You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Seorang bayi yang baru lahir belum mempunyai gigi, tetapi sebenarnya benihbenih gigi sudah berada dalam tulang rahang. Gigi manusia harus tumbuh atau mengalami erupsi, karena struktur dan fungsinya sudah dipersiapkan untuk menggigit dan mengoyak makanan yang terdiri dari bahan-bahan padat, dan makanannya itu dimasukkan melalui cavum oris. Proses pengunyahan di dalam mulut dilakukan gigi geligi kita dibantu oleh otot-otot yang menggerakkan mandibula, sedangkan lidah dan pipi bertanggung jawab dalam mempertahankan agar supaya makanan tetap berada dalam mulut dan meletakkannya di antara gigi geligi atas dan bawah. Di samping itu, erupsi gigi ini juga berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang rahang ke arah horizontal dan vertikal, sehingga bentuk wajah berkembang dengan normal.

1.2. Sasaran Pembelajaran Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat material kedokteran gigi (sifat fisik, kimia dan mekanik) dan morfologi gigi tetap anterior dan posterior sebagai ilmu dasar dalam menunjang ilmu-ilmu kedokteran gigi klinik. 1.3. Batasan Topik 1. Dental Material a. Definisi b. Fungsi c. Sifat-sifat material d. Macam-macam material penambalan gigi

2. Gigi tetap anterior dan posterior a. Anatomi dan morfologi b. Fungsi c. Kronologi d. Nomenklatur e. Perbedaan gigi tetap anterior dan posterior f. Perbedaan gigi sulung dan gigi tetap

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dental Material 2.1.1 Definisi Dental Material1

Dental material merupakan suatu ilmu tentang bahan-bahan yang digunakan di Kedokteran Gigi. Dalam ilmu ini dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan sifat dan cara memanipulasikan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan ini dapat merupakan bahan utama maupun bahan pembantu dalam pembentukan dental aplpliances dan restorasi yang akan digunakan oleh pasien nantinya. Walaupun demikian, dental material tidaklah mempelajari semua bahan yang ada di Kedokteran Gigi. Dental material biasanya membicarakan tentang bahan-bahan yang digunakan dalam bidang : a. Prosthetic b. Operative dentistry c. Endodonti d. Orthodonti

2.1.2

Fungsi Dental Material1

Adapun fungsi dari dental material ini adalah : a. Sebagai pengganti bagian yang rusak b. Berperan dalam proses penyembuhan c. Memperbaiki fungsi dan kosmetik

d. Membantu diagnosa e. Membantu perawatan f. Membangkitkan criteria pemilihan bahan yang sesuai dan tepat sesuai kebutuhan. Sifat-Sifat Umum Dental Material2

2.1.3

Sifat umum dari dental material adalah sebagai berikut : a. Sifat Mekanik Sifat mekanik dari dental material dapat diklasifikasikan 4 sifat, yaitu : (1) Hardness, kemampuan menahan suatu goresan sehingga kekerasan merupakan ketahanan terhadap identasi, Kekerasan bergantung pada kekuatan dan kelenturan, sehingga semakin tinggi tingkat kekuatan dan kelenturan suatu bahan, maka semakin besar tingkat kekerasannya. (2) Kekuatan fisik, kekuatan dimana sebuah material mengalami kelelahan akibat tegangan berkali-kali. (3) Tensile Stress, kekuatan untuk mempertahankan diri terhadap deformasi karena mempunyai kecenderungannya untuk memperpanjang material yang ditimpanya. (4) Kompresi, tekanan yang terjadi apabila suatu benda ditempatkan di bawah beban yang cenderung menekan. Ketahanan internal terhadap beban tersebut disebut tekanan kompresi.

b. Sifat Biologis Sifat biologis dari dental material diklasifikasikan sebagai berikut : (1) Non-iritatif, tidak menyebabkan iritasi. Iritasi dapat diartikan sebagai suatu radang yang terjadi tanpa campur tangan antibody dan system imun. Pemakaian gigi tiruan memungkinkan terjadinya iritasi.

(2) Sensivitas, suatu respon radang yang memrlukan partisipasi antibody tertentu. Kesensitivitan ini disebabkan oleh umur dan jenis kelamin, kedalaman lesi karies dan ketebalan dentin reperatif yang terbentuk. (3) Alergi, kegagalan ketebalan tubuh dimana tubuh seseorang menjadi hypersensitive dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik, atau bias dikatakan orang yang bersangkutan bersifat 5topic.

c. Sifat Fisik Sifat fisik dari dental material diklasifikasikan sebagai berikut : (1) Abrasi, pengikisan yang sering digunakan untuk membandingkan bahanbahan dengan klasifikasi tertentu. Bahan kedokteran gigi memiliki kekentalan yang berbeda bila digunakan. Abrasi juga dapat memberikan informasi perbandingan agar dokter gigi dapat memilih bahan dengan sifat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. (2) Kekentalan, ukuran konsistensi sutau cairan, beserta ketidaksempurnaan untuk mengalir. Cairan dengan kekentalan tinggi mengalir lambat karena viskositas yang tinggi.

d. Sifat Kimia Daya larut rendah dan daya tahan terhadap korosi. Tanda awal terjadinya korosi yaitu adanya perubahan warna pada permukaan gigi.

2.1.4 Macam-Macam Dental Material2

Logam dapat digolongkan dalam 4 macam, yaitu : a. Metal / Logam

Metal atau logam merupakan kumpulan atom yang tersusun secara teratur membentuk kristalin. Logam ini bersifat keras, mengkilat, padat, konduktor panas dan listrik, opaque, ductile dan meleable, ikatan logam pada tritik lelehnya tinggi, terdiri dari Kristal, ukuran dan besar grain mempunyai sifat mekanis logam. Pembuatan logam kedokteran gigi dapat dilakukan dengan casting atau pengecoran, cold atau working, dan amalgamasi. Sedangkan contoh logam kedokteran gigi adalah kawat orthodontik, logam paduan emas, Cr-Co, Ni-Cr, dan amalgam.

b. Polimer Polimer merupakan molekul-molekul berantai panjang yang terdiri dari banyak unit molekul kecil. Sifat dari polimer ini adalah tidak keras seperti logam, ringan, ada yang termoplastis dan thermosetting. Pembuatan polimer kedokteran gigi adalah compression molding, injection moulding, c. dought technic. Contoh polimer kedokteran gigi adalah bahan cetak olginati agar, polisulfid dan polisiloksan, resin akrilik, mouth guard, bahan adhesive, resin komposit, dan lain-lain.

c. Keramik Keramik adalah senyawa dari elemen-elemen logam dan non logam. Sifat dari keramik ini adalah tahan terhadap asam, brittle, dan tahan terhadap panas. Cara pembuatan keramik kedokteran gigi adalah clay based suspension, ceramic coating, glass forming. Contoh keramik kedokteran gigi adalah filler pada komposit, GIC, bahan refraktori, porselen kedokteran gigi, bubuk dental semen, all-cheramic, dan porcelain fuse to metal.

d. Komposit Komposit merupakan kombinasi dua atau lebih material yang memberikan sifat yang lebih baik daripada sifat masing-masing konstituennya. Sifat dari

komposit adalah sangat mudah dipengaruhi oleh fosa, ukuran, bentuk, file, orientasi, dan berikatan antar fossa. Cara pembuatan komposit adalah alloying. Fiber reinforcement, disperse filler ke dalam material.

2.2 Gigi Tetap Anterior Dan Posterior 2.2.1. Anatomi Dan Morfologi gigi tetap3

1. Gigi incicivus pertama atas Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ke tepi insisal Sudut disto-insisal lebih bulat Mahkota besar, dibandingkan akar, merupakan gigi anterior terbesar marginal ridge cukup jelas pada permukaan palatal cekung, dengan cingulm berkembang dengan baik Mahkota beriklinasi ke palatal, akar beriklinasi ke distal Permukaan labial cembung dan halus cervikal margin paling berkelok pada sisi mesial Akar tunggal meruncing, dengan potongan melintang berbentuk segitiga membulat dan salah satu permukaan yang agak datar mengahadap ke labial

2. Gigi incicivus pertama bawah Akar tunggal, mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal Tepi insisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio-lingual Panjang akar 12 mm Alur longitudinal distal akar lebih jelas daripada mesial Gigi terkecil pada gigi tetap

3. Gigi incicivus kedua atas Sudut mesio-insisal lancip, sudut disto-insisal lebih membulat Tepi insisal jelas miring ke bawah permukaan distal yang lebih pendek Mahkota lebih membulat, lebih pendek dan lebih sempit dimensi mesio distal dari pada incicvus pertama atas Permukaaan palatal lebih cekung dari pada incicivus pertama atas cervikal margin lebih berkelok kelok pada permukaan mesial dari pada distal

4. Gigi incicivus kedua bawah Mahkota berbentuk kipas dan tepi insisal lebih lebar mesiodistal Sisi insisal: tepi insisal tegak lurus terhadap garis yang membelah dua akar, tapi terpuntir ke distal, dalam arah lingual mengikuti garis lengkung gigi Panjang akar 14 mm Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang daripada distal, sehingga tepi insisal sedikit lebih miring marginal ridge mesial dan distal samar-samar, tetapi lebih menonjol dari pada incicivus pertama bawah

5. Gigi caninus atas Cuspis tunggal runcing kira kira segaris dengan sumbu panjang akar Lereng distal cuspis lebih panjang dari pada mesial dan menyatu dengan permukaa distal cembung Proporsi keseluruhan kekar panjang Bagian labial cembung jelas dan cingulum palatal besar Garis cervikal kurang berkelok pada permukaan distal

Akar tun ggal sangat panjang dengan potongan melintang segitiga membulat Permukaan disto dan mesial palatal akar sering beralur longitudinal

6. Gigi caninus bawah Profil distal mahkota lebih membulat dari pada mesial Mahkota lebih sempit dari mesiodistal dibanding caninus atas, sehingga mahkota tampak lebih besar sebanding Hanya cainus bawah yang mungkin mempunyai akar berbifurkasi Lereng mesial cuspis lebih pendek daripada distal Cingulum kurang jelas bila dibanding caninus atas Permukaan mesial mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar Permukaan labial dari mahkota bersambung lengkung longitudinal dengan akar

Anatomi ;

7. Gigi premolar pertama atas Dua akar, bukal dan palatal, cenderung membengkok ke distal Dua cuspis berbentuk tegas: bukal lebih besaar dari palatal Fossa canina cekung pada permukaan mesial mahkota Lereng mesial cuspis bukal lebih panjang dari pada distal Cuspis palatal sedikit miring ke mesial
9

Bagan oklusal lebih anglar dari pada premolar kedua atas

8. Gigi premolar pertama bawah Fosssa oklusal, distal lebih besar dari pada mesial Dua cuspis digabung oleh ridge enamel sentral Iklinasi mahkota lingual yang jelas di atas akar Permukaan bukal mahkota cembung, permukaan lingual hampir lurus Bagan oklusa sirkular, mendatar dan mesiolingual Akar tunggal membulat, cenderung membengkok ke distal berada pada permukaaan

Anatomi :

9. Gigi premolar kedua atas Dua cuspis, satu palatal dan satu bukal, dengan ukuran hampir setara dengan premolar pertama atas Tidak ada fossa canina, permukaan mesial cembung Bagan oklusal oval Akar tunggal, mendatar mesiodistal, lebih panjang daripada premolar pertama atas Fissura mesiodistal oklusal tidak memotong marginal ridge mesial.

10

10. Gigi premolar kedua bawah Mahkota lebih besar dari pada premolar pertama bawah Ukuran cuspis lebih mirip dan biasanya tidak meruncing Bagan oklusal hampir empat persegi tanpa pendataran mesiolingual marginal ridge mesial lebih tinggi dari pada distal Akar kerucut tunggal, sedikit mendatar mesiodistal, membengkok ke distal ke apeks yang tumpul

11. Gigi molar pertama atas Anatomi : Lima cuspis Bulat, permukaan bukal beriklinasi ke lingual dengan dua alur Gigi terbesar mandibula Permukaan bukal : terlihat lima cuspis Permukaan palatal : terlihat tiga cuspis Bagan oklusal kira-kira empat persegi

12. Gigi molar pertama bawah Tidak ada cuspis carabeli Akar kurang divergen

11

Anatomi :

Penggabungan akar lebih sering dari pada molar pertama atas Oblique ridge menghubungkan cuspis mesioplatal dan distobukal

13. Gigi molar kedua atas Anatomi ;

Tidak ada cuspis carabeli Akar kurang divergen Penggabungan akar lebih sering dari pada molar pertama atas Oblique ridge menghubungkan cuspis mesioplatal dan distobukal

12

14. Gigi molar kedua bawah Anatomi : Bagan oklusal persegi membulat Dua cuspis lingual, dua cuspis bukal. Yang dipisahkan oleh pola fissura crusiformis sentral Mesiodistal tidak selebar molar pertama Cuspis lingual lebih ti ggi dari pada bukal Cuspis mesial lebih besar dari distal

15. Gigi molar ketiga atas Bagan oklusal segitiga Akar pendek, kurang berkembang, konvergen, sering berfusi, membengkok ke distal Molar atas terkecil Cuspis terbesar mesio palatal Hanya mempunyai daerah kontak mesial

16. Gigi molar ketiga bawah Bentuk mahkota sama dengan molar kedua bawah

13

Dua akar; pendek, kurang berkembang, sering bergabung, iklinasi ke distal Empat cuspis Permukaan bukal cembung beriklinasi ke lingual.

2.2.2. Fungsi gigi tetap3

1. Golongan insisivus

: Gigi seri yang gunanya untukmengiris dan memotong makanan.

2. Golongan konimus

: Gigi taring yang gunanya mengiris dan menyobek makanan.

3. Golongan premoral

: Gigi geraham kecil,yang gunanya untuk menyobek dan membantu menggiling makanan.

4. Golongan Molar

: Gunanya untuk mengunyah,membentuk dan menggiling makanan karna mempunyai permukaan

kunyah yang lebar dengan banyak tonjolan tonjolan dan lekukan. 2.2.3. Kronologi3

Gigi

Kalsifikasi Awal

Mahkota Lengkap 4-5 Tahun

Erupsi

Akar Lengkap

Insisivus Pertama Atas Insisivus Pertama Bawah Insisivus Kedua Atas

3-4 Bulan

7-8 Tahun

10 Tahun

3-4 Bulan

4-5 Tahun

6-7 Tahun

9 Tahun

10-12 Bulan

4-5 Tahun

8-9 Tahun

11 Tahun

14

Insisivus Kedua Bawah Caninus Atas Caninus Bawah Premolar Pertama Atas Premolar Pertama Bawah Premolar Kedua Atas Premolar Kedua Bawah Molar Pertama Atas

3-4 Bulan

4-5 Tahun

7-8 Tahun

10 Tahun

4-5 Bulan 4-5 Bulan

6-7 Tahun 6-7 Tahun

11-12 Tahun 9-10 Tahun

13-15 Tahun 12-14 Tahun

Bulan

5-6 Tahun

10-11 Tahun

12-13 Tahun

Tahun Tahun 2 Tahun

5-6 Tahun

10-12 Tahun

12-13 Tahun

6-7 Tahun

10-12 Tahun

12-14 Tahun

6-7 Tahun

11-12 Tahun

13-14 Tahun

Saat Lahir atau Sesaat Sebelumnya

Tahun Tahun 7-8 Tahun

6-7 Tahun

9-10 Tahun

Molar Pertama Bawah Molar Kedua Atas Molar Kedua Bawah

Saat Lahir atau Sesaat Sebelumnya Tahun Tahun

6-7 Tahun

9-10 Tahun

12-13 Tahun

14-16 Tahun

7-8 Tahun

12-13 Tahun

14-15 Tahun

Molar Ketiga 7-9 Tahun Atas Molar Ketiga 8-10 Tahun Bawah

12-16 Tahun

17-21 Tahun

18-25 Tahun

12-16 Tahun

17-21 Tahun

18-25 Tahun

15

2.2.4. Nomenklatur4

1) Sistem FDI (Federation Dentaire Internationale) a) Gigi geligi tetap Kanan atas Kiri atas

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 Kanan bawah kiri bawah

2) Sistem Zsigmondy a) Gigi geligi tetap Kanan atas Kiri atas

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 Kanan bawah Kiri bawah

3) Sistem Amerika ( Menghitung dari atas kiri, kanan, kebawah kanan lalu kebawah kiri

a) Gigi geligi tetap Kanan atas


16

Kiri atas

16 15 14 13 12 11 10 9

7 6

5 4

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Kanan bawah Kiri bawah

4) Menurut haderup a) Gigi geligi tetap Kanan atas Kiri bawah

8+ 7+ 6+ 5+ 4+ 3+ 2+ 1+ +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7+8

8- 7- 6- 5- 4- 3- 2Kanan bawah

1- -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 Kiri bawah

5) Sistem belanda Penulisan dengan mempergunakan huruf ( kependekannya ), gigi geligi tetap dengan huruf besar : a) b) c) d) Atas : Superior ( S )

Bawah : Inferior ( I ) Kanan : Dexter ( D ) Kiri : Sinister ( S )

6. Cara Palmers a. GigSi geligi tetap

17

Kanan atas 8 7 6 5 4 3 2 1

Kiri atas 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 Kanan bawah

1 2 3 4 5 6 7 8 Kiri bawah

2.2.5. Perbedaan gigi tetap anterior dan posterior5

1. P1 dan P2 Maksila P1 Akar ada buikal dan palatal Cusp bukal lebih tinggi dan besar dari cusp palatal Terdapat mesio marginal development groove Lereng mesial lebih besar dengan lereng distal Crest mesial korona. Servikal insisal korona lebih panjang Ada fossa canina.

P2 Akar hanya 1 Cusp bukal dan palatal hamper sama besar Fissure mesio distal oklusal tidak memotong marginal ridge Lereng mesial < lereng distal Crest mesial 1/3 korona, crest distal 1/2 korona, crest distal 1/3 korona. Akar lebih panjang Tidak ada fossa canina Terdapat banyak suplementan groove

2. M1, M2, M3 Maksila

18

M1 Garis trapesium Panjang buko luar

M2

M3 luar oklusal

oklusal Garis luar oklusal jajar Garis genjang . bervariasi lingual Lebih lebar buko palatal Bervariasi

perbandingan

paling panjang dari M2 dan dari pada mesio distal M3 . Cusp 4/5 Akar 3 divergen Garis luar oklusal. Cusp palatal Ma Akar 3,akar bukal bersatu.. di disto mesio bukal 4,cusp

diameternya disto Cusp 3 atau bervariasi

sangat kecil dari Bervariasi.

3. P1 dan P2 mandibula P1 Serviko insisal korona lebih P2 Akar lebih panjang,diameter buko

panjang,mahkota lebih kecil dari P2 ada 2 cups,cups bukal lebih besar dari cups lingual lereng mesialcuspis lebih pendek dari pada distal dan fossa distal lebih besar permukaan oklusal bulat seperti boneka tersenyum ada misio lingual develop mental gruvi cups lingual sangat kecil sekali.

lingual lebih panjang 3 cups,dengan urutan cups bukal,cups misio lingual dan cups disto limgual Marginal ridgemesial lebih tinggi dr pada distal Permukaan oklusal bujur sangkar,seperti anjing bulldog Ada disto lingual developmental groove Cups lingual lebih kecil dari cups bukal Lengkung triangular ridge.

4. M1 M2 M3 Mandibula

19

M1 Garis genjang Developmental groove 5 cusp oklusal

M2

M3 luar oklusal

jajar Garis luar oklusal jajar Garis genjang Tanda + Cups 4 lebih satu bervariasi

Bervariasi Cups 4 / bervariasi sempit 2 akar pendek,sering inklinasi ke

Akar 2, akar mesial 1 2,akar buah panjang akar distal lebih lebih bulat, akar

sama bergabung

mesial lain,kadang-kadang berfungsi.

distal yang jelas

lebih bengkok ke distal

2.2.6. Perbedaan gigi sulung dengan gigi tetap3 Perbedaan utama antara gigi gelligi dan gigi tetap adalah : 1. Secara keseluruhan gigi geligi susu lebih kecil dari pada gigi geligi tetap. 2. Enamel (email) gigi geligi susu lebih putih dan lebih guram yang menyebabkan mahkota gigi susu berwarna lebih muda dari pada gigi geligi tetap. 3. Enamel gigi geligi susu lebih permeable dan lebih mudah terabsasi derajat permeabilitas berkurang setelah akar mulai di resorpsi. 4. Kedalam enamel lebih konsisten dan lebih tipis dari pada gigi geligi tetap dengan ketebalan 0,5mm sampai 1,00mm. enamel gigi geligi tetap mempunyai ketebalan sekitar 2,5mm. 5. Gigi geligi susu mempunyai bagian tepi servikal yang lebih jelas. 6. Mahkota gigi geligi susu anterior membulat dengan cingulum labial yang menonjol. 7. Pada gigi susu yang baru bererupsi, cusp cenderung lebih meruncing. 8. Akar gigi geligi susu lebih pendek, kurang kuat, dan lebih muda warna nya dari pada akar gigi geligi tetap.

20

9. Akar gigi geligi depan susu lebih panjang dibandingkan mahkotanya akar gigi belakang lebih divergen untuk memungkinkan pertumbuhannya pengganti tetapnya. 10. Kamar pulpa gigi susu lebih besar dari dari pada gig tetap, dengan tanduk pulpa yang menonjol dan lebih mengikuti morfologi luar gigi, ia cenderung berhubungan dengan dentin yang kurang dalam. 11. Saluran akar gigi geligi susu sangat halus. 12. Gigi geligi susu menunjukkan morfologi yang lebih konstan dari pada gigi geligi tetap dengan lebih sedikit variasi. 13. Sambungan remento enamel junction gigi geligi susu kurang berkeolok-kelok dari pada gigi geligi tetap. 14. Gigi geligi susu tdd 20 gigi, gigi geligi tetap ttd 32 gigi.

21

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan6 a. Manusia mempunyai 2 jenis gigi, yaitu gigi sulung dan gigi permanen. Gigi sulung adalah gigi yang pertama kali tumbuh kemudian tanggal dan di gantikan oleh gigi permanen. b. Periode tanggal dan erupsi setiap gigi geligi bervariasi. Gigi sulung yang pertama kali erupsi adalah gigi insisivus pertama atas. c. Proses pergantian gigi sulung menjadi gigi tetap terjadi pada usia 6-12 tahun. Akar gigi sulung di hancurkan oleh osteoclast sehingga akar gigi sulung semakin pendek dan goyang yang akhirnya tanggal. d. Gigi sulung tanggal karena adanya diferensiasi dari osteoclast dan odontoclast., e. Faktor-faktor yang mempengaruhi erupsi adalah faktor genetik, ras, jenis kelamin, lingkungan ,penyakit, dan faktor lokal. f. Reaksi tubuh yang mungkin terjadi akibat erupsi gigi antara lain gatal pada gusi, gusi tampak kemerahan, tidak nafsu makan, dan demam. g. Proses odontogenesis terdiri dari initiation stage, bud stage, cap stage, bell stage, apposition stage, dan maturation stage. h. Kelaina yang terjadi dalam tahap odontogenesis antara lain anodontia, supernumerary teeth, macrodontia, microdontia, dens in dente, enamel pearl. i. Istilah-istilah dental anatomy antara lain cups, cingulum, ridge, fossa, groove, pit, mamelon, lobe, cervical, tubercle, dan lain-lain. j. Secara keseluruhan, gigi sulung lebih kecil dari gigi permanen dan lebih putih. k. Akar gigi susu lebih panjang dari koronanya. Akar belakang gigi susu lebih divergen untuk memungkinkan pertumbuhan pengganti tetapnya.

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumadhi, dkk. 2005. Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi I. Medan:FKG USU 2. Kenneth, J. Philips. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC 3. Beek, Geofrey C. Van.Dental Morphology : An Illustrated Guide @ Jhon Wright. 1996. 4. Brand issel hard. Anatomy of anafacial struce 7th. 5. Drg. Itjingningsih w.h. anatomi gigi 6. Mary bath dan Margareth JF. Dental embriologi, histology and anatomy 2nd. USA:Elseivier saunders.2006.

23

You might also like