You are on page 1of 47

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sekarang ini sering kita dengar di berita surat kabar dan televisi, bahwa bencana dan
musibah sering saja terjadi baik bencana alam seperti gempa bumi, longsor, banjir dan
lain-lain. Serta ada juga bencana yang bukan termasuk bencana alam seperti kecelakaan
jatuhnya pesawat terbang, tenggelamnya kapal laut, kecelakaan di jalan raya dan masih
banyak lagi bencana atau musibah yang terjadi di dunia ini. Mirip kata-kata sebuah
iklan minuman ringan,- keadaan darurat bisa menimpa kita dimana saja dan kapan saja.
Bencana alam atau kecelakaan saat melakukan perjalanan bisa jadi sebabnya. Apa yang
bisa kita lakukan dalam kondisi tidak dinyana itu?

Banyak orang menganggap, membawa benda-benda untuk alat bertahan hidup di


alam bebas (Survival Kit) sewaktu bepergian, rasanya ribet atau bikin repot. Tapi bagi
kita yang mempunyai hobi di alam bebas sebagai penggiat pecinta alam, harus dapat
mengantisipasi suatu keadaan darurat sampai hal yang kecil sekalipun sangat diperlukan.
Telah banyak kejadian yang membuktikan pada peristiwa kecelakaan di laut dan
udara,korban yang kebetulan selamat kebanyakan tidak siap bertahan hidup. Padahal
upaya penyelamatan oleh tim SAR atau polisi belum tentu datang segera. Tak ada
pilihan, korban harus bertahan hidup di alam yang sama sekali asing. Jika tanpa
persiapan, ditambah kelelahan mental dan fisik, nyawa bisa jadi taruhannya.

Hal ini secara tidak langsung dan juga tidak dapat kita duga dapat terjadi pada siapa
saja dan di mana saja. Bagimana jika mimpi buruk tersebut terjadi pada kita apa yang
dapat kita lakukan dan kita perbuat jika kita berada dalam keadaan tersebut.
untuk itu penulis mencoba mengangkat tema Survival dengan judul Bertahan
Hidup Dalam Kondisi Darurat. Hal ini untuk mengatisipasi bilamana hal-hal yang
tidak diinginkan tejadi dan kita telah siap jika hal tersebut menimpa diri kita.

I.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang di hadapi dalam menghadapi suatu musibah
adalah sebagai berikut:
a. Apa saja perlengkapan yang dibutuhkan dalam menghadapi suatu musibah.
1
b. Bagaimana menanggulangi dan mencari solusi terhadap musibah yang
dihadapi.
c. Hal-hal apa saja yang dapat membuat kita tetap bertahan dalam suatu
musibah .

I.3 Maksud Dan Tujuan


Adapun Maksud dan Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Maksud
 Bagaimana dapat bertahan dalam suatu musibah.
 Siap siaga bilamana kita menjadi korban dalam bencana tersebut.

2. Tujuan
 Dapat mempersiapkan diri dalam menanggulangi suantu bencana.
 Telah siap prosedur bilamana bencana terjadi.
 Dapat menjadi leader dalam mengadapi bencana.

I.4 Lingkup Dan Batasan


Yang menjadi batasan dalam pembahasan pelaksanaan makalah ini adalah :
 Lingkup pembahasan hanya dibatasi pada bagaimana dapat bertahan hidup di
dalam hutan dan bertahan hidup di laut.
 Perlengkapan yang dibutuhkan dalam setiap perjalanan.

Adapun ditemukan permasalahan diluar lingkup pemikiran survival yang


dianggap mendasar serta ikut menentukan faktor penunjang maka untuk mengatasinya
masalah tersebut dilakukan pembahasan dengan menggunakan logika – logika serta
asumsi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

I.5 Metode Pembahasan


Dalam proses peyusunan makalah ini, metode-metode yang digunakan adalah
sebagai berikut:
 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data dari internet, buku, maupun
artikel – artikel lainnya.

2
 Analisa
Data dan masukan yang diperoleh kemudian dianalisa.
 Bimbingan langsung pembimbing
Bimbingan berupa proses asistensi sehingga peneliti dapat bertanya langsung
mengenai cara menelusuri dan mengolah data dengan baik dan benar, serta cara
menulis laporan penelitian.

3
BAB II
LITERATUR

II. 1. Teori Pembahasan


Persiapan menghadapi situasi buruk sebenarnya sederhana. Sebelum perjalanan,
paling tidak semua perlengkapan penyelamatan diri yang standar bisa disiapkan.
Misalnya, jika akan berperahu melintasi sungai atau laut, siapkan pelampung yang
memadai. ” jangan menyepelekan alat-alat standar! Karena inilah gantungan hidup kita
kalau terjadi sesuatu”. Dalam melakukan perjalanan kita harus mempersiapkan bekal
pribadi, terutama peralatan bertahan hidup (Survival Kit), juga harus memadai. Barang-
barang kecil yang amat vital harus tersedia seperti lampu senter, korek api, pisau lipat
kecil, peralatan jahit, pluit, tisu basah, perlengkapan P3K, obat-obatan, dan lain
sebagainya. Meski perjalanan dirasa tidak terlalu jauh, biasakan juga selalu membawa
makanan dan minuman cadangan. Setelah semuanya siap, tempatkan peralatan dan
perlengkapan tadi kedalam sebuah wadah atau tas yang memenuhi syarat, seperti cukup
ringan, kuat dan tahan air. Buat perbedaan antara wadah tadi dengan tas atau barang-
barang lain, agar mudah dikenali. Tempatkan juga di runag yang mudah terjangkau,
jangan sampai kita bingung harus memprioritaskan barang mana yang harus
diselamatkan saat kecelakaan.

II. 2. Pengertian Survival


Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris
survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah
kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan
sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai
upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis.
Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan
darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut
sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara
lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat
asing. Akibatnya survivor mengalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas
dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
4
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus kalimat-
kalimat dalam bahasa Inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kalimat-kalimat ini
menggambarkan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;
 (Size Up the Situation), pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi
lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar
selamat.
 (Undue Haste Make Taste), jangan tergesa-gesa, biar lambat asal selamat. Setiap
tindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan dalam pengambilan
keputusan dapat berakibat kematian.
 (Remember Where You Are), Ingat dimana kamu berada. Baik posisi harfiah
yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan
kedudukan diri pada saat itu.
 (Vanquish fear and panic), Kuasai diri dari rasa takut dan panik yang dapat
menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
 (Improvise), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan
pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.
 (Value living), Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup dengan mengambil
keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh dari keinginan bunuh diri.
 (Act like the native), Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan
dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
 (Learn basic skill), Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan di
alam bebas.

Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang untuk menghadapi kondisi


medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik survival laut (sea survival) yang
dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan di laut, survival padang es
bagi yang tersesat di pegunungan atau padang salju, survival rimba (jungle survival)
bagi yang mengalami musibah atau tersesat di rimba daratan atau pengunungan, survival
gurun dan lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan yang
mendasari berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan
dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival
ini adalah bertahan hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan segenap

5
kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi
survivor dengan masyarakat umum.
Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka pengetahuan survival ini harus
disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang
akan ditemui adalah : hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapai dan
lain sebagainya.
Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah / bahaya yang ada
di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya
subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan,bosan, putus asa
dll.
Pengaruh psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing.
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.
Pengaruh Fisikologis yang disebabkan karena kelelahan, dan kurang tidur
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.
Pengaruh lingkungan yang disebabkan karena beratnya medan.

Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan


survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan Tuhan tentunya), yaitu:
• Semangat untuk mempertahankan hidup.
• Kesiapan diri.
• Alat pendukung.
Beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi survival :
Perlindungan terhadap ancaman :
• cuaca,
• binatang,
• makanan/minuman
• penyakit

Menurut jumlah orangnya survival ada dua macam yaitu survival individu dan
survival kelompok.
• Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan
selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus

6
segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan
tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian
dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan
pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan
bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
• Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga
untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat
menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam
menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang
akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan
bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka
sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota
kelompok.

Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;


o Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi
milik bersama.
o Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas
dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat
diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
o Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.

Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat
kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam setiap mengambil keputusan. Ada
beberapa langkah yang direkomendasikan dalam melakukan survival antara lain ;
1. Mengkoordinasikan anggota, bila beberapa orang, pilihlah salah seorang dari
kelompok sebagai ketua. Seorang ketua sangat diperlukan untuk mengatur dan
menentukan keputusan bila terjadi perselisihan.
2. Melakukan pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar tidak menjadi
lebih parah. Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan dapat berkembang
bahkan dapat menyulitkan kita nantinya.
3. Melihat kemampuan dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan berguna dalam
pembagian tugas. Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan, fisik dan mental. Karena

7
jika salah memberikan tugas pada seseorang akan menghambat rencana bahkan dapat
berakibat fatal.

4. Mengadakan orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi kita, kemungkinan


pemukinan penduduk, dan perkiraan jalan keluar.
5. Mengadakan penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan yang tersedia,
jumlah anggota, perkiraan waktu. Disamping itu, mencari sumber makanan yang
harus diusahakan dari luar rencana penjatahan. Mengenai cara mendapatkan makanan
dan air akan dibahas lebih lanjut.
6. Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang dibuat se-rasional
mungkin dan berdasarkan pertimbangan yang matang. Pembagian tugas sesuaikan
dengan kondisi saat itu.
7. Usahakan menyambung komunikasi dengan dunia luar, jangan melakukan hal-hal
yang berlebihan terlebih menguras tenaga kita. tandailah jalan yang telah kita lewati
dan mencari perhatian dengan cara membuat asap, menjemur pakaian di tempat tinggi
dan atau terbuka, memantulkan sinar matahari dengan cermin dan lain-lain.
8. Mencari pertolongan. Selalu dan selalu berusaha mencari pertolongan. Buatlah
kode-kode dari darat ke udara yang dapat membantu tim penolong, khususnya yang
mencari survivor lewat udara. Tanda-tanda yang diberikan harus berukuran cukup
besar, menyolok, kontras dengan warna latar belakangnya, dan ditempatkan di tempat
yang mudah terlihat dari udara dan atau dari kejauhan. Isyarat boleh dibuat dari benda
atau bahan apa saja yang mudah diperoleh.

II. 3. Kebutuhan Survivor


Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup
manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun
baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap
manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI”
sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk
mati. Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung
pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau
menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil
kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS
HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :
8
1. Sikap mental yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri,
akal sehat, disiplin dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar
dari pengalaman.
2. Pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival
yaitu ; cara membuat tempat perlindungan (bivak), pengetahuan cara
memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.
3. Pengalaman dan Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk
menjalaninya, semakin kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang
tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena
itu pengalaman dan latihan sangat menentukan keberhasilan.
4. Peralatan atau Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam
setiap perjalanan. Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan
sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek
api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dan
senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.

II. 3. 1. Survival Kit


Survivaal Kit adalah satu set peralatan atau suatu kotak/tas peralatan survival
yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gungng, hutan,
padang pasir dan pantai serta laut. Perlengkapan yang harus ada dan di siapkan dalam
Survival Kit adalah :
• Korek Api.
• Lilin.
• Batu api.
• Kaca pembesar.
• Jarum dan benang.
• Kail dan senar.
• Kompas.
• Senter kecil.
• Kawat jerat.
• Kawat gergaji.
• Pisau.

9
• Tali.
• Kondom.
• Obat – obatan, seperti : analgetik, anti mencret, anti gatal, anti malaria, anti
biotik

Gambar Peralatan Survival Kit

Obat-obatan yang harus di persiapkan dalam survival kit diantaranya yaitu:


• Analgetik ; Ponstan, Antalgin, Metancuron, Naspro, Aspirin dll.
• Anti Mencret ; motilex, Lodya, Entrostop, dll.
• Anti Gatal ; CTM, benadryl tab/inj, Insidal, dll.
• Anti Malaria
• Anti Biotik ; Ampicilin Dll.
• Plester ; Plester Kupu-kupu, handiplas, dll.

Gambar Obat-Obatan
II. 3. 2. Air
Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting
dari faktor lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi
manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5 hari. Jika kita kesulitan dalam
memperoleh sumber air, maka cara dibawah ini dapat dicoba untuk mendapakan air.
Air dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

10
a. Air yang tidak perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.
Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan
daun-daun yang lebar

b. Air yang perlu dimurnikan


Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa
Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai
yang kering, air dari batang pohon pisang.

1. Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang lebih besar dari
nesting / rantang (apa pun yang dapat digunakan untuk menampung air)
2. Potonglah ranting kering dengan panjang kira-kira 50 cm, siapkan selembar plastik
yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco / jas hujan).
3. Letakkan nesting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang / ranting tadi dan tutupi
dengan pastik, jangan lupa letakkan batu disekelilingnya agar tidak mudah bergeser.
(lihat gambar 1)
4. Tunggulah air menguap dari permukaan tanah.

Gambar 2, teknik pembuatannya sama dengan gambar 1 hanya saja dibuat tumpukan
daun kering disekelilingnya dengan jarak yang cukup agar ponco / plastik tidak meleleh,
dan nyalakan api di ranting tersebut (perhatikan api jangan terlalu besar). Tunggulah air
yang menguap dari permukaan tanah (hal ini dapat dilakukan kapan pun).

Cara lain untuk mendapatkan air :

 Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan ketempat minum
kita / tampung dengan ponco/ juga memeras sapu tangan dan slayer bersih yang
terkena hujan lalu teteskan kedalam mulut.
 Tanah batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun hanya terdapat mata
air. Kapur mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk saluran air. Jika dilembah
umumnya sangat gaspor carilah ke lembah air / saluran air pada dinding lembah
yang memasang aliran kapal pada daerah yang dekat dengan granit. Carilah
pinggiran rumput yang hijau tumbuh sampai meropas pada lubang itu.

11
 Tanah campur : carilah air di lembah dekat dengan permukaan air tanah. Carilah
lubang air yang mengalir yang terdapat di sebelah atas permukaan tanah termasuk
aliran sungai gembur tetapi ingat air ini dapat kotor sekali dan berbahaya.
 Daerah pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah untuk memerangi
rasa air asin saringlah dengan pasir. Jangan meminum air laut karena dapat
menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal.

II. 3. 2. 1. Sumber air yang dapat langsung diminum.

Pertama adalah air hujan. Meskipun kadang air hujan mengandung asam pada
prinsipnya air hujan dapat diminum langsung, hanya diperlukan cara untuk
mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan menggali lubang dan
dipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat
menampung air seperti ponco, daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain.
Ada baiknya setelah mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.

Sumber yang kedua adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat memanfaatkan
proses respirasi tumbuhan untuk mendapatkan air. Caranya adalah selubungkan
sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat.
Penguapan dari daun akan menyebabkan timbul pengembunan pada plastik bagian
dalam. Pilih bagian daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada lumut kita dapat
langsung menyerap air pada lumut dengan bahan yang mudah menyerap air seperti
kain.

Sumber yang ketiga adalah embun. Pada daerah yang memiliki iklim yang sangat
ekstrim dimana sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari, kita dapat
menampung embun sangat banyak. Untuk mendapatkan air kita dapat menggunakan
kain, busa, ponco, plastik dan lain-lain.

Sumber yang keempat adalah tanaman rambat atau rotan yang ada di hutan.
Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat dijangkau kemudian potong
juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah. Air yang menetes dari batang
tersebut dapat ditampung atau langsung diteteskan ke mulut.

Sumber yang kelima adalah air yang tertampung pada daun-daun yang lebar,
biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga
kantong semar (Nephenthes sp) terdapat air. Untuk air yang dari kantung semar
sebaiknya dimask dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati dan berbau.

Sumber keenam adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Dalam hal ini
memanfaatkan uap air tanah yang ditahan kemudian ditampung kedalam suatu
tempat. Caranya adalah galilah tanah dengan kedalaman tertentu kemudian gelarkan
plastik diatas lubang tersebut kemudian ujungnya ditahan. Beri pemberat di bagian

12
tengah plastik penutup lubang hingga plastik agak masuk kedalam lubang.
Sebelumnya telah diletakkan suatu wadah tepat dibagian tengah pemberat hingga
nantinya air akan menetes di wadah tersebut.

II. 3. 2. 2. Sumber air yang tidak dapat langsung diminum.

Air yang menggenang. Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam
keadaan darurat air seperti ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman untuk
memanfaatkan air itu adalah dengan melakukan penyaringan.

Air hasil galian di pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut harus
mengalami proses lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu. Caranya adalah
ukur jarak sekitar 5 - 7 meter diatas air pasang untuk melakukan penggalian dengan cara
membuat lubang kecil. Air yang didapat dengan cara ini biasanya tidak mengandung
garam. Sebagai catatan air yang segar akan terletak diatas air yang asin dalam lubang
galian tersebut. Air yang didapat dengan cara ini walaupun agak payau akan tetapi aman
untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau maka dapat dilakukan penggalian
dengan penambahan jarak galian atau dilakukan penyaringan.

II. 3. 2. 3. Cara penyaringan air.

Pertama penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang berlapis.
Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih jelas terlihat apabila kaos
penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan
penyaringan kembali.

Kedua. Dengan cara melewatkan air kedalam bambu. Tabung bambu bagian dasar
dilapisi dengan kerikil dan ijuk atau bisa digunakan lapisan dedaunan kering dan
rumput kering sebagai penyaringnya. Perlu diingat juga bahwa cara membersihkan air
dapat dilakukan dengan mengendapkan selama 24 jam. Untuk menjaga kebersihannya
maka sebaiknya tempat pengendapan ditutup rapat.

“INGAT! APABILA INGIN MINUM AIR, ambillah sedikit demi sedikit/ isapan.
Jangan langsung minum sebanyak-banyak apabila menemukan air. Meminum
sekaligus banyak hanya akan membuat muntah seseorang yang sedang kekurangan
cairan (dehydrasi) sehingga akan membuat keadaan menjadi lebih parah.”

II. 3. 2. 4 . Tanda dari hewan ke sumber air.

Hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak
biasanya hidup didekat air dan akan selalu berusaha di dekat sumber air. Hewan ini
memerlukan air setiap sore dan pagi hari, bekas jejak hewan ini akan sangat jelas
menuju ke lembah ke arah sumber air.

13
Burung pemakan buah tidak akan jauh dari sumber air. Binatang ini minum pada pagi
dan sore hari. Apabila burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda akan
menuju air. Setelah minum burung tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan
sering beristirahat. Pastikanlah lintasan terbang burung ini maka kemungkinan besar
akan bertemu sumber air.
Serangga sebagai tanda yang baik terutama lebah. Mereka bisa terbang sekitar 6,5 Km
dari sarang tetapi tidak mempunyai jadwal tetap mencari air. Semut sangat
memerlukan air, sekumpulan semut yang berbaris menuju pucuk pohon untuk
mengambil air yang terperangkap di sana. Seringkali penampungan air ini satu-
satunya didaerah yang kering.

II. 3. 3. Api.

“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting
yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai
penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi
tanda-tanda atau kode dll. Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan
adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal
ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata.

Teknik membuat api tampa korek api


A. Dengan lensa
B. Dengan bordi
C. Dengan 2 batang kayu
D. Dengan 2 buah batu

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi
untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari
berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau,
dan sebagainya. Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah
jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih
baik dan memberi panas yang lebih merata. Membuat perapian merupakan salah satu
teknik hidup di alam bebas yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Banyak
manfaat yang bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak, menghangatkan badan
serta menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu perapian juga
memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika
berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian, pengawasannya juga harus lebih
ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita
dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan.

Selain membuat perapian dalam tungku (hawu) di rumahnya, beberapa penduduk


Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan melewatkan beberapa hari di dalam
hutan, memiliki teknik membuat api dan perapian. Mungkin bagi masyarakat
Cihanjawar sendiri, membuat perapian seperti ini tentulah merupakan kebiasaan sehari-
hari bagi mereka dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa kali pengamatan, mereka
ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam membuat suatu perapian yang baik.

Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam
membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara. Setelah ketiga hal ini
terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar perapian menjadi hal yang sangat

14
penting. Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan
ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak
besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah
terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada
batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.

Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;


a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang
sebagai tumpuan bawah (Gambar 1a).
b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang (Gambar 1b).
Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga
menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal ini akan mengakibatkan
kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu yang telah menjadi
bara dibawah akan cepat habis jika tidak diberi “umpan” lagi.
c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang
dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah
terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan kedua palang kayu
tersebut tidak terlalu miring.
d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan
mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan
(Gambar 1d).
e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang kita
tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda yang ada
tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di bagian paling dasar. Gunakan
bantuan daun-daun kering atau plastik sampah.
f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan
kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan
agar lidah api membakar ranting atau daun kering untuk memperbesar nyala api.
g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian
yang “terjilat”oleh lidah api.
h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi
udara
i. Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan
terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan.

15
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan
membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik
dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua
buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga
terbakar

3. Busur dan gurdi


Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan
kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar
mudah tebakar.Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa,
atau daun aren

Dalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan
sebagai berikut;
a. Tinder (penyala), material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu
percikan api.
b. Kindling (pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang
akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
c. Fuel (bahan bakar), material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru
dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.

Untuk daerah yang lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan di
Indonesia cara efisien dan efiktif adalah menggunakan korek api dan lilin agar tidak
cepat mati. Akan tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara yang dapat dicoba.
Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Cara-cara yang dapat
dilakukan diantaranya;
a. Menggunakan lensa / kaca pembesar / lup
b. Mengesekan kayu/bambu dengan kayu/bambu (keduanya harus kering)
c. mengesekkan pisau dengan batu dan atau batu dengan batu.

Tapi ingat, ketiga cara diatas tidak direkomendasikan di hutan yang lembab
(Indonesia). Oleh karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan.
Setelah dapat membuat api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu untuk
dipelajari. Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan terhadap bahan yang
tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasak diantaranya;
mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah
kenikmatan, dan lain-lain.

Apabila kita membawa peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi
masalah. Akan tetapi apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan
masak kita bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak tersebut
diantaranya;
a. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita
gunakan bersih.
b. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masih
hidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan

16
kedalam lubang bambu kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam
bara api.
c. Memasak dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya. Lalu
daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa menahan air. Masukkan beras
yang telah di cuci dan direndam beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan
daun yang telah kita sediakan, selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api
unggun diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu
beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
d. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda.
Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras
yang kita cuci kedalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi
beras tersebut kedalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang.

Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana memasak. Hal ini
tergantung pada kreatifitas dari survivor.

II. 3. 3. 1. Etika Membuat Perapian


Terkadang membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan penggiat alam
terbuka dan pemerhati lingkungan.
Beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam membuat perapian adalah:
1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan membutuhkan bahan
bakar kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud kita membuat perapian.
2. Jangan menebang kayu sembarangan! Walaupun terkadang hal ini sangat
kontradiktif dengan pembuatan perapian, bukan berarti membuat suatu perapian
dilarang sama sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan kita saat membuat dan
menggunakannya. Pilihlah kayu yang telah tumbang ataupun mati yang cukup
kering/tidak mengandung banyak air. Cukup banyak ranting-ranting yang telah mati
di dalam hutan dan dapat digunakan daripada melakukan penebangan. Daun-daun
kering juga dapat dipergunakan sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.
3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-benar telah mati/padam. Setelah itu
dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari perapian terbuat dari gambut,
tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk. Sebaiknya membuat api di atas tanah
karena akar ataupun gambut dapat terbakar secara menjalar di lapisan bawah tanpa
terlihat oleh kita.

“Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.

II. 3. 4. Bivak
Bivak adalah tempat perlindungan sementara dari dalam keadaan kritis atau
darurat dalam suatu perjalanan atau pengembaraan. Tujuan membuat perlindungan
adalah nyaman dalam keadaan darurat untuk melindungi dari faktor alam dan
lingkungan.
hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan bivak:
• Usahakan dirikan bivak di daerah yang datar
• Perhatikan arah mata angin
• Bagian yang berlubang pada bivak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata
angin
• Jangan mendirikan bivak di daerah yang cekung

17
• Jangan mendirikan bivak di dekat aliran sungai, tapi harus dekat dengan sumber air.
• Jangan dirikan bivak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri
tegak
• Bivak jangan sampai bocor
• Jangan telalu merusak alam sekitar
• Terlindung langsung dari angin
• Bukan berada dilintasan binatang buas

ada beberapa macam bahan pembuatan bivak.Secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu :
1. bivak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)
2. bivak moderen (ponco)
jenis-jenis bivak yang dapat dibuat :
1. Bivak standart adalah bivak yang dengan tali diikat dan di rentangkan antara dua
pohon pada sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut.
2. Bivak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan daun-
daun pada sisinya yag masih terbuka di atasnya. Daun-daun, ranting-ranting kecil di
gunakan agar bivak hangat.

II. 3. 5. Jebakan ( Trap )


Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah
keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk
diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya,
seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia
di dalam survival kit. Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang
biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan
ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa
trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari
itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan
yang baik.
Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau
membuat peralatan sebagai berikut ;
• Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau
sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam
perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar,
bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
• Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan
kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan

18
• Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan,
sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
• Racun. Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan
menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan
untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang
ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
• Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk
mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa
cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak,
boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang
tersedia.
• Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan
dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat khewan, jenis
jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran khewan yang akan ditangkap.
Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan
terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam
mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa.Jerat yang
aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah
dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat
kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara
dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring
sehingga mudah untuk ditangkap.

II. 3. 5. 1. Aturan dalam membuat perangkap:


1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan tanda-tanda
pernah berada di sana.
2. hilangka segala bau-bauan, peganglah perangkap sesdikit mungkin, jika bisa gunakan
sarung tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara mengasapi
bahan-bahan perangkap dengan asap api.
3. kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang digunakan sebagai
perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat perangkap yang di tanah agar
terlihat lebih alami.
4. buatlah dengan kuat, binatang yang terperangkap akan berjuang untuk hidupnya.
Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera rusak.
19
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergantung
kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)


Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
a) Kelenturan dahan pohon.
b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga
apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik,
hingga akhirnya tali akan menjerat.
Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci,
ayam, bebek, dan lain lain.

2. Trap Tali Sederhana


Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap
tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi
umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah
terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat


Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang.
Perangkap ini terdiri dari :
a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.
b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan
ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas
dedaunan tersebut.
c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa
Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah
perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model
ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap
ini adalah :
20
a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.
b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika
salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.
c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak,
maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh
menimpa.
5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa.
Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap
menimpa. Perangkap ini terdiri dari :
a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
b) Kayu pohon yang saling menopang.
c) Umpan.
d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.
Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang,
ia akan langsung masuk ke lubang.

21
BAB III
ANALISA
III .1 Bila Tersesat
Dalam melakukan perjalanan (darat, laut, maupun udara) kita berharap selamat
sampai tujuan. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang,
kemungkinan hal-hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi misalnya tersesat. Faktor
yang menyebabkan diantaranya faktor alam dan faktor manusianya sendiri. Dalam
keadaan seperti ini ada pedoman yang harus diingat yaitu STOP yang merupakan
kependekan dari:
S = Stop/siting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil duduk. Usahakan
menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.
T = Thinking, gunakan akal sehat dan selalu sadar akan keadaan yang sedang
dihadapi.
O = Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada
dan hindari hal-hal yang tidak perlu.
P = Planning, buat rencana untuk mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan
konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang akan dilakukan.

Walau tidak tentu diharapkan, suatu keadaan yang buruk dalam sebuah perjalanan
bisa terjadi pada siapa saja. Pesawat terbang yang mengalami kerusakan mesin dan harus
mendarat darurat atau perahu yang tiba-tiba karam karena gelombang adalah resiko yang
harus dipertimbangkan. Nasihat pertama dari para ahli, dalam situasi darurat sebaiknya
kita tidak panik. Ada yang menggangap ini cuma teori, saat membaca petunjuk
menghadapi kondisi darurat (seperti di Makalah ini) atau sewaktu latihan
menghadapinya. Tapi bagaimana saat berhadapan dengan kejadian sesunggunnya?
Siapapun dia, tetap bisa mengalami ketakutan dan panik pada awalnya.
Sebuah teori bertahan hidup di alam bebas menyatakan, yang lebih berbahaya dari
sebuah ketakutan adalah kepanikan. Boleh percaya, panik dalam kondisi darurat justru
22
akan membuat anda lebih cepat pergi ke surga. Nah mengingat teori ini, mudah-
mudahan kita akan lebih tenang jika suatu saat bertemu situasi darurat. Dalam peristiwa
kecelakaan, tak jarang tim penyelamat butuh waktu cukup lama dalam melakukan
pencariaan korban. Tim SAR yang terlatih sekalipun bahkan harus terbagi atas beberapa
kelompok dan melakukan pencarian melalui udara, darat, atau air sekaligus. Area
pencarian yang luas dan beratnya kondisi alam kadang membuat tim SAR harus bekerja
berhari-hari, bahkan dalam hitungan minggu, ” padahal setiap detik sangat berharga
bagi nyawa korban”.
Tak ada pilihan, sementara menunggu penyelamatan, korban harus bisa bertahan
hidup dalam kondisi minim. Gunakan semua persiapan perbekalanbertahan hidup
sebijaksana mungkin, mengingat datangnya bantuan tak bisa di perkirakan. Air minum,
makanan, korek api, atau energi baterai, adalah barang-barang vital namun terbatas.
Buat jadwal dalam pemakaiannya dengan prinsip: ”bantuan belum akan datang esok
hari”. Pilihan lain yaitu bertahan hidup dengan memanfaatkan kondisi alam sekitar.
Hidup mengandalkan alam sekitar sebenarnya tidak seburuk yang diduga banyak orang,
hanya mungkin tidak terbiasa. Dalam kondisi yang memungkinkan, orang dapat
bertahan hidup 3 – 5 hari tanpa air, dan 20 – 30 hari tanpa makan. Jadi masih ada waktu
untuk bertahan bisa bertahan hidup bukan?

III. 2 Dalam Hutan


III. 2.1. Tersesat Dalam Hutan
Jika kita mengalami keadaan darurat dan terdampar di tengah hutan langkah-
langkah yang harus kita lakukan adalah;
• Langkah pertama yang harus dilakukan adalah sedapat mungkin kita harus
mengenali posisi tempat kita berada dan jumlah perbekalan yang dibawa. Buat
langkah-langkah ke depan agar segala tindakan berdasarkan prioritas dan efektif
serta efisien. Dengan selalu berpikir positif, kita akan lebih percaya diri.
• Hindari kondisi kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Disaat udara panas,
bergeraklah perlahan. Jangan mengkonsumsi minuman berkafein atau sejenisnya
yang justru dapat membuat tubuh kekurangan cairan. Sebaiknya konsumsi makanan
berkarbohidrat tinggi dari pada berprotein tinggi.
• Mendapatkan air. Air dapat diperoleh melalui tanaman seperti seperti dasar batang
pisang, rotan, lumut, dan bunga kantung semar. Air hujan dapat di tampung

23
menggunakan jaket atau jas hujan dan dialirkan kesebuah wadah. Jika sungai
ternyata kering, bisa didapat dari tanah dibawah batu sekitar sungai.
• Untuk menghindari bahaya dan menghangatkan tubuh, kita dapat membuat api.
Anyaman daun-daunan juga bisa dibuat untuk menambah kehangatan tubuh. Bekali
diri dengan tongkat atau pentungan sebagai persiapan menghadapi binatang buas.
• Bila yakin, ada buah-buahan atau daun-daunan liar yang bisa dimakan. Lakukan
pengetesan dulu pada tangan, bibir, atau lidah selama beberapa saat, setelah yakin
aman, baru dimakan. Hindari tanaman atau buah yang berwarna mencolok dan
bergetah putih. Jangam memakan tumbuhan yang dirasa ragu untuk dimakan.
• Jika pada tubuh terdapat luka, terus tekan dengan cara mengikat kencang disekitar
luka dengan kain yang keras. Hindarkan luka dari kotoran, karena infeksi luka dapat
membuat tubuh lemas.
• Coba mencari jalan keluar dari hutan tempat kita terdampar. berjalan di hutan-hutan
pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung
gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari
pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada
celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi
pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung
gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat
dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
• Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran
rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak
seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat
hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah
hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih.
Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan,
reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan
yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai,
sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar. Yang perlu diperhatikan dalam
berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya
banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak
dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau
bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.

24
• Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh
dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin
dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi
dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun
nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat,
terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar
kemungkinannya.
• Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas.
Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang
dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat
untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan
semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah
yang ditempuh survivor.

Dalam mencari jalan keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada.
Apabila sudah buntu / belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan
diri untuk terus berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik kita
bertahan disuatu tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di tempat
tersebut dalam beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak harus di
kuasai.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah :
a. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk
b. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
c. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi atau memanjat pohon
d. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam dan kalau ada GPS
e. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya
dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
f. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun
g. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bantuan, mencari makanan, mencari air dan
lainnya.

Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :

25
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih.
- Berpikir positif dan optimis.
- Persiapan fisik dan mental.

2. Matahari / panas
- Kelelahan panas.
- Kejang panas.
- Sengatan panas.
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis.
- Baru sembuh dari penyakit.
- Demam.
- Baru memperoleh vaksinasi.
- Kurang tidur.
- Kelelahan.
- Terlalu gemuk.
- Penyakit kulit yang merata.
- Pernah mengalami sengatan udara panas.
- Minum alkohol.
- Dehidrasi.
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi.
- Persedian air.
- Mengurangi aktivitas.
- Garam dapur.
Pakaian :
- Longgar.
- Lengan panjang.
- Celana pendek.
- Kaos oblong.
3. Serangan penyakit
- Demam
26
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah,Keadaan lingkungan mencekam.
Pencegahan : Usahakan tenang, Sabar Dalam Menghadapi segala rintangan,
Banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan.
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret,
kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun.
Pencegahan : Air garam di minum,Minum teh pekat,Di tohok anak tekaknya.
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori, Membatasi kegiatan.
7. Kelaparan.
8. Luka atau cedera.
9. Kedinginan.
Penyebab : Kondisi Medan, Serta Melemahnya daya tahan tubuh. Penurunan
suhu tubuh < 300 C bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan : Sebisa mungkin membuat perapian.

III. 2. 2. Sumber Makanan


Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia.
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok.
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo.
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-
lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan.
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam.

Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting
dari faktor lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi
27
manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5 hari. Air dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Air yang tidak perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.
Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan
daun-daun yang lebar
b. Air yang perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa
Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai
yang kering, air dari batang pohon pisang.

Hubungan air dan makanan


• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak.
Cara mendapatkan air
 Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan ketempat
minum kita / tampung dengan ponco/ juga memeras sapu tangan dan slayer
bersih yang terkena hujan lalu teteskan kedalam mulut
 Tanah batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun hanya terdapat
mata air. Kapur mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk saluran air. Jika
dilembah umumnya sangat gaspor carilah ke lembah air / saluran air pada
dinding lembah yang memasang aliran kapal pada daerah yang dekat dengan
granit. Carilah pinggiran rumput yang hijau tumbuh sampai meropas pada
lubang itu.
 Tanah campur : carilah air di lembah dekat dengan permukaan air tanah.
Carilah lubang air yang mengalir yang terdapat di sebelah atas permukaan
tanah termasuk aliran sungai gembur tetapi ingat air ini dapat kotor sekali dan
berbahaya.
 Daerah pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah untuk
memerangi rasa air asin saringlah dengan pasir. Jangan meminum air laut
karena dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal.

III. 2. 3. Tumbuhan

28
Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di
Indonesia. Artinya, kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika
ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, jumlahnya akan berlipat-lipat.Dari
keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang
disarankan untuk dimakan. Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan
aman atau tidak untuk dimakan ada beberapa faktor yang bisa dijadikan pegangan.
Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya bisa dimakan oleh satwa liar adalah
tumbuhan yang tidak beracun.
Jadi, kita bisa mengonsumsinya. Sementara itu, tumbuhan yang berbau tak sedap dan
bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh.
Contohnya, tumbuhan bergetah yang membuat kulit gatal dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat,
berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang
keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Apabila mendapatkan tumbuhan kemaduh
(Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan
panas.
Sementara itu, beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat
dimakan meliputi beragam jenis. Keluarga palem-paleman, misalnya; kelapa, kelapa
sawit, sagu, nipah, aren dan siwalan, bukan hanya bagian umbutnya (baca; bagian ujung
batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya, seperti kelapa
dan siwalan.
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai
di hutan. Adapun ciri-cirinya, daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya
memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.
Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa menjadi penyelamat dalam
keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tak simetris. Beberapa jenis
dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan,
rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya
menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan
melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil.
Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar
yang layak dan aman untuk dimakan. Dan menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis
tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000
29
jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur,
maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang
beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk tidak dimakan. Dan
untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan,
ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah,
atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi
kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa
membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga
tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah
pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun
yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh
waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan
dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya :
tumbuhan pakis, kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya
bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan,
tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).
Jenis jambu-jambuan juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-cirinya adalah daunnya
berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan
buah yang enak dimakan Strawbery hutan alias Ucen. Tumbuhan semak dari keluarga
begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya
berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai
daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya
menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan
memakan keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil.
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang
ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili, gembolo , ubi rambat.
Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri,
harus ekstra hati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung, yang beracun, walau tetap
dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu,
rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.
30
Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak
makan.

Gambar Tumbuhan Pakis.

Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa, markisa ini
adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak,
misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani, arbei
hutan, dan anggur hutan boleh dimakan.

Gambar Anggur Hutan.

Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat.
Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya
ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih
banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah
ada sejak jaman Mesir Kuno.
Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna,
dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara
kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah
mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk

31
memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu
mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.
Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu,
warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah.
Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.
Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus
menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Gambar Jamur Hutan

Tahukah anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada
tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas.
Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-
bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur
merang, meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.
Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan
dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau
digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini
disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna
kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan
liar.
Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada
kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri
orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati,
mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada
muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa
meninggal setelah 3 - 7 hari.Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya
dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana
kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya
menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan "dipancing-pancing".

32
Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu
mengurangi kadar racun, kalau ada.
Nah petunjuk teknis diatas adalah apabila sobat menghadapi situasi darurat yang
diakibatkan karena kehabisan logistic selama melakukan kegiatan alam terbuka. Terus
bagaimana cara kita survive yang diakibatkan karena tersesat? Sebagaimana kita ketahui,
tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah
yang akan dituju.

III. 2. 3. 1. Botani atau tumbuh-tumbuhan praktis yang dapat di konsumsi.


Yang perlu diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang
tidak umum, sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam
pemanfaatan sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
• Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan
pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong,
bunut, putat dan lain-lain.
• Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara
direbus, dibakar atau digoreng. Contoh : Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan,
buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
• Tumbuhan yang harus diolah lalu dimasak, Biasanya dilakukan pengolahan terlebih
dahulu seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral
sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena
apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh :
Umbi Acung, Suweg, gadung dll.

Tumbuhan yang dapat dimakan


Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air

33
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih

Bila kita menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit
membedakan yang dapat dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat rendah
karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman umum yang dapat digunakan
untuk menentukan jamur yang dapat dimakan :
1. tidak berwarna mencolok
2. tidak bercahaya
3. tidak memiliki gelang pada tangkainya
4. tidak berbau
5. tidak memberi efek hitam jika disentuh benda-benda perak.

Pedoman seperti itu sebenarnya kadang sangat berbahaya. Banyak jamur yang
memiliki ciri-ciri diatas justru mengandung racun. Contoh: Amanita Phalloder, Amanita
Verna, Amanita Virosayang berwarna putih bersih memiliki racun mematikan. Ketiga
jamur tersebut jika dimakan setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit
sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-8 jam kemudian akan menemui ajal.
34
Pada dasarnya tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun
dalam memanfaatkan tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu
dilakukan tes apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah
yang ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa
menit, apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan
lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.

III. 2. 3. 2. Cara menguji makanan yang belum dikenal :

a. Periksa secara teliti. Pastikan bahwa tanaman tersebut tidak kotor/berlumpur atau
dimakan cacing. Bebrapa tanaman ketika tua berubah menjadi racun karena adanya
zat kimia.

b. Cium. Remas/hancurkan sebagian kecil dari tanaman tersebut. Jika baunya seperti
almond yang pahit atau buah persik (bau busuk), maka buang.

c. Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke
bagian tubuh yang lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika ada
iritasi, buang.

d. Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan langkah
berikut :
1. Letakkan sedikit sample tanaman pada bibir.
2. Letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut..
3. Letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah.
4. Letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah.
5. Kunyah sedikit sample.
6. Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas. Jika ada
iritasi/ketidaknyamannan, BUANG !

e. Makan dalam jumlah yang sedikit, dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam
ini, jangan makan atau minum makanan yang lain.

Bagian yang dapat dimakan yang dapat memberikan energi yang cukup adalah
umbi (umbi akar atau umbi batang), buah, biji dan daun. Ciri tumbuhan yang dapat
dimakan :
a. Bagian tumbuhan yang masih muda
b. Tumbuhan yang tidak mengandung getah
c. Tumbuhan yang tidak berbulu
d. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
e. Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia
Langkah-langkah yang perlu dilakukan bila akan memakan tumbuhan
a. Makan tumbuhan yang sudah dikenal
b. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan
c. Sebaiknya jangan makan buahnya yang berwarna mencolok, karena menngandung
racun alkaloid

35
d. Cara memakan pertama dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan di tunggu reaksinya.
Bila tidak terasa aneh (panas, pahit, gatal) berarti cukup aman.
e. Yang paling baik adalah dengan terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan
dimakan.

Contoh tumbuhan yang dapat di makan :


a. Umbi di dalam tanah : talas, kentang, bengkoang, paku tanah
b. Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia
c. Buah : kelapa, arbei, konyal, buah rotan
d. Biji : padi, jagung, rumput teki
e. Bunga : turi, pisang
f. Daun : rasa mala, melinjo, babadotan, pohpohan, pakis.

Tumbuhan obat
Tunbuhan yang dapat berguna sebagai obat-obatan dapat dikelompokkan menjadi dua:

1. Dimakan atau di minum

Contohnya adalah sebagai berikut :

a. Bratawali (Anamitra Coccullus) tumbuhan merayap. Terdapat dihutan,


kampung. Batangnya di rebus, rasanya pahit. Kegunaan : untuk anti demam,
malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.

b. Kejibeling/ngokilo (Strobillatesses) tumbuhan semak dihutan. Daunnya


dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.

c. Sembung/sembung manis (Blumen alsmifira). Jenis rumputan, terdapat pada


padang rumput yang banyak angin. Daunnya diseduh dengan air panas dapat
digunakan untuk sakit panas dan sakit perut.

2. Tumbuhan obat untuk luka.


a. Getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian
yang bengkak, biarkan 24 jam, bersihkandengan minyak kelapa kemudian air
hangat.
b. Air rebus bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu.
c. Daun Sambiloto atau daun Ploso di tumbuk halus untuk anti sengatan
kalajengking.

Tumbuhan berguna lainnya


1. Tumbuhan penyimpan air seperti : tumbuhan beruas (bambu, rotan), tumbuhan
merambat, kantong semar, kaktus, batang pisang, dll.
2. Tumbuhan pembuat atap/pelindung : daun nipah, aren, sagu, daun pisang, dll.
3. Tumbuhan pengusir ular dan serangga lainnya : lemo.
4. Indikator air bersih : tespong, selada air.

Tumbuhan beracun
1. Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan
2. Getah pohon rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya sebab merusak jaringan
36
3. Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal
4. Buah aren mentah menyebabkan gatal-gatal
5. Kecubung
6. Rarawean dapat menyebabkan gatal dan pedih
7. Daun fulus menyebabkan gatal dan panas
8. Si cantik beracun (Poisson Ivy) menyebabkan gatal-gatal.

Dilihat dari Arah Lilitan


Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain bisa dimakan jika lilitan batang ke
arah kanan (searah dengan jarum jam), di antaranya gembili (Dioscorea aculeate),
gembolo (Dioscorea bulbifera), umbi rambat. Namun, bila arah lilitannya ke kiri
(berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, haruslah ekstra hati-hati. Jenis
kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walaupun tetap dapat
dimakan setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu,
rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di
tempat yang lembab dan tinggi, tunas dan daun muda jenis paku-pakuan enak dimakan.
Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan, misalnya markisa (Passiflora sp).
Markisa ini tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak
(Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya seperti
senggani (Melastoma sp), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.
Selain tumbuhan tadi, jamur pun bisa menjadi penyelamat di saat tersesat. Namun,
kita harus bisa membedakan mana jamur yang biasa dikonsumsi dan jamur liar
(beracun). Untuk menghindari makan jamur beracun, perlulah diketahui ciri-cirinya,
yaitu warna payungnya gelap atau mencolok, misalnya biru, kuning, jingga, coklat.
Pengecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat itu bisa dimakan. Bau tidak
sedap disebabkan mengandung asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan
jamur tersebut tak layak dikonsumsi. Dan jamur beracun umumnya tumbuh di tempat
yang kotor, misalnya pada kotoran hewan.
Dengan berbekal ilmu survival, mudah-mudahan ini akan menjadi pegangan penting
apabila kita menghadapi masalah di hutan. Yang terpenting, sebaiknya sebelum dimakan,
tumbuhan liar di hutan dimasak dahulu untuk mengurangi dampak buruk, seperti diare
dan alergi. Apabila terjadi kasus keracunan, usahakan muntahkan sebisa mungkin, dan
minumlah air kelapa atau bila ada gunakan “pil norit” untuk membantu mengurangi
kadar keracunan.

37
III. 2. 4. Hewan
di dalam hutan terdapat juga satwa –satwa liar yang dapat kita makan diantaranya
adalah sebagai berikut :
· Molusca, contohnya siput dan kerang.
· Annelida, contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)dan lintah
(Hirudinaria sp).
· Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
· Crustacea, contohnya udang dan kepiting
· Pisces, semua ikan dapat dimakan.
· Amphibia, contohnya katak Rana sp
· Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan lain-lain.
· Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain-lain.
· Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus.
·
Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan
atau membuat peralatan sebagai berikut ;
· Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu
atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia
dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain,
rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
· Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan
kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
· Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat
tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
· Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba,
di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk
daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang
ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
· Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk
mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa
cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak,
boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan
yang tersedia.
38
· Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap hewan
dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat hewan, jenis
jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran hewan yang akan
ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia
kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-
hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular
berbisa.Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena
jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan
akan terjerat kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang
dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang
akan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap

Alangkah Baiknya, jika sebelum di konsumsi perhatikan terlebih dahulu apakah


satwa tersebut aman bagi tubuh kita. bahaya tersebut karena;
- Mengandung bisa / racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis hewan ini,
akan tetapi perlu diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun /
bisa dalam tubuh binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat
mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya tersebut diantaranya adalah;
Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah, kelabang dan atau
scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu batu, ikan pari dan
lain-lain.
- Menyebarkan bau yang khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan
karena mempunyai kelenjar bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini
dimunkinkan karena bau busuk tersebut berfungsi sebagai senjata untuk
melindungi dari predator. Contoh binatang ini adalah tikus busuk atau cecurut.
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya

39
• Binatang besar lainnya.

Binatang yang tidak bisa dimakan


• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung
III . 2. 5. Jejak dan Isyarat
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas
dari keadaan survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada tim
SAR yang akan menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat
terselamatkan. Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR
dapat mengerti maksud dari jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi
internasional untuk memberikan pesan dengan menggunakan media tertentu atau bahasa
tubuh.
Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dengan cara
membuat asap yang besar agar dapat dilihat, dan juga dari barang-barang yang berwarna
mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah terlihat. Atau dapat digantungkan di
pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat mengidentifikasinya. Cara lainya adalah
dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di batu-batuan sungai. Cara ini
dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir daerah sungai untuk mencari
korban. Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa
barang atau pakaian yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain.

III. 3 Terapung Di Tengah Laut


III. 3. 1. Terapung Di Tengah Laut
Bilamana terjadi kecelakaan karamnya kapal yang kita tumpangi dilautan,
sehingga tanpa dinyana kita terjebak dalam kondisi terapung di tengah laut lepas,
Sebelumnya ada tips yang menarik juga bila bepergian menyeberang laut, kalo naik
kapal, jangan naik kapal yang terakhir, apalagi malam hari, mending pergilah pada pagi
dan siang hari. Soalnya bila kejadian kapal tenggelam maka masih banyak kapal yang
lalu lalang melewati jalur tsb.

Maka hal-hal-yang dapat kita lakukan adalah:

40
• Jika terjadi sesuatu pada pesawat atau kapal yang anda tumpangi, usahakan
berenang menjauh, terutama jika terjadi ledakan dan api. Menjauh dengan
melawan arah angin. Jika di permukaan air terdapat banyak api. Berenanglah
didalam air.
• Selain pelampung, kita bisa menggunakan barang-barang yang dapat mengapung
sebagai tumpuan. Biasanya terbuat dari plastik seperti jerigen atau dry box yang
telah di kosongkan. Dan benda-benda lain yang sekiranya dapat mengapung.
• Jangan panik dan membuang tenaga. Berat jenis tubuh lebih rendah dari air laut
sehingga kita akan lebih mudah mengapung. Ketakutan hanya akan membuat kita
cepat tenggelam dan napas terburu-buru akan membuat air lebih mudah tertelan.
Bernapas yang dalam justru dapat membuat tubuh lebih ringan.
• Agar dapat tetap mengambang. Usahakan selalu berpegangan pada barang-
barang yang jadi tumpuan. Jika permukaan air relatif tenang, dengan
mencelupkan kepala ke dalam air dan merentangkan tangan akan membuat tubuh
kebih ringan.
• Tetaplah menggunakan sepatu untuk mencegah luka. Kecuali sepatu boot, yang
justru akan menyimpan air dan memberatkan gerakan.
• Walau ada yang mampu bertahan hidup dengan meminum air laut dalam jumlah
tertentu, hal itu sebaiknya jangan ditiru. Air laut dapat menyebabkan dehidrasi.
• Jika bagian tubuh terasa kram, usahakan memencet atau mengurut-urut daerah
tersebut dengan jempol atau telapak tangan, akan lebih baik jika ada orang lain
yang bisa menolong. Beri tekanan dibagian-bagian yang kram lalu renggangkan
ototnya sehingga dapat mengurangi dan meyembuhkan daerah yang kram
tadinya.
• Jika diperairan tersebut terdapat ikan hiu. Jangan terlalu takut dengan ikan hiu,
karena mereka biasanya hanya akan menyerang jika ada pergerakan mencolok
atau suara yang keras, sehingga ikan hiu menganggap itu adalah ancaman
baginya. Oleh karena itu jangan panik dan tetaplah selalu tenang.
• Jika yakin kita bisa mengirim isyarat, misalnya radio masih berfungsi, maka akan
lebih baik jika tetap berada di lokasi. Tapi kalau memang tidak ada harapan, bisa
diupayakan berenang menuju daratan. Terutama jika sudah terlihat garis pantai.

III . 3. 2. Bertahan hidup di laut

41
Pertama, persiapkan diri sebelum berangkat. Kita tidak bisa mengandalkan pada
peralatan keselamatan yang ada dikapal, kalo ada itu bagus, tapi kalo gak ada kan kita
sendiri yang repot! Dalam keadaan darurat, yang paling bisa menyelamatkan diri kita
sebenarnya, ya diri kita sendiri. Jadi, persiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi
segala kemungkinan keadaan terburuk. Di setiap kapal penumpang memang tersedia
perangkat keselamatan. Tapi tak ada salahnya bagi Anda yang sering berpergian dengan
kapal laut untuk jarak jauh mempersiapkan diri dengan mengenakan baju lengan
panjang, celana panjang, sepatu, kaus kaki, dan topi. "Siapkan pula survival kit berupa
tas kecil berisi botol air minum, cokelat, permen, kue kering, peluit, cermin pantul,
senter, dan handuk kecil,"

Tenggelam dan kehilangan panas tubuh merupakan dua penyebab utama kematian
di laut. Karena itu, usahakan agar kedua hal itu tidak menimpa kita. Sejak naik ke atas
kapal, amati dan pelajari situasi kapal. Temukan di mana letak lifeboat (rakit
penyelamat), pelampung, dan jalan atau pintu keluar darurat. Biasanya tersedia brosur
atau petunjuk yang ditempelkan di beberapa tempat. Bila ABK tidak menjelaskannya,
pelajari saja sendiri.

Ketika menghadapi keadaan darurat terkendali, yaitu ketika kapten kapal maupun
ABK yang berwenang masih bisa memberi pengarahan, ikuti perintah mereka. Tapi
kalau yang kita hadapi itu keadaan darurat tak terkendali, ikuti saja naluri keselamatan
kita sendiri. Ambil tas berisi perangkat penyelamat pribadi itu, dan tinggalkan barang
yang lain. Sebisa mungkin ambil jalan darurat yang sudah dipelajari. Ambil pelampung
kalau terjangkau dan diizinkan. Kalau tidak, ambillah benda terdekat yang bisa dijadikan
pelampung, misalnya jirigen kosong. Yang terbaik, tentu saja naik ke rakit penyelamat
bilaterjangkau.

III . 3. 3. Jaga suhu tubuh


Langkah pertama bila berhasil keluar dari kapal yang (akan) tenggelam, entah naik
rakit penyelamat, memakai pelampung standar atau seadanya adalah menjauhi kapal
yang akan tenggelam. Sebab, kapal yang sedang tenggelam akan menimbulkan pusaran
air yang bisa menyedot kita masuk ke dalamnya. Begitu kapal sudah benar-benar
tenggelam, segera kembali ke posisi awal kapal karena tim SAR (Search and Rescue)
biasanya akan mencari korban di titik terakhir yang terpantau. Tapi, bila terbawa arus,
ikutisaja.
42
Langkah kedua yaitu menghemat tenaga, terutama bila kita hanya pakai pelampung.
Jaga diri setenang dan sesantai mungkin. Jangan coba-coba berenang ke suatu arah
karena kita tak tahu di mana kita berada. Tenaga harus dihemat agar suhu tubuh tetap
terjaga. Di daerah tropis, saat angin Barat, suhu permukaan laut mencapai 240 C,
sementara pada saat normal berkisar 260 – 270 C. Berapa lama suhu tubuh menurun
tergantung pada alat penyelamat (syukur kalau kita berada di rakit). Kalau terendam
dengan pelampung, tergantung kondisi fisik kita masing-masing. "Beruntung" bagi
orang yang gemuk karena dengan lapisan lemaknya ia lebih terlindung ketimbang si
kerempeng, yang pada suhu air laut 240 C, dua jam terendam saja suhu tubuhnya sudah
menurun. "Penyerapan atau penurunan suhu tubuh di air lebih cepat 25 kali ketimbang di
darat, Suhu normal tubuh kita 370 C. Bila menurun menjadi 350 C, korban mulai merasa
kedinginan, ditandai dengan gerakan menggigil sebagai mekanisme pertahanan karena
otot bergerak untuk menghasilkan panas. Tapi akibatnya, cadangan energi tubuh
terkuras, sehingga suhu tubuh terus menurun.

Begitu mencapai suhu 34 0 C, korban mulai memperlihatkan perilaku aneh dan


mengalami halusinasi. Pada suhu 330 C, tubuh tak lagi menggigil, tapi kesadaran mulai
berkurang. Lalu tungkai dan lengan mulai kaku bila suhu tubuh merosot jadi 320C.
Korban dengan cepat tak sadarkan diri begitu suhu tubuhnya 310C. Pada suhu 300C pupil
mata membesar dan tubuh kaku. Detak jantung menjadi tidak teratur jika mencapai suhu
290C. Bila suhu tubuh sudah 240C, tak ayal lagi korban akan meninggal. Itu sebabnya
sejumlah korban ditemukan meninggal walau berpelampung. Supaya suhu tubuh kita
tetap dalam kisaran normal selama mungkin, buatlah posisi meringkuk seperti orang
kedinginan bila posisi tubuh kita terendam. Kalau kita sendirian, angkat kedua paha
sedekat mungkin ke dada, silangkan kedua lengan memeluk diri sendiri. Bila berhasil
berkumpul dengan korban lain, buatlah lingkaran serapat mungkin sambil saling
berpegangan tangan dan berpelukan agar suhu tubuh semuanya tetap hangat selama
mungkin. Manfaatkan setiap benda - baju hangat, jaket kain, plastik - yang bisa teraih
untuk melingkupi tubuh. Pada siang hari tubuh perlu dilindungi dari sengatan sinar
Matahari dan proses dehidrasi (hilangnya cairan tubuh). Sedapat mungkin gunakan tutup
kepala. Sebab, 40% penguapan air tubuh lewat kepala dan leher. Tindakan itu juga
menjaga kondisi luar tubuh (kulit) agar tak mengalami ruam. Bila kulit sempat tergores
dan terluka, usahakan perdarahan dihentikan secepat mungkin. Kondisi kulit memburuk

43
cepat atau tidak tergantung pada kondisi tubuh masing-masing.

III . 3. 4. Jangan minum air laut

Beruntung kalau kita berhasil naik rakit penyelamat . Sebab, rakit semacam itu
biasanya dilengkapi air minum dan makanan serta survival kit . Untuk menghemat
makanan dan minuman. melakukan penjatahan. Tapi ada juga cara lain, penumpang
diminta berpuasa pada hari pertama, karena tubuh masih punya cadangan air dan energi
dari makanan dan minuman terakhir. Bila mulai sakit kepala (salah satu tanda mulai
kekurangan air tubuh), minumlah. Dengan pengaturan ini, cadangan makanan dan
minuman bisa dihemat lebih lama hingga ditemukan tim penyelamat. Usahakan pula
hanya mengonsumsi karbohidrat macam kue, karena proses pencernaannya hanya perlu
sedikit air. Hindari mengonsumsi protein seperti ikan, karena perlu banyak air hingga
cadangan air tubuh akan cepat terkuras. Kalaupun terpaksa dikonsumsi, cukuplah
dihisap atau diemut, lalu sepahnya dibuang.

Bila terapung tanpa bekal air minum dan makanan sama sekali, hal utama yang
harus dilakukan ialah menghemat tenaga serta menjaga suhu tubuh tetap hangat selama
mungkin. Bila turun hujan, tampunglah di tangan, topi, atau wadah lain yang sempat
terbawa. Dengan cara ini, sejumlah korban ditemukan selamat setelah terapung lebih
dari 11 hari. Jangan minum air laut karena organ tubuh kita, terutama ginjal, tak bisa
mengolah air berkadar garam tinggi. Bila ginjal rusak, akan mempercepat kematian.
Kalau menemukan benda, entah tumbuhan atau apa pun, keputusan untuk memakan atau
tidak tergantung naluri. Ganggang, misalnya, cobalah gigit sedikit. Bila tubuh tak
menolak, makanlah. Jika ragu-ragu, tinggalkan saja. Itu soal sugesti. Ada korban yang
memakan uang kertas, kardus, kayu yang ditemukan toh tidak apa-apa. Tapi perlu
diingat, salah satu faktor terpenting korban bisa bertahan hidup dan selamat dalam
kondisi terburuk yaitu adanya semangat untuk terus bertahan hidup dan selamat.

Anda takut diserang hiu atau binatang laut lainnya? Tak perlu khawatir.
Sebenarnya, mereka tidak pernah menyerang kita karena manusia bukan mangsanya.
Mereka baru menyerang kalau merasa terganggu. Memang pernah ada kasus, peselancar

44
diserang hiu karena siluet papan selancar dengan tungkai atau lengan peselancar mirip
dengan siluet anjing laut. Tapi begitu digigit, peselancar itu dimuntahkan lagi. Makanya,
hindari posisi atau perilaku tubuh yang tegang bergerak-gerak mirip hewan laut sedang
terluka yang menjadi mangsa hiu atau hewan laut lainnya. Selain itu, untuk menghindari
salah serang, lepaskan dari tubuh Anda benda-benda logam - rantai arloji, kalung, dsb.
yang bisa memantulkan sinar Matahari hingga mirip sisik ikan mangsanya hiu.
Masukkan saja ke saku, karena benda-benda itu bisa kita gunakan sebagai pemantul
isyarat pada tim SAR atau kapal lain yang kebetulan lewat. Begitu kita ditemukan oleh
tim SAR atau penolong lain, bertindaklah layaknya orang mau berbuka puasa. Jangan
"balas dendam", mentang-mentang sudah berhari-hari tidak makan dan minum.
Konsumsilah sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan. Organ tubuh yang sudah lama
beristirahat akan terkejut bila mendadak dipasok banyak. Bukan tak mungkin itu justru
berujung kematia. Sekali lagi, agar bisa bertahan hidup dan selamat, tetaplah tenang,
bersemangat, dan tak lupa berdoa!

45
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV. 1 KESIMPULAN
Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan
alam sebelum memdapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat
yang sulit diprediksi atau diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan,
gangguan satwa atau kondisi lainnya. Persiapan dan perencanaan kegiatan atau
bepergian adalah salah satu langkah untuk mengantisipasi kondisi darurat yang mungkin
terjadi di lapangan. Hal ini termasuk peralatan atau perlengkapan dan pengetahuan dasar
mengenai survival. Hal terpenting jika kita mengalami situasi darurat adalah dengan
menanamkan dalam jiwa semangat untuk Harus Hidup. Namun hal yang paling
menentukan adalah faktor diri sendiri.

IV. 2 SARAN
Dalam melakukan perjalan alangkah baiknya jika persiapan ataupun peralatan
survival kit dibawa serta, walaupun perjalanan itu tidak memakan waktu yang lama dan
jarak yang jauh. Bekali diri dengan keterampilan untuk bertahan hidup dalam kondisi
apapun, serta tetap tenang dalam menghadapi segala situasi dan kondisi, dengan
semboyan ” ketenangan diatas segalanya”. Dengan berbekal ilmu survival, mudah-
mudahan ini akan menjadi pegangan penting apabila kita menghadapi masalah di hutan
dan di tengah laut. Mudah-mudahan laporan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi siapa saja yang membaca makalah ini nantinya.

46
DAFTAR PUSTAKA

Majalah INTISARI. 2006,. Edisi Desember.


Diktat Pendidikan Dasar GMPA-ITM.2006
Budi Imansyah S. 2008, Kiat Bertahan Hidup di Alam Liar.
Tito Sucipto. 2005, Teknik Survival Di Hutan.
Http: www.Pasist.Com. Wednesday 3 September 2008 – SURVIVAL
Sumber : Diambil dari beberapa situs dan buku tentang Teknik dasar Alam bebas
Http://dwi-kurnianto.blogspot.com/2007/06/tips-bertahan-hidup-di-laut.html
Http://pakstacenter.net76.net/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=4
Http://www.wanadri.org/teknikw.cfm
Http://Gumux-Ranger.Blogspot.Com/2008/Ranger.Survival.tips.html
Http://Annas240.Wordpress.Com/2008/03/05/Jungle-Survival Tgl. 5 Desember 2008.
Http://astacala.org/astacala/diktat.pdf tanggal % Desember 2008.

47

You might also like