You are on page 1of 30

PENGENALAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DI DAERAH JOGJAKARTA DAN SEKITARNYA UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN DAN MOTIVASI SISWA

KELOMPOK DITA RAHMANIANTI NENG SRI NURWIDYAWATI RENI WIDIYA NUR AMELIA

KELAS:XI IPA 2

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 1 BATUJAJAR

MOTTO

Pahami Perbedaan Bangun Toleransi ,Kenali Budaya Ciptakan Peradaban ,Pelajari massa lalu menuju massa depan yang gemilang

ii

Lembar pengesahan

PENGENALAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DI DAERAH JOGJAKARTA DAN SEKITARNYA UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN DAN MOTIVASI SISWA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan

Menyetujui Pebimbing I Pembimbing II

ANTON

CUCUN CANDRA G, S,PD

Mengetahui

Kepala Sekolah

Ketua Pelaksana

Drs.DEDDY HIDYAT , MM

Drs.SUDIYONO

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha Esa,yang telah melimpahkan taufiq dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir kelompok studytour yang dilaksanakan pada tanggal 21-23 februari 2013 berupa penyusunan laporan hasil penelitian lapangan.tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan khusus untuk memenuhi sistem kurikulum KTSP yang salah satunya adalah sebagai syarat mengikuti ujian nasional (UAN).

Adapun laporan hasil penelitian ini mengambil judul Pahami Perbedaan Bangun Toleransi, Kenali Budaya Ciptakan Peradaban,Pelajari masa lalu menuju masa depan yang Gemilang.Tulisan ini sangat sederhana dan masih banyak kekurangan,hal itu semata-mata disebabkan karena keterbatasan kemampuan,pengetahuan dan waktu untuk mengumpulkan dan mengolah data hasil penelitian. Pada kesempatan ini,kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada: 1.Bapak Deddy Hidayat,MM sebagai kepala sekolah SMAN 1 BATUJAJAR 2.Ibu Sri Rosyantini,selaku Wali Kelas XI IPA 2 3..Bapak Anton selaku pembimbing 1 4.Bapak Cucun Candra Gumilar selaku pembimbing 2 5.Ibu Rina Angraeni selaku pembimbing 3 6.Ibu Rini Rahmawati selaku pembimbing 4 7.rekan-rekan kelompok yang telah mendukung terwujudnya makalah ini,semoga segala kebaikan menjadi satu amal soleh dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. (Amin) Akhir kata Tiada gading yang tak retak ,sesuatu tidak lepas dari cacat celahnya .untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangannya ,disertai harapan semoga kiranya makalah ini ada guna dan manfaat.

Bandung ,februari 2013 Penulis

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN............................... 1.1 LATAR BELAKANG... 1.2 TUJUAN 1.3 MANFAAT 1.4 METODE DAN TEKNIK. BAB II LAPORAN SURVEY................................................................... 1.1 PELAKSANAAN. 1.2 TEMPAT PELAKSANAAN 1.3 TEKNIK SURVEY.. 1.4 OBJEKSURVEY. 1.5 DATA YANG DIPEROLEH.. 1.6 ANALISIS DAN PENGELOLAAN DATA.. 1.7 KENDALA YANG DITEMUKAN BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara kepulauan (Archipelagic) dengan 17.504 buah,berada pada 6,08 Lintang Utara 11,15 Lintang Timur,dan diantara 94,45 Bujur Barat 141,05 Bujur Timur.Indonesia terletak diantara benua Asia-Australia serta Samudra Hindia-pasifik,memiliki panjang garis pantai kurang lebih dari 80.290 km,dengan luar daratan pulau terpenting 1.849.731 km dan 2/3 luas wilayahnya terdiri

dari laut.Bentang wilayah Indonesia dari barat sampai timut sama dengan dari pantai barat inggris ke perbatasan Eropa dan Asia.Luar perairannya tiga kali dari luas daratan yaitu 2,7 km2 wilayah perairan Teritorial dan 2,7 juta persegi wilayah perairan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Dalam rangka perubahan iklim yang semakin maju nya peradaban manusia di dunia ini,maka kami melaksanakan penelitian secara menyeluruh di sebuah wilayah yang amat sangat terkenal di Indonesia,Yogyakarta adalah salah satu wilayah yang memiliki andil besar dari wilayah di Indonesia baik kehidupan masyarakatnya,budaya,kesenian,keadaan iklim di wilayahnya masing-masing dsn umumnya pendidikan. Kebudayaan Indonesia beranekaragam yang salah satunya menjadi keajaiban dunia yaitu Candiborobudur yang terletak di kecamatan Borobudur kabupaten Magelang Propinsi Jateng.Candi ini terletak di sebelah selatan 15km,candi Borobudur di kelilingi pegunungan,di sebelah selatan terdapan pegunungan Menoreh,bila di lihat dari Candiborobudur puncak-puncak yang menjulang tinggi Nampak serupa dengan seseorang yang sedang tidur yang di gambarkan dengan lekukan gunung,maka cerita rakyat berkembang bahwa yang sedang tidur terlentsng itu adalah GUNADHARMA yaitu menurut kepercayaan yang membuat candiborobudur keistimewaan bangunan yang berbentuk stupa ini adalah bahwa ding-dingnya berukiran pahatan yang menjadi dokumentasi Agama Budha bangunan Borobudur adalah tempat pemujaan nenek moyang Wangsa Seilendra.Bangunan ini merupakan akulturasi kebudayaan asli Indonesia dan Budha,stupa yang di bangun di atas Udenberundak-undak. Dari pernyataan di atas bahwa Candi borobudur merupakan suatu bangunan yang sangat di hormati dan di banggakan oleh nenek moyang jaman dahulu,sampai-sampai candiborobudur menjadi suatu kelangkaan bangsa Indonesia maupun dunia tetapi pada saat ini banyak orang yang tidak mengetahui dari sejarah itu sendiri .

B. TUJUAN 1. Memperoleh informasi besarnya kepedulian masyarakat terhadap sejarah Candi Borobudur 2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan masyarakat daerah Jogjakarta dan sekitarnya untuk mendukung pendidikan yang lebih baik

C. MANFAAT Mengetahui peninggalan peninggalan pada zaman kebudayaan Budha dan mengetahui berbagai macan kepercayaan yang dianut oleh berbagai orang . D. METODE Metode yang digunakan yaitu deskritip sebagai berikut: 1. wawancara yaitu cara mengumpulkan data penelitian dengan cara bertanya langsung kepada responden (yang di wawancara) 2. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian 3. Observasi yaitu proses pengamatan yang dilakukan langsung dengan menggunakan data tanpa alat lain

2 BAB II LAPORAN SURVEY A. Pelaksanaan

kelompok studytour yang dilaksanakan pada tanggal 21-23 februari 2013 B. Tempat Pelaksanaan 1. Candi Borobudur A. Sejarah Berdirinya Candi Borobudur terletak di desa Budur,Magelang Jawa Tengah .Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800-an oleh Dinasti Syailendra penganut ajaran Buddha.Candi Borobudur terletak di atas Bukit Menoreh . Borobudur berasal dari kata bara dan budur,bara dalam kata sangsekerta yang berarti biaraatau komplek candi.Budur berarti di atas.jadi Borobudur adalah biara atau kompleks candi yang terletak di atas bukit. Candi Borobudur berbentuk punden berundak,Bangunannya terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar ,3 tingkat berbentuk melingkar dan paling atas adalah stupa induk. Stupa pada Candi Borobudur mempunyai makna sebagai berikut: a.Tempat penyimpanan benda-benda pribadi peninggalan Sang Buddha dan Biksu terkemuka b.Tempat penghormatan terhadap Sang Buddha c.Lambang suci agama Buddha Candi Borobudur dibagi kedalam tiga bagian besar yaitu : Kamadhatu adalah sama dengan alam bawah atau dunia hasrat ,dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat bahkan dikuasai oleh hasrat ,kemauan dan hawa nafsu .Kamadhatu terletak di bagian kaki. Rupadhatu adalah sama dengan alam antara atau dunia rupa dalam alam ini manusia telah meninggalkan segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat ataupun kemauan.Rupadhatu terletak di tingkat berbentuk bujur sangkar yang merupakan loronglorong .

Arupadhatu adalah sama dengan alam atas tempat berdiamnya para dewa.Arupadhatu terletak pada tingkat atas termasuk stupa induk. Pada Candi Borobudur digambarkan bahwa Buddha adalah manusia yang dianggap sebagai pancaran Buddha yang sesungguhnya .Pancaran Buddha tersebut terdiri atas Dhyani Buddha (Buddha bersemedi) yang menduduki tempat kelima arah mata angin .Kelima Buddha tersebut adalah sebagai berikut: 3 a.Wairocana untuk Tengah b.Aksobhya untuk Timur c.Amoghasiddhi untuk Utara d.Amitabha untuk Barat e.Ratnasambhawa untuk Selatan. B.Proses Pembuatan atau Perubahan * Tahap pertama Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. * Tahap kedua Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar. * Tahap ketiga Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.

* Tahap keempat Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu. Candi Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3 bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang berundak undak dengan tangga naik pada ke 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur Dan Barat ).pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja. Lebar bangunan Candi Borobudur 123 M Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M Pada sudut yang membelok 113 M Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya. Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa. Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding 4 mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala.Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem. PATUNG Di dalam bangunan Budha terdapat patung patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut: Patung Budha yang terdapat pada relung relung : 432 Buah

Sedangkan pada teras teras I, II, III berjumlah : 72 Buah Jumlah : 504 Buah susunan susunan patung Budha pada Budha sebagai berikut: 1. Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha 2. Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha 3. Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha 4. Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha 5. Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha 6. Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha 7. Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha 8. Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha Jumlah : 504 Patung Budha Sekilas patung Budha itu tampak serupa semuanya namun sesunguhnya ada juga perbedaannya perbedaan yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu sama lainya adalah dalam sikap tangannya yang di sebut Mudra dan merupakan ciri khas untuk setiap patung sikap tangan patung Budha di Candi Borobudur ada 6 macam hanya saja karena macam oleh karena macam mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur Selatan Barat dan Utara) pada bagian rupadhatu langkah V maupun pada bagian arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama maka jumlah mudra yang pokok ada 5 kelima mudra itu adalah Bhumispara Mudra Wara Mudra, Dhayana Mudra, Abhaya Mudra, Dharma Cakra Mudra.

5 Patung singa Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga menghadap ke barat seolah olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun. STUPA - Stupa Induk

Berukuran lebih besar dari stupa stupa lainya dan terletak di tengah tengah paling atas yang merupakan mhkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur,garis tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan juga trletak di garis Harmika. - Stupa Berlubang / Terawang Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat patung Budha.Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa stupa tersebut berada pada tingkat Arupadhatu Teras I terdapat 32 Stupa Teras II terdapat 24 Stupa Teras III terdapat 16 Stupa Jumlah 72 Stupa - Stupa kecil Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya hanya saja perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari stupa yang lainya, seolah olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur keberadaanstupa ini menempati relung relung pada langkah ke II saampai langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah. RELIEF Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jtaka.Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. 6 Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut : KARMAWIBHANGGA Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang

mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan LALITAWISTARA Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. JATAKA DAN AWADANA Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang

7 Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling

terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi. GANDAWYUHA Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. ARCA BUDDHA Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu.Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung , baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu.Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa.Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri). Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra:

8 Tengah atau Pusat. Masing-masing mudra melambangkan lima Dhyani Buddha; masingmasing dengan makna simbolisnya tersendiri.

C.Pengelolaan Candi Borobudur merupakan warisan leluhur, atau menurut istilah sekarang disebut pusaka milik negara, bahkan juga milik dunia yang sangat penting artinya bagi pembelajaran budaya leluhur dan sejarah kepurbakalaan, kita semua wajib melestarikan candi Borobudur dengan segala upaya apa pun yang mungkin dilakukan. Dibangunnya Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) yang luasnya mencapai 85 hektar, merupakan bagian penting dari upaya pelestarian tersebut. Taman wisata berfungsi sebagai pengaman atas keberadaan candi Borobudur itu sendiri; maksudnya antara lain agar lebih terjaga dari kemungkinan gangguan perusakan, baik akibat tangan-tangan manusia maupun faktor alam, sekaligus untuk menambah keindahan dan kenyamanan sebagai obyek wisata. Sedangkan luasnya lahan dimaksudkan sebagai penyebar arus pengunjung, mengingat pada musim-musim tertentu (misalnya pada hari-hari libur, lebaran, dan sebagainya) tingkat kunjungan wisatawan sangat tinggi, sehingga kehadiran taman sebagai pendukung candi ini memang sangat diperlukan. TWCB yang merupakan bagian integral di bawah manajemen Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratuboko, dibangun pada awal dekade 80-an baru beberapa bulan diangkat sebagai Kepala Unit TWCB, dibantu para staf atau karyawan yang berjumlah kurang-lebih 400 orang yang mayoritas laki-laki. candi Borobudur sendiri berada di bawah Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata. Dalam,yang menjadi fokus adalah pemeliharaan yang menyangkut kebersihan dan keindahan taman.

2. Kraton Jogja A.Sejarah Pada tahun 1955, perjanjian Giyanti membagi dua kerajaan Mataram menjadi Ksunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta .Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat dimana Kraton

Yogyakarta sekarang berada merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pachetokan, yang kemudian dibangun menjadi pesanggrahan yang bernama Ayodya. Kraton Yogyakarta menghadap ke arah utara, pada arah poros Utara selatan, antara

9 gunung merapi dan laut selatan. Di dalam balairung kraton, dapat disaksikan adegan pisowanan (persidangan agung) dimana Sri Sultan duduk di singgasana dihadap para pemangku jabatan istana. Regol Donopratomo yang menghubungkan halaman Sri Manganti dengan halaman inti kraton, dijaga oleh 2 (dua) patung dwarapala yang diberi nama Cingkarabala dan Balaupata, yang melambangkan kepribadian baik manusia, yang selalu menggunakan suara hatinya agar selalu berbuat baik dan melarang perbuatan yang jahat. Di dalam halaman inti kraton, dapat dilihat tempat tinggal Sri Sultan yang biasa digunakan untuk menerima tamu kehormatan dan menyelenggarakan pesta. Di tempat ini juga terdapat keputren atau tempat tinggal putri-putri Sultan yang belum menikah. Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1256 atau tahun Jawa 1682, diperingati dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang Kemagangan dan di pintu Gading Mlati, berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Dalam bahasa jawa : "Dwi naga rasa tunggal" Artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, tunggal=I, Dibaca dari arah belakang 1682. warna naga hijau, Hijau ialah symbol dari pengharapan.Disebelah luar dari pintu gerbang itu, di atas tebing tembok kanan-kiri ada hiasan juga terdiri dari dua (2) ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan diri. Dalam bahasa Jawa: "Dwi naga rasa wani", artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, wani=1 jadi 1682.Tahunnya sama, tetapi dekorasinya tak sama. Ini tergantung dari arsitektur, tujuan dan sudut yang dihiasinya. Warna naga merah. Merah ialah simbol keberanian. Di halaman Kemegangan ini dahulu diadakan ujian-ujian beladiri memakai tombak antar calon prajurit-prajurit kraton. Mestinya mereka pada waktu itu sedang marah dan berani. B.Fungsi Fungsi Keraton dibagi menjadi dua yaitu fungsi Keraton pada masa lalu dan fungsi Keraton pada masa kini. Pertama- tama, kami akan menjelaskan mengenai fungsi Keraton pada masa lalu. Pada masa lalu keraton berfungsi sebagai tempat tinggal para raja.

Keraton didirikan pada tahun 1756, selain itu di bagian selatan dari Keraton ini, terdapat komplek kesatriaan yang digunakan sebagai sekolah putra-putra sultan. Sekolah mereka dipisahkan dari sekolah rakyat karena memang sudah merupakan aturan pada Keraton bahwa putra- putra sultan tidak diperbolehkan bersekolah di sekolah yang sama dengan rakyat. Sementara itu, fungsi Keraton pada masa kini adalah sebagai tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh siapapun baik turis domestik maupun mancanegara. Selain sebagai tempat untuk berwisata, tidak terlupakan pula fungsi Keraton yang bertahan dari dulu sampai sekarang yaitu sebagai tempat tinggal sultan.Pada saat kita akan memasuki

10 halaman kedua dari Keraton, terdapat gerbang dimana di depannya terdapat dua buah arca. Setiap arca ini memiliki arti yang berlawanan. Arca yang berada di sebelah kanan disebut Cingkorobolo yang melambangkan kebaikan, sementara itu arca yang terletak di sebelah kiri disebut Boloupotu yang melambangkan kejahatan. Selain itu kami juga mendapatkan sedikit informasi tentang Sultan Hamengku Buwono IX. Sultan ke IX dari Keraton Yogyakarta ini lahir pada tanggal 12 April 1940 dan wafat dalam usianya yang ke 48 yaitu pada tanggal 3 Oktober 1988. Ia memiliki berbagai macam hobi, diantaranya adalah menari, mendalang, memainkan wayang, dan yang terakhir memotret. Sultan ini memiliki suatu semboyan yang terkenal yaitu, Tahta untuk rakyat.

C. Kedudukan / Fungsi dalam Pemerintahan Sesuai dengan pernyataan dukungan Sri Sultan Hamengkubuwono IX terhadap Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agusutus 1945 dengan pernyataan nomor 1 yang berbunyi bahwa negeri Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia dan nomor 3 yang berbunyi Bahwa hubungan antara negeri Ngayoygyakarta Hadiningrat dengan pemerintah pusat Negara Republik Indonesia bersifat langsung dan kami bertanggung jawab atas negeri kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Maka dapat kita telaah bahwa kedudukan/ fungsi Keraton Yogya dan Negara Ngayogyakarta Hadiningrat adalah terlibat langsung di bawah naungan Republik Indonesia dimana Sri Sultan sebagai

raja kedudukannya setara dengan Gubernur dan wilayah negeri Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

11 3. Malioboro Malioboro ,salah satu tempat wisata favorit yang dikunjungi oleh para turis domestic maupun mancanegara .Ada pepatah bila ke Jogja tidak berkunjung ke Malioboro berarti kurang afdol ,atau tidak sempurna perjalanannya ke jogja. Kawasan wisata belanja Malioboro merupakan pusat keramain di tengah kota jogja sepanjang dua kilometer ,dengan jajaran toko yang memadatinya ,kedai suvenir kaki lima.kawasan ini selalu padat oleh berbagai kendaraan ,becak sepedah,dan delman.para wisatawan tidak akan khawatir untuk menikmati pula hari-hari liburannya di jogja hinggga larut malam sekalipun .dapat dinikmatin hidangan-hidangan diwarung lesehan di sepanjang jalan Malioboro .Makanan yang disediakan dan tawarkan dari jenis makanan

khas jogja yaitu nasi gudeg dan ayam goreng dan juga masakan padang,chines food dan lain-lain sebagainnya. Di kawasan Malioboro terdapat suatu mall terbesar di kota jogja yaitu Mall Malioboro di sekitar Malioboro juga terdapat berbagai macam hotel dan tempat penginapan .jadi kita tidak perlu khawatir untuk tempat peristirahatan sementara bagi para wisatawan. Dari ujung jalan kawasan Malioboro terdapat Pasar Beringinharjo,tempat warga jogja mencari kebutuhan pangan dan juga bahan batik dengan harga yang amat murah sepanjang hari. Ada suatu tempat lagi di Malioboro yang akan membuat para wisatawan terkagum-kagum ,ialah Benteng Vredeburg yang dibangun pada jaman penjajahan Belanda yang kini telah di renovasi dan Benteng ini terdapat di ujung jalan Malioboro .Benteng ini j ga menyimpan banyak sejarah dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda . Benteng Vredeburg juga merupakan salah satu alternative para wisatawan untuk berkunjung .dengan dikelilingin taman yang asri dan tak jarang di adakan suatu acara seni di sekitar pelataran parker Benteng Vredeburg .dan di dekat Malioboro ini juga terdapat pabrik batik dan pabrik-pabrik yang lainnya. Sebenarnya Malioboro adalah jalan yang menghubungkan Monumen Tugu kepada kerajaan sultan.bagi masyarakat yang tinggal di jogja ,Malioboro di kenal sebagai bagian kota yang ramai karena kebanyakan kegitan ekonomi di sepanjang jalan dimana instansi pemerintahan provinsi berada.di siang hari Malioboro penuh dengan kegiatan perbisnisan.kita dapat dengan mudah menemukan andong,becak untuk berkeliling Malioboro.

12 4. Museum Dirgantara TNI AU Tonggak dasar dalam mendirikan museum di lingkungan TNI AU adalah dengan dikeluarnya Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor : 491 Tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumentasi, Sejarah dan Museum Angkatan Udara Republik

Indonesia, namun realisasi bentuk museum belum berwujud secara nyata sehingga para pemimpin TNI AU memandang perlu adanya usaha untuk memajukan keberadaan museum dengan cara melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan. Pada tanggal 4 April 1969 diresmikan berdirinya Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia oleh Menteri Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Roesmin Nurjadin yang berlokasi di kawasan Markas Komando Wilayah Udara V (Makowilu) Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta Pusat Atas dasar pertimbangan tersebut, Kepala Staf TNI Angkatan Udara mengeluarkan keputusan No. Kep/11/IV/1978 tanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa Museum Pusat AURI yang semula berkedudukan di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta, diintegrasikan dengan Museum Pendidikan/Museum Karbol menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dengan memanfaatkan bekas gedung Link Trainer yang berada di kawasan kesatrian AKABRI Bagian Udara. Koleksi-koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala terus berkembang terutama alutsista udara berupa pesawat terbang, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala yang berlokasi di Pangkalan Udara Adisutjipto, sejak tahun 2011 berada di bawah pembinaan Sub Dinas Sejarah (Subdisjarah), Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau), sesuai Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/21/III/2012 tanggal 30 Maret 2011 tentang Alih Kodal Museum Pusat Dirgantara dari Diswatpersau ke Dispenau dan Instruksi Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Ins/2/IV/2012 tanggal 8 April 2012 tentang Pelaksanaan Pengalihan Pembinaan Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) dari Diswatpersau ke Dispenau, serta Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/21/IV/2012 tanggal 8 April 2012 tentang Pengalihan Pembinaan Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) dari Diswatpersau ke Dispenau, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/167/XII/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Dispenau. Museum terletak di ujung Kabupaten Bantul perbatasan dengan Kabupaten Sleman dan tepatnya berada dikomplek Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, tidak jauh dari jalan raya rute bus Yogyakarta Solo dengan cek point SD Angkasa. Jarak dari pusat kota kurang lebih 6 kilometer ke arah timur. Museum ini dapat dijangkau dengan sarana 13

transportasi sebagai berikut :

Kendaraan pribadi dapat langsung ke lokasi museum dengan pintu masuk tepat di sebelah SD Angkasa Lanud Adisutjipto di tepi jalan raya rute Yogya-Solo. Dari terminal bus Yogyakarta, dapat menggunakan bus jurusan Solo atau bus kota jalur 7 menuju museum dengan cek point SD Angkasa. Dari stasiun Tugu Yogyakarta, menggunakan bus kota ke terminal bus dan dilanjutkan menuju museum dengan cek point SD Angkasa seperti tersebut pada butir 2. Dari Bandara Adisutjipto menuju museum kurang lebih 3 km, dapat menggunakan taksi atau kendaraan umum/bus-colt menuju ke Yogya, dengan cek point SD Angkasa.

Koleksi yang telah terkumpul digelar dan dipamerkan di dalam museum, masing-masing ruangan memiliki nama sebagai berikut :

Ruang Utama, memuat koleksi lambang TNI-AU beserta jajarannya, Para Pahlawan Nasional dari TNI- AU, foto Kepala Staf TNI AU dan para tokoh penerima Bintang Swa Bhuwana Paksa, serta tanda-tanda kehormatan militer. Ruang Kronologi, yang menggambarkan sejarah perjuangan dan perkembangan TNIAU mulai dari Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945. Ruang Seragam TNI AU, di ruangan ini memuat Berbagai seragam yang pernah digunakan TNI AU sejak tahun 1945 hingga saat ini. Ruang Kotama dan Ruang Kasau, memuat koleksi dan benda-benda yang berkaitan denagan Kotama di ajaran TNI-AU, diantaranya; Korpaskhasau, Kodikau, AAU, Seskoau, Koharmatau, Koopsau, Kohanudnas dan perkembangan Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara serta barang-barang dan benda yang pernah dipakai oleh Para Mantan Kasau. Ruang Alutsista, memuat koleksi alat utama system senjata udara yang pernah digunakan oleh TNI-AU dari tahun 1945 hingga tahun 1970-an berupa pesawat, radar, peluru kendali dan roket. Ruang Diorama ,menampilkan perkembangan dan berbagai kegiatan TNI AU, serta SKSD Palapa . Ruang Minat Dirgantara, memuat tentang lambang-lambang skadron udara dan jenis pesawat pendukungnya, Pesawat Starlite serta koleksi buku-buku terbitan TNI-AU. Dalam rangka melengkapi fasilitas museum sebagai sarana penunjang serta untuk lebih meningkatkan penanaman minat dirgantara pada generasi penerus, dibangun Mini Teater yang telah diresmikan oleh Kepala Staf Anagkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat S. IP pada tanggal 27 Januari 2011. Mini theater merupakan salah satu fasilitas teknologi informasi dan multi media untuk memberikan informasi kepada para pengunjung melalui pemutaran film tentang berbagai hal terkait kedirgantaraan. Mini Theater bertujuan untuk menampilkan tayangan sejarah secara lebih menghibur,

mendidik, informatif, sehingga diharapkan dapat mendorong animo masyarakat mengunjungi museum. Museum yang di buka setiap hari mulai pukul 08.30 s/d 15.00 tersebut memiliki berbagai pasilitas penunjang lain seperti tempat parkir yang luas dan nyaman, sarana ibadah, toko souvenir, dan kantin.

5. Museum Gula Museum Gula didirikan atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah pada waktu itu (Bapak Soepardjo Roestam) dan segera ditindaklanjuti oleh Direktur Utama PTP XV-XVI pada waktu itu (Bapak Ir. Waryatmo). Museum ini diresmikan pada tanggal 11 September 1982 oleh Bapak Soepardjo Roestam untuk menyambut diadakannya Kongres International Society of Sugar Cane Technologists (ISSCT) XIX yang anggotanya terdiri dari para ahli gula sedunia di Pasuruan, Jawa Timur 22Agustus1986.Museum ini menempati salah satu bangunan bekas tempat tinggal yang berada di kompleks Pabrik Gula Gondang Baru, Jogonalan, Klaten. Koleksi yang dimiliki terdiri dari peralatan untuk menanam tebu sampai dengan peralatan pengolahan tebu menjadi gula pasir seperti: peralatan tanam tebu tradisional, macam-macam bibit dan penyakit tanaman tebu, alat-alat perawatan tanaman tebu, alat-alat pengolah tebu menjadi gula pasir, miniatur pabrik gula, alat-alat administrasi pada pabrik gula, sarana pengangkut tebu, dan sebagainya. Museum

ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, mushola, ruang pertemuan, dan cafe keciluntukbersantai.Di ruang berikutnya, kita dapat menyaksikan maket pabrik gula Baturaja, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan. Masih di ruang yang sama, dipajang koleksi yang berhubungan dengan proses produksi gula, sejak dari masa penanaman hingga pembuatan gula. C. Teknik Survey Teknik survey yang di lakukan adalah dengan mendatangi langsung tempat pelaksaan study tour dimana disebagian di pandu langsung oleh seorang Guide sehingga mempermudah survey. D. Objek Survey Objek survey yang kami dapatkan berasal dari tempat pelaksanaan yang di kunjungi saat study tour berlangsung. E. Data yang diperoleh Data yang kami kumpulkan dari objek survey dalam Study Tour kali ini berupa hasil observasi dan dokumentasi seperti foto serta beberapa sumber referensi. F. Analisis Dan Pengelolaan Data

G. Kendala Yang Ditemukan Kendala yang kamihadapi selama Pelaksanaan kegiatan adalah terbatasnya waktu yang tersedia di tiap-tiap tempat pelaksanaan dan terpisahnya anggota-anggota kelompok sehinggga mengakibatkan sulitnya terkoordinir tiap-tiap anggota.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Semua pemberian materi dan penjelasannya tentang Study Tour tahun 2013 kali ini telah kami uraikan. Dapat pula kami peroleh keimpulan diantaranya : 1. Pengenalan sejak dini pada siswa dan siswi tentang pendidikan dan kebudayaan sangat baik, karena dapat meningkatkan wawasan yang lebih luas tentang pendidikan dan kebudayaan yang ada di luar lingkungan sekitarnya.

2. B. Saran

Pengenalan pendidikan dan kebudayaan dapat meningkatkan motivasi siswa dan siswi agar menjadi lebih baik dari segi apapun.

Kami sangat menerima akan saran yang membangun bagi pengalaman kami dalam membuat krya tulis sperti dalam makalahi ini yang kami sadari terdapat banyak kesalahan.

Daftar Pustaka http://www.google.co.id Adisukarjo, Sudjatmoko.2004. HorisonPengetahuan Sisial.Jakarta: Yudhistira

Lampiran-Lampiran Catatan:Lengkapi dengan dokumentasi

You might also like