You are on page 1of 3

Judul Dakriosistitis Akut Fase Infeksi dengan Abses dan Riwayat Tumor Jinak pada Saccus Lakrimalis OS Abstrak

Dakriosistitis adalah peradangan pada sakus lakrimalis akibat adanya blokade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke hidung sehingga duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis dapat disebabkan oleh bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Gejala umum pada penyakit ini adalah keluarnya air mata dan kotoran, biasanya pasien akan mengeluh nyeri di daerah kantus medial (epifora) yang menyebar ke daerah dahi, orbita sebelah dalam dan gigi bagian depan. Sakus lakrimalis akan terlihat edema, lunak dan hiperemi yang menyebar sampai ke kelopak mata. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa di atas 40 tahun, terutama perempuan dengan puncak insidensi pada usia 60 hingga 70 tahun. Dakriosistitis dapat terjadi akut, kronik maupun kongenital. Isi Pasien Ny.M usia 60 tahun, datang ke poli mata dengan keluhan nyeri pada benjolan di luar mata kiri bagian nasal. Benjolan timbul sejak 3 hari yang lalu dan membesar serta bengkak disertai nyeri yang sangat. Mata selalu berair (+), terdapat kotoran mata yang berwarna putih kekuningan, dan keluar kotoran mata jika benjolan ditekan. Mata merah (-) pusing (-) kemeng (-) pandangan kabur (-) batuk/pilek (-) demam (-). Riwayat penyakit mata sebelumnya (+), terdapat tumor sebesar biji ketumbar pada saccus lakrimalis OS yg sudah di eksisi pada Juni 2012 dengan keluhan epiphora (+). Pemeriksaan Fisik: Keadaan Umum: Compos Mentis, tampak kesakitan. Status Oftalmologikus OS: palpebrae inferior tampak benjolan (+) oedem(+) hiperemis (+); saccus lacrimal oedem (+); secret (+). Bulbus oculi, sclera, kornea, iris, pupil, COA, dan lensa dbn Pemeriksaan visus jauh OD: 6/12 OS:6/9. Palpasi digital TIO OD=OS, dbn DIAGNOSIS Dakriosistitis Akut dengan Abses OS TERAPI Ciprofloxacin 500 mg 2x1 Pondex 500 mg 2x1 Cendogentamycin 5x 2tetes OS Opiclam gel ue sekitar OS Kompres hangat

1|Presus Anestesi

Pada kasus di atas berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien mengeluhkan timbul benjolan pada luar mata kiri bagian nasal sejak 3 hari yang lalu. Benjolan tersebut membesar dan bengkak disertai nyeri yang sangat. Mata selalu berair (+), terdapat kotoran mata berwarna putih kekuningan. Keluar kotoran mata jika benjolan ditekan. Mata merah (-) pusing (-) kemeng (-) pandangan kabur (-) batuk/pilek (-) demam (-). Dari riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama, yaitu adanya benjolan sebesar bji ketumbar di tempat yang sama dan epiphora. Benjolan tersebut didiagnosis sebagai tumor yang kemudian dilakukan tindakan pembedahan untuk mengeluarkannya pada bulan Juni 2012 yang lalu. Kontrol post eksisi tumor dikatakan baik. Sedangkan pada pemeriksaan fisik tampak adanya benjolan disertai tanda peradangan berupa oedem (+) hiperemis (+) kalor (+) dan nyeri pada penekanan (+) di daerah saccus lakrimalis Okuli Sinistra. Pada penekanan, benjolan dirasakan keras dan didapati adanya sekret yang keluar dari punctum lakrimal. Pemeriksaan penunjang sederhana yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan Dye dissapearance test (DDT) atau Fluorescein clearance test yang dilakukan untuk melihat adanya obstruksi dan fungsi saluran ekskresi lakrimal dengan meneteskan zat warna fluorescein 2% pada mata yang dicurigai mengalami obstruksi. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang karena pada pemeriksaan fisik dan anamnesis sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. Riwayat adanya tumor pada saccus lakrimalis merupakan factor resiko timbulnya tumor yang berulang atau sikatrik pada duktus nasolakrimalis dan menyebabkan obstruksi, akan tetapi terapi pertama yang diberikan yaitu terapi farmakologi untuk meredakan infeksi dan peradangan yang terjadi. Antibiotic diberikan secara oral (Ciprofloxacin), tetes (cendogentamycin) dan topical (opiclam gel). Pemberian antibiotik topical dan tetes ditujukan untuk membantu meredakan infeksi bakteri secara local. Pondex diberikan sebagai analgetik untuk meredakan nyeri yang terjadi. Kompres hangat dan masase di daerah bawah kantus dilakukan untuk membantu meredakan nyeri dan membuka duktus nasolakrimalis agar dapat berfungsi kembali. Pada dasarnya dakriosistitis sangat sensitif terhadap antibiotika namun masih berpotensi terjadi kekambuhan jika obstruksi duktus nasolakrimalis tidak ditangani secara tepat, sehingga prognosisnya adalah dubia ad malam. Untuk menghindari rekurensi, terapi pembedahan dapat dipertimbangkan. Kesimpulan Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis didapatkan tanda dan gejala adanya benjolan pada luar mata kiri bagian nasal yang membesar dan bengkak disertai nyeri yang sangat. Mata selalu berair, terdapat kotoran mata berwarna putih kekuningan. Keluar kotoran mata jika benjolan ditekan. Sedangkan pada pemeriksaan fisik tampak adanya benjolan disertai tanda peradangan, sehingga ditegakkan diagnosis dakriosistitis akut disertai abses pada okuli sinistra.

2|Presus Anestesi

Penyebab dakriosistitis akut OS pada pasien diduga karena adanya obstruksi oleh tumor rekuren yang tumbuh pada sakus lakrimalis OS. Terapi yang diberikan pada pasien berupa antibiotik, analgetik dan kompres hangat serta masase daerah bawah kantus. Prognosis pada pasien akan baik bila dilakukan tindakan operatif untuk menghindari rekurensi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Ilyas, Sidharta. 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy, A Revision and Applied Anatomy for Clinical Students Eleventh Edition. Massachusetts, USA : Blackwell Publishing, Inc . 3. Riswandi, A. 2010. Obstruksi Duktus Nasolakrimalis. Diakses tanggal 20 November 2012, dari http://www.scribd.com/doc/89605253/obstruksi-duktusnasolakrimalis 4. AAO. 2007. Orbit, Eyelid, and Lacrimal System. Singapore:American Academy of Ophtalmology. 5. Yuliani, Putri. 2009. Pendekatan Sederhana dan Evolusional Untuk Merekanalisasi Obstruksi Duktus Nasolakrimalis. [serial online]. . Diakses tanggal 15 November 2012 dari http://www.scribd.com/doc/37289785/Journal-Reading-RekanalisasiObstruksi-Sistem-Lakrimalis#.

3|Presus Anestesi

You might also like