebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

3. Sistem Pemerintahan Daerah Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah sebagai u n i t pelaksana teknis dinas kesehatan kab/kota yang merupakan unit struktural

pemerintahdaerah kab/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan

4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Diwilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyara kat dan swasta seperti praktek dokter, p r a k t e k d o k t e r g i g i , p r a k t e k b i d a n d a n l a i n s e b a g a i n ya . K e d u d u k a n p u s k e s m a s diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitrad a n sebagai pembina pada u p a ya kesehatan ya n g berbasis dan

b e r s u m b e r d a ya masyarakat seperti posyandu, pos obat desa dan pos UKK

A. Organisasi 1. Struktur OrganisasiStruktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kotadilakukan oleh dinas kesehatan kab/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.S e b a g a i acuan dapat dipergunakan pola struktur

o r g a n i s a s i p u s k e s m a s s e b a g a i berikut: a.Kepala Puskesmas b.Unit Tata Usaha ya n g bertanggungjawab membantu kepala

p u s k e s m a s dalam mengelola: -Data dan informasi -Perencanaan dan penilaian - K e u a n g a n -Umum dan kepegawaian

c.Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas


12

-Upaya

Kesehatan

Masyarakat,

termasuk

pembinaan

t e r h a d a p UKBM -Upaya Kesehatan Perorangan d . J a r i n g a n p e l a ya n a n p u s k e s m a s : -Unit Puskesmas Pembantu -Unit Puskesmas Keliling -Unit Bidan Desa/Komunitas 2. Kriteria Personalia Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan dengant u g a s d a n t a n g g u n g j a w a b m a s i n g - m a s i n g u n i t p u s k e s m a s . K h u s u s u n t u k k e p a l a puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang kesehatanyang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat

3. Eselon Kepala Puskesmas Kepala puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan ditingkatkecamatan. b e s a r n ya peran Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan

k e p a l a puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan ditingkat kecamatanmaka jabatan kepala puskesmas setingkat eselon IIIB.Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabataneselon III-B ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala puskesmasyakni sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup bidangkesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

B. Tata Kerja Dengan Kantor Kecamatan Dalam melaksanakan fungsinya puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatanmelalui kecamatan. penggerakan, pertemuan berkala yang diselenggarakan ditingkat

Koordinasit e r s e b u t pelaksanaan,

mencakup

perencanaan,

pengawasan

d a n pengendalian serta

penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumberdayamasyarakat


13

oleh puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.

Dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota Puskesmas Kab/Kota . adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

D e n g a n demikian secara teknis dan administratif puskesmas Kab/Kota. S e b a l i k n ya Dinas

bertanggungjawab kepada DinasK e s e h a t a n

K e s e h a t a n K a b / K o t a b e r t a n g g u n g j a w a b membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.

Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama S e b a g a i m i t r a p e l a y a n a n k e s e h a t a n s t r a t a p e r t a m a ya n g d i k e l o l a o l e h l e m b a g a masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraanrujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.

Sedangkan sebagai Pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbinganteknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan

Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan dan

u p a y a k e s e h a t a n masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanankesehatan kerjasama rujukan. Untuk upaya dengan kesehatan berbagai

perorangan

jalinan

tersebutdiselenggarakan

sarana pelayanan kesehatan perorangan sepertir u m a h s a k i t d a n b e r b a g a i balai kesehatan jalinan m a s ya r a k a t . kerjasama Sedangkan untuk u p a ya kesehatan berbagai

masyarakat

diselenggarakan

dengan

sarana p e l a y a n a n k e s e h a t a n m a s y a r a k a t r u j u k a n s e p e r t i D i n a s Kesehatan Kab/Kota.Kerjasama tersebut diselenggarakan

m e l a l u i p e n e r a p a n k o n s e p r u j u k a n y a n g menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kab/Kota.

14

5.Dengan Lintas Sektor Tanggungjawab puskesmas sebagai tugas unit pelaksana teknis adalah ya n g ya n g

menyelenggarakans e b a g i a n dibebankan oleh Dinas

pembangunan

kesehatan Untuk hasil

KesehatanKab/Kota.

o p t i m a l p e n ye l e n g g a r a a n p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada d i t i n g k a t kecamatan. Diharapkan disatu pihak penyelenggaraan

p e m b a n g u n a n kesehatan dikecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait,sedangkan dipihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain ditingkatkecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.

6.Dengan Masyarakat S e b a g a i p e n a n g g u n g j a w a b p e n ye l e n g g a r a a n p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n d i w i l a ya h kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dansubjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukanBadan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat.B P P berperan sebagai mitra puskesmas dalam

m e n ye l e n g g a r a k a n p e m b a n g u n a n kesehatan

C. Badan Penyantun Puskesmas Badan Penyantun Puskesmas adalah suatu organisasi yang menghimpun tokoh -tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja puskesmas

dalammenyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan diwilayah kerja puskesmas.Fungsi dari Badan Penyantun Puskesmas adalah: 1.Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan

p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n oleh Puskesmas 2.Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan

k e b e r h a s i l a n p e m b a n g u n a n kesehatan oleh puskesmas 3.Melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan

m a s u k a n t e n t a n g k i n e r j a puskesmas

15

UPAYA dan AZAZ PENYELENGGARAAN Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melal ui puskesmas y a k n i terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, maka puskesmas bertanggung j a w a b perorangan ditinjau dari dan sistem menyelenggarakan upaya upaya kesehatan

k e s e h a t a n m a s ya r a k a t , ya n g k e d u a n ya j i k a m e r u p a k a n pelayanan kesehatan

kesehatan nasional

tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yakni: 1. Upaya kesehatan wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkankomitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkitt i n g g i untuk peningkatan derajat kesehatan m a s ya r a k a t . U p a ya

k e s e h a t a n wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayahIndonesia. Upaya kesehatan wajib itu adalah: - U p a y a - U p a y a -Upaya p r o m o s i k e s e h a t a n kesehatan ibu k e s e h a t a n l i n g k u n g a n dan anak serta keluarga

berencana - U p a y a -Upaya menular - U p a y a p e n g o b a t a n p e r b a i k a n pencegahan g i z i dan m a s y a r a k a t pemberantasan penyakit

2. Upaya kesehatan pengembangan U p a ya kesehatan pengembangan puskesmas adalah u p a ya yang

d i t e t a p k a n berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yangdisesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangandipilih dari dafta upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni: - U p a y a - U p a y a - U p a y a k e s e h a t a n k e s e h a t a n s e k o l a h o l a h r a g a m a s y a r a k a t

p e r a w a t a n

k e s e h a t a n

- U p a y a

k e s e h a t a n

k e r j a
16

- U p a y a - U p a y a - U p a y a - U p a y a - U p a y a

k e s e h a t a n

g i g i

d a n j i w a

m u l u t

k e s e h a t a n k e s e h a t a n k e s e h a t a n

m a t a l a n j u t t r a d i s i o n a l

u s i a

p e m b i n a a n

p e n g o b a t a n

Azas Keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang

optimal p e n ye l e n g g a r a a n s e t i a p u p a ya p u s k e s m a s h a r u s d i s e l e n g g a r a k a n secarat e r p a d u . J i k a m u n g k i n s e j a k d a r i t a h a p p e r e n c a n a a n . A d a d u a m a c a m keterpaduan yang perlu diperhatikan : a.Keterpaduan lintas program Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas b.Keterpaduan lintas sektor K e t e r p a d u a n l i n t a s s e k t o r a d a l a h u p a y a m e m a d u k a n p e n y e l e n g g a r a a n upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai p r o g r a m d a r i s e k t o r t e r k a i t t i n g k a t k e c a m a t a n , t e r m a s u k o r g a n i s a s i kemasyarakatan dan dunia usaha

MANAJEMEN PUSKESMAS Untuk m e n ye l e n g g a r a k a n berbagai u p a ya kesehatan perorangan dan

u p a ya k e s e h a t a n m a s ya r a k a t ya n g s e s u a i d e n g a n puskesmas perlud i t u n j a n g oleh manajemen

a z a s p e n ye l e n g g a r a a n yang baik.

puskesmas

M a n a j e m e n p u s k e s m a s a d a l a h rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmasy a n g kegiatan sistematik yang efektif dan efisien. Rangkaian

dilaksanakan

o l e h puskesmas membentuk

fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga macam fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, sertaPengawasan dan Pertanggungjawaban
17

. S e m u a f u n g s i m a n a j e m e n t e r s e b u t h a r u s dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. A. Perencanaan Perencanaan adalah proses p e n yu s u n a n rencana tahunan puskesmas

u n t u k mengatasi masalah kesehatan diwilayah kerjanya. Rencana tahunan puskesmas dibedakana t a s d u a m a c a m . P e r t a m a r e n c a n a t a h u n a n u p a y a k e s e h a t a n w a j i b . K e d u a r e n c a n a tahunan upaya kesehatan pengembangan. 1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib J e n i s u p a ya k e s e h a t a n w a j i b a d a l a h s a m a u n t u k s e t i a p p u s k e s m a s ya k n i promosik e s e h a t a n , k e s e h a t a n l i n g k u n g a n , k e s e h a t a n i b u d a n a n a k t e r m a s u k k e l u a r g a b e r e n c a n a , p e r b a i k a n g i z i m a s ya r a k a t , p e n c e g a h a n d a n p e m b e r a n t a s a n p e n ya k i t m e n u l a r s e r t a p e n g o b a t a n . L a n g k a h - l a n g k a h p e r e n c a n a a n ya n g h a r u s d i l a k u k a n puskesmas adalah sebagai berikut: a . M e n y u s u n Langkah pertama u s u l a n yang k e g i a t a n oleh puskesmas adala h m e n yu s u n

dilakukan

u s u l a n kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik nasionalm a u p u n d a e r a h , s e s u a i d e n g a n m a s a l a h s e b a g a i h a s i l d a r i k a j i a n d a t a d a n informasi yang tersedia di puskesmas. Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas

yangdilaksanakan dengan siklus perencanaan abupaten dengan mengikut sertakan BPPserta dikoordinasikan dengan camat. b . M e n g a j u k a n U s u l a n K e g i a t a n

Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan keDinas Kesehatan Kab/Kota untuk persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikandalam mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya. c.Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah m e n yu s u n

r e n c a n a pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam bentuk matriks yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah

18

2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmasyang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratoriummedik, upaya laboratorium kesehatan karena masyarakat ketiga dan upaya pencatatan ini adalah pelaporan upaya

tidak t e r m a s u k

pilihan

p e n u n j a n g y a n g h a r u s dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya puskesmas.Langkahlangkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut: a.Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan Langkah pertama yang dilakukan ya n g akan adalah mengidentifikasi oleh u p a ya

kesehatan pengembangan

diselenggarakan

puskesmas.

I d e n t i f i k a s i i n i dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiapu p a y a k e s e h a t a n p e n g e m b a n g a n t e r s e b u t . A p a b i l a p u s k e s m a s memilikikemampuan, masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung dilapangan melalui survei mawas diri. Tetapia p a b i l a k e m a m p u a n p e n g u m p u l a n d a t a b e r s a m a m a s ya r a k a t t e r s e b u t t i d a k dimiliki oleh puskesmas, identifikasi melalui kesepakatan kelompok (delbecq technique) oleh petugas puskesmas dengan mengikutsertakan BPP.Disamping itu identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula memilihupaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan p u s k e s m a s ya n g t e l a h a d a , m e l a i n k a n dikembangkan sendiri sesuai d e n g a n masalah dan kebutuhan masyarakat serta identifikasi masalah dilakukan bersama

kemampuan puskesmas.

b . M e n y u s u n

U s u l a n

K e g i a t a n

Langkah kedua yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatanyang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan, waktu, lokasi,serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.Rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks. Penyusunanrencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuany a n g d i l a k s a n a k a n s e c a r a k h u s u s b e r s a m a d e n g a n B P P d a n D i n a s K e s e h a t a n Kab/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.
19

c . M e n g a j u k a n Langkah ketiga

U s u l a n

K e g i a t a n oleh puskesmas adalah mengajukan

yang

dilakukan

u s u l a n kegiatan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk pembiayaannya. Usulan tersebutd a p a t p u l a d i a j u k a n k e B P P a t a u p i h a k l a i n . A p a b i l a d i a j u k a n k e p i h a k l a i n , usulan kegiatan harus dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuanserta urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.

d.Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan Langkah keempat ya n g dilakukan oleh puskesmas adalah m e n yu s u n

r e n c a n a pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota atau penyandang dana lain dalam bentuk matri ks yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara

terpadudengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

B. Pelaksanaan dan Pengendalian Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalammengatasi masalah kesehatan diwilayah kerja puskesmas. Langkah-langkah pelaksanaandan pengendalian adalah sebagai berikut: 1. Pengorganisasian Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas perlu

d i l a k u k a n pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.

Pertama , pengorganisasian berupa penentuan para penanggung jawab dan para p e l a k s a n a u n t u k s e t i a p k e g i a t a n s e r t a u n t u k s e t i a p s a t u a n w i l a ya h k e r j a . Dengan perkataan lain, dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dans e l u r u h w i l a y a h kerja kepada seluruh petugas yang puskesmas dimilikinya.
20

den gan mempertimbangkan

kemampuan

Penentuan

p a r a penanggung

jawab

ini

dilakukan

melalui

pertemuan

penggalangan im padaawal tahun kegiatan.

Kedua , p e n g o r g a n i s a s i a n b e r u p a p e n g g a l a n g a n k e r j a s a m a t i m s e c a r a l i n t a s sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan:a . P e n g g a l a n g a n

k e r j a s a m a b e n t u k d u a p i h a k b . P e n g g a l a n g a n k e r j a s a m a b e n t u k b a n ya k p i h a k Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan:a . S e c a r a

l a n g s u n g b.Secara tidak langsung

2. Penyelenggaraan Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalahm e n y e l e n g g a r a k a n dalam yang arti rencana kegiatan dan para puskesmas, pelaksana ditugaskan

para penanggungjawab ditetapkan

telah

p a d a pengorganisasian,

menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya rencanatersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut: a.Mengkaji ulang rencana pelaksanaan ya n g telah disusun terutama

y a n g menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wila yah kerjadan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana b.Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai d e n g a n rencana pelaksanaan yang telah disusun. c . M e n ye l e n g g a r a k a n k e g i a t a n s e s u a i d e n g a n j a d w a l ya n g t e l a h d i t e t a p k a n . Pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 . a z a s p e n ye l e n g g a r a a n p u s k e s m a s 2.Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas yaitu: - Standar dan pedoman bangunan puskesmas- Standar dan pedoman peralatan puskesmas-Standar manajemen peralatan puskesmas-Standar dan pedoman ketenagaan puskesmas -Pedoman

pengobatan rasional puskesmas-Standar manajemen obat puskesmas-Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya kesehatan p e r o r a n g a n d a n
21

u p a y a

k e s e h a t a n

m a s y a r a k a t

y a n g diselenggarakan

oleh

puskesmas-Pedoman sistem informasi manajemen puskesmas -Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas. 3.Kendali Mutu 4.Kendali Biaya

Pemantauan Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yangdilakukan secara berkala. Kegiatan telaahan pemantauan mencakup hal -hal dan

sebagai berikut:a . M e l a k u k a n hasil yang

penyelenggaraan

kegiatan

d i c a p a i yang dibedakan atas:- T e l a a h a n b u l a n a n

i n t e r n a l

y a k n i

t e l a a h a n

t e r h a d a p penyelenggaraan

kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas,dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Kesimpulandirumuskan dalam dua bentuk pertama kinerja puskesmas yangterdiri dari cakupan, mutu, dan biaya kegiatan puskesmas. Kedua m a s a l a h d a n h a m b a t a n kegiatan y a n g d i t e m u k a n eksternal p a d a yakni

w a k t u penyelenggaraan telaahan triwulan

puskesmas.- T e l a a h a n hasil

terhadap

y a n g dicapai oleh sarana pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnyasektor lain terkait yang ada diwilayah kerja puskesmas. Telaahantriwulan ini dilakukan dalam lokakarya mini tri wulan

puskesmassecara lintas sektor.

4. Penilaian Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan y a n g dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:a . M e l a k u k a n p e n i l a i a n t e r h a d a p p e n ye l e n g g a r a a n k e g i a t a n d a n h a s i l ya n g dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.Sumber data yang digunakan pada penilaian adalah data primer dan datasekunder b . M e n yu s u n s a r a n p e n i n g k a t a n p e n ye l e n g g a r a a n k e g i a t a n s e s u a i d e n g a n pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencanatahunan berikutnya.

22

C. Pengawasan dan Pertanggungjawaban Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian

ataskesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan p e r a t u r a n p e r u n d a n g - u n d a n g a n s e r t a b e r b a g a i k e w a j i b a n y a n g b e r l a k u . U n t u k t e r s e l e n g g a r a n ya p e n g a w a s a n d a n p e r t a n g g u n g j a w a b a n d i l a k u k a n k e g i a t a n s e b a g a i berikut: 1.Pengawasan Pengawasan dibedakan eksternal. atas dua macam ya k n i pengawasan secara oleh internal melekat

d a n pengawasan olehatasan

Pengawasan

internal

dilakukan

langsung.

Pengawasan serta

eksternal berbagai

dilakukan institusi dan

masyarakat, terkait.

DinasKesehatan

Kab/Kota

pemerintah teknis

Pengawasanm e n c a k u p

administrasi,

keuangan,

p e l a ya n a n .

A p a b i l a d a l a m pengawasan terdapat suatu penyimpangan akan dilakukan pembinaan 2.Pertanggungjawaban Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat

laporan p e r t a n g g u n g j a w a b a n t a h u n a n y a n g m e n c a k u p p e l a k s a n a a n k e g i a t a n , serta p e r o l e h a n d a n penggunaan berbagai sumber daya termasuk

k e u a n g a n . Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota serta pihakpihak terkait lainnya

23

You might also like