Professional Documents
Culture Documents
BEBERAPA DEFINISI
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi yang
artinya membuat atau menghasilkan.Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.Sedangkan
yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi
manusia.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi
dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian sehat disini tidak semata-
mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental
serta sosial kultural.
Tumbuh kembang remaja: perubahan fisik/psikis pada remaja, masa subur, anemi
dan kesehatan reproduksi
Kehamilan dan melahirkan: usia ideal untuk hamil, bahaya hamil pada usia muda,
berbagai aspek kehamilan tak diinginkan (KTD) dan abortus
Pendidikan seks bagi remaja: pengertian seks, perilaku seksual, akibat pendidikan
seks dan keragaman seks
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
Kemampuan berkomunikasi: memperkuat kepercayaan diri dan bagaimana
bersifat asertif
Hak-hak reproduksi dan jender
atas^
atas^
Perubahan tersebut meliputi Perubahan fisik baik yang bisa dilihat dari luar maupun yang
tidak kelihatan. Remaja juga mengalami perubahan emosional yang kemudian tercermin
dalam sikap dan tingkah laku. Perkembangan kepribadian pada masa ini dipengaruhi
tidak saja oleh orangtua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan
Tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup
menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 9
sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih
besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan
untuk bereproduksi atau berketurunan.
Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan
istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau
mimpi basah (pada laki-laki). Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak
sama pada setiap orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah
satunya adalah karena gizi.Saat ini ada seorang anak perempuan yang mendapatkan
menstrusi pertama ( menarche) di usia 8-9 tahun. Namun pada umumnya adalahsekitar
12 tahun.
Pada remaja juga terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan
tanggung jawab yang dihadapi. Pada masa ini remaja akan mulai tertarik pada lawan
jenis. Remaja perempuan akan berusaha untuk kelihatan atraktif dan remaja laki-laki
ingin terlihat sifat kelaki-lakiannya. Beberapa perubahan mental lain yang juga terjadi
adalah berkurangnya kepercayaan diri (malu, sedih, khawatir dan bingung). Remaja juga
merasa canggung terhadap lawan jenis. Remaja akan lebih senang pergi bersama-sama
dengan temannya daripada tinggal di rumah dan cenderung tidak menurut pada orang tua,
cari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Hal ini akan membuat mereka
lebih mudah terpengaruh oleh temannya. Remaja perempuan, sebelum menstrusai akan
menjadi sangat sensitif, emosional, dan khawatir tanpa alasan yang jelas.
atas^
atas^
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik
puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya. Tetapi
tanggal menstruasi berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja.Biasanya diambil
perkiraan masa subur 3-5 hari sebelum dan sesudah hari ke 14 tersebut. Pada masa
remaja pencegahan kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual pada masa
subur (sisten kalender), tidak dapat diandalkan.Ini disebabkab siklus mentruasi pada
remaja perempuan biasanya tidak teratur.Secara lebih mendetail, siklus kesuburan
seorang perempuan dapat dipelajari pada gambar terlampir
atas^
Anemia (kurang darah: Hb <12 gr %) sangat terkait erat dengan masalah kesehatan
reproduksi (terutama pada perempuan). Jika perempuan mengalami anemia maka akan
menjadi sangat berbahaya pada waktu dia hamil dan melahirkan. Perempuan yang
menderita anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5
kg). Di samping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi pada
waktu proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidap
anemia maka perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri pada petugas medis. Jika
ternyata remaja mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk makan-makanan yang
bergizi atau mengkonsumsi pil besi sesuai dengan anjuran.
Menurut BKKBN usia untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 30 tahun, lebih atau
kurang dari usia tersebut adalah berisiko. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan
melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan
fisik, kesiapan mental/ emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum,
seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan
tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia
20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik.
Apa yang terjadi jika remaja menikah/hamil pada usia sangat muda (di bawah 20
tahun)?
Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai dengan
Undang-undang Perkawinan No. I tahun 1979 bahwa usia minimal menikah bagi
perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun. Tetapi perlu diingat beberapa hal
sebagai berikut:
atas^
Apa yang perlu diketahu remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan?
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab
maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi
tersebut. KTD disebabkan oleh faktor:
Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses
terjadinya kehamilan dan metode-metode pencegahan kehamilan
Akibat terjadinya tindak perkosaan
Kegagalan alat kontrasepsi
atas^
Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia bisa
saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya
Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu
yang megalami KTD terhadap bayi yang dilahirkanya nanti. masa depan anak
mungkin saja terlantar
Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi
dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan
aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak
aman. Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu.
atas^
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah
kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan, dimana beratnya masih di
bawah 500 gram atau sebelum usia kehamilan 20 minggu. Abortus dibagi menjadi dua,
yaitu abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi
secara alamiah tanpa adanya upaya-upaya dari luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
Terminologi yang paling sering digunakan untuk abortus spontan adalah keguguran.
Sedangkan abotus buatan adalah abortus yang yang terjadi akibat adanya upaya-upaya
tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan. Istilah yang sering digunakan adalah aborsi,
pengguguran, atau abortus provolatus.
atas^
Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika
dilakukan secara sembarangan yaitu oleh meraka yang tidak terlatih. Perdarahan yang
terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama
kematian perempuan yang melakukan aborsi. Di samping itu aborsi juga berdampak pada
kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya
perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi. Oleh karena itu
konseling mutlak diperlukan kepada pasangan sebelum mereka memutuskan untuk
melakukan tindakan aborsi. Tindakan aborsi harus diyakinkan sebagai tindakan terakhir
jika altenatif lain sudah tidak dapat diambil.
Seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan
perempuan.
Seksual berarti yang ada hubungannnya dengan seks atau yang muncul dari seks,
misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk kepada jenis kelamin yang dilecehkan.
Perlaku seksual adalah segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan
seksual.
Hubungan seks mempunyai arti hubungan kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan
penyaluran dorongan seksual
atas^
Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang
pemberian informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan
kelamin. Hal ini tentunya akan membuat para orangtua merasa khawatir. Untuk itu perlu
diluruskan kembali pengertian tentang pendidikan seks. pendidikan seks berusaha
menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang
seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu
yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu
mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
atas^
atas^
Orientasi seksual adalah dengan jenis kelamin dimana seseorang lebih tertarik secara
seksual. Secara ekstrem orientasi seksual dikategorikan menjadi dua yaitu heteroseks
(orang yang secara seksual tertarik dengan lawan jenis) dan homoseks (orang yang secara
seksual lebih tertarik dengan orang lain yang sejenis kelamin). Diantara kedua kutub
orientasi seksual tersebut, masih ada perilaku-perilaku seksual yang sulit dimasukkan
dalam satu kategori tertentu karena banyak sekali keragaman di dalamnya.
atas^
secara seksual dan aktivitas seskual pada jenis kelamin yang sama. Laki-laki yang tertarik
kepada laki-laki disebut “gay”., sedangkan perempuan yang tertarik pada perempuan
disebut “lesbian”.
atas^
Terjadinya homoseksualitas masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan bahwa hal ini
terjadi sejak lahir (dipengaruhi oleh gen) dan ada pula yang mengatakan didapatkan dari
pengaruh lingkungan.
atas^
Homoseksual dikatakan normal apabila bisa diterima di suatu budaya tertentu dan
dikatakan tidak normal apabila tidak diterima di budaya yang lain, tetapi dalam bersikap
kita sebaiknya tetap menghargai manusia tanpa membedakan orientasi seksualnya.
PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui
hubungan seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak
diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi,
seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh, gejala PMS lebih
mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain:
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada
gejala, biasanya berupa antara lain:
rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual,
rasa nyeri pada perut bagian bawah,
pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,
>keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan
pada alat kelamin atau sekitarnya,
keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal,
timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
bintil-bintil berisi cairan,
lecet atau borok pada alat kelamin.
atas^
atas^
Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia yang
banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis (raja singa), herpes kelamin,
klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin.
atas^
Kebanyakan PMS dapat diobati, namun ada beberapa yang tidak bisa diobati secara
tuntas seperti HIV/AIDS dan herpes kelamin. Jika kita terkena PMS, satu-stunya cara
adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan., jangan mengobati diri sendiri. Selain itu,
pasangan kita juga harus diobati agar tidak saling menularkan kembali penyakit tersebut.
atas^
Perlu diketahui bahwa PMS tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang
kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan seksual,
minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks.
atas^
AIDS singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. Penyebabnya
adalah virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
atas^
Ya, karena salah satu cara penularannya adalah melalui hubungan seksual. Selain itu HIV
dapat menular melalui pemakaian jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV,
menerim tranfusi darah yang tercemar HIV atau dari ibu hamil yang terinfeksi virus HIV
kepada bayi yang dikandungannya. Di Indonesia penularan HIV/AIDS paling banyak
melalui hubungan seksual yang tidak aman serta jarum suntik (bagi pecandu narkoba).
atas^
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus.
Beru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering menderita penyakit
ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Pada periode 3-4 tahun kemudian penderita tidak
memperlihatkan gejala khas atau disebut sebagai periode tanpa gejala, pada saat ini
penderita merasa sehat dan dari luar juga tampak sehat. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6
mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan
dimulut, dan terjadi pembengkakan di kelenjar getah bening dan pada akhirnya bisa
terjadi berbagai macam penyakit infeksi, kanker dan bahkan kematian.
atas^
Lebih aman berhubungan seks dengan pasangan tetap (tidak berganti-ganti pasangan
seksual). Hindari hubungan seks di luar nikah. Menggunakan kondom jika melakukan
hubungan seksual berisiko tinggi seperti dengan pekerja seks komersial; sedapat mungkin
menghindari tranfusi darah yang tidak jelas asalnya; menggunakan alat-alat medis dan
non media yang terjamin streril.
atas^
Sampai sekarang, belum ditemukan cara pengobatan yang tuntas, saat ini yang ada
hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.
atas^
atas^
Beberapa mitos yang salah yang sering terjadi di masyarakat adalah bahwa berhubungan
sosial dengan penderita HIV/AIDS akan membuat kita tertular, seperti bersalaman,
menggunakan WC yang sama, tinggal serumah, atau menggunakan sprei yang sama
dengan penderita HIV/AIDS.
atas^
Pelecehan seksual adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan seksual yang
dilakukan seseorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh
orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negatif, seperti: rasa malu,
tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian dan sebagainya,
pada diri orang yang menjadi korban.
Banyak sekali, mulai dari siulan nakal seorang pria terhadap perempuan yang dikenal
atau yang tidak dikenalnya, lelucon-lelucon cabul, perilaku meraba-raba tubuh korban
dengan tujuan seksual, pemaksaan dengan ancaman kekerasan atau ancaman lainnya agar
korban bersedia melakukan hubungan seksual, dan sebagainya. Perkosaan adalah
pelecehan paling ekstrem.
Apakah perkosaan hanya dilakukan oleh orang yang dikenal sebagai penjahat?
Tidak. Dalam banyak kasus perkosaan dilakukan oleh orang yang sudah dikenal korban.
Misalnya: teman dekat, kekasih, saudara, ayah (tiri maupun kandung), guru, pemuka
agama, atasan dan sebagainya. Dalam banyak kasus lainya, perkosaan dilakukan oleh
orang-orang yang baru dikenal dan semula nampak sebagai orang baik-baik yang
menawarkan bantuan misalnya, mengantarkan korban ke suatu tempat.
atas^
Pada dasarnya, setiap orang harus menunjukan bahwa dia tak bersedia dilecehkan. Kamu
sepantasnya tidak memberikan peluang pada pihak manapun untuk melecehkan dirimu.
Sebagai contoh, kamu harus menunjukkan sikap tegas pada saat orang lain melakukan
tindakan tanda-tanda kearah pelecehan, seperti meminta untuk membuka pakaian atau
meraba-raba. Bahkan sejak kecil, anak-anak sebaiknya diajarkan untuk tidak membiarkan
orang lain selain orang tuanya melihat-lihat atau memegang-megang tubuhnya.
atas^
Apa yang harus dilakukan jika melihat ada pelecehan terjadi pada orang lain?
Kita harus turut menunjukan penolakan, ketidaksukaan atau bahkan ancaman terhadap
pelaku pelecehan, serta mengajak pihak lain bersama mengecam pelecehan. Pelaku
pelecehan umumnya akan berhenti melecehkan bila merasa bahwa banyak orang
mengetahui tindakannya dan mengecamnya.
atas^
Segera lapor ke polisi. Di kepolisian korban akan diantar ke dokter untuk mendapatkan
visum et repertum. Apabila korban takut pergi ke kantor polisi, ajaklah teman atau
saudara untuk menemani. Kalau terpaksa, koban bisa datang ke rumah sakit terlebih
dahulu agar dokter bisa memberikan surat keterangan, dan meminta dokter menghubungi
polisi.
atas^
Menunjukan sikap tegas terhadap segala bentuk perilaku yang mencurigakan, selalu
bersikap waspada, hindari berjalan di tempat gelap dan sunyi, berpakaian sewajarnya,
sediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodorant semprot, dan
sebagainya; jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur
kendaraan sehingga tidak terlihat bingung. Bertanya pada tempat-tempat resmi, seperti
kantor polisi, jangan mudah menerima ajakan untuk bepergian atau menginap di tempat
yang belum dikenal, jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum di kenal,
berhati-hati jika diberi minum orang, pastikan selalu jendela, pintu kamar, rumah, mobil
sudah terkunci. Belajar beladiri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang.
Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Tindakan mencoba merupakan langkah awal
untuk terjerumus. Dekatkan diri dengan tuhan. Jadikan keluarga sebagai tempat
perlindungan jika menghadapi suatu masalah. Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah
dengan kelompok yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak
memiliki tujuan yang jelas.
Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan
disekitarnya?
Ingatlah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang
dapat mengalaminya. Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang
terkena nakoba dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka keluar dari
permasalahan tersebut. Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk bersama-sama
menolong korban. Jika mengalami banyak hambatan dalam membantu keluarga korban,
rujuklah penanganan korban melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki
kemampuan untuk itu.
MMSM adalah materi seks di media yang secara sengaja ditujukan untuk
membangkitkan hasrat seksual. MMSM sama dengan pornografi. Namun orang
seringkali menganggap pornografi terbatas hanya pada materi yang menggambarkan
hubungan seks yang tidak normal. Sedangkan MMSM merujuk pada segenap bentuk
materi yang terkait dengan seks dan bertujuan merangsang birahi penonton atau
pembacanya. Dalam hal ini, pornografi adala adalah salah satu bentuk MMSM.
MMSM bertujuan merangsang hasrat seksual pembaca atau penonton. Karena itu efek
yang dirasakan orang yang menyaksikan atau membaca MMSM adalah terbangkitnya
dorongan seksual. Bila seseorang mengkonsumsi MMSM sesekali dampaknya tidak akan
terlalu besar. Yang menjadi masalah adalah bila orang terdorong untuk terus menerus
mengkonsumsi MMSM, yang mengakibatkan dorongan untuk menyalurkan hasrat
seksualnya pun menjadi besar. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah dampak
MMSM pada kalangan remaja.
atas^
Sangat wajar. Setiap manusia memiliki naluri seks dan karena itu wajar jika mereka
merasa senang dengan materi seks. Namun demikian, bila remaja sering mengkonsumsi
MMSM, dorongan untuk menyalurkan hasrat seksualnya menjadi tinggi. Karena itu,
seperti sudah dikatakan, mengkonsumsi MMSM sejak remaja potensial mendorong
tumbuhnya perilaku seks di luar pernikahan yang tidak bertanggung jawab.
atas^
Umumnya MMSM memang menonjolkan perempuan sebagai objek seks. Dalam hal ini,
MMSM memperkuat cara pandang masyarakat bahwa perempuan pada dasarnya
makhluk rendah yang berfungsi sebagai pemuas nafsu seks pria. Lebih dari itu, banyak
media yang menggambarkan adegan perkosaan terhadap perempuan sebagai peristiwa
yang penuh kenikmatan. Karena itu, MMSM cenderung menempatkan perempuan dalam
posisi rendah.
Orang sering terlibat dalam hal-hal negatif karena mereka memiliki banyak persoalan dan
tidak mengetahui cara pemecahannya. Karena itu mereka mencoba melupakan
persoalannya tersebut dengan menjadi pecandu atau bergaul dengan kelompok yang tidak
benar. Seluruh persoalan akan dapat di selesaikan dengen baik jika terjalin komunikasi
yang baik antar pihak yang membutuhkan bantuan dan pihak yang membantu.
Orang dewasa atau orang tua sering mengeluh bahwa mereka tidak mengerti kemauan
para remaja. Sebaliknya remaja mengeluh bahwa orang di sekitar tidak mau dan tidak
bisa mengerti ‘dunia’ mereka. Sikap orang dewasa atau orang tua yang tidak mengerti
dunia remaja karena mereka memandang dari sudut pandang dan pengalaman yang
selama ini mereka miliki. Memahami perasaan orang lain (emphatic) merupakan inti
sukses berkmunikasi dengan remaja.
Pikirkan dahulu apa yang akan kamu bicarakan (dengarkan sendiri dahulu apa-apa
yang akan kamu utarakan), kira-kira akan menyakitkan dia atau tidak
Lihat-lihat situasi, apakah dia lagi bahagia, sedih atau marah. ilih pas moodnya
sedang baik.
Kemudian (kalau perlu) doa dulu, tarik napas dan sampaikan pendapatmu dengan
kepala dingin (jangan emosi)
Sampaikan dengan jelas pendapatmu (jangan muter-muter)
Kalau bisa melucu, pakailah daya lucumu
Kalau dia mengemukakan pendapatnya, dengarkan dulu, jangan potong
pembicaraannya, jangan tidak diacuhin.
Buatlah dia menerima bahwa tidak semua keinginannya bisa kamu penuhi.
Kalau dia tetep ngotot, berikan alasan yang masuk akal, upayakan hal ini berkali-
kali
Kalau semua daya upaya kamu sudah mentok, cobalah mengalihkan perhatian,
misalnya dengan mengatakan “wah capek nih, gue mau minum, kamu mau
minum apa?”
Jika tetap tidak dicapai titik temu, mungkin kamu perlu mengkaji ulang
hubunganmu dengan dia, mau terus atau putus… dipikir-pikir lagi.
atas^
Beberapa tips yang dapat membantu remaja melewati masa remajanya dengan baik
Sampaikan kepada remaja untuk berbagi rasa dengan orang tua atau
orang yang dituakan di rumah, mencari seorang sahabat, meningkatkan
kepercayaan diri dan berani mengatakan tidak untuk hal-hal yang buruk.
Sarankan remaja untuk bergaul dalam kelompok atau membentuk
kelompok dengan aktivitas positif dan menjauhi kelompok dengan tujuan
negatif. Remaja juga perlu disarankan untuk menjaga kesehatan fisik
sedini mungkin dan secara terus-menerus.
Sampaikan kepada orang tua remaja untuk tidak bersikap menggurui. Jangan
beranggapan bahwa kita lebih mengetahui sesuatu dibandingkan dengan remaja. Berikan
kesempatan kepada remaja untuk mengemukakan pandangannya. Berikan argumen yang
jelas dan masuk akal terhadap suatu persoalan (jangan mengatakan…. Pokoknya…..).
Berikan dukungan pada remaja bila mereka memang patut diberikan dukungan. Katakan
salah jika mereka salah, dengan alasan yang masuk akal menurut ukuran mereka. Jadikan
mereka sebagai teman diskusi bukan sebagai individu yang harus diberitahu.
Perasaan orang tua dalam membina anak remaja tidak dapat diukur. Orang tua harus
menyadari bahwa pada saat ini memasuki masa dunia remaja, anak-anak mengalami
masa transisi antara lain tidak ingin tergantung dengan orang tua, merasa tidak
membutuhkan orang tua, tidak banyak bicara, serta tidak ingin banyak diawasi. Semua
hal tersebut harus disadari dalam membangun komunikasi dengan remaja. Remaja
membutuhkan bimbingan orang tua untuk membentuk pribadi yang baik dan
mengembangkan berbagai potensi diri. Remaja perlu diarahkan sesuai dengan norma-
norma yang berlaku. Mereka harus dibantu untuk membentuk nilai-nilai yang
memungkinkan mereka untuk membuat pilihan bijaksana dan menggunakan kebebasan
mereka secara bijaksana.
Mendorong orang tua membantu remaja mengenali perubahan yang ada pada
dirinya?
Pengalaman mengenai masa remaja khususnya kenangan orang tua terhadap sesuatu yang
sangat spesifik, seperti kencan pertama, sangat penting ditularkan kepada anak remaja.
Hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua adalah apa yang mereka alami beberapa
puluh tahun yang lalu, sekarang ini juga dialami oleh anak remaja mereka. Oleh karena
itu penting bagi orang tua untuk melihat remaja dengan pandangan yang luas serta penuh
perhatian, sehingga menimbulkan suatu pendekatan yang berbeda bagi para remaja.
atas^
Perubahan penting apa yang perlu diperhatikan oleh orang tua terhadap anak
remaja mereka?
Masa remaja adalah periode transisi dengan perubahan fisik yang menandai seorang anak
mempunyai kemampuan bereproduksi. Anak perempuan mulai mengalami
menstruasinya, anak laki-laki mulai ejakulasi. Serta tingkah laku mereka pada saat itu
akan berubah cepat dan kadang-kadang menimbulkan suatu pertentangan.Ada dua hal
yang paling menonjol dalam kehidupan remaja yaitu:
Pada masa itu mereka akan mulai mencari dan mencoba mencari identitas diri (Siapa
saya? Apa yang orang lain pikirkan tentang saya? Apa yang saya sukai? Siapa orang-
orang penting dalam hidup saya?) dan mencoba untuk menentukan kemampuannya dan
mencoba mengukur kapasitasnya (Seberapa jauh saya dapat pergi? Apa yang dapat saya
kerjakan? Berapa yang dapat saya ambil? Seberapa tidak tergantungnya saya? Dan lain
sebagainya)
atas^
Perubahan-perubahan fisik yang perlu disadari oleh anak remaja pada saat mereka
memasuki dunia remaja?
Masa pubertas atau masa transisi dari dunia anak-anak ke dunia dewasa secara fisik
ditandai dengan berbagai perubahan. Berbagai perubahan tersebut alamiah sifatnya,
namun hal ini tidak diketahui oleh remaja yang bersangkutan jika mereka tidak dijelaskan
sesuai dengan nalar dan alam pkiran mereka. Ketidaktahuan tersebut berdampak pada
kebingungan, kecemasan, ketakutan, atau bahkan pemberotakan diri.
Berbagai perubahan dan tingkat kematangan berbeda antar seorang dengan lainnya.
Penting bagi orang tua untuk mengkomunikasikan atau memberikan pengertian mengenai
hal tersebut kepada para remaja. Para remaja membutuhkan keyakinan khusus bahwa
yang mereka alami adalah sesuatu yang alamiah dan perbedaan yang terjadi antara
dirinya dengan teman sebaya lainnya bukanlah suatu kekurangan atau kelainan.
atas^
Perubahan tingkah laku dan emosional yang dihadapi oleh para orang tua terhadap
anak-anak yang mulai meningkat remaja?
Masa remaja juga ditandai dengan kondisi emosional yang kuat, kuatnya emosi ini
kadang-kadang menimbulkan kembali pertengkaran-pertengkaran yang sudah berlalu dan
terkadang akan menimbulkan rasa kebencian lagi. Tingkat emosi anak-anak remaja dapat
dilihat dengan berbagai cara seperti, temperamental (mudah marah), sering menolak
untuk berkomunikasi.
atas^
Mengapa orang tua perlu memberikan perhatian serius tentang pendidikan seks
kepada para remaja mereka?
Keingintahuan remaja sangat besar. Dalam kondisi dimana teknologi informasi dan
komunikasi begitu bebas dewasa ini maka kesempatan remaja untuk memperoleh
informasi terhadap berbagai hal termasuk masalah seks sangatlah terbuka. Masalahnya
adalah tidak semua infomasi yang tersedia merupakan informasi yang benar dan tepat
bagi kehidupan remaja. Jika kemudian remaja mendapatkan informasi yang tidak benar
maka hal ersebut akan berpengaruh pada ‘nilai’ keidupan mereka.
Orang tua sangat berperan dalam menimbulkan nilai-nilai positif remaja perihal
kehidupan seksual mereka seperti bahaya PMS dan HIV/AIDS, hubungan seks bebas,
kehamilan usia muda dan lain sebagainya.
atas^
Ada beberapa tips orang tua dapat berkomunikasi dengan remaja yaitu:
atas^
Kendala apa yang dihadapi oleh orang tua dalam memberikan pendidikan
seks kepada remaja mereka?
atas^
Jender berasal dari bahasa Latin, yaitu “genus”, berarti tipe atau jenis. Jender adalah sifat
dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial
maupun budaya. Karena dibentuk oleh sosial dan budaya setempat, maka jender tidak
berlaku selamanya tergantung kepada waktu (tren) dan tempatnya. Jender juga sangat
tergantung kepada tempat atau wilayah, misalnya kalau di sebuah desa perempuan
memakai celana dianggap tidak pantas, maka di tempat lain bahkan sudah jarang
menemukan perempuan memakai rok. Karena bentukan pula, maka jender bisa
dipertukarkan. Misalnya kalau dulu pekerjaan memasak selalu dikaitkan dengan
perempuan, maka sekarang ini sudah mulai banyak laki-laki yang malu karena tidak bisa
mengurusi dapur atau susah karena harus tergantung kepada perempuan untuk tidak
kelaparan.
Jender ditentukan oleh sosial dan budaya setempat sedangkan seks adalah pembagian
jenis kelamin yang ditentukan oleh Tuhan. Misalnya laki-laki mempunyai penis dan bisa
memproduksi sperma, sementara perempaun mengalami menstruasi, bisa mengandung
dan melahirkan serta menyusui.
Hubungan jender ialah hubungan sosial antara laki-laki dengan perempuan yang bersifat
saling membantu atau sebaliknya, serta memiliki banyak perbedaan dan ketidaksetaraan.
Hubungan jender berbeda dari waktu ke waktu, dan antara masyarakat satu dengan
masyarakat lain, akibat perbedan suku, agama, status sosial maupun nilai (tradisi dan
norma yang dianut).
atas^
Materi-materi lebih lanjut mengenai kesehatan reproduksi remaja bisa dibaca di beberapa
terbitan yang telah dikeluarkan oleh BKKBN sebagai berikut
Pedoman Penyampaian Materi Reproduksi Sehat Remaja Usia 11-21 Tahun untuk
Konseling – dengan Sasaran Remaja. Disusun oleh: Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia dan Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, dengan dukungan dana dari United
Nations Population Fund (UNFPA). Depok:8 Desember 1997.
Pedoman Konseling Reproduksi Sehat Remaja Usia 11-21 Tahun bagi Fasilitator
dengan Sasaran Remaja.Disusun oleh: Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
Indonesia dan Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional, dengan dukungan dana dari United Nations Population Fund
(UNFPA). Depok: 1997.
Jakarta, Jum'at
SALAH satu televisi swasta beberapa waktu lalu Kirim Teman | Print Artikel
menayangkan kasus perkosaan yang dilakukan
sekelompok oknum pelajar SLTP dan SLTA secara
beramai-ramai di wilayah Jawa Timur.
Dari hasil pemeriksaan aparat, perilaku memalukan ini akibat pengaruh minuman keras
dan sering menonton VCD porno.
DALAM cerita rubrik Curhat, Kompas, pernah ada sebuah cerita tentang seorang remaja
yang menutup pintunya rapat-rapat hanya karena ingin membuka kartu remi full color
yang gambarnya aduhai dan syuur.
Beberapa waktu lalu survei terhadap pornografi menggambarkan, banyak media massa
yang masuk kategori pornografi, di dalamnya memuat isi dan gambar secara vulgar dan
permisif. Banyak foto perempuan yang berpose seronok dan berpakaian mini, bahkan
hanya ditutupi daun pisang, dan masih banyak kasus serupa yang seringkali masih saja
menghiasi wajah media massa kita.
Kasus-kasus kekerasan seksual, kehamilan tidak dikehendaki (KTD) pada remaja dan
sejenisnya, tampaknya masih belum banyak diangkat ke permukaan sehingga "seolah-
olah" masalah ini dianggap "kasuistik" yang tidak penting untuk dikaji lebih jauh.
Padahal, timbulnya kasus-kasus seputar KTD remaja, kekerasan seksual, penyakit
menular seksual (PMS) pada remaja bahkan sampai aborsi, tidak lepas dari (salah
satunya) minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja.
Sementara, pornografi tiap saat ditemui remaja. Beberapa kajian menunjukkan, remaja
haus akan informasi mengenai persoalan seksualitas dan kesehatan reproduksi.
Selama ini pendidikan seks dipersepsikan sebagai sebuah hal yang sifatnya pornografi
yang tidak boleh dibicarakan, apalagi oleh remaja. Dari hasil kuesioner menggambarkan,
hanya sekitar 14,29 persen (responden guru) yang menyatakan, pendidikan seks sama
dengan
pornografi. Dari remaja sendiri anggapan tentang pendidikan seks sama dengan
pornografi tidak terbukti (0 persen).
Masih amat sedikit pihak yang mengerti dan memahami betapa pentingnya
pendidikan seksualitas bagi remaja. Faktor kuat yang membuat pendidikan
seksualitas sulit diimplementasikan secara formal adalah persoalan budaya dan
agama.
Selain itu, faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah kentalnya budaya patriarki yang
mengakar di masyarakat. Seksualitas masih dianggap sebagai isu perempuan belaka.
Pornografi merupakan hal yang ramai dibicarakan karena berdampak negatif, dan salah
satu upaya membentengi remaja dari pengetahuan seks yang menyesatkan adalah dengan
memberikan pendidikan seksualitas yang benar. WHO menyebutkan, ada dua keuntungan
yang dapat diperoleh dari pendidikan seksualitas.
Pertama, mengurangi jumlah remaja yang melakukan hubungan seks sebelum menikah.
Kedua, bagi remaja yang sudah melakukan hubungan seksual, mereka akan melindungi
dirinya dari penularan penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.
Mengingat rasa ingin tahu remaja yang begitu besar, pendidikan seksualitas yang
diberikan harus sesuai kebutuhan remaja, serta tidak menyimpang dari prinsip pendidikan
seksualitas itu sendiri. Maka, pendidikan seksualitas harus mempertimbangkan:
bELAKANGAN ini banyak orangtua yang semakin khawatir dengan perkembangan dan
juga pergaulan anak-anaknya. Mereka semakin was-was kalau-kalau putera-puteri
mereka yang kelihatannya alim di rumah ternyata bisa bertindak "liar" di luar rumah.
Anak hamil di luar nikah? Mendengar hal tersebut seperti halnya disambar petir di siang
bolong. Terlebih lagi jika hal tersebut terjadi di keluarga sendiri. Rasanya sebagai orang
tua tidak kurang memberi pengertian akan bahaya dan dosa jika mereka melakukan
hubungan seks di luar nikah.
Apalagi jika sang orangtua tahu benar bahwa anaknya tidak pernah membantah, patuh
dan termasuk juga jarang bergaul. Pertanyaan mengapa dia bisa hamil tanpa nikah
terlebih dahulu? Apapula yang menyebabkan seusia mereka harus berhubungan layaknya
pasangan suami-isteri?
Yang pasti kejadian ini tak hanya membuat malu keluarga yang punya anak wanita. Bagi
yang punya anak laki-laki, juga tentu merasa tercoreng-moreng. Kemungkinan muncul
pertanyaan mengapa anaknya yang baru saja dapat mengendarai mobil, ataupun naik
motor kini bisa menghamili anak orang? Jika ini sudah terlanjur terjadi, apa yang harus
dilakukan oleh para orang tua? Apakah akhirnya menikahkan mereka juga? Ataukah
malahan menganjurkan hal yang dilarang dunia-akherat, yakni aborsi?
Sebenarnya apakah yang paling diinginkan oleh para remaja jika mereka mempunyai
sebuah masalah yang mereka pikir tidak dapat diselesaikan sendiri, baik itu masalah
pelajaran, pacar, teman ataupun keluarga? Pasti mereka akan curhat.
Sebab mereka pikir dengan curhat, maka masalah mereka dapat teratasi dan apa yang
menjadi kegelisahan jiwa mereka dapat dilepaskan. Dengan curhat selain mereka merasa
dilegakan perasaannya, mungkin juga dapat masukan untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya.
Tapi bukan solusi terbaik kiranya bila mereka curhat pada orang yang tidak tepat. Karena
kemungkinan malahan bukannya jawaban dan penyelesaian yang mereka dapat,
melainkan malahan timbul permasalahan baru. Apalagi jika menyangkut sesuatu yang
dirahasiakan. Kadang teman yang sudah dianggap dekat dan baik pun belum tentu dapat
diajak curhat dalam segala hal.
Alangkah baiknya sejak dini rangkul mereka, ajak mereka sebagai seorang teman dan
sahabat. Dengan demikian mereka bisa dengan mudah mengatakan apa yang mereka
rasakan, tak terkecuali tentang permasalahan cinta mereka. Terangkan pula apa itu seks
dan akibatnya sesuai dengan usia dan perkembangan mereka. Dengan demikian mereka
bisa berpikir sekian kali untuk melakukan seks diluar nikah.
Penanaman agama sedini mungkin juga menjadi jaminan kelangsungan hidup mereka
untuk lebih baik. mereka bisa memilih hubugan yang sehat itu seperti apa, pacaran itu
seperti apa dan norma hubungan antar pria dan wanita diluar pernikahan itu seperti apa.
Mulai dari sekarang juga dan detik ini juga rangkul mereka, dekati mereka sebagai
sahabat karib dan bukan menyalahkan semuanya ketika semuanya sudah telanjur terjadi
...
22 August 2002
dalam waktu dua tahun, peningkatan insiden 178%. Karena fenomena gunung es jumlah yang
sesungguhnya jauh lebih
besar. Insiden terutama terjadi pada usia produktif dan juga pada bayi serta anak-anak. Jika dan
loss generation. Inilah
alasan penting, mengapa HIV/AIDS harus segera diatasi.
Pencegahan Semu
Upaya pencegahan HIV/AIDS pun gencar dilakukan. LSM-LSM telah banyak memberikan
edukasi kepada mereka yang
rentan terkena HIV/AIDS. Di antaranya dengan mengadakan penyuluhan kepada para pelaku
seks aktif, seperti Pekerja
Seks Komersial (PSK). Bukan itu saja, pengetahuan tentang HIV/AIDS pun telah dimasukkan ke
dalam kurikulum
pendidikan. Pemerintahan Kabupaten Merauke dan Biak, Provinsi Papua, bekerjasama dengan
Dinas Pendidikan
setempat mulai memasukkan pelajaran mengenai seluk-beluk HIV/AIDS dan penyakit menular
lain dalam kurikulum
pendidikan tahun ajaran 2007/2008 ini.
Materi tentang HIV/AIDS, sebagai bahan mata pelajaran muatan lokal di sekolah, akan diajarkan
mulai sekolah dasar
hingga SMA/SMK, dengan tujuan agar siswa memperoleh berbagai pengetahuan tentang
penularan HIV/AIDS dan tata
cara pencegahannya. Materi tentang HIV/AIDS juga dikemas dalam kurikulum Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR)
dan sedang disosialisasikan ke sekolah-sekolah.
Sayang, materi penyuluhan tentang HIV/AIDS untuk masyarakat umum maupun pelajar itu minus
muatan moral dan
agama. Bahkan faktor moral dan agama seganja dihilangkan dan sama sekali tabu dibicarakan,
karena menurut mereka,
HIV/AIDS sekadar fakta medis yang tidak bisa dikait-kaitkan dengan moral dan agama. Ini karena
menurut mereka, tidak
semua ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) adalah para pelaku tidak amoral seperti pelaku seks
bebas. Ada anak yang
tertular HIV/AIDS dari ibunya, atau istri baik-baik tertular dari suaminya.
B5/B2/D1Jadi dalam logika ini, memasukkan nilai-nilai moral atau agama hanya akan
memvonis ODHA sebagai pelaku tindak
amoral. Padahal, penyakit HIV/AIDS jelas-jelas terkait dengan perilaku sosial yang tentu erat
kaitannya dengan moral.
Sebab jika ditelususri, munculnya HIV/AIDS terjadi karena aktivitas sosial yang menyimpang dari
tuntunan agama. Ingat,
virus mengerikan ini pertama kali ditemukan tahun 1978 di San Francisco Amerika Serikat pada
kalangan homoseksual.
Di Indonesia kasus HIV/AIDS ini pertama kali ditemukan pada turis asing di Bali tahun 1981. Kita
tahu, bagaimana
perilaku seks turis asing, meski tak semuanya memang penganut seks bebas. Karena itu,
minusnya muatan agama
dalam kurikulum penyuluhan HIV/AIDS dipastikan tidak akan membuat upaya pencegahan
penyebaran HIV/AIDS efektif.
Belum lagi bila dilihat materi penyuluhan atau kurikulum pencegahan HIV/AIDS yang bersumber
dari UNAIDS (United
Nation Acquired Immune Deficiency Sy ndrome) dan WHO melalui PBB. Dalam kampanyenya
pencegahan HIV/AIDS,
Waspada Online
http://www.waspada.co.id Menggunakan Joomla! Generated: 16 May, 2008, 11:10
ada istilah ABCD, yakni A= Abstentia alias jangan berhubungan seks ; B= be faithfull alias
setialah pada pasangan, C=
condom alias pakailah kondom, atau D= drugs atau hindari obat-obatan.
Solusi yang ditawarkan tampaknya bagus. Namun, pada realitasnya program kondomisasi lebih
mendominasi. Padahal,
orang bodoh pun tahu bahwa menyodorkan kondom sama saja menyuburkan seks bebas.
Apalagi, faktanya kondom
justru dibagikan di lokasilokasi prostitusi, hotel dan tempat-tempat hiburan yang rentan terjadinya
transaksi seks.
Lagipula, efektivitas kondom dalam pencegahan HIV/AIDS masih diperdebatkan, mengingat tidak
ada produsen kondom
yang berani mengklaim 100 % produknya aman tak bisa ditembus virus HIV/AIDS. Selanjutnya,
untuk mencegah
substitusi kondom, legalisasi jarum suntik dan anti-diskriminasi terhadap ODHA. Jika dicermati,
dengan solusi yang
ditawarkan tersebut virus HIV/AIDS justru semakin menyebar. Kenapa demikian? Mari kita lihat
satu persatu.
Substitusi Metadon. Metadon adalah turunan narkoba (morfin, heroin dkk) yang mempunyai efek
adiktif (nyandu) dan
menyebabkan 'loss control' (tidak mampu mengendalikan diri). Dengan dalih agar tidak
menggunakan narkoba suntik
metadon pun ditempuh karena metadon melalui mulut. Akibat dari program ini, 'loss control'
penularan yang utama virus
HIV/AIDS. Harga metadon di Puskesmas Rp5000 dan dapat dibeli secara bebas dan terang-
terangan.
Akses metadon yang mudah dan murah akan memperluas pengguna metadon. Adiktif (nyandu)
akan melestarikan
pengguna narkoba. Legalisasi Jarum Suntik. Dengan dalih agar tidak terjadi penggunaan jarum
suntik secara bersamasama,
legalisasi jarum pun dilakukan. Padahal dengan langkah ini berarti ada upaya legalisasi
penggunaan narkoba
suntik (tetap dilestarikan). Selain itu jarum suntik akan tetap digunakan secara bersama-sama
karena pengguna karena
pengguna narkoba menjadi loss control sehingga mendekatkan pada kemungkinan seks bebas.
Di samping itu
pengguna narkoba pun bisa jadi akan semakin banyak.
Anti Deskriminasi terhadap ODHA. Dengan dalih hak asasi manusia (HAM) para ODHA maka
digulirkan isu anti
diskriminasi ODHA. Opini menyesatkan pun dibangun bahwa air liur, air keringat, tinja, air seni,
air mata ODHA tidak
mengandung virus HIV. Padahal sejatinya seluruh cairan tubuh ODHA mengandung virus HIV
dan mampu menularkan
kepada orang lain. Dengan demikian jelaslah bahwa solusi yang diberikan/ditawarkan oleh PBB
untuk memberantas
penyakit AIDS tidak memberantas faktor penyebab utama (akar masalah) atau menghilangkan
media penyebarannya
yaitu seks bebas, namun justru melestarikannya. Dengan melestarikan seks bebas, virus
HIV/AIDS ini akan semakin
merajalela. Tidak hanya dikalangan pelaku seks bebas, bahkan akan meluas kepada setiap
korban yang berinteraksi
dengan sang pelaku.
Ketika kondom dilegalisasi, maka akan berdampak pada membludaknya pelaku seks bebas,
kehamilan tidak diinginkan
di kalangan remaja khususnya serta aborsi yang merajalela. Legalisasi jarum suntik steril anti
diskriminasi pada ODHA
akan berdampak pada penyebaran dan pembludakan HIV/AIDS dan meningkatnya jumlah
penderita HIV/AIDS.
Ditambah lagi metadon yang difasilitasi secara resmi dan struktural oleh pemerintah akan
melestarikan pengguna
narkoba, bahkan justru akan bertambah karena murah dan mudah didapat. Rencana ini akan
berjalan secara struktural
dan sistematis memalui jaringan pemerintah (yang dipaksakan) sampai tingkat Puskesmas dan
masyarakat akar rumput.
Artinya, upaya ini bersifat struktural (serempak dan menyeluruh dari pusat sampai daerah bahkan
desa-desa).
Transmisi utama (media penularan yang utama) penyakit HIV/AIDS adalah seks bebas. Oleh
karena itu pencegahannya
harus dengan menghilangkan praktik seks bebas tersebut. Hal ini meliputi media-media yang
meransang (pornografipornoaksi),
tempat-tempat prostitusi, club-club malam, tempat maksiat atau pelaku maksiat. Penderita
HIV/AIDS yang
tidak karena melakukan maksiat maka tugas negara adalah mengkarantina mereka. Sebuah
hadist Rasulullah SAW
memungkin ditempuh cara seperti ini. Sekali-kali janganlah orang yang berpenyakit menularkan
kepada orang sehat.
(HR. Bukhori).
Apabila kamu kamu mendengar ada wabah di suatu negeri maka janganlah kamu memasukinya
dan apabila wabah itu
terjangkit sedangkan kamu berada dalam negeri itu, janganlah kamu keluar melarikan diri. (HR.
Ahmad, Bukhori, Muslim
Waspada Online
http://www.waspada.co.id Menggunakan Joomla! Generated: 16 May, 2008, 11:10
dan Nasai dari Abdurrahman bin 'Auf). Mengarantina agar penyakit tersebut tidak menyebar luas,
perlu memperhatikan
hal-hal berikut: selama karantina seluruh kebutuhannya tidak diabaikan; diberi pengobatan gratis;
berinteraksi dibawah
pengawasan dan jauh dari media serta aktivitas yang mampu menularkan; merehabilitasi mental
(keyakinan, ketakwaan,
kesabaran) sehingga mempercepat kesembuhan dan memperkuat ketaqwaan.
Telah diakui bahwa kesehatan mental mengantarkan pada 50 % kesembuhan. Di sisi lain, jika
selama ini penyakit
seperti HIV/AIDS belum ditemukan obatnya maka negara wajib mengerakkan dan memfasilitasi
para ilmuawan dan ahli
kesehatan agar secepatnya bisa menemukan obatnya. Dengan cara-cara tersebut diharapkan
dapat memutus mata
rantai penyebaran HIV/AIDS sehingga jutaan anak bangsa dapat diselamatkan. Jika tidak, kita
akan menemui bangsa ini
kehilangan generasi.
Seks bebas tanpa nikah rupanya sudah menjadi keharusan dalam sebuah hubungan
pacaran. Setidaknya itu yang terjadi di kalangan teman-temanku sekampung. Waktu
kumpul-kumpul malam minggu kemarin, mereka cerita pengalaman seks mereka bersama
cewek mereka. Sebenarnya aku risih mendengarnya, tapi aku pikir bagus juga buat bahan
posting blog. Dasar blogger…
Kembali ke laptop masalah seks tadi. Mereka menganggap, pacaran tanpa seks itu nggak
seru. Seperti kopi tanpa gula. What? Segitu pentingkah? Aku cuma bisa geleng-geleng
kepala aja dengernya. Bahkan ada yang bilang klo lakuin itu seminggu terakhir ini dua
kali, bersama 2 cewek yang berbeda. Pengakuan terakhir ini yang bikin aku kaget
setengah mati.
Aku lantas berpikir, hal ini terjadi di kalanganku sendiri, yang cuma 7-8 orang. Apa di
luar sana keadaannya sama? Jangan-jangan budaya ‘timur’ kita yang menganggap
hubungan seks adalah hal yang sakral dan hanya boleh dilakukan dalam ikatan
pernikahan sudah berganti menjadi budaya ‘binatang’ (aku lebih suka menyebutnya
budaya binatang, daripada budaya barat) yang membolehkan hubungan seks asalkan
didasari suka sama suka? Oh my god, mo jadi apa bangsa ini? Tanpa budaya seks bebas
saja bangsa ini sudah banyak masalah. Pasti tambah banyak nih masalah sosial yang
timbul gara-gara budaya sialan ini.
Hmmm…ini bukan karena aku lagi jomblo, trus kritik-kritik orang lain yang punya pacar.
Sekali lagi bukan. Ini semua karena aku prihatin dengan maraknya seks bebas di
sekitarku. Dan kebetulan aku termasuk korban. Inget, yang aku nggak suka tuh seks
bebasnya, bukan pacarannya. Pacaran sih oke-oke aja selama nggak melibatkan syahwat.
Agree?
Tips ini datang dari diriku sendiri. So far, aku berhasil menghindari hal-hal yang
‘diinginkan’ tersebut. Tips ini untuk semua gender.
Silahkan dipraktekkan kalo memang ingin. Kalo nggak ingin dan nggak suka, jangan
protes ke aku ya…
Disclaimer: Tulisan ini ndak ada hubungannya dengan mbak -tikabanget-tm ituh, meskipun karakter
penjudulannya mirip. Penjudulan ini tidak bermaksud mencontek maupun numpang populer tetapi lebih
pada
opik: HIV/AIDS
Kliping: Pendidikan Agama Tak Cukup Cegah Seks Bebas
Dipublikasi pada Wednesday, 25 April 2007 oleh administrator
Mahasiswa berhenti melakukan seks bebas setelah memahami risikonya.
JAKARTA - Pendidikan agama dan keluarga tak cukup mencegah perilaku seks bebas
remaja sebelum menikah. Sebaik apa pun orang tua dan lembaga sekolah dalam mendidik
anak, tetap saja ada remaja berhubungan seks sebelum menikah.
"Jadi pendidikan agama dan keluarga belum cukup," kata Deputi Bidang Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Keluarga Berencana Nasional Siswanto
Agus Wilopo kemarin.
Siswanto menanggapi perilaku seks bebas di kalangan pelajar sebagaimana hasil survei
Koordinator Kesehatan Reproduksi Jaringan Epidemiologi Profesor Charles Suryadi.
Lembaga ini menyebutkan 15 persen dari 2.224 mahasiswa di sepuluh perguruan tinggi
negeri dan swasta melakukan seks bebas sebelum nikah.
Di beberapa negara, seperti Amerika, kata dia, orang tua meminta anaknya yang belum
menikah memakai alat kontrasepsi.
Tapi, menurut dia, pemerintah di sini justru melarang pemberian alat kontrasepsi untuk
mereka yang belum menikah.
Padahal, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia, tingkat kehamilan yang tak
direncanakan cukup tinggi. Angkanya mencapai 22 persen dari seluruh kehamilan.
Sejumlah mahasiswa yang dihubungi Tempo menganggap survei tentang perilaku seks
bebas oleh Jaringan Epidemiologi Nasional kurang mencerminkan realitas. "Mahasiswa
yang melakukan seks bebas angkanya jauh lebih besar," kata Eflin Gitarosalyn,
mahasiswi Universitas Indonesia.
Nova Arifianto, mahasiswa asal universitas yang sama, juga meragukan hasil survei
tersebut. Menurut dia, budaya gaul yang mewabah melahirkan pergaulan bebas dan
cenderung berkompromi terhadap seks bebas. "Jadi saya yakin angkanya lebih besar dari
itu," katanya.
Menurut Ari Nugroho, mahasiswa yang lain, jumlah yang masuk akal untuk mahasiswa
yang berperilaku seks bebas berkisar 25-30 persen. "Kalau cuma 15 persen terlalu kecil,"
katanya.
Dia mengungkapkan sekitar 41 persen penularan AIDS di negeri ini disebabkan oleh
hubungan heteroseksual dan 4,3 persen disebabkan oleh homoseksual. Di Provinsi Papua,
96 persen penyebab AIDS adalah hubungan seks.
Di Eropa, kata dia, sekarang banyak mahasiswa memutuskan berhenti berhubungan seks
bebas setelah memahami risiko tadi. "Jadi setop berhubungan seks sebelum nikah atau
jangan ganti-ganti pasangan," ujar Nafsiah. PRAMONO | DWI RIYANTO AGUSTIAR
Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta
mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas
semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi duapuluh
persen pada tahun 2000.
Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa
kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di
pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah
melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.
"sementara penelitian yang saya lakukan pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang
datang ke Klinik Pasutri, tercatat sekitar 18 persen remaja pernah melakukan hubungan
seksual pranikah," kata pemilik Klinik Pasutri ini.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun,
dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau
mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan
meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnnya pengetahuan remaja akan
reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen
diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian
ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya
tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan.
Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak di inginkan. Selain tentunya kecenderungan
untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak di
inginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak
tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki.
Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika
hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut
bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
Selain itu, seks pranikah akan meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti
sipilis, GO (ghonorhoe), hingga HIV/AIDS. Androlog Anita Gunawan mengatakan, kasus
GO paling banyak terjadi. Penderita bisa saja tidak mengalami keluhan. Tapi, hal itu
justru semakin meningkatkan penyebaran penyakit tersebut.
Bagaimana dengan GO yang sudah parah? Dr Boyke Dian Nugraha menjelaskan, untuk
GO yang sudah parah dapat menyebabkan hilangnya kesuburan, baik pada pria maupun
wanita. Saluran sperma atau indung telur menjadi tersumbat oleh kuman GO.
Disisi lain, Boyke menambahkan, perilaku seks bebas ini bisa berlanjut hingga menginjak
perkawinan. Tercatat sekitar 90 dari 121 masalah seks yang masuk ke Klinik Pasutri
(pasangan suami istri)pada tahun 2000 lalu, dialami orang-orang yang pernah melakukan
hubungan pranikah (pre marital).
"Masalah seks dengan pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk melakukan seks
bebas. Bahkan, saat ini, seks bebas sudah menjadi bagian dari budaya bisnis," cetusnya.
Factor yang melatarbelakangi hal ini, ujar Boyke, antara lain disebabkan berkurangnya
pemahaman nilai-nilai agama. Selain itu, juga disebabkan belum adanya pendidikan seks
secara formal di sekolah-sekolah. Selain itu, juga maraknya penyebaran gambar serta
VCD porno.
Lalu bagaimana dengan remaja di "Kota Pelajar" Yogyakarta? Berdasarkan survey Pusat
Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW-UII) Yogyakarta, jumlah remaja yang
mengalami masalah kehidupan seks terutama di Yogyakarta terus bertambah, akibat pola
hidup seks bebas. Mengapa demikian? "karena pada kenyataannya pengaruh gaya seks
bebas yang mereka terima jauh lebih kuat dari pada control yang mereka terima maupun
pembinaan secara keagamaan," kata Kepala PSW-UII Dra Trias Setiawati, Msi.
Saat ini, jumlah pelajar di Kota Yogyakarta sebanyak 121.000 orang, atau sekitar 25
persen dari penduduk kota yang terkenal sebagai Kota pelajar yang sebanyak 490.000.
Ini, tentunya mendorong makin suburnya bisnis rumah kos di kota ini. Sementara tingkat
pengawasan dari pemilik kos di kota ini. Sementara tingkat pengawasan dari pemilik kos
maupun pihak orang tua, kata Trias Setiawati, semakin longgar. Sehingga, makin banyak
remaja yang terjebak ke dalam pola seks bebas karena berbagai pengaruh yang mereka
terima baik dari teman, internet, dan pengaruh lingkungan secara umum.
"Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau
terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu
suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat
lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat,"
dalihnya.
Salah satu upaya untuk menanggulangi maraknya seks bebas di kalangan remaja,
khususnya penghuni kos, selain perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan intensif dari
pemilik kos secara proporsional, juga meningkatkan kesadaran dari orang tua untuk
memilihkan tempat kos bagi anak-anaknya yang layak dan aman. "Selain itu, tentu
membekali putra-putrinya dengan benteng ajaran agama yang kokoh," ujar Trias saat
ditemui di Yogyakarta, belum lama ini.
Maraknya seks bebas di kalangan remaja membuat banyak pihak sangat prihatin. Salah
satunya adalah Ketua Yayasan Sayap Ibu Daerah Istimewa Yogyakarta Ny Hj
Ciptaningsih Utaryo. Pasalnya, kata dia, hal itu akan menimbulkan masalah baru bukan
hanya bagi wanita remaja itu sendiri, tapi juga pada anak-anak yang akan dilahirkan.
Terlebih anak yang lahir tersebut merupakan anak yang dikehendaki, sehingga ada
kecenderungan akan ditelantarkan orang tua.
Sebagai Yayasan yang perduli dengan anak-anak terlantar, Yayasan Sayap Ibu (YSI)
berupaya untuk mengatasi permasalahan anak-anak yang ditelantarkan orangtuannya,
yang hingga kini jumlahnya demikian besar. Di Yayasan Sayap Ibu Daerah Istimewa
Yogyakarta saja saat ini tercatat sekitar 500 orang anak lebih yang dirawat dan belum
mendapatkan orang tua angkat. Bila digabung dengan lain jumlahnya akan mencapai
ribuan orang.
Di antara mereka yang dirawat bukan hanya fisiknya yang normal, tapi ada juga
diantaranya yang mengalami kecacatan akibat aborsi yang gagal dilakukan orang
tuannya. "Karena biasanya orang tua yang hamil di luar nikah akan cenderung mencari
jalan pintas untuk menutupi aib yang dideritannya. Padahal , cara ini selain tidak
berprikemanusiaan, juga akan menyebabkan beban ganda pada anak-anak yang gagal di
aborsi," dalih Ciptaningsih.
Untuk menghindari tindakan aborsi illegal yang dilakukan ibu-ibu yang tidak
menginginkan kehamilan, Yayasan Sayap Ibu selain menampung anak-anak yang
ditelantarkan orang tuanya, juga mempunyai program merawat ibu-ibu muda yang hamil
akibat seks bebas atau kehamilan tidak dikehendaki sampai anak tersebut lahir dengan
selamat.
"Upaya yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu ini bukannya justru memberikan peluang
kepada anak-anak remaja untuk melakukan seks bebas, tapi semata untuk menolong
nyawa ribuan generasi muda dari perbuatan tidak berkemanusiaan. Aborsi illegal bukan
hanya berbahaya bagi janin, tapi juga nyawa ibu muda itu sendiri. Karena setiap janin
berdasarkan kontroversi Hak Anak Internasional perlu dijaga kelangsungan hidupnya,"
tungkasnya.
Ciptaningsih menegaskan, saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas
-terutama di kalangan remaja- bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsure
agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua Dan selektivitas
dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada
teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.
Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. "Pendidikan
Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang
organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual
dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan
melakukan seks bebas," imbau Ciptaningsih.
HATI kita kembali terenyuh membaca berita, sebanyak 18 bayi di Rumah Sakit Hasan
Sadikin positif HIV-AIDS. Ironis karena kasus tersebut justru muncul saat masyarakat
dunia, termasuk Jawa Barat bersiap-siap memperingati Hari AIDS Sedunia 1 Desember
2007 bertemakan "Stop AIDS. Tepati Janji-Kepemimpinan".
Makna tema peringatan adalah perlunya kepemimpinan yang kuat, tegas, punya visi ke
depan, dan mampu mengambil keputusan yang tepat, cepat, dan akurat di berbagai level.
Mulai dari level pusat, provinsi, hingga level desa/kelurahan. Mulai dari kepemimpinan
civil society, keagamaan, media, sampai pada kepemimpinan di tingkat keluarga.
Kepemimpinan yang kuat merupakan faktor kunci dalam menekan laju pertumbuhan
HIV-AIDS yang begitu cepat di Indonesia.
Keteladanan
Sebuah penelitian menunjukkan, ikatan yang kuat antara anak dan orang tua punya andil
besar dalam mencegah anak terjerat narkoba. Keluarga juga seharusnya menjadi benteng
kokoh yang tidak mudah tembus oleh berbagai pengaruh negatif yang ada di sekitarnya.
Dengan peran sentral orang tua, sudah seharusnya efek negatif HIV-AIDS
disosialisasikan dengan bahasa yang gampang dicerna dan dimengerti.
Keseriusan dan kesungguhan semua pihak, termasuk para orang tua sesungguhnya
sejalan dengan tema Hari HIV-AIDS tahun 2007. Tema ini sengaja mengangkat perlunya
inovasi, visi, dan kesungguhan dalam tantangan menghadapi AIDS.
Keluarga, yang merupakan institusi terkecil dalam masyarakat, menjadi tempat paling
awal anak-anak dalam mendapatkan nilai-nilai yang akan dipegangnya dalam
kehidupannya. Peran ibu untuk memberi basis nilai-nilai positif jelas mendominasi.
Kasih sayang itu melebihi segalanya. Jika anak terjerumus kepada hal yang negatif, yang
rugi mula-mula adalah keluarga. Kemudian masyarakat, lalu negara. Kalangan orang tua
juga perlu membentuk mata rantai yang kokoh dengan anak-anaknya, sahabat, saudara
bahkan masyarakat.
Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan tingkat stres tinggi, masa
depannya juga rentan. Stres dimaksudnya misalnya karena dia terbiasa melihat orang
tuanya mengonsumsi alkohol atau melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Anak yang
dibesarkan di lingkungan seperti itu dikhawatirkan akan mengulangi perilaku yang sama
ketika dia beranjak dewasa. Tak sedikit contoh, pencandu alkohol dan pelaku kekerasan
dalam rumah tangga adalah mereka yang saat masa kanak-kanak sering melihat perilaku
tersebut.
Orang tua yang bekerja juga memiliki dampak pada anak-anak, terutama yang sering
lembur dan jarang berkomunikasi dengan anak. Pekerjaan juga dapat berdampak pada
tingkat stres seseorang yang akan berpengaruh pada komunikasi dalam keluarga.
Hasil riset "The Collaborative HIV Prevention Adolescent Mental Health Project" di
Amerika menunjukkan bahwa peran keluarga, khususnya orang tua, sangat menentukan
pencegahan penularan HIV-AIDS.
Jarum suntik
Secara kumulatif, sampai dengan 30 September 2007, jumlah kasus HIV-AIDS yang
dilaporkan adalah 10.384 kasus. Terbanyak dari DKI Jakarta, disusul Jawa Barat dan
Papua. Data Departemen Kesehatan menunjukkan, sebanyak 49,1% kasus HIV-AIDS
ditularkan melalui penggunaan narkoba dengan jarum suntik (injecting drug user/IDU).
Sebanyak 42,1% lainnya melalui hubungan heteroseksual dan 4,1% melalui hubungan
homoseksual.
Dari data tersebut, jelas bahwa yang harus dilakukan terlebih dahulu oleh keluarga
adalah mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba. Pencegahan penyalahgunaan
narkoba adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau
penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuannya mengubah
keyakinan, sikap, dan perilaku orang sehingga tidak memakai narkoba atau berhenti
memakai narkoba.
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam membentuk dan memengaruhi
keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang terhadap penggunaan narkoba. Untuk itu, orang
tua harus berperan, pertama, membangun keluarga harmonis. Dalam keluarga yang
harmonis komunikasi antara orang tua dan anak terjalin lancar. Orang tua mendengarkan
secara aktif anaknya, menunjukkan rasa kasih sayang dan perhatiannya. Orang tua juga
memberikan tanggung jawab dan membangun kepercayaan diri si anak, mengembangkan
nilai positif pada anak, menciptakan suasana damai, dan mengatasi masalah keluarga.
Selanjutnya adalah peran keluarga dalam mencegah terjadinya seks bebas. Perilaku seks
bebas di kalangan remaja terjadi, pertama, akibat atau pengaruh dari mengonsumsi
berbagai tontonan. Kemudian, kedua, faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga
maupun lingkungan pergaulan.
Ada dua alternatif solusi untuk menyelamatkannya. Pertama, membuat regulasi yang
dapat melindungi anak-anak dari tontotan yang tidak mendidik. Kedua, orang tua sebagai
penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku anak harus menciptakan
lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya.
Pandangan Islam
Sedangkan dalam Surat Almaidah: 90, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapatkan keberuntungan."
Berkenaan dengan itu, Nabi Muhammad saw juga bersabda, "Setiap zat, bahan, atau
minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan (akal sehat) adalah khamar dan
setiap khamar adalah haram" (H.R. Abdullah bin Umar r.a.).
Dari kedua ayat dan hadis itu jelaslah bahwa Nafza hukumnya haram dikonsumsi, baik
dari segi agama maupun dari sisi undang-undang. Yang dimaksud dengan Nafza adalah
narkoba (ganja, heroin/putaw, kokain), alkohol (minuman keras), zat adiktif
(ecstasi/shabu-shabu/inex), dan merokok serta zat lainnya yang sejenis (bersifat
adiktif/menimbulkan ketagihan).
Masyarakat mungkin frustrasi menghadapi HIV-AIDS yang tetap mewabah. Akan tetapi,
kita selaku Muslim, justru harus optimistis kalau Islam pasti punya jalan keluarnya. Pada
masa Rasulullah saw pernah ada satu daerah yang terjangkiti wabah penyakit tha'un
(sejenis kolera). Penyakit ini dengan mudah dan cepat menular kepada yang lainnya.
Mendengar berita ini Rasulullah saw bersabda, "Jika kamu mendengar waba (tha'un)
sedang berjangkit di suatu tempat, jangan kamu masuk ke tempat itu. Dan jika berjangkit
dalam negeri yang kamu sedang berada di dalamnya, maka jangan kamu keluar
daripadanya." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan pada kita upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit menular ke orang lain. Sepertinya, upaya ini juga bisa dipakai
untuk kasus HIV-AIDS.
Bagi yang belum terinfeksi, tentu negara harus tetap menyosialisasikan informasi seputar
HIV-AIDS tentang bahaya dan cara menghindarinya. Selain itu, negara juga harus turun
tangan untuk membenahi kondisi yang bisa memancing orang melakukan seks bebas dan
mengonsumsi narkoba.
Semua langkah-langkah di atas akan terlaksana sesuai dengan harapan kalau kita
menerapkannya seperti yang diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan Rasulullah saw.
Ketika hukum Islam tidak dipedulikan oleh negara, tidak sedikit rakyatnya yang ikut-
ikutan tak acuh. Akibatnya, kesengsaraan hidup seperti penyebaran HIV-AIDS bakal
diperoleh. Padahal, Allah SWT sudah mengingatkan dalam firman-Nya, "Siapa saja yang
mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Siapa saja yang
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit."
(Q.S. Thaahaa: 123-124).
Sekali lagi, perayaan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember harus
menjadi gerakan moral dan keyakinan. Tegasnya, kampanye stop HIV/AIDS boleh
digelar setiap tahun, tetapi praktiknya sebaiknya harus dilakukan setiap hari. Karena
penularan HIV juga terjadi dalam bilangan hari bahkan hitungan... jam.***