You are on page 1of 2

PENYUSUNAN PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN ANAK (PERDA PA)

ementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, melalui Deputi Bidang Perlindungan Anak saat ini sedang menyusun Pedoman Pembentukan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Anak (Perda PA). Penyusunan dilakukan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, dan Bappenas serta didukung oleh UNICEF. Penyusunan Pedoman Pembentukan Perda PA dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi daerah dalam menyusun Perda yang lebih efektif dalam mewujudkan perlindungan anak, dan mampu menempatkan keterpaduan kebijakan dan paradigma perlindungan anak yang komprehensif menjadi prioritas. Optimalisasi peran pemerintah daerah (Pemda) dalam perlindungan anak antara lain diwujudkan dengan penyusunan peraturan daerah (Perda) sebagai payung hukum untuk memberikan perlindungan kepada anak. Perda sebagai instrument hukum Pemda dalam melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan kebijakan Pemda itu sendiri, tentunya harus memenuhi beberapa kriteria pembuatan sebuah norma hukum diantaranya: 1) sifatnya mengisi kekosongan; 2) tidak mengulang norma hukum yang sudah ada dan sudah jelas pengaturannya; 3) tidak menimbulkan pertentangan atau konflik; 4) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait; dan 5) substansi lebih fokus dan terarah sehingga Perda PA yang disusun harus menjadi norma yang dapat memberikan perlindungan secara komprehensif kepada anak. Dalam perspektif perlindungan anak, semua anak rentan mengalami kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya. Karena itu, agar mampu memberikan perlindungan secara komprehensif kepada semua anak, maka Perda PA harus disusun dalam kerangka sebuah sistem. Sistem yang mampu mendeteksi kerentanan anak dan keluarga agar dapat mencegah terjadinya kekerasan, eskploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya. Selain itu, kebijakan perlindungan anak yang dituangkan dalam Perda PA diharapkan menjadi alat untuk memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih luas dan bukan sekedar menyelesaikan satudua persoalan anak secara terpisah-pisah. Selain itu, pembentukan Perda PA juga harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Pedoman Pembentukan Perda PA yang disusun terdiri dari dua pedoman yakni: 1) Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Anak (NA Raperda PA); dan 2) Pedoman Penyusunan Perda PA. Pedoman yang disusun hanya mengatur pembentukan Perda PA Provinsi, dimana dalam Perda PA

ini lebih dititikberatkan pada tugas fungsi provinsi sebagai fasilitator kabupaten/kota. Namun demikian, karena Perda PA dibuat dengan pendekatan sistem maka kabupaten/kota dapat mengacu pada pedoman ini dengan melakukan penyesuaian pada tugas dan fungsi kabupaten/kota sebagai pelayan langsung kepada masyarakat di daerahnya. Tentunya akan disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing kabupaten/kota. Konsep pedoman telah diujipublikan/dikonsultasikan di tiga provinsi yakni Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Masukan yang diterima dari uji publik akan menjadi bahan untuk menyempurnakan konsep pedoman. Menurut rencana, finalisasi konsep akan dilakukan pada pertengahan bulan Juni dan pada pertemuan penyempurnaan akan dirancang pula bentuk payung hukum untuk mempublikasikan Pedoman Pembentukan Perda PA dalam bentuk Surat Edaran (SE) Bersama Mendagri dan Meneg. PP&PA.

Jakarta, Mei 2012

You might also like