You are on page 1of 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ALOEVERA KEPADA MENCIT DENGAN KADAR GULA DARAH BERLEBIH

Agung Priasmoyo I 1 1 1 1 2003

USULAN PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

A. Pendahuluan a. Latar Belakang Perkembangan teknologi senjata tempur, tentunya juga diiringi kemajuan teknologi dalam pertempuran udara. Berbagai alutsista diciptakan untuk menunjang kekuatan udara di masing masing negara. Salah satu alutsista udara yang dinilai sangat penting oleh hampir seluruh negara di dunia ialah pesawat tempur. Pesawat tempur ialah pesawat yang dituntut untuk lincah dalam pertempuran udara. Kelincahan ini sangat berguna untuk menyerang maupun menghindar. Namun, kelincahan pesawat ini dibatasi oleh load factor atau yang lebih dikenal dengan istilah populernya adalah G-force. Pada pesawat termpur generasi pertama maupun kedua, ketahanan rangka pesawat terhadap g force hanya sekitar 4-6 G. Hal ini belum menjadi masalah terhadap penerbang tempur karena secara umum tubuh manusia masih dapat menahan beban 4-6G. Namun, perkembangan teknologi pesawat tempur telah mencapai dimana ketahanan rangka pesawat tempur terhadap bebab mencapai 9G atau lebih. Hal ini telah menimbulkan masalah dikalangan pilot ketika mereka harus bermanuver hingga 9G tanpa harus terjadi black-out ataupun red-out. Untuk mencegah terjadinya black-out ataupun red-out, para peneliti menciptakan berbagai cara untuk penerbang agar dapat menahan G-force yang tinggi. Tiga cara yang paling banyak

digunakan berbagai negara di seluruh dunia adalah penggunaan GSuit, Penerapan Reclining Seat pada pesawat tempur, dan Penerapa Anti-G Straining Maneuver pada penerbang. Ketiga hal tersebut yang selama ini dapat menunjang para penerbang agar dapat bertahan pada keadaan g-force yang tinggi memiliki berbagai macam karakteristik yang berbeda. Sehingga ada perbedaan efektivitas dalam menghadapi g-force tinggi dari ketiga hal tersebut. b. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat kita rumuskan beberapa permasalahan, yaitu 1. Bagaimana karakteristik setiap cara yang digunakan dalam menghadapi g-force tinggi? 2. Seberapa efisien ketiga cara tersebut dapat membantu penerbang dalam menghindari efek g-force yang tinggi 3. Dari ketiga hal tersebut, cara apakah yang paling potensial dalam menghindari black-out maupun red-out pada penerbang tempur? c. Tujuan Adapun tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah 1. Untuk mengukur efektivitas dari cara yang digunakan penerbang tempur untuk menghadapi g-force yang tinggi 2. untuk membandingkan karakteristik dari dari cara yang

digunakan penerbang tempur untuk menghadapi g-force yang tinggi 3. Untuk mencari tahu cara yang paling potensial dalam mengurangi resiko dari g-force yang tinggi d. Manfaat Manfaat dalam penelitian ini ialah kita dapat apat mengetahui dan mengukur kemampuan ketiga cara ini dalam mengurangi dampak g-force yang tinggi B. Tinjauan Pustaka G-Force atau yang dengan istilah ilmiah load factor merupakan rasio dari beban yang diterima oleh benda terhadap berat aktual benda. Misalnya ketika penerbang tempur melakukan maneuver hingga menghasilnya load factor sebesar 4G, berarti penerbang tersebut menahan beban sebesar 4 kali berat badannya (Jeppesen, 1996). G force atau load factor merupakan kombinasi antara gaya sentrifugal dan berat. ketika dalam G-force yang tinggi, gaya sentrifugal yang terjadi juga tinggi, sehingga mempengaruhi aliran darah dari jantung pada beberapa bagian tubuh tertentu (Jeppesen, 1996). Gaya sentrifugal pada g-Force yang tinggi menyebabkan aliran darah turun pada tubuh bagian bawah, sehingga aliran darah ke otak akan berkurang. Hal ini menyebabkan hipoksia akut dengan tahapan grey-out, black-out, G-LOC, hingga kematian (R. R. Burton dan J.E. Whinnery, 1985)

Oleh sebab itu beberapa rancangan dilakukan oleh peneliti untuk mengurangi dampak ataupun resiko dari hypoxia akut tersebut. Hal yang paling umum digunakan seluruh angkatan udara di dunia ialah AGSM (Anti-G Straining Maneuver), yaitu suatu teknik pernapasan dan tensing otot penerbang sehingga dapat menahan aliran darah ke otak tetap terjaga (Pearl dkk, 2007). Anti-G suit ialah pakaian yang digunakan oleh para penerbang tempur, pakaian ini berfungsi sama, yaitu mempertahankan aliran darah ke orang tetap terjaga (Kent K. dan John P.,1988). Reclining Seat juga digunakan oleh perusahaan pembuat pesawat tempur untuk menghindari dampak hypoxia akut. Dengan teknologi ini, jarak antara vertikal antara jantung dan otak di kurangi, sehingga memudahkan aliran darah tetap berjalan lancar ke otak(Kent K. dan John P.,1988).

C. Kerangka Teori

G - Force Tinggi (>6G)


Red -Out Black-Out G-LOC

Mengurangi Resiko
AGSM Anti-G Suit Reclining Seat

Karakteristik
AGSM Anti-G Suit Reclining Seat

Efektivitas
AGSM Anti-G Suit Reclining Seat

D. Metode a. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang menggunakan metode deskriptif studi perbandingan. Penelitian ini membandingkan antara ketiga cara untuk menghindari black-out b. Populasi Populasi pada penelitian ini ialah para penerbang tempur pesawat hawk 100/200, Skadron 1 Elang Khatulistiwa, Supadio c. Sampel Sampel pada penelitian ini diambil 5 orang penerbang tempur pesawat hawk 109/209. Adapun kriteria inklusi sebagai berikut: 1. Penerbang tempur hawk 109/209 2. Sehat Jasmani dan Rohani 3. Lulus dari pemeriksaan fisik harian sebelum terbang

Sementara untuk kriteria eksklusi sebagai berikut: 1. Penerbang yang tidak bersedia 2. Penerbang yang tidak lulus dari pemeriksaan fisik harian. d. Sampling Pemilihan sampel menggunakan simple random sampling. Sampel dipilih secara acak berdasarkan pemungutan undian. e. Identifikasi Variabel Variabel terikat dalam penelitian ini ialah penerbang tempur yang ditempatkan pada centrifuge test. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah Anti-G Straining Maneuver, Anti-G Suit, dan Reclining Seat. f. Jadwal dan Alur Penelitian No. Kegiatan Bulan ke-1 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. Permohonan Izin Penelitian Tes Efektivitas Anti-G Suit Tes Efektivitas AGSM Tes Efektivitas Reclining Seat Tes Efektivitas Ketiga Cara Pengolahan Data dan Analisis V V V V V V 2 3 4 Bulan ke-2 1 2 3 4

g. Tempat

Adapun Tempat yang akan digunakan ialah Lembaga Kesehatan Penerbangan dan .Antariksa (Lakespra) TNI AU, Jakarta h. Uji Validitas dan Reabilitas Uji Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan apakah suatu alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Ghazali dkk., 2002). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah internal yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrument secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara-cara skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam SoekidjoNotoatmodjo (Ghazali dkk., 2002), yaitu :

Keterangan : rxy : koefisienkorelasiantara x dan y N X : jumlahsubjek : skor item

: skor total

X : jumlahskor items Y : jumlahskor total X2 : jumlahkuadratskor item Y2 : jumlahkuadratskor total Kesesuaian hargaxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dikorelasikan dengan table harga regresi produt moment. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah respon untuk uji coba paling sedikit 20 orang (Ghazali dkk., 2002). i. Etika Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden di jaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument

penelitian tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan kepentingan penelitian.

Daftar Pustaka Private Pilot Manual.1996. Englewood, CO: Jeppesen Sanderson Pearl, dkk.2007. Respiratory Muscle Training and the Performance of Simulated Anti-G Straining Maneuver.Aviation Space Environtment Medication,78, 1035-4 BURTON RR, WHINNERY JE. Operational G-induced loss of consciousness: something old; something new. Aviation Space Envirotment Medication 1985,56:812-7. Gillingham KK, Fosdick JP. High-G Training for Fighter aircrew. Aviation Space Environtment Medication, 1998, 59, 12-9

You might also like