You are on page 1of 11

BAB 11 OTONOMI DAERAH Tidak ada pemerintahan tanpa rakyat (masyarakat).

Pemerintahan justru terbentuk karena adanya suatu negara-bangsa. Hal ini dapat ditelusuri dari sejarah kelahiran negara-negara, setelah suatu negara terbentuk maka disusunlah sistem pemerintahan suatu negara. Dalam praktiknya sistem suatu negara berbeda satu sama lain. Ada negara yang menganut sistem pemerintahan liberal, agama, komunis, totaliter, parlemen, demokrasi dan parlementer. Dalam implementasinya, tugas ntuk melaksanakan pemerintahan ini serentak dilaksanakan oleh pusat dan daerah, itu sebabnya, baik pejabat pusan maupun daerah disebut sebagai pejabat negara. PEMERINTAHAN PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH Otonpmi berasal dari kata Inggris autonomi yang berasal dari bahasa Yunani autonomos, auto berarti sendiri dan nomos bararti undang-undang, jadi otonomi adalah hak untuk mengurus atau mengatur sendiri secara bertanggung jawab. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Pasal 1 Tahun 2004, maka pemerintah Pusat dan Daerah adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut pemerintah adalah presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah daerah adalah Gubernur,Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Derah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Adapun otonomi daerah dijelaskan pada pasal 1 butir 5-8 sebagai berikut: 1. otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 1. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut daerah adah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan / atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu. STATUS QUESTIONIS Otonomi daerah sebagaimana jelas termaktub dalam butir 5 pasal 1 Bab 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pertayaan atau (status questionis) dalam penyelenggaraan Negara implementasinya tidak selalu seiiring sejalan sebagaimana yang dicita-citakan dan ditetapkan. Penyelenggara pemerintahan dalam praktiknya tidak selalu bersih (clean government). Kebaikan umum (bonum commune) atau kesejahteraan bersama hanyalah sebatas restorika, sebab pada kenyataanya yang menjadi sejahtera adalah pera pejabat Negara, semntara rakyat tetap menderita. Bagaimana penyelenggaraan Negara di Indonesia? Harus diakui bahwa masih terdapat ketimpang an antara cita-cita dan kenyataan. Dengan demikian, penelenggaraan pemerintahan tidak mencapai tujuannya. Kemudian dimana letak pokok persoalannya? Letak persoalan terletak pada tiga hal mendasar berikut ini: 1. system pemerintahan 1. proses penyelenggaraan pemerintahan, dan 1. perilaku atau mindset oknum pejabat Negara. SISTEM PEMERINTAHAN< DISTRIBUSI TANGGUNG JAWAB< DAN KEWENANGAN Kini tiba saatnya melihat sekilas peraturan (perundang-undangan) yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa Pasal 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyerahkan seluruh kewenangan bidang pemerintahan kepada daerah, kecuali dalam lima bidang berikut ini, yaitu: 1. Kewenangan pada bidang agama, 1. Kewenangan pada bidang politik, 1. Kewenangan pada bidang pertahanan dan keamanan, 1. Kewenangan di bidang peradilan, dan 1. Kewenangan di bidang moneter dan fiscal Peraturan di atas dengan gamblang menyebutkan bahwa kewenangan dan pengelolaanya berada di tangan pemerintah pusat. Bidang apa sajakah yang diselenggarakan pemerintah daerah untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyatnya? Bidang-bidang yang dimaksud adalah: 1. Kesehatan 2. Pendidikan 3. Ekonomi 4. Perizinan 5. Keamanan Jika kelima bidang diatas yang diselenggarakan pemerintah daerah tadi dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka tujuan berbangsa dan bernegara akan tercapai. TUJUAN OTONOMI DAERAH Apa tujuan dari otonomi daerah? Penglaman histories hidup berbangsa dan bernegara sejak proklamasi hingga saat ini mengalami pasang surut dan tarik ulur hubungan antar pusat dan daerah. Sebelum era reformasi system pemerintahan pada tahun 1999, kita menganut system pemerintahan terpusat atau sentralistik namun setelah reformasi system pemerintahan diganti menjadi disentralisasi. Tujuan otonomi daerah adalah untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan suatu daerah demi kemaslahatan masyarakat daerah itu sendiri. Bidang-Bidang Yang Menjadi Tanggung Jawab Daerah

Bidang Kesehatan Suatu bangsa akan produktif manakala sanggup bersaing dengan bangsa lain, prasyarat menuju persaingan itu adalah menciptakan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.pemerintah daerah perlu secara sistematis dan terprogram melayani masyarakat di bidang pelayanan kesehan. Pemerintah daerah sangat memperhatikan bidang kesehatan dengan cara membangun rumah sakit-rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, posyandu, balai kesehatan ibu dan anak, rumah bersalin, dan panti jompo. Sementara jika terjadi wabah atau bencana alam, Pemda berperan aktif dalam menangani dan menyelesaikanya. Bidang Pendidikan masyarakat terdidikakanlebih cepat akselerasinya munuju kemakmuran dibandingkan dengan masyarakat yangkurang terdidik. hal ini terbukti dari pengalaman empiris bahwa negara maju ialah negara yang tingkat pendidikanya rata-rata pendidikanya tinggi.Oleh karena itu upaya memberantas buta huruf dan meningkatkan mutu serta layanan pendidikan menjadi tugas negara yang dalam pelaksanaanyadiatur oleh pemerintah, maka lahirlah departemen yang mengurus bidang pendidikan. Namun dalam implentasinya Pemda mengerahkan sumber daya luar untuk memajukan daerahnya,misal pihak swasta dan pihak lain terkait untuk membangun dan menyediakan infrastruktur pendidikan. Bidang Ekonomi Ekonomimerupakan indikator yang paling tampak dari kesejahteraan suatu masyarakat. Masyarakat yang makmur diukur dari tingkat pendapatan perkapitanya. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab dan tugas Pemda untuk membangun dan memajukan perekonomian daerahnya.dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah dan mendorong tumbuhnya perekonomian daerah,Pemda perlu juga menyediakan dan memfasilitasi semakin terbukanya kesempatan kerja seluas-luasnya. Bidang Perizinan perizinan telah mendapat cap negatif dari masyrakat kita. Hal ini merupakan pengalaman dari masa lalu saat berurusan dengan pihak perizinan selalu mendapat tekanan, misaluntuk mendapat izin kerap kali harus mengeluarkan biaya yang ekstra / suap-menyuap. Tidak mengherankan bila di masa lalu dan di beberapa daerah saat ini bagian perizinan pada pos pemerintahan daerah dianggap sebagai "lahan basah". Sehingga praktek KKN marak terjadi di bidang perizinan. Untuk itu pemerintah yang reformatif perlu merubah pandangan masa lalu tanpa merubah prinsip kehati-hatian dalam memberi izin sehingga lebih mudah dalam mendapatkan izin. Semakin banyak izin usaha keluar semakin banyak peluang usaha yang ada, sehingga meningkatkan pendapatan daerah. Bidang Keamanan Prasyarat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerahyangberpihak pada rakyat adalah faktor keamanan. Oleh karena itu Pemda perlu menjamin keamanan daerahnya. Jika suatu daerah aman maka dunia usaha dapat dengan leluasa hidup dan berkembang. MASYARAKAT SEBAGAI SUBJEK Undang-Undang otonomi daerah dengan tegas menggaris bawahi bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dam mengurusi sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat. Dengan demikian masyarakat menjadi subjek bukan objek. Pemda harusmensejahterakan masyarakatnya dan menjadi ukuran atas segala sesuatu yang dilakukan adalah masyarakat. Demikianlah otonomidaerah bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan suatu daerah demi kemaslahatan masyarakat daerah itu sendiri. Apabila suatu daerah maju maka akan memberikan kontribusi bagi produktifitasnya dan daya saing negara-bangsa Indonesia.

BAB 12

WAWASAN KEBANGSAAN LATAR BELAKANG Perbedaan pulau, ras, budaya dan agama di Indonesia sangat rentan untuk terjadinya konflik di dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap tujuan otonomi daerah sebagai kebijakan Negara dapat memicu konflik antar-daerah tentang batasan pulau. Kegagalan Indonesia untuk keluar dari penjajahan Belanda disebabkan tidak adanya ikatan kesatuan untuk berjuang. Taktik devide et impera Belanda sangat berhasil untuk mengadu domba rakyat Indonesia merupakan cermin dari kelemahan Indonesia di masa lampau. Sebagai suatu bangsa dan Negara, Indonesia sangat memerlukan wawasan kebangsaan untuk menghalu konflik dari dalam dan dari luar. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang mendasar dan komiten yang kuat terhadap wawasan kebangsaan Indonesia dan nilai dasar bagi ketahanan nasional Indonesia. PEMIKIRAN WAWASAN KEBANGSAAN Menurut kamusa besar bahasa Indonesia , wawasan berarti suatu pandangan atu paham suatu tentang suatu hal. Dengan demikan wawasan dapat diartikan sebagai cara pandang ke dalam (inlook) dan /atau keluar(outlook) tentang sesuatu secara jelas dan utuh. Kebangsaan berasal dari kata bangsa yang artinya adanya sekelompok masyarakat yang mendiami satu wilayah yang dipersatukan karena kesamaan ras, budaya, ataupun politik. Jadi kebangsaan adalah suatu rasa dari kesadaran yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan social yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan pada masa lalu. Pemikiran tentang wawasan kebangsaan harus bersifat dinamis karena wawasan kebangsaan meliputi rasa, paham dan semangat kebangsaan. Rasa dan paham kebangsaan merupakan energy kuat yang melahirkan semangat kebangsaan. Konsep wawasan kebangsaan bermula dari adanya kesadaran tentang kebhinekaan. Paham Integralistik Menurut Soepomo Pada tanggal 31 mei 1945, Soepomo menyampaikan pidato tentang dasar Negara kebangsaan atau Negara integralistik. Istilah integralistik dapat kita temukan dalam hokum tata Negara ataupun ilmu Negara, tetapi hanya dapat ditemukan dalam teks pidato tersebut. Soepomo menjelaskan tentang tiga syarat mutlak bagi terbentuknya Negara, yaitu pertama, membentuk Negara yang berdaulat, kedua, menetapkan dasar system pemerintahan, dan yang ketuga, menentukan dasar pengertian atau konsep Negara. Selanjutnya Soepomo juga memberikan tiga wacana untuk dipilih sebagai dasra-dasar negar yang paling sesuai dengan Indonesia dan harus disesuaikan dengan hubungan Negara dan agama. Tiga wacana itu merupakan teori-teori Negara , yaitu: Teori individualistic, yang diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, dan H.J. Laski. Ailiran ini beranggapan Negara adalah masyarakat hokum yang disusun atas kontrk social antar seluruh orang dalam msyarakat tersebut. Teori golonga atau teori kelas yang digagas oleh Karl Marx Engels, dan Lenin yang

beranggapan Negara merupakan alat dari kelas atau golongan tertentu untuk menindas kaum yang memiliki kedudukan yang lemah. Teori integralistik diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller dan Hegel. Aliran ini beranggapan Negara dibentuk tidak untuk kepentinga perseorangan ataupun untuk golongan, tetapi Negara menjamin kepentingan masyarakat sebagai wujud dari kebersamaan atau persatuan, Negara terdiri atas susunan masyarakat yang integral, meliputi semua golongan , semua bagian dan semua individu yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan bersatu. Dari ketiga teori diatas Soepomo memilih teori yang ketiga, yaitu teori integralistik, baginya teori inisesuai dengan budaya Indonesia. Negara dan individu dilihat sebagai kesatuan yang mesing-masing memilki kesamaan kedudukan dan kewajiban. Menurut beliau Negara akan mengakui dan menghormati golongan masyarakat yang berkewajiban menetapkan persatuan dan kesatuan. Paham Nasionalisme atau Kebangsaan Menurut Soekarno Sejak Indonesia ingin merdeka , Soekarno telah memiliki pandangan yang kua tentang bentuk Negara. Konsep Negara kesatuan , kuat dan mendiri merupakan cita-cita Soekarno. Akan tetapi kondisi masyarakat yang memilki banyak perbedaan mendorong Soekarno menyusun konsep dasar Negara yang paling penting adalah nasionalisme atau kebangsaan. Pada 1 Juli 1945 Soekarno mengusulkan Negara kebangsaan yang dirumuskan dan diberi nama Pancasila. Kebangsaan yang dimaksud adalah bukan kebangsaan dalam arti yang sempit tetapi dalam arti yang luas. Cinta tanah air, bangga sebagai satu bangsa , dan memiliki bahasa yang satu adalah nasionalisme yang dimaksud karena Indonesia haya sebagian dari dunia. Oleh karenanya Soekarno beranggapan bahwa Negara nasional Indonesia harus kuat. Pengambilan keputusan secara mufakat menunjukan suatu cara untuk menjaga keseimbangan di dalam masyarakat dan Negara. karena bentuk mufakat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Indonesia tidak mempertentangkan masalah mayoritas maupun minoritas, karena terlihat jelas dalam konsep maupun pemikiran Pancasila maupun UUD 1945. Wawasan Kebangsaan dan Negara Kebangsaan Menurut Susilo Bambang Yudhoyono Wawasan kebangsaan dan Negara kebangsaan merupakan suatu pemikiran yang sangat strategis untuk kekuatan Negara dan kelanjutan Negara. Dalam mengantisipasi perubahan dan pergeseran pola piker masyarakat Indonesia karena factor globalisasi maka Pancasila, UUD1945, dan Bhineka Tunggal Ika harus ditanamkan dan diingatkan dalam kepribadian masyarakat Indonesia. Untuk itu dibutuhkan Negara yang terintegrasi dengan baik. Bentuk dari Negara yang terintegrasi secara baik adalah apabila: Negara yang bersangkutan secara ideologis tidak mengalami ganguan masalah. Negara yang bersangkutan memiliki integrasi social yang cukup kuat. Negara yang bersangkutan mampu memelihara dan mempertahankan keutuhan wilayah.

Tantangan dan ancaman terhadap wawasan kebangsaan: Aspek negative dari proses globalisasi Perkembangan pandangan subnasionalisme Pemikiran primordialisme Gagasan nasionalisme seperti chauvinism Suatu pandangan yang berusaha untuk memonopoli suatu kebenaran PANDANGAN PARA AHLI TENTANG PAHAM KEDAULATAN WILAYAH Friedrich Ratzel (1844-1904) Teori yang dipengaruhi oleh Charles Darwin mengatakan pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme, yaitu memerlukan ruang hidup serta mengenal proses lahir, tumbuh dan berkembang, tetapi juga dapat menyusut mati. Suatu negara dalam memepertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Semakin tinggi kebudayaan suatu bangsa, semakin besar kebutuhan dukungan akan sumber alam yang diperlukan. Karl Haushofer (1896-1946) Hakikatnya dunia dibagi atas empat kawasan benua (pan region) yang masing-masing patut diserahkan kepada negara. Pan region 1, benua asia dan Australia kecuali asia selatan yang harus diserahkan kepada negara kekaisaran Jepang. Pan region 2, daerah kekaisaran Rusia di wilayah Asia Tengah dan timur dan Asia selatan yang harus diserahkan kepada Rusia.harus Pan region 3, seluruh benua Eropa dan Afrika diserahkan kepada Jerman. Pan region 4, benua Amerika harus diserahkan kepada Amerika Serikat. Sir Halford Mackinder (1861-1947) Barang siapa yang ingin menguasai dunia maka syaratnya harus menguasai daerah jantung dunia atau Eropa Timur. Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred Thayer Mahan (1840-1914) Apabila memilki armada perang tidak akan ada yang dapat mengalahkanya di samudera dunia, yang menguasai laut akan menguasai perdagangan dunia dan akan menguasai dunia. WAWASAN NUSANTARA Yang menjadi dasar perkembangan wawasan kebangsaan antara lain geopolitik dan geostrategi. Menurut Soekarno geopolitik Indonesia adalah tanah air Indonesia. Istilah yang sering digunakan sebagai wawasan nusantara adalah wawasan nusantara yang digali dari kejayaan kerajaan Majapahit. Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang Bhineka, dan lingkungan geografisnya yan gberwujud kepulauan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan ini menentukan : Bagaimana bangsa memanfaatkan kondisi geografis, sejarah dan kondisi budayanya untuk mencapai cita-cita dan mencapai kepentingan nasionalnya. Bagaimana bangsa memandang diri dan lingkunganya.

Dasar pemikiran historis dan yuridis formal tentang wawasan nusantara dalam pembukaan UUD 1945 yang dibicarakan adalah wilayah Indonesia. Ketentuan batas wilayah mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu: 1. Territorial Zee-en Maritieme Kringen Ordonantie Tahun 1939, zaman HindiaBelanda, lebar laut wilayah Hindia-Belanda adalah 3 mil diukur dari garis rendah air pantai di tiap pulau. 2. Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia menetapkan bahwa lebar laut wilayah Indonesia menjadi 12 mil diukur dari garis-garis dasar yang menghubungkan titik terluar dari pulau-pulau terluar dalam wilayah Republik Indonesia yang dikenal juga dengan istilah point to point theory. 3. Landas Kontinen Tahun 1969, menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1973 tentang landas kontinen Indonesia yang memuat pokok-pokok sebagai berikut: Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara Republik Indonesia. Pemerintah bersedia menyelesaikan garis batas landas kontinen dengan negaranegara tetangga dengan perundingan. Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landas kontinen Indonesia adalah suatu garis yang ditarik ditengah-tengah antra pulau terluar Indonesia dan titik terluar wilayah negara tetangga. Tuntutan di atas tidak mempengaruhi sifat dan status perairan di atas landas kontinen serta udara di atas perairan itu. 4. Zona Ekonomi Eksklusif Tahun 1980, lebar laut Indonesia menjadi 200 mil diukur dari garis-garis dasar yang mneghubungkan titik terluar dari pulau-pulau terluar dalam wilayah Republik Indonesia. didasrkan pada deklarasi Juanda sebagai perhitungan garis dasar. ZEE dikukuhkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983. KETAHANAN NASIONAL Ketahanan nasional terdiri atas dua kata yaitu katahanan dan nasional. Katahanan berasal dari kata tahan yang berati: Tahan menderita, tabah, kuat. Dapat menguasai diri. Tidak kenal menyerah. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris nation yang berarti negara, sehingga nesional dapat diartikan sebagai adanya rasa kepemilikan terhadap negaranya atau setia dan cinta tanah air. Jadi ketahanan nasional kemudian dapat didefinisikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi dan mengatasi semua ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar yang membahayakan integritas, identitas dan kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara.

Dengan demikian, ketahanan nasional lebih mengacu pada geostrategi, diliat dari sudut pandang geostrategi, Indonesia memiliki keunggulan:

Posisi silang Indonesia diapit oleh dua benua besar dan dua samudera besar. Didalam sejarah Indonesia dikenal sebagai jalur perdagangan internasional. Indonesia sudah sejak lama melakukan hubungan kontak dagang dengan bangsa-bangsa lain didunia, hal ini tentu saja menguntungkan Indonesia. Oleh karena itu wilayah kedaulatan negara Indonesia yang telah diatur tentang batas wilayah harus dijaga dan dimanfaatkan sesuai kepentingan nasional. Garis Khatulistiwa Indonesia merupakan negara yang subur karena hanya mengenal 2 musim yaitu musim kemarau dan hujan, oleh karena itu lahan pertanian harus dimanfaatkan

Perwujudan dari ketahanan nasional Indonesia oleh Lemhanas merincinya kedalam Asta Gatra terbagi dalam dua aspek , yaitu tri gatra dan panca gatra: Tri Gatra meliputi aspek alamiah yang terdiri dari: Posisi dan lokasi geografi negara. Keadaan dan kekayaan alam. Keadaan dan kemampuan penduduk. Panca Gatra meliputi aspek sosial yang terdiri atas: Ideologi Politik Ekonomi Sosial dan budaya Pertahanan dan keamanan.

BAB 10 MULTIKULTURALISME

PENGERTIAN MULTIKULTURALISME Multikulturalisme adalah sebuah kata serapan dan akar kata yang dipergunakan adalah multi yang berarti majemuk dan culture yang berarti kebudayaan, serta ism yang berarti pandangan hidup (ideologi). Kata kebudayaan itu sendiri cukup sulit untuk didefinisikan karena keluasan makna yang terkandung didalamnya. Raymond Williams menyimpulkan bahwa terdapat tiga arus pengguanaan istilah budaya, yaitu: Mengacu pada perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis dari seorang individu, sebuah komunitas ataupun masyarakat. Memetakan khazanah produk-produk hasil kegiatan intelektual dan artistik. Menggambarkan keseluruhan cara hidup, sikap, perilaku, adat-istiadat , keyakinan dan cara pandang sebuah komunitas ataupun masyarakat. Sementara menurut Kroeber dan Kluchkon, terhadap enam pemahaman pokok mengenai budaya, yaitu: Definisi Deskriptif: cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun seluruh hidup sosial. Definisi Historis: cenderung melihat budaya sebagai warisan yang diturunkan secara generatif. Definisi Normatif: budaya sebagai aturan kehidupan bersama sekaligus menjadi sekelompok nilai hasil kesepakatan bersama. Definisi Psikologis: sebagai alat komunikasi untuk memenuhi kebutuhan mental dan emosional. Definisi Struktural: sebagai pola hubungan antar-individu dan abstraksi atas perilaku kelompok. Definisi Genetis: sebagai bentuk usaha mempertahankan hidup setiap individu. Definisi Multikulturalisme Multikulturalisme mempunyai beberapa definisi yang dapat dipergunakan untuk membatasi dan mempergunakan arti kata multikulturalisme,yaitu: Sebuah pandangan hidup/ ideologi yang berpendapat bahwa manusia terdiri atas banyak kelompokyang dipengaruhi oleh kebudayaan masing-masing. Sebuah ideologi akan mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas dan multikuturalisme yang terhadap kehidupan masyarakat.

MACAM_MACAM MULTIKULTURALISME Berbagai macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik

multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seseorang tokoh bernama Parekh membedakan lima macam multikulturalisme: Multikulturalisme Isolasi: kehidupan mayarakat yang mempraktikan kebudayaan yang dianutnya secara otonom dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain, walaupun antara mereka saling berinteraksi. Multikulturalisme akomodatif: sebuah komunitas besar manusia mayoritas yang tunggal dikelilingi oleh minoritas, namun mengakomodir kebutuhan budaya kaum minoritas. Multikulturalisme otonomis: sebuah komunitas plural yang berusaha mencapai kesetaraan. Multikulturalisme kritikal dan interaktif: sebuah komunitas plural dimana kelompok-kelompok kultural yang berusaha menegaskan eksistensi masing-masing kelompok dengan mempertegas perbedaan-perbedaan diantara mereka. Multikulturalisme kosmopolitan: sebuah komunitas yang berupaya menghapus batasan-batasan kultural masing-masing sehingga yang muncul adalah komunitas majemuk dimana individu tidak lagi terikat oleh kebudayaan masing-masing. KONTEKS HISTORIS Setelah perang dunia II usai muncul gerakan-gerakan nasionalisme dan keinginan untuk terlepas dari penindasan bangsa lain di benua asia-afrika. Selama proses kemerdekaan dan dekade awal terbentuknya negara, semangat nasionalisme dan kepemimpinan para negarawan dianggap mampu menyatukan perbedaan ini. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif. Sementara itu asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara menguarangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru. Namun usaha ini tidak cukup berhasil karena sejarah mencatat masih banyak terjadi perang antar etnis di berbagai negara. Hal ini menyadarkan para ahli ilmu sosial bahwa sebuah negara-bangsa dan atau masyarakat mejemuk didirikan

You might also like